You are on page 1of 34

asuhan keperawatan sectio caesarea

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang semakin
banyak sudah issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data
tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang dilakukan, angka kematian ibu
yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan
pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus diupayakan sehingga pada tahun 1996
mencanangkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan mematok angka 2,25% dari semua
persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999
(Cindy, dkk, 2005).

Indikasi sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik,
kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu
(Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan
lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa,
Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa
dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah
Caesar.
Di negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai dengan 7% dari
semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section caesarea pada ibu adalah
disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely,
sedangkan janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008).

Pre eklampsia atau peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga
merupakan indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan
dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.

Eklampsia dapat menyebabkan kematian ibu bahkan janin yang dikandungnya.Namun


demikian operasi sectio caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi section caesarea
antara lain perdarahan, infeksi (sepsis), dan cedera di sekeliling struktur (usus besar, kandung
kemih, pembuluh ligament yang lebar,ureter) (Hacker, 2001).

Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien post operasi sectio caesarea. Melakukan pengkajian pada pasien, menentukan diagnose
yang bisa atau mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan
rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya. Atas dasar uraian di atas, maka penulis
mengambil judul laporan ini: Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea
Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji.

1.2.

Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa

mampu secara umum melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.A dengan

diagnose Post Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah dini di Ruang kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Batu Aji Batam.
1.2.2. Tujuan Khusus
a.

Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian secara sistematis pada Ny. A dengan Post
Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.

b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan sesuai dengan data pengkajian yang
didapat pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Batu Aji Batam.
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan diagnose keperawatan pada Ny. A
dengan Post Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.
d. Mahasisawa mampu mengimplentasikan rencana tindakan yang telah di susun di ruang
e.

Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.


Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah di laksanakan di ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.

1.3

Manfaat Penelitian

1.3.1

Bagi Penulis

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam
bidang maternitas pada pasien post sectio caesarea .
1.3.2 Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masuk dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan
keperawatan khususnya pada pasien post operasi sectio caesaria
1.3.3 Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan
pada pasien post sectio caesarea dengan ketuban pecah dini yang dapat digunakan acuan bagi
praktek mahasiswa keperawatan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KONSEP DASAR

2.1.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan
ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput
janin sebelum proses persalinan dimulai.
1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan dengan peningkatan
risiko infeksi intra-amnion
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban
pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo,
2002)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM)
adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm
dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998).

Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut
dan dinding rahim rahim.(ArifMansjoer,2002)
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina.(Rustam Mokhtar, Edisi 2.1998)

2.1.2

Etiologi Ketuban Pecah Dini


Etiologi ketuban pecah dini belum di ketahui. Faktor predisposisi ketuban pecahh dini ialah :
infeksi genettalia, servik inkopeten, kehamilan gemeli, hidramnioan, kehamilan preterm,
disporsi sefalovelik. ( arief Mansjoer,2002)

2.1.3

Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian

besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)


1. High virulensi : Bacteroides
2. Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan
trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan
inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput
korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

2.1.4 Komplikasi ketuban pecah dini


1. Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
2. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
3. Prolaps tali pusat
4. Indeks cairan amnion berkurang
( arief Mansjoer,2002)
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi
b. Tes lakmus merah berubah menjadi biru
c. Amniosentesis
d. USG : menentukan usia kehamilan indeks cairan berkurang . ( arief Mansjoer,2002)
2.2

Proses Keperawatan

2.2.1

Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan.
Adapun pengkajian yang dilakukan pada pasien post section caesarea adalah:

a.

Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, respon automatic
missal: perubahan TD, nadi dan pernafasan.

b. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional, ketakutan, marah dan menarik diri, pasien/pasangan
dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.

c.

Eliminasi
Kateter urinarius indwelling terpasang, urine jernih pucat, bising usus tidak ada, samara atau
jelas, ketidakmampuan defekasi atau flatus, kekakuan abdomen, nyeri tekan.

d. Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal, anoreksia, mual,muntah, haus,
membrane mukosa kering, pembatasan pemasukan/ priode pra operasi.
e. Neurosensori
Kerusakan gerakan, dan sensasi dibawah tingkat anastesi spinal epidural.
f.

Nyeri/ Ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, missal: trauma bedah / insisi
nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anastesi, perubahan pada tonus
otot, distraksi.

e.

Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vasikuler, kondisi yang kronis/batuk, dangkal, takipnea.

g. Keamanan
Balitan abdomen dapat tampak sedikit noda atau sedikit kering utuh, jalur parenteral, bila
digunakan paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan, infeksi pasca melahirkan,
alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plesteron, defisiensi umum, riwayat transfuse
darah, demam.
h. Sexualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus, aliran lokhea, sedang dan bebas bekuan
berlebihan/banyak.

2.2.2
Diagnosa Keperawatan
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik.
c.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui
rute normal.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi).
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anastesi).
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

2.2.3

Intervensi
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.
Hasil yang diharapkan Klien akan : Bebas dari infeksi.
Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
a. Tinjau ulang kondisi/ factor risiko
a. Kondisi dasar Ibu,seperti diabetes
yang ada sebelumnya.catat waktu atau hemoragi, menimbulkan potensial
pecah ketuban.
b.

risiko infeksi/penyembuhan luka yang

Kaji terhadap tanda dan gejala buruk.


b. Pecah ketuban terjadi 24 jam sebelum
infeksi
(
mis,.peningkatan
pembedahan dapat mengakibatkan
suhu,nadi,jumlah sel darah putih,atau
korioamnionitis sebelum intervensi
bau).
bedah
&
dapat
mengubah
penyembuhan luka.

c.

Berikan

perawatan

perineal
c.
sedikitnya 4 jam bila ketuban telah

Menurunkan

risiko

kontaminan

kulit memasuki insisi,menurunkan


pecah.
risiko infeksi pascaoperasi.
d.

Dapatkan kultur darah, vagina,dan


plasenta sesuai indikas

e.

d.

Mengidentifikasi

organism

yang

Berikan antibiotic spectrum luas menginfeksi dan tingkat keterlibatan.


e.
Antibiotik
profilaktik
dapat
parenteral pada praoperasi.
dipesankan
untuk
mencegah
terjadinya proses infeksi.

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik


Kriteria hasil :
a. Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukup

INTERVENSI
RASIONAL
a. Tentukan karakteristik dan lokasi
a.
pada banyak klien, nyeri dapat
nyeri, perhatikan isyarat verbal dan menyebabkan masalah tekanan darah
b.

nonverbal
Berikan

informasi

atau nadi meningkat.


mengenai
b. merilekskan otot dan sensasi nyeri.
c.
meningkatkan kenyamanan dan

pengebab nyeri
c. Memberikan posisi nyaman klien.

menurunkan

destraksi

tidak

menyenangkan dan meningkatkan rasa


d.

Ajarkan

tehnik

distraksi

dan
sehahtera.
d.
meningkatkan kenyamanan, yang

realaksasi.

memperbaiki status psikologis dan


meningkatkan mobilitas.
c.

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang

berlebihan

melalui rute normal.


Kriteria hasil :Menunjukkan tekanan darah atau nadi dalam batas normal, turgor kulit baik, membrane
mukosa lebab, klien tidak lemah.
a.
b.

INTERVENSI
Monitor TTV.
Kaji

a.

frekuensi

berkemih.
c.
Perhatikan

kulit

membrane mukosa.

dan

RASIONAL
hipotensi

dan

takikardi

dapat

jumlah menunjukkan hipovolemik.


b. fungsi ginjal adalah indikator volume,

bibir

dan sirkulasi darah.


c. membrane mukosa/bibir
kering dan turgor kulit buruk menandak
an ketidakadekuatan masukan cairan
dalam hubungannya.
d. dengan kebutuhan cairan.kembali ke

d. Kaji karakter dan jumlah lochea.


pendarahan

merah

terang

abnormal, aliran yang deras dan


cepat menandakan hemoragi
partum lanjut.

adalah
pasca

e.

Kaji kondisi insisi caesarean.

e.

Untuk mengidentifikasi perlambatan


penyembuhan dan potensi terhadap
heragi/denizens
pemasukan cairan
menggantikan

parenteral

cairan

dan dapat memberikan

dapat

yang

keluar

perbandingan

untuk mengkaji beratnya kehilangan


darah
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi)
Kriteria hasil : Pasien bias melakukan BAB dengan lancar

INTERVENSI
a.
Melakukan kembali

RASIONAL
kebiasaana.

defekasi normal.

