Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Amalia Sofa
: B1J013014
:V
:6
: Gloria Animalesto
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Prosedur
identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian identifikasi
berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berhubungan dengan ciriciri taksonomi dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa spesimen ke
dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan
upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri-ciri yang dimiliki).
Peranan buku kunci identifikasi adalah mutlak diperlukan dalam melakukan
identifikasi. Determinasi merupakan cara untuk mengidentifikasi suatu makhluk
hidup dengan mencocokkan dengan buku panduan kunci determinasi (Mayr, 1969).
Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari segi ilmiahnya, sebab seluruh
urutan pekerjaan berikutnya sangat tergantung kepada hasil identifikasi yang benar
dari suatu spesies yang sedang diteliti. Identifikasi dilakukan dengan peranan buku
kunci identifikasi adalah mutlak diperlukan (Darbohoesodo, 1976). Identifikasi
makhluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu makhluk hidup.
Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling populer yakni
dengan membandingkan tumbuhan atau hewan yang ingin diketahui dengan gambar
didalam buku atau antara tumbuhan dengan material herbarium yang sudah diketahui
identitasnya (Suhardi, 1983).
Hewan avertebrata pertama kali dikelompokan berdasarkan banyaknya sel
penyusun tubuh (uniseluler atau multiseluler). Hewan uniseluler atau protozoa
dibedakan atas cara dan lokomosinya yaitu menggunakan silia, flagella atau
pseudopodia. Pembedaan hewan yang lainnya dilakukan berdasarkan kesimetrian
tubuhnya, yaitu simetri radial atau bilateral, berdasarkan bentuk tubuh (bulat,
memanjang dan elips), ada tidaknya insang, segmen, cangkang, antenna dan ciri-ciri
pembeda lainnya. Hewan vertebrata meliputi kelompok craniata (hewan yang sudah
memiliki tulang tengkorak atau cranial), sudah memiliki tulang penyokong tubuh
yang disebut columna vertebralis serta pembagian tubuhnya sudah lengkap dan jelas
(Darbohoesodo, 1976).
disebut
cacing
cincin,
cacing
gelang,
atau
cacing
tubuh yang
sampai kedalaman 400 meter. Ada sekitar 120 spesies yang diketahui dari
genus Sepia yang ditemukan di seluruh dunia (Rohmimohtarto, 2007).
Chitons hidup di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis.
Kebanyakan dari mereka mendiami zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui
zona yg berhubung dgn cahaya. Mereka tinggal pada permukaan keras, seperti pada
atau di bawah batu, atau di celah-celah batu. Beberapa spesies hidup cukup tinggi di
zona pasang surut dan terkena udara dan cahaya untuk waktu yang lama. Sebuah
Beberapa spesies juga hidup di air dalam, sedalam 6.000 m (sekitar 20.000 ft)
(Rusyana, 2011).
Menurut Moeljanto dan Heruwati (1975) diacu dalam Kasry (2003), Anadara
sp. atau kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang mempunyai nilai
ekonomis penting dan disukai masyarakat. Menurut Ismail (1971) diacu dalam Kasry
(2003), mengatakan kerang darah mempunyai rasa yang gurih karena mengandung
lemak dan kadar protein yang tinggi. Komposisi kimia kerang dara (Anadara sp.)
adalah air 83%, lemak 0.91%, protein 10.33% dan kadar abu 1.84% (Moeljanto dan
Heruwati 1975 diacu dalam Kasry 2003). Kerang darah yang telah dewasa yang
berukuran diameter 4 cm dapat memberikan sumbangan energi sebesar 59 kalori
serat mengandung 8 gram protein, 1.1 gram lemak, 3.6 gram karbohidrat, 133 mg
kalsium, 170 mg phosfor, 300 SI vitamin A dan 0.01 mg vitamin B1.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Vermes dan Mollusca yaitu
bak preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung
tangan (gloves), masker dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Vermes dan Mollusca yaitu
Dugestia sp, Tubifex sp., Chiton sp., Anadara granosa, Sepia officinalis dan
Bilinedae.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Karakter pada preparat diamati, digambar dan dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
2. Preparat diidentifikasi dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter preparat yang diamati, dibuat kunci identifikasi sederhana.
