You are on page 1of 62

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

Lampiran-3
DAFTAR
PENYAKIT

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

42

Standar Kompetensi Dokter Indonesia


Daftar Penyakit
Pendahuluan
Daftar Penyakit ini disusun bersumber dari lampiran Daftar Penyakit SKDI 2006, yang
kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari para pemangku
kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode
focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter
dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Daftar Penyakit ini penting sebagai
acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan
termasuk dalam menentukan wahana pendidikan.
Tujuan
Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan
dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai untuk
membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau tuntas, dan melakukan
rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat kompetensi setiap
penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter.
Sistematika
Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai
tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.
Tingkat kemampuan yang harus dicapai:
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit,
dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat
bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan
merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi
atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
kembali dari rujukan.

43

dan memberikan terapi


menyelamatkan nyawa
pada pasien. Lulusan
tepat bagi penanganan
menindaklanjuti sesudah

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri


dan tuntas
Lulusan
dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A.

Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

4B.

Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau


Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

44

SISTEM SARAF

No

Daftar Penyakit

Tingkat
Kemampuan

Genetik dan Kongenital


1
2

Spina bifida
Fenilketonuria

2
1

Gangguan Neurologik Paediatrik


3
4

Duchene muscular dystrophy


Kejang demam

1
4A

Infeksi sitomegalovirus
Meningitis
Ensefalitis
Malaria serebral
Tetanus
Tetanus neonatorum
Toksoplasmosis serebral
Abses otak
HIV AIDS tanpa komplikasi
AIDS dengan komplikasi
Hidrosefalus
Poliomielitis
Rabies
Spondilitis TB

2
3B
3B
3B
4A
3B
2
2
4A
3A
2
3B
3B
3A

Infeksi
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tumor Sistem Saraf Pusat


19
20

Tumor primer
Tumor sekunder

2
2

Penurunan Kesadaran
21
22
23

Ensefalopati
Koma
Mati batang otak

3B
3B
2

Nyeri Kepala
24
25
26
27
28

Tension headache
Migren
Arteritis kranial
Neuralgia trigeminal
Cluster headache

4A
4A
1
3A
3A

Penyakit Neurovaskular
29
30
31
32
33

TIA
Infark serebral
Hematom intraserebral
Perdarahan subarakhnoid
Ensefalopati hipertensi

3B
3B
3B
3B
3B

Lesi Kranial dan Batang Otak


34
35

Bells palsy
Lesi batang otak

4A
2

Gangguan Sistem Vaskular


36
37
38

Meniere's disease
Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
Cerebral palsy

3A
4A
2

Defisit Memori
39

Demensia

3A

45

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

46

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

40

Penyakit Alzheimer

Gangguan Pergerakan
41
Parkinson
42
Gangguan pergerakan lainnya
Epilepsi dan Kejang Lainnya
43
Kejang
44
Epilepsi
45
Status epileptikus

3A
1
3B
3A
3B

Penyakit Demielinisasi
46
Sklerosis multipel
Penyakit pada Tulang Belakang dan Sumsum Tulang Belakang
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)
47
Complete spinal transaction
48
49
Sindrom kauda equine
Neurogenic bladder
50
51
Siringomielia
52
Mielopati
Dorsal root syndrome
53
Acute medulla compression
54
Radicular syndrome
55
Hernia nucleus pulposus (HNP)
56

1
1
3B
2
3A
2
2
2
3B
3A
3A

Trauma
57
58
59

Hematom epidural
Hematom subdural
Trauma Medula Spinalis

2
2
2

Nyeri
60
61

Reffered pain
Nyeri neuropatik

3A
3A

Penyakit Neuromuskular dan Neuropati


62
63
64
65
66
67
68
69
70

Sindrom Horner
Carpal tunnel syndrome
Tarsal tunnel syndrome
Neuropati
Peroneal palsy
Guillain Barre syndrome
Miastenia gravis
Polimiositis
Neurofibromatosis (Von Recklaing Hausen disease)

2
3A
3A
3A
3A
3B
3B
1
2

Gangguan Neurobehaviour
71
72
73

Amnesia pascatrauma
Afasia
Mild Cognitive Impairment (MCI)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

3A
2
2

46

PSIKIATRI

No

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit

Gangguan Mental Organik


Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat
psikoaktif lainnya
Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan zat Psikoaktif
2
Intoksikasi akut zat psikoaktif
3
Adiksi/ketergantungan Narkoba
Delirium yang diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif
4
lainnya
1

3A
3B
3A
3A

Psikosis (Skizofrenia, Gangguan Waham menetap, Psikosis Akut dan Skizoafektif)


5
Skizofrenia
3A
6
3A
Gangguan waham
7
3A
Gangguan psikotik
8
3A
Gangguan skizoafektif
9
3A
Gangguan bipolar, episode manik
10
3A
Gangguan bipolar, episode depresif
11
2
Gangguan siklotimia
12
2
Depresi endogen, episode tunggal dan rekuran
13
2
Gangguan distimia (depresi neurosis)
14
Gangguan depresif yang tidak terklasifikasikan
2
15
Baby blues (post-partum depression)
3A
Gangguan Neurotik, Gangguan berhubungan dengan Stres, dan Gangguan
Somatoform
Gangguan Cemas Fobia
16
2
Agorafobia dengan/tanpa panik
17
2
Fobia sosial
18
2
Fobia spesifik
Gangguan Cemas Lainnya
19
3A
Gangguan panik
20
3A
Gangguan cemas menyeluruh
21
Gangguan campuran cemas depresi
3A
22
Gangguan obsesif-kompulsif
2
23
Reaksi terhadap stres yg berat, & gangguan penyesuaian
2
Post traumatic stress disorder
24
3A
25
2
Gangguan disosiasi (konversi)
26
4A
Gangguan somatoform
27
3A
Trikotilomania
Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
28
2
Gangguan kepribadian
2
29
Gangguan identitas gender
2
30
Gangguan preferensi seksual
Gangguan Emosional dan Perilaku dengan Onset Khusus pada Masa Anak dan
Remaja
31
Gangguan perkembangan pervasif
2
32
3A
Retardasi mental
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif
33
2
(termasuk autisme)
Gangguan tingkah laku (conduct disorder)
2
34

47

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Gangguan Makam
35
36
37

Anoreksia nervosa
Bulimia
Pica

2
2
2

Tics
38
39
40

Gilles de la tourette syndrome


Chronic motor of vocal tics disorder
Transient tics disorder

2
2
3A

Gangguan Ekskresi
41
42

Functional encoperasis
Functional enuresis

2
2

Gangguan Bicara
43

Uncoordinated speech

Kelainan dan Disfungsi Seksual


44
45
46
47

Parafilia
Gangguan keinginan dan gairah seksual
Gangguan orgasmus, termasuk gangguan ejakulasi
(ejakulasi dini)
Sexual pain disorder (termasuk vaginismus,
diparenia)

2
3A
3A
3A

Gangguan Tidur
48
49
50
51
52

Insomnia
Hipersomnia
Sleep-wake cycle disturbance
Nightmare
Sleep walking

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

4A
3A
2
2
2

48

SISTEM INDRA

No

Daftar Penyakit

Tingkat
Kemampuan

MATA
Konjunctiva
1
2
3
4
5

Benda asing di konjungtiva


Konjungtivitis
Pterigium
Perdarahan subkonjungtiva
Mata kering

4A
4A
3A
4A
4A

Kelopak Mata
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Blefaritis
Hordeolum
Chalazion
Laserasi kelopak mata
Entropion
Trikiasis
Lagoftalmus
Epikantus
Ptosis
Retraksi kelopak mata
Xanthelasma

4A
4A
3A
3B
2
4A
2
2
2
2
2

Aparatus Lakrimalis
17
18
19
20
Sklera
21
22

Dakrioadenitis
Dakriosistitis
Dakriostenosis
Laserasi duktus lakrimal

3A
3A
2
2

Skleritis
Episkleritis

3A
4A

Erosi
Benda asing di kornea
Luka bakar kornea
Keratitis
Kerato-konjungtivitis sicca
Edema kornea
Keratokonus
Xerophtalmia