Kembalinya fungsi
gastrointestinal, mungkin

terhambat

oleh efek anastesi. Adanya bunyi


abnormal

(gemricil

tinggi/bunyi

dan

nada

gemuruh

panjang) menunjukkan komplikasi.


b. menurunkan ukuran hemoroid,
menghilangkan gatal dan
b. Kaji terhadap adanya hemoroid, beri
ketidaknyamanan serta meningkatkan
informasi tentang masukan kembali
vasokonstriksi local.
hemoroid, beri informasi tentang
c.
masukan kembali hemoroid ke

makanan kasar (buah-buahan dan


sayuran, khususnya dengan biji dan

c.

dalam kanal rectal.


Berikan informasi sedikit yang tetap kulit dan peningkatan cairan)akan
tentang pentingnya makanan kasar, merangsang eliminasi.
cairan dan upaya untuk membuat

penosongan normal.
d.
Anjurkan
pasien

d.
untuk

membantu meningkatkan peristaltic


gastrointestinal.

meningkatkan aktivitas dan anigulasi


e.

sesuai toleransi.
Kolaborasi dalam
laksatif pelunak feses
dan enema .

pemberiane.

mungkin

diperlukan

suppositoria meningkatkan
defekasi

kembali
normal,

mengejan/stress

perincal

untuk
kebiasaan
mencegah
selama

pengosongan.
e.

Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anastesi).


Kriteria hasil :
Pasien dapat mengosongkan kandung kemih setiap kali berkemih, mendapatkan pola
berkemih yang biasa/optimal.

f.

INTERVENSI
RASIONAL
a.
Kaji maukan cairan dana. persalinan yang lama dan pergantian
pengeluaran

urine

Kurang

dan cairan yang tidak efektif dapat

lamanya persalinan.

mengakibatkan

dehidrasi

dan

menurunkan pengeluaran urine.


b.
Trauma kandung kemih
uretra/oedema dapat mengganggu
b.

Perhatikan adanya
berkemih, anastesi dapat
oedema/laserasi yang digunak
mengganggu sensasi penuh pada
an.
c.

kandung kemih.
membantu mencegah statis dan
dehidrasi dan mengganti cairan yang

c.

Anjurkan

minum

hilang pada waktu persalinan


d. statis hygiene buruk dan masuknya
6-8
bakteri dapat memberikan

gelas/hari.
kecenderungan pasien terkena ISK
e. biasanya 3 liter cairan, merupakan
RL adekuat untuk menggantikan
d. Kaji tanda-tanda ISK
kehilangan dan mempertahankan
(missal rasa terbakar pada saat
berkemih, peningkatan
aliran ginjal/pengeluaran urine.
frekuensi, urine).
e. Pertahankan IVFD selama 12
jam

setelah

sesuai

indikasi,

jumlah

cairan

pembedahan
tingkatkan
infuse

bila

pengeluaran 30 cc/gr.
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Kriteria hasil :Mengungkapkan pemahaman akan perilaku bayi, status fisik dan kebutuhan perawatan,
berpartisipasi

dalam

perawatan

bayi,

mendemonstrasikan

penguasaan

tindakan,

merencanakan kepulangan dengan tepat, penatalaksanaan oleh rumah dan pengguna sumbersumber yang ada.

a.

INTERVENSI
Bantu klien

dan

pasangan
a.

mengidentifikasikan kebutuhan.

RASIONAL
periode pasca natal dapat merupakan
pengalaman positif bilapenyuluhan
yang tepat diberikan untuk membantu
mengembangkan pertumbuhan ibu,

b.

Berikan
perawatan

informasi
diri

fisiologis.
c.
Berikan

dan

tentang
perubahan
b.

informasi

menyusui

dan

maturasi dan kompetensi.


berperan pada adaptasi yang positif

dari perubahan fisik dan emosional


tentang
c.
membantu
meningkatkan

menghindari keberhasilan laktasi/beberapa obat di

pemberian obat tanpa konsultasi.

kontraindikasi selama laktasi yang


memungkinkan menimbulkan efek

pada bayi yang baru lahir.


d.
mengikuti pengingat dapat
d. Meberikan informasi dalam bentuk
meningkatkan pemahaman pasien dan
tulisan bagi pasien/orang terdekat
kerja sama dengan program yang
untuk dibawa pulang.
diperlukan,
instruksi
tulisan
membantu pasien.
e.
Membantu mengidentifikasi
kebutuhan belajar dan
e.

