You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

KRANIOTOMI BERHUBUNGAN
DENGAN HEAD INJURY
Kelompok 1 KMB 2
1.
Afina Syaadah
2.
Ade julia Nabil
3.
Ahmad Zainuddin
4.
Amalia Sari
5.
Almawi Hanum
6.
Aminul Husni

KASUS

Pasien Tn. S post Craniotomy dengan cedera kepala


berat berusia 15 tahun. Pasien berjenis kelamin lakilaki, dengan pendidikan SMA, agama islam, dan ber
alamat di Kuala Simpang. Pasien mengalami penurunan
kesadaran dan terdapat hematoma di wajah. Riwayat
penyakit sekarang ini klien 1 hari sebelum masuk RS
klien berdiri dibelakang bak terbuka berisi gabah
dengan kecepatan sedang. Kepala klien terbentur plang
dan terjatuh ke aspal dengan kepala terbantur terlebih
dahulu. Pada saat itu klien pingsan,tidak muntah, dan
tidak kejang. Oleh teman klien dibawa ke RSUD Aceh
Tamiang. Klien di infus, diberi injeksi, diberi obat dan
telah dilakukan CT-Scan kepala. Karena keterbatasan
alat, klien di rujuk ke RSUP H. Adam Malik.

Keluhan utama: Penurunan Kesadaran


Klien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, ginjal, asma, jantung, dan
alergi.
Airway : terdapat sputum dijalan nafas, bunyi nafas stridor, lidah tidak jatuh
ke belakang.
Breathing: frekuensi pernafasan 30x/menit, irama nafas tidak teratur, nafas
cepat dan pendek, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, suara nafas
stridor, SpO2: 97%,
klien terpasang NRM (Non Rebreathing Mask) O2 8 lpm, terdapat percikan
sekret pada NRM.
Circulation: Nadi karotis dan perifer teraba kuat, CPR kembali dalam 3
detik, akral dingin, tidak sianosis.
TTV: TD : 142/98 mmHg,N: 102 x/menit, RR: 32 x/menit, S: 370C.
Disability antara lain: Kesadaran dengan GCS = E1V3M5 = 9.
Exposure antar lain: Turgor kulit baik, ada luka lecet pada wajah klien,
terjadi oedema pada wajah klien, capillary refill kembali dalam 3 detik.
Untuk pemeriksaan Head to Toe,

PEMFIS

Kepala berbentuk bulat, ada hematoma, ada jejas, ada lesi


pada wajah, ada luka post craniotomi sebanyak 33 jahitan,
terpasang drain dengan keluaran 10 cc darah.
Untuk mata pupil isokor, ukuran 3mm/ 3mm, simetris kanankiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, reaksi terhadap
cahaya baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
Hidung berbentuk simetris, tidak ada polip, ada sekret,
terpasang NRM 8 lpm, dan terpasang NGT (Naso Gastric
Tube).
Mulut bengkak, tidak ada perdarahan pada gusi, mukosa
bibir kering, tidak ada sariawan, tidak menggunakan gigi
palsu, dan terdapat lesi. Untuk leher tidak terjadi
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan JVP.

Untuk pernafasan (dada) terdapat suara stridor


saat diauskultasi.
Kekuatan otot pada ekstremitas Ekstremitas
atas: kekuatan otot (4), tidak oedema, capillary
refill 3 detik, terdapat luka lesi pada tangan
kanan dan kiri, terpasang restrain pada tangan
kanan dan kiri Ekstremitas bawah : kekuatan
otot (4), terpasang IV transfusi darah PRC
dengan golongan darah O 1 flash, pada kaki kiri,
tidak oedema, capillary refill 3 detik, terdapat
luka lesi pada kaki kanan dan kiri, terpasang
restrain pada kaki kanan dan kiri

PADA PEMERIKSAAN PENUNJANG


CT-Scan didapatkan hasil EDH Regio Frontal
Dextra, tampak defect di regio parietal kanan,
panjang 1,5 cm, lebar 0,5 cm, volume 49 cc.
Dengan data laboratorium pada tanggal 25
november 2015 antara lain nilai Hemoglobin 7,8
g/dl, Hematokrit 23 %, Leukosit 10,1 ribu/ul,
Eritrosit 3,01 juta/ul, PH 6,957, PCO2 143,3
mmHg, PO2 72,7 mmHg, Hco3 21,0 mmol/L.

Klien mendapatkan terapi injeksi dan infus


antara lain Injeksi Ceftriaxone 2 gr/24
jam,Injeksi ketorolac 10 mg/8 jam,Injeksi
Ranitidine 50 mg/12 jam, Injeksi omeprazole 20
mh/12 jam,
Tranfusi darah PRC dengan golongan darah O 20
tetes/menit (tpm) : Infus NaCl dengan kecepatan
tetesan 60 cc/jam : Infus Aminofusin dengan
kecepatan tetesan 60 cc/jam : Infus Asering
dengan kecepatan 60 cc/jam.

ANALISA DATA
Data

Etiologi

Masalah

1. Do: terdapat
sputum, suara
Pernafasan

Sekret

Bersihan Jalan Nafas


Inefektif

2. Do: hematoma
pada mata,
konjungtiva
anemis

Oedema otak

Gangguan perfusi
jaringan cerebral

3. Do:

Port Dentry

Resiko tinggi Infeksi

4. Do: klien tidak

Kelemahan fisik

Defisit Perawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan penumpukan sputum,
Gangguan perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan oedema otak
Resiko infeksi berhubungan dengan port
dentry
Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik.

Intervensi yang dilakukan yaitu melakukan


auskultasi dada, melakukan suction,
memposisikan kepala head up 15-300, monitor
tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital, berikan
oksigen sesuai dengan kondisi, kaji karkteristik
nyeri, berikan relaksasi progresif, berikan
lingkungan yang nyaman, melakukan perawatan
luka, berikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan diri pasien, berikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi, berikan bantuan
untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang
aman dan nyaman, dan kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi farmakologi.

EVALUASI
1.S:klien

mengatakan tidak sesak


O: klien terpasang O2 nasal kanul 4 lpm, RR: 20-24x/i, suara nafas klien
vesikuler, tidak ada sumbatan jalan nafas, produksi sputum berkurang, klien
relax
A: masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

2.S:

klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri terasa saat kepala digerakkan, nyeri
terasa hilang timbul
O: Skala Nyeri 3
A: masalah teratasi sebagian
P: Intervensi Dilanjutkan

3.S:

O: kepala klien terbalut perban, terdapat luka jahitan pada kepala, hematoma
pada kepala sudah mengecil dan luka jahitan agak lembab dan bersih, terdapat
lesi dan jejas pada wajah, luka tidak bengkak, luka tidak ada nanah, disekitar
luka tidak memerah dan panas, luka tidak sakit jika ditekan.
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi

You might also like