Professional Documents
Culture Documents
ada
spermatozoa, ovum,
mempunyai
kemampuan
(kapasitasi)
untuk
membuahi.
Pada
sekunder)
dan
kromosom
memiliki 44
Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak
zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi,
pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan selama tiga
hari terbentuk
berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari
vitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh
morula. Dengan demikian, zona pelisida tetap utuh, atau dengan kata lain,
besarnya hasil konsepsi tetap
konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisial tuba (bagianbagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus
serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang
disebut blastokista, suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan
dibagian dalamnya disebut massa inner cell ini berkembang menjadi janin
dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta.Dengan demikian,
blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan
nidasi
keberhasilan
karena
peningakatan
hormon
progesteron.
Selain
itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada mingguminggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
c. Vagina Dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih
merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini
dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia
tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau
persalinan maka perdarahan akan banyak
tetapi
karena
Antenatal Care
Jadwal pemeriksaan
Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal
minimal sebanyak 4 kali, yaitu I kali pada trimester 1, 1 kali pada
pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. (Yulaikhah, 2008)
c) Tujuan
1.
2.
3.
4.
d) Kebijakan program
Pelayanan/asuhan
standar
minimal
asuhan
kehamilan
termasuk 14 T, yaitu :
1)
10
3)
4)
5)
11
%
Lama
Imunisasi
(selang waktu
Perlindunga
perlindungan
minim)
Pada kunjungan
TT1
n
-
3 tahun
80
5 tahun
95
10 tahun
99
antenatal
4 minggu
TT2
setelah TT1
6 bulan setelah
TT3
TT2
1 tahun setelah
TT4
TT3
7)
12
9)
10)
13
14
15
3. Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih, dan ada ikatan
yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita dianjurkan
mengenakan Bra yang menyokong payudara dan sepatu dengan
hak yang tidak terlalu tinggi karena titik berat wanita hamil
berubah.Dianjurkan pula memeakai pakaian dari bahan katun
yang dapat menyerap keringat. pakaian dalam harus kering dan
harus sering diganti. (Yulaikhah, 2008)
4. Eliminasi
Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran. Selain
itu perawatan perinium dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB
dengan cara membersihkan dari depan kebelakang, mengunakan
pakaian dalam dari bahan katum, sering mengganti pakaian
dalam, dan tidak melakukan docing / pembilasan. (Yulaikhah,
2008 )
5. Seksual
Hubungan seksual saat hamil bukanlah merupakan suatu
halangan, asalkan dilakukan dengan hati-hati. Sering dijumpai
bahwa hubungan seksual dapt menimbulkan abortus, persalinan
prematur.
Karena mempunyai riwayat kehamilan yang buruk, sebaiknya
dinasihati agar berpuasa dalam berhubungn seksual, khususnya
saat hamil muda. Namun ada kemungkinan libido wanita saat
16
hamil
meningkat
seiring
dengan
peningkatan
estrogen.
(Manuaba, 2007 )
6. Mobilisasi Atau Mekanik Tubuh
Postur
tubuh,
lifting
(menangkat),
bangun
dari
posisi
badan],
menahan
tangan
dari
posisi
duduk).
(Yulaikhah, 2008)
f. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
1) Perdarahan Pervaginam
2) Nyeri perut
3) Rasa kencang di perut yang terus menerus, berkesinambungan
(kontraksi) atau kram.
4) Rabas atau mancurnya cairan dari vagina.
5) Bengkak ata pembesaran tangan, kaki, atau wajah yang tibatiba.
6) Ganguan penglihatan
7) Pusing, sakit kepala yang hebat.
8) Gerakan janin berkurang
9) Daerah sakit dan kemerahan di kaki, atau sakit di kaki jika
berdiri.
10) Nyeri yang hebat di kemaluan dan panggul, denggan gangguan
gerak kaki
11) Nyeri tau panas saat berkemih.
12) Nyeri daerah kemaluan atau gatal.
17
18
d) Pakaian
Longgar, nyaman, dan mudah di pergunakan, gunakan kutang/ BH dengan
ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga seluruh payudara,
Tidak memakai sepatu tumit tinggi, sepatu berhak rendah, baik untuk
punggung dan postur tubuh dan dapat mengurangi tekanan pada kaki.
e) Eliminasi
Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam hingga
menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur di kurangi,
gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan lembab
sehingga memudahkan masuk kuman, setiap habis BAB dan BAK cebok
dengan baik.
f) Seksual
Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil,
sebaiknya menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat
dalam semen bisa menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi
yang wajar 2 sampai 3 kali seminggu.
g) Mobilisasi dan Body Mekanik
Melakukan latihan/ senam hamil agar otot-otot tidak kaku, jangan
melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan mengangkat secara
langsung benda-benda yang cukup berat, jongkok lah terlebih dahulu lalu
kemudian mengangkat benda, apabila bangun tidur miring dulu baru
kemudian bangkit dari tempat tidur.