Dorong

pertanyaan,

berikan mengklarifikasi kesalahan konsep.

jawaban dengan jelas dan ringkas


dan

kuatkan

informasi

sesuai

kebutuhan.
BAB III
PENGKAJIAN DATA DASAR

Nama

: Yulasnawati

Tanggal pengkajian : 19-03-2011

Ruangan

: Kebidanan

Jam : 11.45 WIB

I. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. DATA BIOGRAFI
1. PASIEN
Inisial klien

:Ny. A

Tgl MRS

: 18-03-2011

Umur

: 31 tahun

Jam

: 12.00 WIB

Agama

: Islam

Rekam medic : 02-76-90

Pekerjaan

: Guru

Alamat

: Muka Kuning, kampung Selayang

Diagnose

: G1 P2 A1 + Ketuban Pecah Dini

Nama Suami

: Jhon Latif

Umur

: 25 Tahun

Alamat

: Muka Kuning, Kampung Selayang

Pekerjaan

: Swasta

2. RIWAYAT KESEHATAN
No

1.

Tipe persalinan

SC

BB lahir

1200 gr

Keadaan

Bayi Komplikasi

Baru lahir

nifas

Premature

1. Masalah Persalinan Sekarang : P2 A1 H1


2. Riwayat Persalinan Sekarang : POST SC hari pertama
: pasien mengatakan bahwa sebelumnya menggunakan pil KB dan Pil suntik
4. Rencana KB

: Pasien mengatakan bahwa rencana

kedepannya akan menggunakan KB suntik


II.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

Umur
bayi
1 hari

NO
1

Aktivitas
Makan
-Frekuensi

Sebelum Sakit
2

Sesudah Sakit

x dalam sehari

Pasien belum boleh

-Banyak/Porsi

1 porsi

makan
pasien belum boleh

-Jenis

Lauk pauk, sayuran ,


buah ,dl

makan
pasien belum boleh
makan

Minum
-Frekuensi
-Banyak
-Jenis
Eliminasi
-BAK
-Frekuensi
-Banyak
-Warna
-BAB
-Frekuensi
-Konsistensi
-Warna

1 gelas
8 x / hari
Air putih + teh

Pasien belum minum


-

Sering
8 x / hari
Kuning

Pasien menggunakan

1 x sehari
Padat
Kuning

kateter
150 cc
Kuning
Pasien Belum BAB
Pasien belum BAB
Pasien belum BAB

Pola Istirahat
-Tidur Malam
-Waktu
-Bangun Tengah Malam

8 jam
Tidak bangun tengah

-Perilaku sebelum tidur malam


-Tidur Siang
Nonton tv
-Waktu
-Perilaku Sebelum Tidur
1 jam
Nonton tv

Personal Hygene
-Mandi
-Frekuensi
-Alat yang digunakan

2 x sehari
Sabun mandi

2 hari belum mandi


Pasien belum mandi

-Gosok Gigi
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
-Keramas
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
-Potong Kuku
-Frekuensi
-Alat yang digunakan

3 x sehari
Pasta gigi + odol

Kumur-kumur
Tidak menggunakan odol

1 x sehari
Shampoo

Belum keramas 2 hari


Tidak keramas

1 minggu
Pemotong kuku
Belum potong kuku
Pasien belum potong
kuku

Aktivitas Fisik
(Mobilisasi)
ROM
Gerakan jari jari

Memasak

Baring

Baik

lemah

Baik
tangan
Gerakan pinggul dan
lutut
Gerakan telapak kaki

belum bisa di gerakakan


Baik
Baik
Baik

belum bisa di gerakkan

dan pergelangan kaki


Gerakan leher

lemah
III.

PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
Tingkat Kesadaran
: composmentis
TD
: 100/60 mmhg
P
: 72 x/i
RR
: 24 x/ i
T
: 36 ,6 0C
2. Keadaan Umum : Lemah/lemes,Pucat,Pasien mengatakan Nyeri
pada abdomen bekas operasi , pasien mengatakan tidak bisa bergerak , pasien mengatakan
nyeri jika bergerak, pasien mengeluh sesak karena kesakitan, Karakteristik terasa di

iris,pasien Tampak dibantu oleh

keluarga pasien dalam pergerakan ,tampak meringis

menahan kesakitan bekas luka post op,Berkeringat, Pasien mengatakan pusing dan mual

a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.

