Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Imobilisasi adalah ketidak mampuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit
atau impairment (gangguan pada alat/ organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental.
Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri.
Imobilisasi dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di
rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada
jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus.
Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa
organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system
respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru)
dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh. (Lindgren et al. 2004)
2.2 Penyebab
a. Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi, sebagai contoh:
Gangguan sendi dan tulang:
Penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan
yang lain.
Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang
lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi, meskipun dianggap mampu.
2) Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO
FUNGSI
SKOR
KETERANGAN
Mengendalikan
rangsang 0
pembuangan tinja
1
2
Tak
terkendali/tak
teratur
(perlu pencahar).
Kadang-kadang tak terkendali
(1x seminggu).
Terkendali teratur.
Mengendalikan
rangsang 0
berkemih
1
2
Tak
terkendali
atau
pakai
kateter
Kadang-kadang tak terkendali
(hanya 1x/24 jam)
Mandiri
Membersihkan
diri
(seka 0
dan
lain
keluar
memakai
(melepaskan,
celana,
membersihkan, menyiram)
1
2
Perlu
pertolonganpada
Makan
Tidak mampu
Perlu
ditolong
memotong
makanan
Mandiri
1
2
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk
bias duduk
Berpindah/ berjalan
Tidak mampu
2
3
roda.
Berjalan dengan bantuan 1
orang.
Mandiri
Memakai baju
Sebagian
dibantu
memakai baju)
Mandiri.
10
Mandi
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
Mandiri
(mis:
Hasil
konsumsi
oksigen 1.
maksimum
2.
Intoleransi ortostatik
Peningkatan
denyut
jantung,
sinkop
3.
4.
5.
muscular
6.
Osteoporosis disuse
7.
Konstipasi
9. Gangguan tidur
10. Gangguan metabolisme glukosa
11. Penurunan ukuran thoraks
12. Penurunan aliran darah pulmonal
13. Penurunan cairan tubuh total
14. Gangguan sensori
8.
Penurunan
evakuasi
kandung
kemih
9.
Bermimpi
pada
siang
hari,
halusinasi
10. Intoleransi glukosa
11. Penurunan
kapasitas
fungsional
residual
12. Atelektasis,
penurunan
PO2
peningkatan PH
13. Penurunan
volume
plasma,
2.9 Penatalaksanaan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsug sepanjang kehidupan
dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan, moblilitas
dan aktivitas tergantung pada fungsi system musculoskeletal, kardiovaskuler,
pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada
pencegahan masalah-masalah yang dapat tmbul akibat imoblitas atau ketidak aktifan.
- Hambatan terhadap latihan
Berbagai hambatan mempengaruhi partisipasi lansia dalam latihan secara
teratur. Bahaya-bahaya interpersonal termasuk isolasi social yang terjadi ketika
teman-teman dan keluarga telah meninggal, perilaku gaya hidup tertentu
(misalnya merokok dan kebiasaan diet yang buruk) depresi gangguan tidur,
kurangnya transportasi dan kurangnya dukungan. Hambatan lingkungan termasuk
kurangnya tempat yang aman untuk latihan dan kondisi iklim yang tidak
-
mendukung.
Pengembangan program latihan
Program latihan yang sukses sangat individual, diseimbangkan, dan
mengalami peningkatan. Program tersebut disusun untuk memberikn kesempatan
pada klien untuk mengembangkan suatu kebiasaan yang teratur dalam melakukan
bentuk aktif dari rekreasi santai yang dapat memberikan efek latihan.
Ketika klien telah memiliki evaluasi fisik secara seksama, pengkajian
tentang factor-faktor pengganggu berikut ini akan membantu untuk
memastikan keterikatan dan meningkatkan pengalaman;
1) Aktivitas sat ini dan respon fisiologis denyut nadsi sebelum, selama dan
setelah aktivitas diberikan)
2) Kecenderungan alami (predisposisi atau penngkatan kearah latihan
khusus)
3) Kesulitan yang dirasakan
4) Tujuan dan pentingnya lathan yang dirasakan
5) Efisiensi latihan untuk dirisendiri (derajat keyakinan bahwa seseorang
-
akan berhasil)
Keamanan
Ketika program latihan spesifik telah diformulasikan dan diterima oleh
lien, instruksi tentang latihan yang aman harus dilakukan. Mengajarkan klien
untuk mengenali tanda-tanda intoleransi atau latihan yang terlalu keras sama
fungsi
dan
pencegahan
komplikasi.
Diagnosis
keperawaqtan
kelompok otot.
Kontraksi Otot Isotonik
Kontraksi otot
yang
berlawanan
atau
isotnik
berguna
untk
dengan tungkai menggantung di sisi tempat tidur, atau pada saat duduk di kursi
dengan cara mendorong atau menarik suatu objek yang tidak dapat bergerak.
Ketika tangan atau kaki dilatih baik otot-otot fleksor dan ekstensor harus
-
dilibatkan.
Latihan Kekuatan
Aktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif. Kekuatan
otot harus menghasilkan peningkatan setelah beberapa waktu. Latihan angkat
berat dengan meningkatkan pengulangan dan berat adalah aktivitas pengondisian
kekuatan. Latihan ini meningkatkan kekuatan dan massa otot serta mencegah
2.10
2.11
Masalah Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Gangguan rasa nyaman nyeri
c. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
d. Gangguan perfusi jaringan perifer
e. Kurang perawatan diri
f. Resiko terhadap cidera
g. Resiko terjadi infeksi
h. Konstipasi
Rencana Perawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk imobilitas bertujuan untuk mempertahankan
NOC
- Klien
fisik
intoleransi
aktivitas.
NIC
mampu - Observasi
Rasional
tanda
mempertahan kan
gejala penurunan
kekuatan
mobilitas
dan
ketahanan sistem
dan
muskuloskletal
dan
fleksibilias
sendi,
kehilangan
ketahanan
Observasi status
respirasi
sendi-sendi
fungsi
-
dan
jantung
klien
Observasi
lingkungan
terhadap bahaya-
bahaya kemanan
yang
potensial,
ubah lingkungan
untuk
mengurangi
resiko
bahaya-
bahaya
-
keamanan.
Ajarkan tentang
tujuan
dan
pentingnya
-
latihan
Ajarkan
penggunaan alatalat bantu yang
yang tepat.
2.
Kurang
perawatan
diri
(jangka pendek)
Klien
dapat
menyatakan
regresi
keinginan
panic
ketidak
melakukan
mampuan
kegiatan-kegiatan
mempercayai
hidup sehari-hari
orang lain
-
selama 1 minggu.
(jangka panjang)
klien
mampu
melakukan
kegiatan
sehari-
hari
secara
mandiri.