19
diberikan
suatu
pencegahan
dan
perawatan.
Beberapa
Ketidaknyamanan
Cara Mengatasi
.
1.
Sering
air
Penjelasan
terjadinya
Kosongkan
III
buang
mengenai
saat
ada
sebab
dorongan
20
untuk kencing
Perbanyak minum pada siang hari
Jangan kurangi minum untuk
mencegah nokturia, kecuali jika
nokturia sangat mengganggu tidur
di malam hari
Batasi minum kopi, teh, dan soda
Jelaskan tentang bahaya infeksi
saluran kemih dengan menjaga
posisi tidur, yaitu dengan berbaring
miring ke kiri dan kaki ditinggikan
2.
Striae gravidarum
Tampak jelas pada
bulan ke 6-7
3.
Hemoroid
Timbul
pada
4.
Kelelahan / Fatigue
Pada Trimester I
5.
perlahan
masukkan
untuk
sering
beristirahat
Hindari istirahat yang berlebihan
Tingkatkan kebersihan dengan
Keputihan
Terjadi
atau
pada
21
III
tubuh
Keringat bertambah
longgar
Tingkatkan asupan cairan
Mandi secara teratur
meningkat
7.
sampai
akhir kehamilan
Sembelit
Trimester II dan III
besar
secara teratur
Buang air besar segera setelah ada
8.
dorongan
Kurangi konsumsi susu (kandungan
usia
kehamilan 24 minggu
9.
Napas sesak
Trimester II dan III
fosfornya tinggi)
Latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot yang terkena
Gunakan penghangat untuk otot
Jelaskan penyebab fisiologisnya
Dorong agar secara sengaja
mengatur
laju
dan
dalamnya
22
10.
Nyeri
ligamentum
rotundum
Trimester II dan III
11.
Berdebar-
debar
(palpitasi jantung)
12.
Mulai
akhir
Trimester I
Panas
perut
(heartburn)
Mulai
bertambah
kehamilan
semakin
lamanya kehamilan.
dan cokelat
Hindari berbaring setelah makan
Hindari minum air putih saat makan
Kunyah permen karet
Tidur dengan kaki ditinggikan
persalinan
Perut kembung
Trimester II dan III
makanan
sempurna
Lakukan senam secara teratur
secara
23
14.
Pusing / sinkop
Trimester II dan III
yang teratur
Bangun secara perlahan dari posisi
istirahat
Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak
Hindari berbaring dalam posisi
telentang
15.
16.
untuk
melancarkan
peredaran darah
Hindari pakaian atau korset yang
ketat
(Sulistyawati, 2009)
24
2.1.2 Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan
adalah
rangkaian
proses
yang
berakhir
dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan
diakhiri dengan pelahiran plasenta.(Varney, 2007)
Persalinan disertai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi
dan
25
2)
3)
26
Manajemen:
b
1
2
1
2
3
4
c
1
2
d
1
2
Cairan ketuban
Tanda dan gejala:
Bercampur mekonium
Air ketuban hijau kental
Manajemen : Rujuk dengan ibu miring kiri
e
1
2
3
4
Tekanan darah
Tanda dan gejala:
Bila TD naik hingga >160/110 mmHg
Pusing hebat
Mata berkunang-kunang
Kejang
Manajemen:
1
2
f
1
2
3
4
Infuse cairan RL
Rujuk
Ring bandle
Tanda dan gejala:
Nyeri hebat pada bagian perut bagian bawah
Kontraksi hipotinik
Muncul tanda-tanda pre-syok
Fetal distress
Manajemen :
27
1
2
g
Infuse cairan RL
Rujuk
Suhu
Tanda dan gejala : Suhu > 38C
Manajemen:
1
2
3
4
h
1
2
3
Istirahat baring
Minum yang banyak
Kompres untuk menurunkan suhu
Bila dalam 4 jam suhu tidak turun, beri antibiotic dan rujuk
Nadi
Tanda dan gejala:
>100 x/menit
Urine pekat
Suhu > 38C
Manajemen:
1
2
3
4
2
3
a
1
2
1
2
3
4
28
5
6
b
1
2
3
1
2
3
diberi oksitosin
Uterus tidak berkontraksi
Perdarahan yang abnormal
29
rangsangan
dari
luar
seperti
rangsangan
30
3. Teori prostaglandin
Prostaglandin dihasilakan oleh desidua, meningkat setelah usia
kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat
menimbulakn kontraksi otot rahim sehingga hassil konsepsi
dikeluarkan.