Keadaan Wajah
Bentuk Badan
Tinggi Badan
Cara Berbaring
Bicara
Rambut dan Kulit Kepala
Inspeksi:
Warna Rambut
Kondisi Rambut
Kebersihan Rambut
Lesi
Palpasi:
Kelembaban Rambut
Struktur Rambut
Benjolan
Mata
Inspeksi:
Bentuk bola mata
Konjungtiva
Kornea

: normal
: kurus
: 158 cm
: belum bisa bergerak
: baik
: hitam
: tebal
: kotor
: tidak ada lesi
: kering
: tidak rontok
: tidak ada benjolan
: simetris
: an anemis
: jernih

d. Telinga
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.

Bentuk Telinga
Sekret/Cairan Darah
Serumen
Lesi

e.

Hidung

: simetris
: tidak ada secret / cairan darah
: tidak ada serumen
: tidak ada lesi

Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.

Sekret
Pengeluaran Cairan
Lesi
Benjolan
Lesi

f.

Mulut

: tidak ada secret


: tidak ada mengeluarkan cairan dari hidung
: tidak ada lesi
: tidak ada benjolan
: tidak ada lesi

Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.

Mukosa Bibir
Gigi
Gusi
Lidah
Tonsi/Amandel

: mukosa bibir lembab


: bersih
: tidak ada pendarahan
: bersih
: tonsil / amandel tidak membesar

g. Leher
Inspeksi:
a. Bentuk Leher
: simetris
b. Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
c. Gerakan
: normal
Palpasi:
a.

Kelenjar Tiroid

: tidak membesar

d. Dada
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bentuk
Retraksi/tarikan dinding dada
Pembengkakan
Lesi
Payudara
Produksi ASI

: simetris
: tidak ada
: tidak ada pembengkakan
: tidak ada lesi
: experted
: belum lancar

g. Abdomen
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Bentuk
Asites
Pembengkakan
Lesi
Panjang Luka operasi
Bentuk luka operasi
Karakteristik Nyeri
Q = berat
R = insisi pada abdomen
S=6
T = 3 jam post op
Lochea:

a.

Warna

: merah

: simetris
: tidak ada asites
: tidak ada pembengkakan
: ada lesi post sc
: 10 cm
: horizontal
: P = post sc

b. Konsistensi
c. Bau

: cair
: khas

Perineum:
a. Keadaan
b. Kebersihan
c. Haemoroid

: utuh
: kotor
: tidak ada hemoroid

h. Kulit dan Kuku


Inspeksi:
a.
b.
c.
d.

Warna Kulit
Sianosis
Lesi
Warna kuku

i.

Pemeriksaan Lab:
Leukosit

: sawo matang
: tidak ada sianosis
: tidak ada lesi
: pink muda

: 1.8 x 103/ul

Nilai normal : 4 x 103

Eritrosit

: 2.53 x 106

Nilai normal : 4.20 x 106- 6.20 x 106

Hemoglobin

: 7.4 g/dl

Nilai normal Lk : 13 gr% - 18 gr%,

Nilai normal Pr : 11,5 gr% - 16,5 gr%


Hematokrit

a. Therapi

: 22.6 %

Nilai normal : 37.0- 47.

:
Ceftriaxone

: injeksi 2 x 1 gr IV selama 3 hari

Dexametason : injeksi 2 x 2 ml IV selama 3 hari


Metronidazol : 2 x 1 fls selama 3 hari
Tramadol

: 3 x 1 ml IV selama 2 hari

Ranitidin

: 3 x 2 ml IV selama 2 hari

Pitogin

3.2

: 3 x 1 ml IM selama 1 hari

Transamin

: 3 x 2 ml IV selama 3 hari

Pronalges

: 1 supp

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa
1

Tujuan

Gangguan Rasa nyam Dalam 3 x 24 jam


an nyeri b/d Luka bek Gangguan rasa nyaman
as operasi d/d pasien

nyeri terpenuhi dengan

mengatakan nyeri be

criteria : Nyeri

ka

operasi,

Pasien hilang,keadaan luka kering

mengatakan

Intervensi
- Kaji tingkat dan

Rasional
- Nyeri tidak selalu

karakteristik nyeri .