2
2
2
3A
2
2
2
3A

Kornea
23
24
25
26
27
28
29
30

Bola Mata
31
32

Endoftalmitis
Mikroftalmos

2
2

Anterior Chamber
Hifema
33
34
Hipopion
Cairan Vitreous
35
Perdarahan Vitreous

3A
3A
1

Iris dan Badan Silier


36
37

49

Iridosisklitis, iritis
Tumor iris

3A
2

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Lensa
38
39
40

Katarak
Afakia kongenital
Dislokasi lensa

2
2
2

Akomodasi dan Refraksi


41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Hipermetropia ringan
Miopia ringan
Astigmatism ringan
Presbiopia
Anisometropia pada dewasa
Anisometropia pada anak
Ambliopia
Diplopia binokuler
Buta senja
Skotoma
Hemianopia, bitemporal, and homonymous
Gangguan lapang pandang

4A
4A
4A
4A
3A
2
2
2
4A
2
2
2

Retina
53
54
55
56
57

Ablasio retina
Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina
Degenerasi makula karena usia
Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur)
Korioretinitis

2
2
2
2
1

Diskus Optik dan Saraf Mata


58
59
60
61
62
Glaukoma
63
64

Optic disc cupping


Edema papil
Atrofi optik
Neuropati optik
Neuritis optik

2
2
2
2
2

Glaukoma akut
Glaukoma lainnya

3B
3A

TELINGA
Telinga, Pendengaran, dan Keseimbangan
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

Tuli (kongenital, perseptif, konduktif)


Inflamasi pada aurikular
Herpes zoster pada telinga
Fistula pre-aurikular
Labirintitis
Otitis eksterna
Otitis media akut
Otitis media serosa
Otitis media kronik
Mastoiditis
Miringitis bullosa
Benda asing
Perforasi membran timpani
Otosklerosis
Timpanosklerosis
Kolesteatoma
Presbiakusis
Serumen prop
Mabuk perjalanan
Trauma akustik akut

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2
3A
3A
3A
2
4A
4A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
2
1
3A
4A
4A
3A

50

SISTEM INDRA
85

51

Trauma aurikular

3B

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

HIDUNG
Hidung dan Sinus Hidung
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100

Deviasi septum hidung


Furunkel pada hidung
Rhinitis akut
Rhinitis vasomotor
Rhinitis alergika
Rhinitis kronik
Rhinitis medikamentosa
Sinusitis
Sinusitis frontal akut
Sinusitis maksilaris akut
Sinusitis kronik
Benda asing
Epistaksis
Etmoiditis akut
Polip

2
4A
4A
4A
4A
3A
3A
3A
2
2
3A
4A
4A
1
2

Kepala dan Leher


101
102
103
104

Fistula dan kista brankial lateral dan medial


Higroma kistik
Tortikolis
Abses Bezold

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2
2
3A
3A

52

51

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM RESPIRASI

No
1
2
3
4
5

Daftar Penyakit
Influenza
Pertusis
Acute Respiratory distress syndrome (ARDS)
SARS
Flu burung

Tingkat
Kemampuan
4A
4A
3B
3B
3B

Laring dan Faring


6
7
8
9
10
11
12
13
14

Faringitis
Tonsilitis
Laringitis
Hipertrofi adenoid
Abses peritonsilar
Pseudo-croop acute epiglotitis
Difteria (THT)
Karsinoma laring
Karsinoma nasofaring

4A
4A
4A
2
3A
3A
3B
2
2

Trakeitis
Aspirasi
Benda asing

2
3B
2

Asma bronkial
Status asmatikus (asma akut berat)
Bronkitis akut
Bronkiolitis akut
Bronkiektasis
Displasia bronkopulmonar
Karsinoma paru
Pneumonia, bronkopneumonia
Pneumonia aspirasi
Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
Tuberkulosis dengan HIV
Multi Drug Resistance (MDR) TB
Pneumothorax ventil
Pneumothorax
Efusi pleura
Efusi pleura masif
Emfisema paru
Atelektasis

4A
3B
4A
3B
3A
1
2
4A
3B
4A
3A
2
3A
3A
2
3B
3A
2
3B
3B
1
3A
1
1
3B
2
2
1
1

Trakea
15
16
17
Paru
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) eksaserbasi akut

Edema paru
Infark paru
Abses paru
Emboli paru
Kistik fibrosis
Haematothorax
Tumor mediastinum
Pnemokoniasis
Penyakit paru intersisial
Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

52

SISTEM KARDIOVASKULAR

No

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit

Gangguan dan Kelainan pada Jantung


Kelainan jantung congenital (Ventricular Septal
Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus,
Tetralogy of Fallot)
Radang pada dinding jantung (Endokarditis,
2
Miokarditis, Perikarditis)
3
Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
4
Angina pektoris
5
Infark miokard
6
Gagal jantung akut
7
Gagal jantung kronik
8
Cardiorespiratory arrest
Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitral
9
regurgitation, Aortic stenosis, Aortic regurgitation,dan
Penyakit katup jantung lainnya
10
Takikardi: supraventrikular, ventrikular
11
Fibrilasi atrial
12
Fibrilasi ventrikular
13
Atrial flutter
14
Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular
15
Bundle Branch Block
16
Aritmia lainnya
17
Kardiomiopati
18
Kor pulmonale akut
19
Kor pulmonale kronik
Gangguan Aorta dan Arteri
20
Hipertensi esensial
21
Hipertensi sekunder
22
Hipertensi pulmoner
23
Penyakit Raynaud
24
Trombosis arteri
25
Koarktasio aorta
26
Penyakit Buerger's (Thromboangiitis Obliterans)
27
Emboli arteri
28
Aterosklerosis
Subclavian steal syndrome
29
30
Aneurisma Aorta
31
Aneurisma diseksi
32
Klaudikasio
33
Penyakit jantung reumatik
Vena dan Pembuluh Limfe
1

53

2
2
3B
3B
3B
3B
3A
3b
2
3B
3A
3B
3B
3A
2
2
2
3B
3A
4A
3A
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2

34

Tromboflebitis

3A

35

Limfangitis

3A

36

Varises (primer, sekunder)

37

Obstructed venous return

38

Trombosis vena dalam

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

39

Emboli vena

40

Limfedema (primer, sekunder)

3A

41

Insufisiensi vena kronik

3A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

54

SISTEM GASTROINTESTINAL,
HEPATOBILIER, & PANKREAS
No

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit

Mulut
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sumbing pada bibir dan palatum


Micrognatia and macrognatia
Kandidiasis mulut
Ulkus mulut (aptosa, herpes)
Glositis
Leukoplakia
Angina Ludwig
Parotitis
Karies gigi

2
2
4A
4A
3A
2
3A
4A
3A

Atresia esofagus
Akalasia
Esofagitis refluks
Lesi korosif pada esofagus
Varises esofagus
Ruptur esofagus

2
2
3A
3B
2
1

Esofagus
10
11
12
13
14
15

Dinding, Rongga Abdomen, dan Hernia


16
17
18
19
20
21
22
23
24

Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) reponibilis,


irreponibilis
Hernia (inguinalis, femoralis, skrotalis) strangulata,
inkarserata
Hernia (diaframatika, hiatus)
Hernia umbilikalis
Peritonitis
Perforasi usus
Malrotasi traktus gastro-intestinal
Infeksi pada umbilikus
Sindrom Reye

2
3B
2
3A
3B
2
2
4A
1

Lambung, Duodenum, Jejunum, Ileum


25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

55

Gastritis
Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
Refluks gastroesofagus
Ulkus (gaster, duodenum)
Stenosis pilorik
Atresia intestinal
Divertikulum Meckel
Fistula umbilikal, omphalocoele-gastroschisis
Apendisitis akut
Abses apendiks
Demam tifoid
Perdarahan gastrointestinal
Ileus
Malabsorbsi
Intoleransi makanan
Alergi makanan
Keracunan makanan

4A
4A
4A
3A
2
2
2
2
3B
3B
4A
3B
2
3A
4A
4A
4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

42

Botulisme

3B

Infestasi Cacing dan Lainnya


43
44
45
46
47
48

Penyakit cacing tambang


Strongiloidiasis
Askariasis
Skistosomiasis
Taeniasis
Pes

4A
4A
4A
4A
4A
1

Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis C
Abses hepar amoeba
Perlemakan hepar
Sirosis hepatis
Gagal hepar
Neoplasma hepar

4A
3A
2
3A
3A
2
2
2

Hepar
49
50
51
52
53
54
55
56

Kandung Empedu, Saluran Empedu, dan Pankreas


57
58
59
60
61
62
Kolon
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Kolesistitis
Kole(doko)litiasis
Empiema dan hidrops kandung empedu
Atresia biliaris
Pankreatitis
Karsinoma pankreas