4. Laporan sementara dibuat dari hasil praktikum.
Gambar
O
1.
Keterangan
1. Eyes spot
2. Rongga gastrovaskuler
3. Pharynx
4. Auricle
5. Head
6. Trunk
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Turbellaria
Ordo : Tricladida
Famili : Planariidae
Genus : Dugesia
Spesies : Dugesia sp.
Nama lokal : Planaria
Deskripsi :
Dugesia sp. Memiliki bagian-bagian tubuhnya yaitu terdiri dari
kepala
(head), badan (trunk), mata, alat sensor sebagai alat pendengaran. Pada bagian
badan (trunk) terdapat rongga gastrovaskuler dan faring. Faring berfungsi sebagai
alat untuk makan.
2.
1. Protostome
2. Segmen
3. Setae
4. Anus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Kelas : Clitellata
Ordo : Haplotaxida
Famili : Tubificidae
Genus : Tubifex
Spesies : Tubifex sp.
Nama lokal : Cacing sutera
Deskripsi :
Tubifex sp. Bagian anteriornya memiliki protostomia yang berfungsi sebagai
mulut. Tubuh Tubifex sp. bermetamer dan dikelilingi oleh setae. Pada bagian
posterior terdapat anus.
3.
1. Anterior value
2. Mantel
3. Posterior value
4. Mulut
5. Headfoot
6. Insang
7. Anus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Polyplacophora
Ordo : Neoloricata
Famili : Chitonidae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp.
Nama lokal : Chiton
Deskripsi :
Chiton sp. Mempunyai cirri khusus yaitu terdapat 8 lempeng penyusun
tubuh pada bagian dorsal. Bagian dorsal terdiri dari anterior valve dan posterior
valve. Sedangakan pada bagian ventral terdapat mulut, headfoot, dan anus.
4.
1. Umbo
2. Valve
3. Gigi Lateral Posterior
4. Berkas Otot
5. Lekuk palial
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara sp.
Nama lokal : Kerang darah
Deskripsi :
Anadara sp. tubuhnya ditutupi oleh dua buah valve yaitu, bagian dorsal
terdapat yang umbo. Bagian dalam terdapat bekas otot aduktor dan lekuk palial.
Anadara sp. memiliki gigi lateral posterior dan gigi lateral anterior.
5.
1. Ekstrimitas
2. Kepala
3. Mata
4. Fin
5. Mantel
6. Tentakel
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Chepalopoda
Ordo : Sepiida
Famili : Sepiidae
Genus : Sepia
Spesies : Sepia officinalis
Nama lokal : Sotong
Deskripsi :
Sepia officinalis memiliki bagian tubuh yang terdiri dari kepala, badan dan
bagian kepala terdapat lengan, sepasang tentakel, dan sepasang mata. Mulut Sepia
officinalis terdapat di tengah dari lengannya. Tubuh Sepia officinalis terdapat sirip
(fin) yang berfungsi untuk alat renang.
6.
1. Apex
2. Sutura
3. Operculum
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Famili : Trochidae
Genus : Tronchus
Spesies : Tronchus niloticus
Nama lokal : Lola
Deskripsi :
Memiliki bentuk koloni massive, koralit berbentuk cerioid, calice berukuran
small < 5mm, tipe coenosteumnarrow, dan tipe columella styliform.
Kunci Identifikasi
1. Ada tidaknya rongga tubuh
a. Aselomata....................................................................Dugesia sp.
b. Selomata......................................................................(2)
2. Ada tidaknya segmen
a. Metamerik....................................................................Tubifex sp.
b. Non metamerik............................................................ (3)
3. Ada tidaknya lempeng dorsal
a. Memiliki lempeng dorsal.............................................Chiton sp.
b. Tidak memiliki lempeng dorsal...................................(4)
4. Letak cangkang
a. Cangkang dalam...............................................................Sepia officinalis
b. Cangkang luar.............................................................. (5)
5. Ada tidaknya umbo
a. Memiliki umbo............................................................Anadara sp.