4. Teori kerengangan.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas terjadinya kontraksi sehingga
persalinan dimulai. Contohnay pada kehamilan ganda.
5. Pengaruh janin
Hipotalamus,
hipofise,
dan
kelenjar
suprarenalis
janin
31
Fase Aktif
32
dalam 6 jam sampai 15 menit setela bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. (Wiknjosastro, 2007)
Tujuan manajemen adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah
perdarahan dan mengurangi kehilangan darah pada kala III persalinan
jika dibandingakan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar
kasus kesakitan dan Kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh
perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh
atonia uteri dan retensi plasenta, yang yang sebenarnya dapat di cegah
dengan melakukan manajemen aktif kala III. (APN, 2007)
Fisiologi persalinan kala III yaitu otot uterus ( miometrium )
berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurnagnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat peerlekatan menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta
akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah
lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina. (APN, 2007)
Tanda dan Gejala Kala II persalinan :
1) Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
2) Ibu merasakan adanya peningkatan pada rektum dan vaginanya.
3) Perineum menonjol.
4) Vulva-vagina dan spingter ani membuka.
5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
33
34
b.
ketuban bercampur
e.
Darah
4.
5.
35
6.
7.
8.
9.
10.
11.
(APN, 2007)
9. Kebutuhan Kesehatan Pada Ibu Bersalin Dengan Masalah
Asuhan sayang ibu adalah pendamping persalinan, KIE, membantu
ibu memilih posisi, mengajari cara meneran, dukungan psikologi dan
pemberian nutrisi. Kebutuhan fisiologis adalah makan dan minum,
oksigen, istirahat selama tidak ada his, BAB dan BAK, pertolongan
persalinan yang berstandar. Kebutuhan rasa aman adalah memilih tempat
dan penolong persalinan, informasi tentang proses persalinan, posisi yang
dikehendaki ibu, pemamntauan selama persalinan, intervensi yang
36
37
4)
Mendukung
dan
memperkuat
keyakinan
ibu,
serta
38
39
Tabel 2.3
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut
Masa Involusi
Involusi
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
700 gram
1 minggu
500 gram
300 gram
simfisis
6 minggu
Bertambah kecil
40-60 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
(Saleha, 2009 )
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan
waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai hari ke masa
post partum .
40
2. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post pastum.
3. Lochea serosa
Lochea
ini
berwarna
kuning
kecoklatan
karena
41
42
secara
berangsur-angsur
akan
muncul
kembali,
Sistem perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi
selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat
setelah melahirkan. Pemeriksaan sistokopik segera setelah
melahirkan menunjukan tidak saja edema dan hyperemia
dinding kendung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstavasai
darah pada submukosa.
43
fasia,
dan
diafragma
pelvis
yang
proses
kehamilan
dan
persalinan
terdapat
perubahan pada system endokrin, terutama pada hormonehormon yang berperan pada proses tersebut.
44
a. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian
belakang. Selama tahap ke 3 persalinan,hormone oksitosin
berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan
kontraksi,sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi asi dan sekresi oksitosin. Hal
tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal
b. Prolaktin
Menurunya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya
kelenjar pituitary bagian belakang untuk mengeluarkan
prolaktin, hormone ini beraperan dalam pembesaran
payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita
yang menyusui bayinya, kadar prolaktin cepat tinggi dan
pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium
yang di tekan. (Saleha, 2009)
c. Kadar estrogen
Setelah persalinan,terjadi penurunan kadar estrogen
yang bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga
sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae
dalam menghasilkan ASI. (Sulistyawati, 2009)
b.
Suhu
45
berlebihanatau
ada
vitium
kordis
pada
sel sel
46
47
kemampuanya
dalam
menerima
tanggung
jawab
48
Tujuan
n
I
6-8 jam
setelah
persalinan
masa
nifas
karena
atonia uteri.
- Pemberian ASI pada masa awal
menjadi ibu.
- Mengajarkan
cara
mempererat
49
Kunjunga
Waktu
Tujuan
n
bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu
II
6 hari
setelah
berjalan
normal
persalinan
berkontraksi,
fundus
uterus
dibawah
adanya
tanda-tanda
makanan,
mendapatkan
cairan
dan
istirahat.
- Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak ada kesulitan.
- Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
III
setelah
persalinan
persalinan).
- Memastikan Diasthasis rektus
50
Kunjunga
Waktu
Tujuan
n
abdomonalis
IV
setelah
persalinan
alami.