3B
2
2
2
2
2

Divertikulosis/divertikulitis
Kolitis
Disentri basiler, disentri amuba
Penyakit Crohn
Kolitis ulseratif
Irritable Bowel Syndrome
Polip/adenoma
Karsinoma kolon
Penyakit Hirschsprung
Enterokolitis nekrotik
Intususepsi atau invaginasi
Atresia anus
Proktitis
Abses (peri)anal
Hemoroid grade 1-2
Hemoroid grade 3-4
Fistula
Fisura anus
Prolaps rektum, anus

3A
3A
4A
1
1
3A
2
2
2
1
3B
2
3A
3A
4A
3A
2
2
3A

Neoplasma Gastrointestinal
82
83

Limfoma
Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2
2

56

SISTEM GINJAL DAN


SALURAN KEMIH
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit
Infeksi saluran kemih
Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis kronik
Gonore
Karsinoma sel renal
Tumor W ilms
Acute kidney injury
Penyakit ginjal kronik
Sindrom nefrotik
Kolik renal
Batu saluran kemih (vesika urinaria, ureter, uretra )
tanpa kolik
Ginjal polikistik simtomatik
Ginjal tapal kuda
Pielonefritis tanpa komplikasi
Nekrosis tubular akut

4A
3A
3A
4A
2
2
2
2
2
3A
3A
2
1
4A
2

Alat Kelamin Pria


16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

57

Hipospadia
Epispadia
Testis tidak turun/ kriptorkidismus
Rectratile testis
Varikokel
Hidrokel
Fimosis
Parafimosis
Spermatokel
Epididimitis
Prostatitis
Torsio testis
Ruptur uretra
Ruptur kandung kencing
Ruptur ginjal
Karsinoma uroterial
Seminoma testis
Teratoma testis
Hiperplasia prostat jinak
Karsinoma prostat
Striktura uretra
Priapismus
Chancroid

2
2
2
2
2
2
4A
4A
2
2
3A
3B
3B
3B
3B
2
1
1
2
2
2
3B
3A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM REPRODUKSI
No

Daftar Penyakit

Tingkat
Kemampuan

Infeksi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Sifilis
Toksoplasmosis
Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan
nongonore)
Infeksi virus Herpes tipe 2
Infeksi saluran kemih bagian bawah
Vulvitis
Kondiloma akuminatum
Vaginitis
Vaginosis bakterialis
Servisitis
Salpingitis
Abses tubo-ovarium
Penyakit radang panggul

3A
2

Kehamilan normal

4A

4A
2
4A
4A
3A
4A
4A
3A
4A
3B
3A

Kehamilan
14

Gangguan pada Kehamilan


15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Infeksi intra-uterin: korioamnionitis


Infeksi pada kehamilan: TORCH, hepatitis B, malaria
Aborsi mengancam
Aborsi spontan inkomplit
Aborsi spontan komplit
Hiperemesis gravidarum
Inkompatibilitas darah
Mola hidatidosa
Hipertensi pada kehamilan
Preeklampsia
Eklampsia
Diabetes gestasional
Kehamilan posterm
Insufisiensi plasenta
Plasenta previa
Vasa previa
Abrupsio plasenta
Inkompeten serviks
Polihidramnion
Kelainan letak janin setelah 36 minggu
Kehamilan ganda
Janin tumbuh lambat
Kelainan janin
Diproporsi kepala panggul
Anemia defisiensi besi pada kehamilan

3A
3B
3B
3B
4A
3B
2
2
2
3B
3B
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
2
2
4A

Persalinan dan Nifas


40
41
42
43
44
45
46
47

Intra-Uterine Fetal Death (IUFD)


Persalinan preterm
Ruptur uteri
Bayi post matur
Ketuban pecah dini (KPD)
Distosia
Malpresentasi
Partus lama

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2
3A
2
3A
3A
3B
2
3B

58

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62

Prolaps tali pusat


Hipoksia janin
Ruptur serviks
Ruptur perineum tingkat 1-2
Ruptur perineum tingkat 3-4
Retensi plasenta
Inversio uterus
Perdarahan post partum
Tromboemboli
Endometritis
Inkontinensia urine
Inkontinensia feses
Trombosis vena dalam
Tromboflebitis
Subinvolusio uterus

3B
3B
3B
4A
3B
3B
3B
3B
2
3B
2
2
2
2
3B

Kelainan Organ Genital


63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Kista dan abses kelenjar bartolini


Abses folikel rambut atau kelenjar sebasea
Malformasi kongenital
Kistokel
Rektokel
Corpus alienum vaginae
Kista Gartner
Fistula (vesiko-vaginal, uretero-vagina, rektovagina)
Kista Nabotian
Polip serviks
Malformasi kongenital uterus
Prolaps uterus, sistokel, rektokel
Hematokolpos
Endometriosis
Hiperplasia endometrium
Menopause, perimenopausal syndome
Polikistik ovarium
Kehamilan ektopik

3A
4A
1
1
1
3A
3A
2
3A
3A
1
3A
2
2
1
2
1
2

Tumor dan Keganasan pada Organ Genital


81

Karsinoma serviks

82

Karsinoma endometrium

83

Karsinoma ovarium

84

Teratoma ovarium (kista dermoid)

85

Kista ovarium

86

Torsi dan ruptur kista

87

Koriokarsinoma Adenomiosis, mioma

88

Malpresentasi

89

Inflamasi, abses

90

Mastitis

4A

91

Cracked nipple

4A

92

Inverted nipple

4A

93

Fibrokista

94

Fibroadenoma mammae (FAM)

95

Tumor Filoides

96

Karsinoma payudara

97

Penyakit Paget

3B

Payudara

59

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

60

98

Ginekomastia

Masalah Reproduksi Pria


89

Infertilitas

90

Gangguan ereksi

91

Gangguan ejakulasi

3A
2
SISTEM ENDOKRIN,
2
METABOLIK, DAN NUTRISI

SISTEM ENDOKRIN,
METABOLIK, DAN NUTRISI
No

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit

Kelenjar Endokrin
1
2

Diabetes melitus tipe 1


Diabetes melitus tipe 2

4A
4A

Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat


penyakit lain atau obat-obatan)
Ketoasidosis diabetikum nonketotik
Hiperglikemi hiperosmolar
Hipoglikemia ringan
Hipoglikemia berat
Diabetes insipidus
Akromegali, gigantisme
Defisiensi hormon pertumbuhan
Hiperparatiroid
Hipoparatiroid
Hipertiroid
Tirotoksikosis
Hipotiroid
Goiter
Tiroiditis
Cushing's disease
Krisis adrenal
Addison's disease
Pubertas prekoks
Hipogonadisme
Prolaktinemia
Adenoma tiroid
Karsinoma tiroid

3A

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

3B
3B
4A
3B
1
1
1
1
3A
3A
3B
2
3A
2
3B
3B
1
2
2
1
2
2

Gizi dan Metabollisme


26
27
28
29
30
31
32
33

61

Malnutrisi energi-protein
Defisiensi vitamin
Defisiensi mineral
Dislipidemia
Porfiria
Hiperurisemia
Obesitas
Sindrom metabolik

4A
4A
4A
4A
1
4A
4A
3B

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM HEMATOLOGI DAN


IMUNOLOGI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Daftar Penyakit
Anemia aplastik
Anemia defisiensi besi
Anemia hemolitik
Anemia makrositik
Anemia megaloblastik
Hemoglobinopati
Polisitemia
Gangguan pembekuan darah (trombositopenia,
hemofilia, Von Willebrand's disease)
DIC
Agranulositosis
Inkompatibilitas golongan darah

Tingkat
Kemampuan
2
4A
3A
3A
2
2
2
2
2
2
2

Timus
12
Timoma
Kelenjar Limfe dan Darah
13
Limfoma non-Hodgkin's, Hodgkin's
14
Leukemia akut, kronik
15
Mieloma multipel
16
Limfadenopati
17
Limfadenitis

1
1
2
1
3A
4A

Infeksi
18
Bakteremia
19
Demam dengue, DHF
20
Dengue shock syndrome
21
Malaria
22
Leishmaniasis dan tripanosomiasis
23
Toksoplasmosis
24
Leptospirosis (tanpa komplikasi)
25
Sepsis
Penyakit Autoimun
26
Lupus eritematosus sistemik
27
Poliarteritis nodosa
28
Polimialgia reumatik
29
Reaksi anafilaktik
30
Demam reumatik
31
Artritis reumatoid
32
Juvenile chronic arthritis
33
Henoch-schoenlein purpura
34
Eritema multiformis
35
Imunodefisiensi

