You are on page 1of 8

2.

3 PENENTUAN DAERAH IMBUHAN DAN


DAERAH LEPASAN AIR TANAH

1. PENDAHULUAN
Air tanah merupakan sumber daya air yang penting dalam menunjang keperluan hidup sehari-hari dan
kegiatan pembangunan, maka harus dikelola dengan baik. Untuk melaksanakan pengelolaan air tanah
tersebut harus dilaksanakan secara utuh di dalam satu cekungan air tanah yang mencakup daerah
imbuhan (recharge area) dan daerah lepasan (discharge area) air tanah.
Daerah imbuhan air tanah dan daerah lepasan air tanah, mempunyai karakteristik hidrogeologi dan fungsi
pengelolaan yang berbeda. Daerah imbuhan air tanah berfungsi sebagai daerah resapan secara alamiah,
dan pada suatu cekungan air tanah perlu dipelihara dan dilestarikan keberadaannya. Daerah lepasan air
tanah berfungsi sebagai daerah keluaran air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah perlu
dikendalikan pengambilan air tanahnya. Mengingat perbedaan pelaksanaan pengelolaan pada masingmasing daerah tersebut maka perlu diketahui daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah.
Untuk memudahkan setiap pihak yang berkepentingan terutama pemerintah daerah dalam menentukan
daerah imbuhan dan lepasan air tanah maka diperlukan panduan teknis penentuan daerah imbuhan dan
daerah lepasan air tanah.
2. CIRI-CIRI DAERAH IMBUHAN DAN DAERAH LEPASAN AIR TANAH
Ciri-ciri daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah pada suatu cekungan air tanah terdiri atas ciri-ciri
umum dan khusus yang diuraikan sebagai berikut :
2.1 Ciri-Ciri Umum Daerah Imbuhan Air Tanah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mempunyai arah umum aliran air tanah secara vertikal ke bawah. (Gambar 1)
Air meresap ke dalam tanah sampai muka air tanah (mengisi akuifer). (Gambar 2)
Kedudukan muka preatik relatif dalam.
Kedudukan muka preatik lebih dalam dari muka pisometrik pada kondisi alamiah. (Gambar 3).
Daerah singkapan batuan lolos air tidak jenuh air.
Daerah pebukitan atau pegunungan
Kandungan kimia air tanah relatif rendah
Umur air tanah relatif muda.

2.2 Ciri-Ciri Khusus Daerah Imbuhan Air Tanah


a.
b.
c.

Daerah tubuh dan puncak kerucut gunung api. (Gambar 4)


Daerah karst yang mempunyai retakan dan lubang pelarutan. (Gambar 5)
Daerah singkapan batuan pembentuk akuifer tertekan bagian hulu. (Gambar 6)

2.3 Ciri-Ciri Umum Daerah Lepasan Air Tanah


a.
b.
c.
d.

Mempunyai arah umum aliran air tanah secara vertikal ke atas.(Gambar 1)


Muka air tanah bergerak ke atas mengisi pori-pori tanah pada zona tidak jenuh air. (Gambar 2)
Kedudukan muka preatik lebih dangkal dari muka pisometrik pada kondisi alamiah. (Gambar 3)
Daerah sebelah hilir pemunculan mata air permanen.
17

e.
f.
g.
h.

Kedudukan muka preatik relatif dangkal.


Kandungan kimia air tanah relatif tinggi
Umur air tanah relatif tua.
Daerah dataran.

2.4 Ciri-Ciri Khusus Daerah Lepasan Air Tanah.


a.
b.

Menempati kaki atau dataran kerucut gunung api. (Gambar 4).


Menempati kaki atau lereng bawah pebukitan karst dan dijumpai mata air permanen. (Gambar 5).

3. TAHAPAN PENENTUAN DAERAH IMBUHAN DAN DAERAH LEPASAN AIR TANAH


Penentuan daerah imbuhan air tanah dan daerah lepasan air tanah dilakukan berdasarkan sistem aliran air
tanah secara regional pada suatu cekungan air tanah, melalui tahapan sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.

Menentukan batas cekungan air tanah.


Membuat penampang hidrogeologi cekungan air tanah.
Mengidentifikasi sistem akuifer cekungan air tanah.
Menentukan daerah imbuhan dan lepasan air tanah sesuai dengan ciri-cirinya, yaitu :
1) Pada sistem akuifer tidak tertekan, daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah berimpit.
2) Pada sistem akuifer tertekan, batas daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dibatasi oleh
garis yang menghubungkan titik perpotongan kontur muka preatik dan muka pisometrik (hinge
line)
3) Pada sistem akuifer kerucut gunung api, daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah
dipisahkan oleh garis yang menghubungkan ketinggian beberapa lokasi pemunculan mata air
pada daerah tekuk lereng kaki kerucut gunung api.
4) Pada sistem akuifer karst, daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah dipisahkan oleh garis
yang menghubungkan ketinggian beberapa lokasi pemunculan mata air pada daerah tekuk
lereng bawah pebukitan kars.