- Memberikan konseling KB secara
dini.
- Memberikan konseling tentang
hubungan sexual.
- Menganjurkan/mengajak ibu
membawa bayinya ke posyandu
atau puskesmas untuk
penimbangan dan imunisasi
(Saleha, 2009)
6. Tanda bahaya masa nifas
Tanda-tanda bahaya berikut merupakan hal yang sangat penting, yang
harus disampaikan kepada ibu dan keluarga. Jika ia mengalami salah satu
atau lebih keadaan berikut maka ia harus secepatnya dating kebidan atau
kedokter.
a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak ( lebih dari perdarahan haid biasa atau memerlukan ganti
pembalut 2 hari dalam setengah jam ).
Pengeluran pervaginam yang berbau menusuk ( menyengat ).
b. Rasa sakit dbagian bawah abdomen atau punggung.
51
prolaktin
(hormon
plasenta)
yang
menghambat
52
53
oleh
adenohipofisis,
54
55
56
57
c)
d)
e)
2) Ambulasi
58
59
60
dan
memperbanyak
perdarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmaamuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
6) Aktivitas seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi
syarat sebagai berikut.
a) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan sau atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu terrtentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
2.1.4 Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Neonatus adalah bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2002
2. Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir
Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan
resusitas. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh
yang bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan
hidup bayi seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflekrefleks primitive seperti menghisap dan mencari puting susu. (Saifuddin,
2006 )
3. Penilaian Asuhan Bayi Baru Lahir
61
Penilaian awal bayi baru lahir haru segera dilakukan secara tepat dan tepat
(0-30 detik), dengan cara menilai:
a. Apakah bayi mengis dengan kuat atau bernafas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif?
c. Apakah kulit bayi berwarna merah muda, pucat, atau biru?
Identifikasi bayi baru lahir yang memerlukan asuhan tambahan adalah bila
bayi tidak menagis kuat, kesulitan bernafas, gerak bayi tidak aktif, warna
kulit bayi pucat. (APN, 2007)
4. Pencegahan Kehilangan Panas
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membantunya tetap hangat.
Bayi baru lahir harus dibungkus hangat , suhu tubuh bayi merupakan tolak
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah
stabil, suhu bayi harus dicatat.
5. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan menggunakan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan kassa steril.
6. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
a. Pengertian IMD
Inisiasi Menyusu dini (early initiation) adalah bayi diberi kesempatan
mulai atau inisiasi menyusui sendiri segera setelah lahir/dini dengan cara
membiarkan kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau
sampai menyusu awal selesai, dengan cara merangkak mencari payudara
(The Breast Crawl).
62
63
bayi
mencari
putting
susu
ibu
sendiri
Ibu
64
65
Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, engobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 2010).
2. Tujuan Keluarga Berencana
a. Tujuan Demografis
Yaitu dapat dikendalikan tingkat pertumbuhan penduduk sebagai
patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu
target Demografi berupa penurunan angka fertilisasi dari 44 permil
pada tahun 1971 menjadi 22 permil 1990.
b. Tujuan Normatif
Yaitu dapat dihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup
masyarakat Indonesia.
3. Macam Kontrasepsi dan Cara Kerjanya
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain:
Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat
1. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)
66
67
2.) Diafragma
Lateks (karet) yang berbentuk kubah yang dimasukkan kedalam
vagina untuk menutupi serviks sebelum senggama
Mekanisme kerja : Mencegah masuknya sperma melalui kanalis
servikalis keuterus dan saluran telur
3) Spermisida
Bahan kimia yang dapat menonaktifkan atau membunuh sperma
Mekanisme kerja:
Menyebabkan selaput sel sperma pecah sehingga motilitas dan
aktifitas dalam transportasi dan fertilisasi menjadi terganggu
4)
penetrasi sperma
Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atropi
Menghambat transportasi garnet oleh tuba
5) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
68
6) Implan
Jenis implan:
Mekanisme kerja:
Menekan ovulasi
69
memberikan
informasi
tentang
kontrasepsi
yang
dapat
70
= SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
71
kontrasepsi
tersebut
digunakan
dan
bagaimana
cara
72
Manajemen kebidanan
1.
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
73
c. Mengidentifikasi
dan
mengantisipasi penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek aspek asuhan yang tidak
efektif.
f. Melihat dari penjelasan diatas maka proses manajemen kebidanan
merupakan suatu langkah sistematis yang menjadi pola pikir bidan
dalam
melaksanakan
asuhan
kepada
klien
diharapkan
74
a.
(Subjektif),
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
(Objektif),
menggambarkan
pendokumentasian
hasil
asuhan yang
75