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

3B
4A
3B
4A
2
3A
4A
3B
3A
1
3A
4A
3A
3A
2
2
2
2

62

SISTEM MUSKULOSKELETAL

No

Tingkat
Kemampuan

Daftar Penyakit

Tulang dan Sendi


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Artritis, osteoarthritis
Fraktur terbuka, tertutup
Fraktur klavikula
Fraktur patologis,
Fraktur dan dislokasi tulang belakang
Dislokasi pada sendi ekstremitas
Osteogenesis imperfekta
Ricketsia, osteomalasia
Osteoporosis
Akondroplasia
Displasia fibrosa
Tenosinovitis supuratif
Tumor tulang primer, sekunder
Osteosarkoma
Sarcoma Ewing
Kista ganglion
Trauma sendi
Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis,
18
lordosis)
19
Spondilitis, spondilodisitis
20
Teratoma sakrokoksigeal
21
Spondilolistesis
22
Spondilolisis
23
Lesi pada ligamentosa panggul
24
Displasia panggul
25
Nekrosis kaput femoris
26
Tendinitis Achilles
27
Ruptur tendon Achilles
28
Lesi meniskus, medial, dan lateral
29
Instabilitas sendi tumit
Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club
30
foot, pes planus)
Claw foot, drop foot
31
Claw hand, drop hand
32
Otot dan Jaringan Lunak
33
Ulkus pada tungkai
34
Osteomielitis
35
Rhabdomiosarkoma
36
Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarkoma
37
Lipoma
38
Fibromatosis, fibroma, fibrosarkoma

63

3A
3B
3A
2
2
2
1
1
3A
1
1
3A
2
1
1
2
3A
2
2
2
1
1
1
2
1
1
3A
3A
2
2
2
2
4A
3B
1
1
4A
1

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM INTEGUMEN

No

Daftar Penyakit

Tingkat
Kemampuan

KULIT
Infeksi Virus
1
2
3
4
5
6
7

Veruka vulgaris
Kondiloma akuminatum
Moluskum kontagiosum
Herpes zoster tanpa komplikasi
Morbili tanpa komplikasi
Varisela tanpa komplikasi
Herpes simpleks tanpa komplikasi

4A
3A
4A
4A
4A
4A
4A

Infeksi Bakteri
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Impetigo
Impetigo ulseratif (ektima)
Folikulitis superfisialis
Furunkel, karbunkel
Eritrasma
Erisipelas
Skrofuloderma
Lepra
Reaksi lepra
Sifilis stadium 1 dan 2

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3A
4A

Infeksi Jamur
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Tinea kapitis
Tinea barbe
Tinea fasialis
Tinea korporis
Tinea manus
Tinea unguium
Tinea kruris
Tinea pedis
Pitiriasis vesikolor
Kandidosis mukokutan ringan

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

Gigitan Serangga dan Infestasi Parasit


28
29
30
31
32
33

Cutaneus larva migran


Filariasis
Pedikulosis kapitis
Pedikulosis pubis
Skabies
Reaksi gigitan serangga

4A
4A
4A
4A
4A
4A

Dermatitis Eksim
34
35
36
37
38
39

Dermatitis kontak iritan


Dermatitis kontak alergika
Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)
Dermatitis numularis
Liken simpleks kronik/neurodermatitis
Napkin eczema

4A
3A
4A
4A
3A
4A

Lesi Eritro-Squamosa
40
41
42

Psoriasis vulgaris
Dermatitis seboroik
Pitiriasis rosea

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

3A
4A
4A

64

Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin


43
44
45
46
47

Akne vulgaris ringan


Akne vulgaris sedang-berat
Hidradenitis supuratif
Dermatitis perioral
Miliaria

4A
3A
4A
4A
4A

Penyakit Vesikobulosa
48
49

Toxic epidermal necrolysis


Sindrom Stevens-Johnson

3B
3B

Penyakit Kulit Alergi


50
51
52

Urtikaria akut
Urtikaria kronis
Angioedema

4A
3A
3B

Penyakit Autoimun
53

Lupus eritematosis kulit

Gangguan Keratinisasi
54

Ichthyosis vulgaris

3A

Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption

4A

Reaksi Obat
55

Kelainan Pigmentasi
56
57
58
59
60

Vitiligo
Melasma
Albino
Hiperpigmentasi pascainflamasi
Hipopigmentasi pascainflamasi

3A
3A
2
3A
3A

Keratosis seboroik
Kista epitel

2
3A

Neoplasma
61
62

Tumor Epitel Premaligna dan Maligna


63
64

Squamous cell carcinoma (Karsinoma sel skuamosa)


Basal cell carcinoma (Karsinoma sel basal)

2
2

Tumor Dermis
65
66

Xanthoma
Hemangioma

2
2

Tumor Sel Melanosit


67
68
69

Lentigo
Nevus pigmentosus
Melanoma maligna

2
2
1

Alopesia areata
Alopesia androgenik
Telogen eflluvium
Psoriasis vulgaris

2
2
2
2

Rambut
70
71
72
73

Trauma
74
75
76
77
78
79

Vulnus laseratum, punctum


Vulnus perforatum, penetratum
Luka bakar derajat 1 dan 2
Luka bakar derajat 3 dan 4
Luka akibat bahan kimia
Luka akibat sengatan listrik

4A
3B
4A
3B
3B
3B

65

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

66

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


DAN MEDIKOLEGAL
No

Daftar Penyakit

Tingkat
Kemampuan

Kekerasan tumpul

4A

Kekerasan tajam

4A

Trauma kimia

3A

Luka tembak

3A

Luka listrik dan petir

Barotrauma

Trauma suhu

Asfiksia

3A

Tenggelam

3A

10

Pembunuhan anak sendiri

3A

11

Pengguguran kandungan

3A

12

Kematian mendadak

3B

13

Toksikologi forensik

3A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

66

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

Lampiran-4
DAFTAR
KETERAMPILAN
KLINIS

67

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Standar Kompetensi Dokter Indonesia


Daftar Keterampilan Klinis
Pendahuluan
Keterampilan klinis perlu dilatihkan sejak awal hingga akhir pendidikan dokter secara
berkesinambungan. Dalam melaksanakan praktik, lulusan dokter harus menguasai
keterampilan klinis untuk mendiagnosis maupun melakukan penatalaksanaan masalah
kesehatan. Daftar Keterampilan Klinis ini disusun dari lampiran Daftar Keterampilan Klinis
SKDI 2006 yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari pemangku
kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode
focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter
dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan.
Kemampuan klinis di dalam standar kompetensi ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan dalam rangka menyerap
perkembangan ilmu
dan
teknologi kedokteran yang diselenggarakan oleh organisasi profesi atau lembaga lain
yang diakreditasi oleh organisasi profesi, demikian pula untuk kemampuan klinis lain di
luar standar kompetensi dokter yang telah ditetapkan. Pengaturan pendidikan dan
pelatihan kedua hal tersebut dibuat oleh organisasi profesi, dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkeadilan (pasal 28 UU Praktik
Kedokteran no.29/2004).
Tujuan
Daftar Keterampilan Klinis ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi
pendidikan dokter dalam menyiapkan sumber daya yang berkaitan dengan keterampilan
minimal yang harus dikuasai oleh lulusan dokter layanan primer.
Sistematika
Daftar Keterampilan Klinis dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia untuk
menghindari pengulangan. Pada setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat kemampuan
yang harus dicapai di akhir pendidikan dokter dengan menggunakan Piramid Miller
(knows, knows how, shows, does).
Gambar 3 menunjukkan pembagian tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan
alternatif cara mengujinya pada mahasiswa.
Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik
dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien
dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan
komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui
perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat
menggunakan ujian tulis.

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

68

Gambar 3. tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan alternatif cara mengujinya
pada mahasiswa. Dikutip dari Miller (1990), Shumway dan Harden (2003).
Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian
kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di
bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan
untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan
tersebut pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan
tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills
(OSATS).
Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai
seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan
pengendalian komplikasi. Selain
pernah melakukannya di bawah supervisi,
pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased
Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A.

Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter

4B.

Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau


Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi
adalah 4A.