ada tetapi bila ada

- Atur posisi yang

harus dibandingkan

nyaman dan
menyengkan.
- Ciptakan lingkungan

dengan gejala nyeri


-

pasien sebelumnya.
Mungkin akan

nyeri dan sembuh,tidak meringis

jika

bergrak,adanya kesakitan.

luka

post

yang nyaman dan

mengurangi

rasa

tenang.

sakit

dan

operasi,
- Ajarkan tekhnik

meningkatkan

Keadaan
relaksasi.
umum lemah,
pasien tampak
meringis

sirkulasi.
- Dapat Membantu

-Kaji tanda-tanda vital

pasien

pasien

memenuhi

menagan sakit TTV:

kebutuhan istirahat

TD : 100/60 mmHg,
RR : 24 x/menit, N :

dalam

- Kolaborasi dengan

yang adekuat.
Mengurangi rasa
nyeri yang dialami

72 x/menit, S : 36,3

dokter dalam

pemberian Analgetik.

C.

oleh pasien.
- Supaya perawat
bisa

mengetahui

seberapakah nyeri
yang dialami oleh
pasien.
- Kenyamanan dan
kerjasama

pasien

dalam pengobatan
prosedur
dipermudah

oleh

pemberian
analgetik.
2.

Gangguan mobilitas Setelah di lakukan

Kaji tingkat -

fisik b/d nyeri pada pengkajian selama 3 x 24 mobilitas dari pasien


abdomen post op d/d gangguan mobilitas fisikPasien

mengatakan teratasi

dengan

aktifitas
pasien

sendiri

, Pasien

sudah

mempermudah

Motivasi pasien untuk pemberian tindakan

kriteria melakukan mobilitas

tidak bisa melakukan hasil :


bisa

pengobatan

secara bertahap
selanjutnya
Pertahankan posisi - Diharapkan dapat
tubuh yang tepat

meningkatkan

mengatakan melakukan aktifitas sendiri-

kenyamanan dan

nyeri jika bergerak, , pasien mengatakan sudah Berikan dukungan dan


pasien

Diharapkan dapat

mengatakan bisa bergerak.

ambulasi.
-

sulit bergerak , pasien

bantuan keluarga / ora

tampak

di

ng

dalam

pergerakan,

Dapatkan
meningkatkan posis

bantu

keadaan umum lemah

terdekat pada

i fungsional pada
latihan gerak pasien.
Dorongan partisipasi tubuh pasien
Memampukan
pasien dalam semua
keluarga/orang

aktivitas sesuai

terdekat untuk akti

kemampuan

vas

individual

dalam perawatan
pasien
- perasaan senang
dan nyaman pada
pasien

3.

Kurangnya
perawatan

Setelah
diri

dilakukan

Kaji

b/d pengkajian selama 3 x 24 kemampuan

penurunan kekuatan jam kurang perawatan diri dalam


tubuhd/d

pasien teratasi

mengatakan

belum

mandi

selama

di

rumah sakit, Pasien


belum

tingkat

keramas,

Untuk

diri mengetahui

perawatan kemampuan klien

dengan

criteria diri
Motivasi
klien
hasil : pasien bisa mandi
untuk
melakukan
dengan sendiri, rambut
aktivitas
secara
pasien bersih
bertahap
berikan banuan

dalam

personal

hygiene
Mengajarkan
klien

untuk

memenuhi secara
mandiri

Rambut

pasien

sesuai

hygiene
Meningkatkan

tampak berminyak

misal menyisir
Gunting kuku
harga diri
Libatkan keluarga
dalam

pemenuhan
Untuk

kebutuhan klien
kebersihan diri
Kaji karakter dan
Keluarga adalah
jumlah aliran lochea orang
Lakukan keramas
Lakukan brest care
paling
Lakukan

vulva tepat

yang
penting
untuk

hygiene

masalah ini dan


membuat

klien

lebih

di

perhatikan
Aliran lochea
seharunya

tidak

banyak
Untuk
kebersiahan diri
Agar payudara
bersih dan
merasang ASI
-

Agar

tidak

terjadi
4.

