You are on page 1of 10

AVES

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Amalia Sofa
: B1J013014
:V
:6
: Ichsan Dwiputra Sofiadin

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang
belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda
(korda dorsalis). Notokorda vertebrata hanya ada pada masa embrionik, setelah
dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh sekunder,
yaitu tulang belakang (vertebrae). ubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral
dan bagian organ dalam dilindungi oleh rangka dalam atau endoskeleton, khusus
bagian otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian terluar tubuh
vertebrata berupa kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar) dan dermis
(lapisan dalam). Kulit Vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada juga yang
tertutup dengan rambut (Pratt, 1935).
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali
ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Hewan vertebrata
memiliki sistem kerja sempurna, peredaran darah berpusat pada organ jantung
dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya (Jasin, 1992).
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang
cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas;
kepala, badan, dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium didalamnya terdapat
otak,

karena

mempunyai

cranium

ini.

Vertebrata

dikenal

juga

sebagai

craniata (Walter, 1959). Praktikum kali ini menggunakan preparat Burung Pipit
(lonchura leucogastroides), Celepuk kalung (Otus lempiji), dan Bangau tong-tong
(Leptoptilos javanicus).
Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu yang hampir
terdapat di seluruh tubuhnya dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh
tengah dan distal sehingga dapat digunakan untuk terbang. Selain itu, Aves
mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan dan bertengger tidak bergigi
dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya. Beberapa Aves
mempunyai daya tarik tersendiri bagi manusia. Bulu merupakan hasil pertumbuhan
epidermis yang berguna untuk mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya,

temperatur tubuh Columba domestica relatif stabil. Hal lain yang membedakan aves
dengan vertebrata rendah lainnya yaitu temperatur tubuh, kemampuan untuk terbang,
perkembangan suara, pendengaran, dan penglihatan serta cara memelihara telur dan
anaknya (Djuhanda,1982).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Aves antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota Kelas Aves.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Kelas Aves.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan
memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota
gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah
termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang,
rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak, hobi
dalam peliharaan. Bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya baju,
hiasan dinding, dan lainnya (Mukayat, 1990). Seperti halnya mamalia, aves
memiliki jantung dengan empat ruang, merupakan hewan berdarah panas yang
memungkinkan burung dapat hidup di berbagai daerah dengan berbagai variasi suhu.
Kebanyakan burung hidup diurnal, meskipun adapula burung yang nokturnal.
Banyak burung dikenali dari kemampuannya terbang, meskipun ada beberapa spesies
yang tidak memiliki kemampuan tersebut (Widyasari et al, 2013).
Karakter dari burung ialah adanya bulu. Bulu pada beberapa jenis burung
digunakan untuk terbang dan mengkontrol temperatur. Bagian-bagian dari bulu yaitu
calamus yang tertanam dibagian basal, rachis yaitu bagian yang berhubungan engan
barbae yaitu struktur yang kecil percabangan dari rachis, kemudian barbulae yaitu
cabang dari barbae. Bulu didesain sesuai posisinya pada tubuh, berdasarkan hal itu
dikenal bulu yang disebut dengan remiges, rectrices, dan tectrices. Remiges yaitu
bulu yang terdapat pada sayap yang tersusun asimetris membantu saat terbang.
Rectrices yaitu bulu ekor dimana susunan dulunya simetris satu sama lain. Tecrices
ialah bulu-bulu yang menyelimuti tubuh (Luliis dan Pulera, 2007). Mekanisme takeoff sangat penting artinya dalam penerbangan pada burung. Take-off menjadi fungsi
yang penting bagi burung untuk berinteraksi mangsa dan predatornya, mencari
makan, kawin serta hal lainnya. Mekanisme ini hasil kontribusi dan koordinasi dari
forelimbs dan hindlimbs (Provini et al., 2012)
Burung bagi ilmuan cukup sulit untuk diklasifikasi karena jumlah dan
penyebaran mereka. Ilmuan dapat mengelompokan burung berdasarkan struktur
tubuhnya, struktur paruh, makanan, tingkah laku, dan nyanyiannya. Aves dibagi ke
dalam 27 ordo. Secara umum ada lima kelompok utama pada burung berdasarkan
paruh dan kakinya yaitu burung pemangsa, burung petengger, burung non-petengger,