69

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Tabel Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan Metode


Penilaian untuk setiap tingkat kemampuan

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

70

SISTEM SARAF

No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK

Fungsi Saraf Kranial


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Pemeriksaan indra penciuman


Inspeksi lebar celah palpebra
Inspeksi pupil (ukuran dan bentuk)
Reaksi pupil terhadap cahaya
Reaksi pupil terhadap obyek dekat
Penilaian gerakan bola mata
Penilaian diplopia
Penilaian nistagmus
Refleks kornea
Pemeriksaan funduskopi
Penilaian kesimetrisan wajah
Penilaian kekuatan otot temporal dan masseter
Penilaian sensasi wajah
Penilaian pergerakan wajah
Penilaian indra pengecapan
Penilaian indra pendengaran (lateralisasi, konduksi
udara dan tulang)
Penilaian kemampuan menelan
Inspeksi palatum
Pemeriksaan refleks Gag
Penilaian otot sternomastoid dan trapezius
Lidah, inspeksi saat istirahat
Lidah, inspeksi dan penilaian sistem motorik (misalnya
dengan dijulurkan keluar)

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3
4A
4A
4A

Sistem Motorik
23
24
25

Inspeksi: postur, habitus, gerakan involunter


Penilaian tonus otot
Penilaian kekuatan otot

4A
4A
4A

Inspeksi cara berjalan (gait)


Shallow knee bend
Tes Romberg
Tes Romberg dipertajam
Tes telunjuk hidung
Tes tumit lutut
Tes untuk disdiadokinesis

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

Koordinasi
26
27
28
29
30
31
32

Sistem Sensorik
33
34
35
36
37

Penilaian sensasi nyeri


Penilaian sensasi suhu
Penilaian sensasi raba halus
Penilaian rasa posisi (proprioseptif)
Penilaian sensasi diskriminatif (misal stereognosis)

4A
4A
4A
4A
4A

Fungsi Luhur
38
39
40
41

71

Penilaian tingkat kesadaran dengan skala koma


Glasgow (GCS)
Penilaian orientasi
Penilaian kemampuan berbicara dan berbahasa,
termasuk penilaian afasia
Penilaian apraksia

4A
4A
4A
2

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

42
43
44
45

Penilaian agnosia
Penilaian kemampuan belajar baru
Penilaian daya ingat/memori
Penilaian konsentrasi

2
2
4A
4A

Refleks Fisiologis, Patologis, dan Primitif


46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

Refleks tendon (bisep, trisep, pergelangan, platela,


tumit)
Refleks abdominal
Refleks kremaster
Refleks anal
Tanda Hoffmann-Tromner
Respon plantar (termasuk grup Babinski)
Snout reflex
Refleks menghisap/rooting reflex menggengam
palmar/ grasp reflex glabela palmomental
Refleks menggengam palmar/grasp reflex
Refleks glabela
Refleks palmomental

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

Tulang Belakang
57
58
59
60
61
62

Inspeksi tulang belakang saat istirahat


Inspeksi tulang belakang saat bergerak
Perkusi tulang belakang
Palpasi tulang belakang
Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan vertikal
Penilaian fleksi lumbal

4A
4A
4A
4A
4A
4A

Pemeriksaan Fisik Lainnya


63
64
65
66
67

Deteksi kaku kuduk


Penilaian fontanel
Tanda Patrick dan kontra-Patrick
Tanda Chvostek
Tanda Lasegue

68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Interpretasi X-Ray tengkorak


Interpretasi X-Ray tulang belakang
CT-Scan otak dan interpretasi
EEG dan interpretasi
EMG, EMNG dan interpretasi
Electronystagmography (ENG)
MRI
PET, SPECT
Angiography
Duplex-scan pembuluh darah
Punksi lumbal

4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
4A
4A
2
2
2
1
1
1
1
1
2

KETERAMPILAN TERAPEUTIK
79

Therapeutic spinal tap

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

72

PSIKIATRI

No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

ANAMNESIS
1
2
3
4
5

Autoanamnesis dengan pasien


Alloanamnesis dengan anggota keluarga/orang lain
yang bermakna
Memperoleh data mengenai keluhan/masalah utama
Menelusuri riwayat perjalanan penyakit
sekarang/dahulu
Memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
kehidupan keluarga

4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN PSIKIATRI
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Penilaian status mental


Penilaian kesadaran
Penilaian persepsi orientasi intelegensi secara klinis
Penilaian orientasi
Penilaian intelegensi secara klinis
Penilaian bentuk dan isi pikir
Penilaian mood dan afek
Penilaian motorik
Penilaian pengendalian impuls
Penilaian kemampuan menilai realitas (judgement)
Penilaian kemampuan tilikan (insight)
Penilaian kemampuan fungsional (general
assessment of functioning)
Tes kepribadian (proyektif, inventori, dll)

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
2

DIAGNOSIS DAN IDENTIFIKASI MASALAH


19
20
21
22
23
24

Menegakkan diagnosis kerja berdasarkan kriteria


diagnosis multiaksial
Membuat diagnosis banding (diagnosis differensial)
Identifikasi kedaruratan psikiatrik
Identifikasi masalah di bidang fisik, psikologis, sosial
Mempertimbangan prognosis
Menentukan indikasi rujuk

4A
4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
25
26
27

28

Melakukan Mini Mental State Examination


Melakukan kunjungan rumah apabila diperlukan
Melakukan kerja sama konsultatif dengan teman
sejawat lainnya
TERAPITERAPI
Memberikan terapi psikofarmaka (obat-obat antipsikotik, anticemas, antidepresan, antikolinergik, sedatif)

4A
4A
4A

29

Electroconvulsion therapy (ECT)

30

Psikoterapi suportif: konselling

31

Psikoterapi modifikasi perilaku

32

Cognitive Behavior Therapy (CBT)

33

Psikoterapi psikoanalitik

34

Hipnoterapi dan terapi relaksasi

35

GroupTherapy

36

Family Therapy

73

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

74

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM INDRA

No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


Indra Penglihatan

Penglihatan
1

Penilaian penglihatan bayi, anak, dan dewasa

4A

Penilaian refraksi, subjektif


Penilaian refraksi, objektif (refractometry keratometer)

4A
2

Refraksi
2
3

Lapang Pandang
4
5

Lapang pandang, Donders confrontation test


Lapang pandang, Amsler panes

4A
4A

Penilaian Eksternal
6
7
8
9
10
11
12

Inspeksi kelopak mata


Inspeksi kelopak mata dengan eversi kelopak atas
Inspeksi bulu mata
Inspeksi konjungtiva, termasuk forniks
Inspeksi sklera
Inspeksi orifisium duktus lakrimalis
Palpasi limfonodus pre-aurikular

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

Posisi Mata
13
14
15
16

Penilaian posisi dengan corneal reflex images


Penilaian posisi dengan cover uncover test
Pemeriksaan gerakan bola mata
Penilaian penglihatan binokular

4A
4A
4A
4A

Inspeksi pupil
Penilaian pupil dengan reaksi langsung terhadap
cahaya dan konvergensi

4A

Pupil
17
18

4A

Media
19
20
21
22
23
24
25
26

Inspeksi media refraksi dengan transilluminasi (pen


light)
Inspeksi kornea
Inspeksi kornea dengan fluoresensi
Tes sensivitas kornea
Inspeksi bilik mata depan
Inspeksi iris
Inspeksi lensa
Pemeriksaan dengan slit-lamp

4A
4A
3
4A
4A
4A
4A
3

Fundus
27
28

Fundoscopy untuk melihat fundus reflex


Fundoscopy untuk melihat pembuluh darah, papil,
makula

4A
4A

Tekanan Intraokular
29
30
31

Tekanan intraokular, estimasi dengan palpasi


Tekanan intraokular, pengukuran dengan indentasi
tonometer (Schitz)
Tekanan intraokular, pengukuran dengan aplanasi
tonometer atau non-contact-tonometer

4A
4A
1

Pemeriksaan Oftamologi Lainnya


32
33
34

Penentuan refraksi setelah sikloplegia (skiascopy)


Pemeriksaan lensa kontak fundus, misalnya gonioscopy
Pengukuran produksi air mata

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

1
1
2

74

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Pengukuran eksoftalmos (Hertel)


Pembilasan melalui saluran lakrimalis (Anel)
Pemeriksaan orthoptic
Perimetri
Pemeriksaan lensa kontak dengan komplikasi
Tes penglihatan warna (dengan buku Ishihara 12 plate)
Elektroretinografi
Electro-oculography
Visual evoked potentials (VEP/VER)
Fluorescein angiography (FAG)
Echographic examination: ultrasonography (USG)