Resiko

terjadinya Setelah di lakukan

- Terangkan pada klien -

infeksi
Infeksi

dapat

infeksi b/d luka post pengkajian selama 3 x 24 pentingnya perawatan timbul


SC di abdomen d/d jam
pasien

mengatakan infeksi

nyeri

post

SC,

Adanya luka post SC,


panjang luka 10 cm
pasien

tampak

memegang perutnya.

resiko
dapat

akibat

terjadinya luka selama masa post kurangnya

teratasi operasi.
- Terangkan pada klien
dengan criteria hasil :
cara mengidentifikasi
tanda- tanda infeksi tidak
tanda infeksi.
di jumpai, pembengkakan
- Kaji status nutrisi
tidak ada, nyeri tidak ada,
klien,
perhatikan
kemerahan tidak ada, rasa
penampilan rambut,
panas tidak ada, keadaan
kuku jari, kulit dan
luka sembuh / kering.
sebagainya.

kebersihan luka.
Berbagai
manivestasi klinik
dapat

menjadi

tanda

nonspesifik

infeksi; demam dan


peningkatan
nyeri

rasa

mungkin

merupakan

gejala

- Kaji tanda- tada vital . infeksi.


- Klien yang berat
-

Perhatikan

jumlah badannya 20 % di

dan bau lochea atau bawah normal, atau


kemajuan normal dari yang anemia atau
rubra menjadi serosa.
-

Inspeksi
terhadap

mal nutrisi, lebih

insisi rentan

terhadap

proses infeksi

penyembuhan

pascapartum,

dan

perhatikan kemerahan dapat memerlukan


edema, nyeri eksudat diet khusus.
- Demam setelah
atau
gangguan
pasca
operasi,
penyatuan
leukosit dan takikar
dia
-

menunjukkan

infeksi
Secara

normal

lochea berbau amis


namun

pada

endometritis berbau
amis

dan

dapat

gagl menunjukkan
-

kemajuan normal.
Tanda-tanda ini
menandakan
infeksi luka.

4.

Resiko

terjadinya Setelah di lakukan

- Terangkan pada klien -

infeksi b/d luka post pengkajian selama 3 x 24 pentingnya perawatan

Infeksi
timbul

dapat
akibat

SC di abdomen d/d jam


pasien

mengatakan infeksi

nyeri

post

SC,

Adanya luka post SC,


panjang luka 10 cm
pasien

tampak

memegang perutnya.

resiko

terjadinya luka selama masa post

kurangnya

dapat

teratasi operasi.
kebersihan luka.
- Terangkan pada klien
dengan criteria hasil :
- Berbagai
cara mengidentifikasi
tanda- tanda infeksi tidak
manivestasi klinik
tanda inveksi.
di jumpai, pembengkakan
dapat menjadi
- Kaji status nutrisi
tidak ada, nyeri tidak ada,
tanda nonspesifik
klien, perhatikan
kemerahan tidak ada, rasa
infeksi; demam dan
penampilan rambut,
panas tidak ada, keadaan
peningkatan rasa
kuku jari, kulit dan
luka sembuh / kering.
nyeri mungkin
sebagainya.
merupakan gejala
- Kaji tanda- tada vital . infeksi.
- Klien yang berat
- Perhatikan jumlah

badannya 20 % di

dan bau lochea atau

bawah normal, atau

kemajuan normal dari

yang anemia atau

rubra menjadi serosa.

mal nutrisi, lebih

- Inspeksi insisi

rentan

terhadap

terhadap proses

infeksi

penyembuhan

pascapartum,

perhatikan kemerahan

dapat memerlukan

edema, nyeri eksudat


-

dan

diet khusus.
Demam setelah

atau gangguan
pasca

operasi,

penyatuan
leukosit dan takikar
dia
-

menunjukkan

infeksi
Secara

normal

lochea berbau amis


namun

pada

endometritis berbau
amis

dan

dapat

gagl menunjukkan
-

kemajuan normal.
Tanda-tanda ini
menandakan
infeksi luka.

3.2 Implementasi Keperawatan


No dx
1.