burung berjalan, dan burung perenang. Burung pemangsa mempunyai tipe paruh
penyobek dan tipe kaki pencengkram, contohnya ialah elang. Burung petengger
mempunyai tipe paruh pemecah dan tipe kaki petengger contohnya ialah burung
cardinal. Burung non-petengger atau bisa juga dikatakan pemanjat mempunyai tipe
paruh pematuk dan tipe kakinya melekat, contohnya ialah woodpecker (pelatuk).
Burung berjalan mempunyai tipe paruh seperti tombak dan kakinya untuk berjalan,
contohnya ialah heron. Burung perenang mempunyai tipe paruh seperti saringan,
kakinya mempunyai web, contohnya ialah bebek (Routh, 2002).
Tarsometatarsus merupakan tipe kaki yang terdapat sisik pada bagian
kakinya. Macam-macam tipe tarsometatarsus diantaranya, Scuta (scutellate) yaitu
tarsometatarsus dimana susunan sisiknya saling tumpang tindih, reticulata tipe
tarsometatarsus dimana sisiknya tidak saling tumpang tindih (nonoverlapping).
Permukaan luar epiermal dari scutellate terdiri dari keratin dan , sedangkan pada
reticulata hanya tersususn oleh keratin . Featheret merupakan tipe tarsometatarsus
dimana kulit kaki disusun atas bulu-bulu (Prin dan Dhouailly, 2004). Boot berbeda
dengan tarsus pada burung yang biasanya, tertutupi lapisan bertanduk.

BAB III. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu bak preparat, pinset,
laptop serta koneksi internet, dan alat tulis.
Bahan

yang

digunakan

yaitu

preparat

Burung

Pipit

(Lonchura

leucogastroides), spesimen bulu, awetan spesimen Celepuk Kalung (Otus lempiji),


dan awetan spesimen Bangau Tong-Tong (Leptoptilus javanicus).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Spesimen diamati, digambar dan dideskripsikan karakternya berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
2. Spesimen diidentifikasi dengan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi dibuat secara sederhana berdasarkan karakter spesimen yang
diamati.
4. Laporan sementara dibuat dari hasil praktikum.

B. Pembahasan
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan identifikasi
terhadap

makhluk

hidup

yaitu

pencandraan

sifat-sifat

makhluk

hidup,

pengelompokan berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama kelompok. Pencandaraan,


setiap ciri, baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, biokimia, maupun genetika
spesies yang tengah diteliti harus diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama
(main data). Langkah selanjutnya yaitu pengelompokkan (classification). Pada
langkah ini, data utama yang telah diperoleh dibandingkan dengan data acuan yang
telah ada. Ketika ditemukan suatu pola kemiripan, maka masukkan spesies tersebut
pada kelompok acuan. Misalnya, objek utama: merpati, objek acuan : bebek dan
ayam. Merpati dapat dikelompokkan dengan bebek dan ayam berdasarkan bentuk
tubuh

(adanya

paruh,

sayap,

dan

merupakan

hewan

ovipar).