b.Tidak memiliki umbo....................................................Trochus niloticus
B. Pembahasan
Praktikum acara Vermes dan Mollusca kali ini, terdiri dari 2 preparat vermes
dan 4 preparat mollusca. Preparat Vermes yang digunakan berasal dari Phylum
Platyhelminthes dan Annelida, sedangkan preparat Mollusca yang digunakan berasal
dari Kelas Polyplachopora, Bivalvia, Chepalopoda dan Gastropoda. Planaria atau
Dugesia sp. atau yang dikenal sebagai cacing pipih, biasanya hidup di perairan jernih
yang tercemar limbah daging. Tubifex sp. atau biasa dikenal dengan cacing sutera
atau cacing darah ini biasanya digunakan sebagai pakan ikan hias, cacing ini hidup
pada tempat yang lembab dan harganya yang cukup mahal menjadikan budidaya
cacing sutera cukup menguntungkan.
Mollusca yang digunakan antara lain Chiton sp. Hewan ini cukup unik karena
memiliki delapan segmen cangkang dibagian dorsalnya maka menjadikan hewan ini
masuk dalam kelas Polyplachopora. Anadara sp. atau biasa dikenal sebagai kerang
darah hidup diperairan, memiliki keunikan yakni pada bagian ujung posterior
terdapat gigi lateral yang berfungsi untuk masuknya nutrisi karena hewan ini
merupakan filter feeder. Sepia officinalis atau biasa dikenal sebagai sotong memiliki
sepasang tentakel, dan memiliki cangkang dalam keras yang membedakannya
dengan cumi-cumi. Tronchus sp. merupakan Gastropoda air laut yang memilki
bentuk cangkang seperti terompet, hewan ini memiliki nama lokal siput lola.
Dugesia sp. masuk kedalam Phylum Platyhelminthes karena memiliki tubuh
yang pipih dorsoventral, memiliki konstruksi tubuh tingkat organ, tidak memiliki
metamer atau tidak bersegmen dan memiliki simetri tubuh bilateral. Lapisan tubuh
planaria
adalah
aseolomata
triploblastik,
memiliki
organ
ekskretori
atau
osmoregulasi berupa protonefridia, memiliki organ jantan dan betina dalam satu
tubuh (Monoceius atau hermaprodit). Cacing pipih jenis ini merupakan organisme
bukan parasit, karena masuk kedalam kelas Turbelaria. yang hidup di perairan atau
daerah yang basah dan lembab. Dugesia sp bagian tubuhnya terdiri dari kepala,
badan, mata, mempunyai alat sensor sebagai alat pendengaran, pada bagain badan
terdapat gastrovaskuler dan faring yang berfungsi sebagai alat makan.
Tubifex sp. masuk kedalam kelompok cacing gilig atau Phylum Annelida.
Cacing sutera memiliki karakteristik yakni konstruksi tubuhnya tingkat organ,
memiliki simetri tubuh bilateral, merupakan hewan protostom. Hewan ini juga
memiliki rongga tubuh sejati (seolomata) triploblastik, tubuhnya memiliki segmen
metabolisme.
Tubifex
sp.
biasanya
memiliki
porostomia yang berfungsi sebagai mulut. Hidupnya menempel pada batu karang
dengan sangat kuat sehingga tidak mudah lepas ketika terkena ombak yang besar.
Anadara sp. memiliki karakter adanya dua valve yang menyatu, mempunyai
umbo yang menjadi karakter khusus pada bagian dorsalnya. Anadara sp. memiliki
gigi lateral dan gigi anterior. Sephia officinalis dikenal dengan nama lokal sotong,
bagian tubuhnya terdiri dari kepala, badan, mata, mantel, dan tentakel. Tentakel
terletak di bagian kepala. Tentakel berfungsi untuk membantunya ketika berenang,
menangkap mangsa serta sebagai perlindungan diri. Tubuh sotong bersifat lunak,
kepalanya tidak tereduksi.
DAFTAR REFERENSI
Campbell, N.A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Darbohoesodo, R.B. 1976. Penuntun Praktikum Taksonomi
Purwokerto : Fakultas Biologi Universitas Jenderel Soedirman.
Avertebrata.