4. KLASIFIKASI DAERAH IMBUHAN AIR TANAH


4.1 Parameter Klasifikasi
Klasifikasikan daerah imbuhan air tanah ditentukan berdasarkan parameter sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.

Kelulusan batuan.
Curah hujan.
Tanah penutup.
Kemiringan lereng.
Muka air tanah tidak tertekan.

Masing-masing parameter mempunyai pengaruh terhadap resapan air ke dalam tanah yang dibedakan
dengan nilai bobot (Tabel 1). Parameter yang mempunyai nilai bobot paling tinggi merupakan parameter
yang paling menentukan kemampuan peresapan untuk menambah air tanah secara alamiah pada suatu
cekungan air tanah.
Tabel 1. Nilai Bobot Parameter Resapan Air
No.

Parameter

Nilai Bobot

Kelulusan batuan

Sangat tinggi

Curah hujan

Tinggi
18

Tanah penutup

Cukup

Kemiringan lereng

Sedang

Muka air tanah tidak tertekan

Rendah

4.2 Peringkat Parameter


Peringkat parameter dibedakan berdasarkan nilai kemampuan peresapan air sebagai mana tercantum
dalam tabel 2 sampai dengan tabel 6.
Tabel 2. Nilai Peringkat Kelulusan Batuan
No.

Nilai Kelulusan Batuan

Nilai Peringkat

(m/hari)
> 103

Sangat tinggi

10 - 10

Tinggi

10 10

Cukup

10 10

-2

Sedang

Rendah

-2

-4

< 10

-4

19

Tabel 3. Nilai Peringkat Curah Hujan


Curah Hujan

No.

Nilai Peringkat

(mm/tahun)

>4000

Sangat tinggi

3000 4000

Tinggi

2000 3000

Cukup

1000 2000

Sedang

<1000

Rendah

Tabel 4. Nilai Peringkat Tanah Penutup


No.

Nilai Peringkat

Tanah Penutup

Kerikil

Sangat tinggi

Pasir kerikilan

Tinggi

Lempung pasiran/ lanau pasiran

Cukup

Lanau lempungan

Sedang

Lempung lanauan

Rendah

Tabel 5. Nilai Peringkat Kemiringan Lereng


No.

Kemiringan Lereng

Nilai Peringkat

(derajat)

<5

Sangat tinggi

5 10

Tinggi

10 20

Cukup

20 40

Sedang

< 40

Rendah

Tabel 6. Nilai Peringkat Kedalaman Muka Air Tanah Tidak Tertekan


Kedalaman Muka Air Tanah
No.

Nilai Peringkat

Tidak Tertekan

(meter di bawah muka tanah)


> 30

Sangat tinggi

20 30

Tinggi

10 20

Cukup

5 10

Sedang

<5

Rendah

20

4.3 Tahapan Klasifikasi


Klasifikasi daerah imbuhan air tanah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Memberi nilai bobot setiap parameter;


Memberi nilai peringkat setiap parameter;
Menjumlahkan hasil perkalian antara nilai bobot dan nilai peringkat pada setiap parameter;
Mengklasifikasikan daerah imbuhan air tanah berdasarkan nilai imbuhannya, yaitu menjumlahkan
hasil perkalian antara nilai bobot dan nilai peringkat pada setiap parameter.
Nilai imbuhan = Kb*Kp + Pb*Pp + Sb*Sp + Lb*Lp + Mb*Mp
Keterangan:
K = Kelulusan batuan
P = Curah hujan rata-rata tahunan
S = Tanah penutup
L = Kemiringan lereng
M = Muka air tanah bebas.
b = Nilai bobot
p = Nilai peringkat

e.

Mengelompokan daerah imbuhan air tanah menjadi daerah imbuhan utama, daerah imbuhan
tambahan, dan daerah imbuhan tidak berarti.
1)

Daerah imbuhan utama, merupakan daerah imbuhan air tanah dengan nilai imbuhan lebih
besar dari 33

2)

Daerah imbuhan tambahan, merupakan daerah imbuhan air tanah dengan nilai imbuhan
antara 30 sampai 33.

3)

Daerah imbuhan tidak berarti, merupakan daerah imbuhan air tanah dengan nilai imbuhan
lebih kecil dari 30.

21

22

23

24

You might also like