Setelah

mengkasifikasikan maka di lakukan determinasi. Determinasi yaitu membandingkan


suatu hewan dengan satu hewan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan
atau dipersamakan).
Lonchura leucogastroides (Burung Pipit) atau Bondol Jawa termasuk
kedalam suku Estriididae. Burung ini mempunyai ciri yaitu berukuran sekitar 11 cm,
bertubuh bulat, berwarna hitam, coklat dan putih. Tubuh bagian atas coklat tanpa
coretan, muka dan dada atas hitam, sisi perut dan tubuh berwarna putih, ekor bawah
coklat tua. Iris coklat, paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaki keabuan. Kebiasaan
dari hewan ini ialah mencari makan di atas tanah rumput. Menghabiskan banyak
waktunya dengan bersuara dan menyelisis di tempat bertengger.
Bangau Tong-Tong (Leptoptilos javanicus), tinggi burung tong-tong dewasa
dapat mencapai 100 cm, dan rentang sayap 200 cm. Spesies ini adalah yang terkecil
dalam genus Leptoptilos. Bagian atas tubuhnya dan sayapnya berwarna hitam,
namun perut, kalung leher dan bagian bawah ekor berwarna putih. Kepala dan
lehernya botak, dengan bulu kapas putih halus pada mahkota. Paruhnya berwarna
pucat, panjang, dan tebal. Burung muda warnanya lebih kusam daripada burung
dewasa. Bangau Tong-Tong memangsa ikan, kodok, kadal, serangga besar, dan
invertebrata lainnya. Burung bangau tong-tong memiliki tipe tasometatarsus
scutelata-reticulate dengan tipe kaki perenang, tipe cakar tumpul, tipe parunhnya
chiseling yaitu pemakan ikan, tipe ekornya sedang dn rata dengan lehernya yang
panjang.

Otus lempiji (celepuk reban) merupakan burung yang termasuk kedalam


famili Strigidae, berukuran kecil dengan tubuh berwarna coklat pirang berbintik
hitam dan kuning tua, tubuh bagian bawah kuning tua, bercoretan hitam. Otus
lempiji memilik tipe tasometatarsus feathered dengan tipe kaki pencengkram, tipe
paruhnya schredeer yaitu disesuaikan dengan cara menangkap makanannya atau
mangsanya. Tipe cakar pada bangau runcing dengan tipe ekor sedang serta leher dan
kakinya pendek.
Bulu lengkap (pennaceus feather) ialah bulu yang mempunyai batang bulu
yang merupakan kelanjutan dari calamus, dan lembaran bulu (barbae), sedangkan
bulu tidak lengkap tidak memiliki rachis. Ada tidaknya pegait pada bulu membuat
burung dapat berstatus dapat terbang tinggi, terbang rendah, atau bahkan tidak bisa
terbang. Burung cangak abu mempunyai kemampuan terbang lebih baik
dibandingkan dengan ayam. Bulu burung cangak abu mempunyai pengait yang lebih
padat atau rapat dbanding ayam.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Anggota dari Aves yang dapat diidentifikasi adalah Burung Pipit (lonchura
leucogastroides), Celepuk kalung (Otus lempiji), dan Bangau tong-tong
(Leptoptilos javanicus).
2. Karakter penting yang digunakan pada identifikasi antara lain, tipe bulu, tipe
tasometatarsus, dan tipe paruh.
B. Saran
Sebaiknya penjelasan mengenai bulu burung diperjelas lagi bagian-bagiannya.

DAFTAR REFERENSI
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan I. Bandung : Armico Grzimek,
B. 1972. Animal Life Encyclopedia. New York: Van Noatrad Reinhold
Company.
Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Luliis, G dan D. Pulera. 2007. The Dissection of Vertebrata. USA: Elsevier Inc.
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta : Erlangga.
Pratt, H. S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. New York:
McGraw Hill. Company Inc.
Prin, F. & D. Dhouailly. 2004. How and When the Regional Competence of Chick
epidermis is Established: Feather vs Scutate and Reticulate Scales, a Problem
en route to a solution. International Journal Dev. Biol. 48. Pp.137-148.
Provini, P., BW Tobalske, K.E. Crandell, dan A. Abourachid. 2012. Transition from
leg to wing forces during take-off in birds. The Journal of Experimental
Biology 215:4115-4124
Routh, D. 2002. Learning about Birds. USA: Mark Twain Media Publishing
Company.
Walter, H. 1959. Biology of the Vertebrates. America : The Mac Millan Company.
Widyasari K, Hakim L dan Yanuwiadi B, 2013. Kajian jenis-jenis burung di Desa
Ngadas sebagai dasar perencanaan jalur pengamatan burung (birdwatching). J.
Indonesian Tourism and Development Studies. 1(3):108114.

You might also like