46

52
53
54
55
56
57
58

Inspeksi aurikula, posisi telinga, dan mastoid


Pemeriksaan meatus auditorius externus dengan
otoskop
Pemeriksaan membran timpani dengan otoskop
Menggunakan cermin kepala
Menggunakan lampu kepala
Tes pendengaran, pemeriksaan garpu tala (W eber,
Rinne, Schwabach)
Tes pendengaran, tes berbisik
Intepretasi hasil Audiometri - tone & speech audiometry
Pemeriksaan pendengaran pada anak-anak
Otoscopy pneumatic (Siegle)
Melakukan dan menginterpretasikan timpanometri
Pemeriksaan vestibular
Tes Ewing

59
60
61
62
63
64
65
66
67

Inspeksi bentuk hidung dan lubang hidung


Penilaian obstruksi hidung
Uji penciuman
Rinoskopi anterior
Transluminasi sinus frontalis & maksila
Nasofaringoskopi
USG sinus
Radiologi sinus
Interpretasi radiologi sinus

68

Penilaian pengecapan

2
2
2
2
3
4A
1
1
1
1
1

Indra Pendengaran dan Keseimbangan


47
48
49
50
51

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3
4A
2
2
2
2

Indra Penciuman
4A
4A
4A
4A
4A
2
1
2
3

Indra Pengecap
4A

KETERAMPILAN TERAPEUTIK
Mata
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84

Peresepan kacamata pada kelainan refraksi ringan


(sampai dengan 5D tanpa silindris) untuk mencapai
visus 6/6
Peresepan kacamata baca pada penderita dengan
visus jauh normal atau dapat dikoreksi menjadi 6/6
Pemberian obat tetes mata
Aplikasi salep mata
Flood ocular tissue
Eversi kelopak atas dengan kapas lidi (swab) untuk
membersihkan benda asing
To apply eyes dressing
Melepaskan lensa kontak dengan komplikasi
Melepaskan protesa mata
Mencabut bulu mata
Membersihkan benda asing dan debris di konjungtiva
Membersihkan benda asing dan debris di kornea
tanpa komplikasi
Terapi laser
Operasi katarak
Squint, surgery
Vitrectomi

4A
4A
4A
4A
3
3
4A
3
4A
4A
4A
3
1
2
1
1

75

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

76

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

85
86
87
88
89

Operasi glaukoma dengan trabekulotomi


Transplantasi kornea
Cryocoagulation misalnya cyclocryocoagulation
Bedah kelopak mata (chalazion, entropion, ektropion,
ptosis)
Operasi detached retina

1
1
1
1
1

THT
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103

Manuver Politzer
Manuver Valsalva
Pembersihan meatus auditorius eksternus dengan
usapan
Pengambilan serumen menggunakan kait atau kuret
Pengambilan benda asing di telinga
Parasentesis
Insersi grommet tube
Menyesuaikan alat bantu dengar
Menghentikan perdarahan hidung
Pengambilan benda asing dari hidung
Bilas sinus/sinus lavage/pungsi sinus
Antroskopi
Trakeostomi
Krikotiroidektomi

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

2
4A
4A
4A
4A
2
1
2
4A
4A
2
1
2
2

76

SISTEM RESPIRASI

No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Inspeksi leher
Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid)
Palpasi nodus limfatikus brakialis
Palpasi kelenjar tiroid
Rhinoskopi posterior
Laringoskopi, indirek
Laringoskopi, direk
Usap tenggorokan (throat swab)
Oesophagoscopy
Penilaian respirasi
Inspeksi dada
Palpasi dada
Perkusi dada
Auskultasi dada

4A
4A
4A
4A
3
2
2
4A
2
4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
16
17
18
19
20
21
22
23

Persiapan, pemeriksaan sputum, dan interpretasinya


(Gram dan Ziehl Nielsen [BTA])
Pengambilan cairan pleura (pleural tap)
Uji fungsi paru/spirometri dasar
Tes provokasi bronkial
Interpretasi Rontgen/foto toraks
Ventilation Perfusion Lung Scanning
Bronkoskopi
FNAB superfisial
Trans thoracal needle aspiration (TINA)

24
25
26
27
28
29
30
31

Dekompresi jarum
Pemasangan W SD
Ventilasi tekanan positif pada bayi baru lahir
Perawatan W SD
Pungsi pleura
Terapi inhalasi/nebulisasi
Terapi oksigen
Edukasi berhenti merokok

15

4A
3
4A
2
4A
1
2
2
2

TERAPEUTIK

77

4A
3
3
4A
3
4A
4A
4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM
KARDIOVASKULAR
No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

PEMERIKSAAN FISIK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Inspeksi dada
Palpasi denyut apeks jantung
Palpasi arteri karotis
Perkusi ukuran jantung
Auskultasi jantung
Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP)
Palpasi denyut arteri ekstremitas
Penilaian denyut kapiler
Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary refill)
Deteksi bruits

12
13
14
15
16
17
18

Tes (Brodie) Trendelenburg


Tes Perthes
Test Homan (Homans sign)
Uji postur untuk insufisiensi arteri
Tes hiperemia reaktif untuk insufisiensi arteri
Test ankle-brachial index (ABI)
Exercise ECG Testing

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


4A
3
3
3
3
3
2

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
20
21
22

Elektrokardiografi (EKG): pemasangan dan interpretasi hasil EKG sederhana (VES, AMI, VT, AF)
Ekokardiografi
Fonokardiografi
USG Doppler

23
24

Pijat jantung luar


Resusitasi cairan

19

4A
2
2
2

RESUSITASI

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

4A
4A

78

SISTEM GASTROINTESTINAL,
HEPATOBILIER, & PANKREAS
No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Inspeksi bibir dan kavitas oral


Inspeksi tonsil
Penilaian pergerakan otot-otot hipoglosus
Inspeksi abdomen
Inspeksi lipat paha/inguinal pada saat tekanan
abdomen meningkat
Palpasi (dinding perut, kolon, hepar, lien, aorta,
rigiditas dinding perut)
Palpasi hernia
Pemeriksaan nyeri tekan dan nyeri lepas (Blumberg
test)
Pemeriksaan psoas sign
Pemeriksaan obturator sign
Perkusi (pekak hati dan area traube)
Pemeriksaan pekak beralih (shifting dullness)
Pemeriksaan undulasi (fluid thrill)
Pemeriksaan colok dubur (digital rectal examination)
Palpasi sacrum
Inspeksi sarung tangan pascacolok-dubur
Persiapan dan pemeriksaan tinja

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

79

Pemasangan pipa nasogastrik (NGT)


Endoskopi
Nasogastric suction
Mengganti kantong pada kolostomi
Enema
Anal swab
Identifikasi parasit
Pemeriksaan feses (termasuk darah samar, protozoa,
parasit, cacing)
Endoskopi lambung
Proktoskopi
Biopsi hepar
Pengambilan cairan asites

4A
2
4A
4A
4A
4A
4A
4A
2
2
1
3

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM GINJAL DAN


SALURAN KEMIH
No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

PEMERIKSAAN FISIK
1
2
3
4
5

Pemeriksaan bimanual ginjal


Pemeriksaan nyeri ketok ginjal
Perkusi kandung kemih
Palpasi prostat
Refleks bulbokavernosus

8
9
10
11
12
13

Swab uretra
Persiapan dan pemeriksaan sedimen urine
(menyiapkan slide dan uji mikroskopis urine)
Uroflowmetry
Micturating cystigraphy
Pemeriksaan urodinamik
Metode dip slide (kultur urine)
Permintaan pemeriksaan BNO IVP
Interpretasi BNO-IVP

14
15
16
17
18

Pemasangan kateter uretra


Clean intermitten chateterization (Neurogenic bladder)
Sirkumsisi
Pungsi suprapubik
Dialisis ginjal

4A
4A
4A
4A
3

PROSEDUR DIAGNOSTIK
7

4A
4A
1
1
1
3
4A
3

TERAPEUTIK

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

4A
3
4A
3
2

80

SISTEM REPRODUKSI

No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
SISTEM REPRODUKSI PRIA

1
2
3
4

Inspeksi penis
Inspeksi skrotum
Palpasi penis, testis, duktus spermatik epididimis
Transluminasi skrotum

4A
4A
4A
4A

SISTEM REPRODUKSI WANITA


GINEKOLOGI

Pemeriksaan Fisik
5
6
7
8
9
10

Pemeriksaan fisik umum termasuk pemeriksaan


payudara (inspeksi dan palpasi)
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
Pemeriksaan spekulum: inspeksi vagina dan serviks
Pemeriksaan bimanual: palpasi vagina, serviks, korpus
uteri, dan ovarium
Pemeriksaan rektal: palpasi kantung Douglas, uterus,
adneksa
Pemeriksaan combined recto-vaginal

4A
4A
4A
4A
3
3

Pemeriksaan Diagnostik
11
12
13
14
15
16
17
18

Melakukan swab vagina


Duh (discharge) genital: bau, pH, pemeriksaan dengan
pewarnaan Gram, salin, dan KOH
Melakukan Paps smear
Pemeriksaan IVA
Kolposkopi
Pemeriksaan kehamilan USG perabdominal
Kuretase
Laparoskopi diagnostik

4A
4A
4A
4A
2
3
3
2

Pemeriksaan Tambahan untuk Fertilitas


19
20
21
22
23
24
25

Penilaian hasil pemeriksaan semen


Kurva temperatur basal, instruksi, penilaian hasil
Pemeriksaan mukus serviks, Tes fern
Uji pascakoitus, perolehan bahan uji, penyiapan dan
penilaian slide
Histerosalpingografi (HSG)
Peniupan tuba Fallopi
Inseminasi artifisial

4A
4A
4A
3
1
1
1

Terapi dan Prevensi


26
27
28
29
30
31

Melatih pemeriksaan payudara sendiri


Insersi pessarium
Electro or crycoagulation cervix
Laparoskopi, terapeutik
Insisi abses Bartholini
Insisi abses lainnya

4A
2
3
2
4A
2

Konseling kontrasepsi
Insersi dan ekstraksi IUD
Laparoskopi, sterilisasi
Insersi dan ekstraksi implant
Kontrasepsi injeksi

4A
4A
2
3
4A
4A

Konseling
32
33
34
35
36
37

81

Penanganan komplikasi KB (IUD, pil, suntik, implant)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

OBSTETRI
Kehamilan
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

Identifikasi kehamilan risiko tinggi


Konseling prakonsepsi
Pelayanan perawatan antenatal
Inspeksi abdomen wanita hamil
Palpasi: tinggi fundus, manuver Leopold, penilaian posisi
dari luar
Mengukur denyut jantung janin
Pemeriksaan dalam pada kehamilan muda
Pemeriksaan pelvimetri klinis
Tes kehamilan
CTG: melakukan dan menginterpretasikan
Permintaan pemeriksaan USG obsgin
Pemeriksaan USG obsgin (skrining obstetri)
Amniosentesis
Chorionic villus sampling

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3
4A
4A
2
2

Proses Melahirkan Normal


51
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76

Pemeriksaan obstetri (penilaian serviks, dilatasi,


membran, presentasi janin dan penurunan)
Menolong persalinan fisiologis sesuai Asuhan Persalinan
Normal (APN)
Pemecahan membran ketuban sesaat sebelum melahirkan
Insersi kateter untuk tekanan intrauterus
Anestesi lokal di perineum
Anestesi pudendal
Anestesi epidural
Episiotomi
Resusitasi bayi baru lahir
Menilai skor Apgar
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Postpartum: pemeriksaan tinggi fundus, plasenta: lepas/tersisa
Memperkirakan/mengukur kehilangan darah sesudah
melahirkan
Menjahit luka episiotomi serta laserasi derajat 1 dan 2
Menjahit luka episiotomi serta laserasi derajat 3
Menjahit luka episiotomi derajat 4
Insiasi menyusui dini (IMD)
Induksi kimiawi persalinan
Menolong persalinan dengan presentasi bokong (breech
presentation)
Pengambilan darah fetus
Operasi Caesar (Caesarean section)
Pengambilan plasenta secara manual
Ekstraksi vakum rendah
Pertolongan distosia bahu
Kompresi bimanual (eksterna, interna, aorta)

4A
4A
4A
2
4A
2
2
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3
2
4A
3
3
2
2
3
3
3
4A

Perawatan Masa Nifas


77

Menilai lochia

4A

78

Palpasi posisi fundus

4A

79

Payudara: inspeksi, manajemen laktasi, masase

4A

80

Mengajarkan hygiene

4A

81

Konseling kontrasepsi/ KB pascasalin

4A

82

Perawatan luka episiotomi

4A

83

Perawatan luka operasi caesar

4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

82

SISTEM ENDOKRIN,
METABOLISME, DAN NUTRISI
No

83

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan

Penilaian status gizi (termasuk pemeriksaan


antropometri)

4A

Penilaian kelenjar tiroid: hipertiroid dan hipotiroid

4A

Pengaturan diet

4A

Penatalaksanaan diabetes melitus tanpa komplikasi

4A

Pemberian insulin pada diabetes melitus tanpa


komplikasi

4A

Pemeriksaan gula darah (dengan Point of Care Test


[POCT])

4A

Pemeriksaan glukosa urine (Benedict)

4A

Anamnesis dan konseling kasus gangguan


metabolisme dan endokrin

4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM HEMATOLOGI DAN


IMUNOLOGI
No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

Palpasi kelenjar limfe

4A

Persiapan dan pemeriksaan hitung jenis leukosit

4A

Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)

4A

Pemeriksaan profil pembekuan (bleeding time, clotting


time)

4A

Pemeriksaan Laju endap darah/kecepatan endap


darah (LED/KED)

4A

Permintaan pemeriksaan hematologi berdasarkan


indikasi

4A

Permintaan pemeriksaan imunologi berdasarkan


indikasi

4A

Skin test sebelum pemberiaan obat injeksi

4A

Pemeriksaan golongan darah dan inkompatibilitas

4A

10

Anamnesis dan konseling anemia defisiensi besi,


thalasemia, dan HIV

4A

11

Penentuan indikasi dan jenis transfusi

4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

84

SISTEM MUSKULOSKELETAL

No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK

1
2
3
4
5
6
7
8
9

25

Inspeksi gait
Inspeksi tulang belakang saat berbaring
Inspeksi tulang belakang saat bergerak
Inspeksi tonus otot ekstremitas
Inspeksi sendi ekstremitas
Inspeksi postur tulang belakang dan pelvis
Inspeksi posisi skapula
Inspeksi fleksi dan ekstensi punggung
Penilaian fleksi lumbal
Panggul: penilaian fleksi dan ekstensi, adduksi,
abduksi dan rotasi
Menilai atrofi otot
Lutut: menilai ligamen krusiatus dan kolateral
Penilaian meniskus
Kaki: inspeksi postur dan bentuk
Kaki: penilaian fleksi dorsal/plantar, inversi dan eversi
Palpation for tenderness
Palpasi untuk mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan
vertikal
Palpasi tendon dan sendi
Palpasi tulang belakang, sendi sakro-iliaka dan otototot punggung
Percussion for tenderness
Penilaian range of motion (ROM) sendi
Menetapkan ROM kepala
Tes fungsi otot dan sendi bahu
Tes fungsi sendi pergelangan tangan, metacarpal, dan
jari-jari tangan
Pengukuran panjang ekstremitas bawah

26
27
28
29
30
31
32
33

Reposisi fraktur tertutup


Stabilisasi fraktur (tanpa gips)
Reduksi dislokasi
Melakukan dressing (sling, bandage)
Nail bed cauterization
Aspirasi sendi
Mengobati ulkus tungkai
Removal of splinter

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

TERAPEUTIK

85

3
4A
3
4A
2
2
4A
3

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

SISTEM INTEGUMEN

No

Keterampilan

Tingkat
Keterampilan

PEMERIKSAAN FISIK
1
2
3
4
5
6
7

Inspeksi kulit
Inspeksi membran mukosa
Inspeksi daerah perianal
Inspeksi kuku
Inspeksi rambut dan skalp
Palpasi kulit
Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan
sekunder, misal ukuran, distribusi, penyebaran,
konfigurasi
Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan
sekunder, seperti uku distribusi, penyebaran dan
konfigurasi

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

4A

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
9
10
11
12
13
14
15
16

Pemeriksaan dermografisme
Penyiapan dan penilaian sediaan kalium hidroksida
Penyiapan dan penilaian sediaan metilen biru
Penyiapan dan penilaian sediaan Gram
Biopsi plong (punch biopsy)
Uji tempel (patch test)
Uji tusuk (prick test)
Pemeriksaan dengan sinar UVA (lampu Wood)

17
18
19
20
21
22
23
24

Pemilihan obat topikal


Insisi dan drainase abses
Eksisi tumor jinak kulit
Ekstraksi komedo
Perawatan luka
Kompres
Bebat kompresi pada vena varikosum
Rozerplasty kuku

25

Pencarian kontak (case finding)

4A
4A
4A
4A
2
2
2
4A

TERAPEUTIK
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

PENCEGAHAN

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

4A

86

LAIN-LAIN

No

Tingkat
Keterampilan

Keterampilan
ANAK

Anamnesis
1
2
3
4

Anamnesis dari pihak ketiga


Menelusuri riwayat makan
Anamnesis anak yang lebih tua
Berbicara dengan orang tua yang cemas dan/atau
orang tua dengan anak yang sakit berat

4A
4A
4A
4A

Pemeriksaan Fisik
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pemeriksaan fisik umum dengan perhatian khusus


usia pasien
Penilaian keadaan umum, gerakan, perilaku, tangisan
Pengamatan malformasi kongenital
Palpasi fontanella
Respons moro
Refleks menggenggam palmar
Refleks mengisap
Refleks melangkah/menendang
Vertical suspension positioning
Asymmetric tonic neck reflex
Refleks anus
Penilaian panggul
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak (termasuk
penilaian motorik halus dan kasar, psikososial, bahasa)
Pengukuran antropometri
Pengukuran suhu
Tes fungsi paru
Ultrasound kranial
Pungsi lumbal
Ekokardiografi
Tes Rumple Leed

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3
3
4A
3
4A
4A
4A
2
1
2
2
4A

Terapeutik
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Tatalaksana BBLR (KMC incubator)


Tatalaksana bayi baru lahir dengan infeksi
Peresepan makanan untuk bayi yang mudah
dipahami ibu
Tatalaksana gizi buruk
Pungsi vena pada anak
Insersi kanula (vena perifer) pada anak
Insersi kanula (vena sentral) pada anak
Intubasi pada anak
Pemasangan pipa orofaring
Kateterisasi jantung
Vena seksi
Kanulasi intraoseus

4A
3

Tatalaksana anak dengan tersedak


Tatalaksana jalan nafas
Cara pemberian oksigen
Tatalaksana anak dengan kondisi tidak sadar

3
3
3
3

4A
4A
4A
4A
1
3
2
1
3
2

Resusitasi
37
38
39
40

87

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

41
42
43

Tatalaksana pemberian infus pada anak syok


Tatalaksana pemberian cairan glukosa IV
Tatalaksana dehidrasi berat pada kegawatdaruratan

3
3
4A

DEWASA
Pemeriksaan Fisik
44
45
46

Penilaian keadaan umum


Penilaian antropologi (habitus dan postur)
Penilaian kesadaran
Penunjang setelah penatalaksanaan syok
47
Punksi vena
48
Punksi arteri
Finger prick
49
Permintaan dan interpretasi pemeriksaan X-ray: foto
50
51
52
53
54
55
56
57

Permintaan dan interpretasi pemeriksaan X-ray


dengan kontras
Pemeriksaan skintigrafi
Ekokardiografi
Pemeriksaan patologi hasil biopsi
Artrografi
polos
Ultrasound skrining abdomen
Biopsi

4A
4A
4A
4A
3
4A
4A
3
1
1
1
1
3
2

Terapeutik
58
59
60

63
64
65
66
67
68
69

Menasehati pasien tentang gaya hidup


Peresepan rasional, lengkap, dan dapat dibaca
Injeksi (intrakutan, intravena, subkutan, intramuskular)
Menyiapkan pre-operasi lapangan operasi untuk
bedah minor, asepsis, antisepsis, anestesi lokal
Persiapan untuk melihat atau menjadi asisten di kamar
operasi (cuci tangan, menggunakan baju operasi,
menggunakan sarung tangan steril, dll)
Anestesi infiltrasi
Blok saraf lokal
Jahit luka
Pengambilan benang jahitan
Menggunakan anestesi topikal (tetes, semprot)
Pemberian analgesik
Vena seksi

70
71
72
73
74
75
76

Bantuan hidup dasar


Ventilasi masker
Intubasi
Transpor pasien (transport of casualty)
Manuver Heimlich
Resusitasi cairan
Pemeriksaan turgor kulit untuk menilai dehidrasi

77

Menyelenggarakan komunikasi lisan maupun tulisan


Edukasi, nasihat dan melatih individu dan kelompok
mengenai kesehatan
Menyusun rencana manajemen kesehatan
Konsultasi terapi
Komunikasi lisan dan tulisan kepadateman sejawat atau
petugas kesehatan lainnya (rujukan dan konsultasi)
Menulis rekam medik dan membuat pelaporan
Menyusun tulisan ilmiah dan mengirimkan untuk
publikasi

61
62

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
3

KEGAWATDARURATAN
4A
4A
3
4A
4A
4A
4A

KOMUNIKASI
78
79
80
81
82
83

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

KESEHATAN MASYARAKAT / KEDOKTERAN PENCEGAHAN /


KEDOKTERAN KOMUNITAS
84

Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan


evaluasi upaya pencegahan dalam berbagai tingkat
pelayanan

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

4A

88

85

Mengenali perilaku dan gayahidup yang membahayakan


Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di
komunitas
Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan
Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan
dengan lingkungan

86
87
88

Memperlihatkan kemampuan perencanaaan,


pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi suatu intervensi
pencegahan kesehatan primer, sekunder, dan tersier
Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti
vaksinasi, pemeriksaan medis berkala dan dukungan
sosial
Melakukan
pencegahan
dan
penatalaksanaan
kecelakaan kerja serta merancang program untuk
individu, lingkungan, dan institusi kerja
Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien
Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat
kerja dan penanganan pertama di tempat kerja, serta
melakukan pelaporan PAK
Merencanakan program untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan
Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1)
promosi kesehatan, 2) Kesehatan Lingkungan, 3) KIA
termasuk KB, 4) Perbaikan gizi masyarakat, 5)
Penanggulangan penyakit: imunisasi, ISPA, Diare, TB,
Malaria 6) Pengobatan dan penanganan
kegawatdaruratan
Pembinaan kesehatan usia lanjut
Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan
keluarga, dan melakukan terapi dasar secara holistik
Melakukan rehabilitasi medik dasar
Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga,
dan masyarakat
Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien,
keluarga, dan masyarakat

89

90

91
92
93
94

95

96
97
98
99
100

4A
4A
4A
4A

4A

4A

4A
4A
4A
4A

4A

4A
4A
4A
4A
4A

SUPERVISI
Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi dan pengendaliannya
Mengetahui jenis vaksin beserta
cara penyimpanan
cara distribusi
cara skrining dan konseling pada sasaran
cara pemberian
kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan
upaya penanggulangannya
Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan
Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi
asuransi pelayanan kesehatan misalnya BPJS,
jamkesmas, jampersal, askes, dll

101

102

103
104

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


Medikolegal
105
106
107
108

Prosedur medikolegal
Pembuatan Visum et Repertum
Pembuatan surat keterangan medis
Penerbitan Sertifikat Kematian

4A
4A
4A
4A

Forensik Klinik
109
110
111
112

89

Pemeriksaan selaput dara


Pemeriksaan anus
Deskripsi luka
Pemeriksaan derajat luka

3
4A
4A
4A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Korban Mati
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122

Pemeriksaan label mayat


Pemeriksaan baju mayat
Pemeriksaan lebam mayat
Pemeriksaan kaku mayat
Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia
Pemeriksaan gigi mayat
Pemeriksaan lubang-lubang pada tubuh
Pemeriksaan korban trauma dan deskripsi luka
Pemeriksaan patah tulang
Pemeriksaan tanda tenggelam

4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A

Teknik Otopsi
123
124
125
126
127
128
129

Pemeriksaan rongga kepala


Pemeriksaan rongga dada
Pemeriksaan rongga abdomen
Pemeriksaan sistem urogenital
Pemeriksaan saluran luka
Pemeriksaan uji apung paru
Pemeriksaan getah paru

2
2
2
2
2
2
2

Teknik Pengambilan sampel


130
131
132
133
134
135
136
137
138

Vaginal swab
Buccal swab
Pengambilan darah
Pengambilan urine
Pengambilan muntahan atau isi lambung
Pengambilan jaringan
Pengambilan sampel tulang
Pengambilan sampel gigi
Pengumpulan dan pengemasan barang bukti

4A
4A
4A
4A
4A
2
2
2
2

Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium Forensik


139
140
141
142
143

Pemeriksaan bercak darah


Pemeriksaan cairan mani
Pemeriksaan sperma
Histopatologi forensik
Fotografo forensik

Standar Kompetensi Dokter Indonesia

3
3
3
1
3

90

You might also like