Tgl
19-0311

jam

Implementasi

11.45 - Mengkaji tingkat dan


karakteristik dari nyeri :

Evaluasi
S : Pasien mengatakan
nyeri pada luka bekas
operasi belum

tingkat nyeri dan

berkurang

karakteristik nyeri
Pasien mengatakan
11.50 P : post SC
masih nyeri jika
Q : terasa diiris
R : Di bawah umbilicus
bergerak.
12.00 S : 6
T : 3 jam setelah operasi O : pasien mau ikut tehnik
- Mengajarkan tekhnik
relaksasi yang di ajarkan
relaksasi : mengurangi
oleh perawat.
rasa nyeri dengan

A : Masalah belum teratasi

Paraf

mengajarkan tarik nafas

P : Intervensi dilanjutkan

dalam dari hidung


keluarkan dari mulut
- Memberikan obat
analgetik: drip tramadol 1
amp per infuse dan
pronalges 1 supp.
2.

19-0311

12.30 12.35

Mengkaji

tingkat
S : pasien mengatakan masih

mobilitas dari pasien

belum bisa melakukan

- Memotivasi pasien untuk aktifitas sendiri


melakukan
12.45

mobilitas -

Pasien

mengatakan

secara bertahap:mulai dari masih takut bergerak.


menekuk dan meluruskan:
kedua

kaki

pasien

belum

secara melakukan

bisa

aktifitas

mandiri,miring kanan dan sendiri


miring kiri dan duduk di
tempat

tidur

Keadaan umum lemah

dengan A

Masalah belum

teratasi
dibantu keluarga
- Memberi dukungan dan
P : Intervensi dilanjutkan
bantuan pada keluarga /
orang terdekat pada latihan
gerak pasien ; Keluarga
memberi

makan

dan

minum
3.

19-032011

12.55

Mengkaji

tingkat
S : pasien mengtakan belum

13.00

kemampuan diri dalam bisa

13.05

perawatan diri

melakukan

perawatan diri dengan

Memotivasi klien untuk sendiri


melakukan

4.

19-032011

aktivitas
O : pasien di bantu dalam

secara bertahap
perawatan diri
Memberikan bantuan
A : masalah belum teraatasi
sesuai hygiene misal
P : Intervensi di lanjutkan
menyisir
13.20 - Menerangkan pada klienS : pasien mengatakan belum
13.26

pentingnya perawatan luka

13.35 selama masa post operasi.


13.40 - Menerangkan pada klien

mengerti

cara

mengidentifikasi tandatanda infeksi.

cara mengidentifikasi
O : pasien masih tampak
tanda infeksi
- Mengkaji tanda- tada

kebingungan.

vital .
- Memberikan

Pasien masih bertanya


tentang tanda infeksi.

metronidazole 1 fls,
A

masalah

belum

cefriaxone 1 gr IV
teratasi
P

intervensi

di

lanjutkan
Implementasi Keperawatan hari ke 2
No dx
1.

Tgl
20-0311

Jam

Implementasi

Evaluasi

08.45 - Mengkaji tingkat dan karakteristikS : pasien


dari nyeri : tingkat nyeri dan
karakteristik nyeri
P : post SC
Q : terasa diiris
R : Di bawah umbilicus
08.50
S:4
08.54
T : 3 jam setelah operasi
- Mengatur posisi yang nyaman
09.00
( semi fowler)

mengatakan
nyeri post
operasi sudah
berkurang
O : pasien mau di
ajak bercerita

Paraf

- Melakukan manipulasi nyeri


12.00

A : masalah

(distraksi) :mengajak pasien untuk


bercerita
- Memberikan cairan infuse RL

teratasi
sebagian

drip pronalges1 amp 20 tts/menit.


- Memberikan obat analgetik :

P : intervensi di
lanjutkan

tramadol 1 ml IV .
2.

20-032011

12.05 12.10

Mempertahankan

posisi tubuh
S

pasien

yang tepat
mengatakan
- Memberikan dorongan partisipasi
12.15
masih
belum
pasien
dalam
semua
bisa melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan
aktifitas sendiri
individual
- Mengkaji tingkat mobilitas dari Pasien
pasien

mengatakan
sudah

bisa

bergerak miring
kiri atau miring
kanan.
:

pasien belum
bisa melakukan
aktifitas sendiri
Keadaan
umum

masih

lemah
A
Masalah teratas
i sebagian
P : Intervensi

dilanjutkan
3.

20-03-

08.00

2011

Memberikan bantuan sesuai


S

Pasien

hygiene. ( memandikan dan mengatakan


08.20
08.27

mengganti pakaian klien ).


lebih nyaman
Melakukan vulva hygine
Melibatkan keluarga dalam setelah
di
pemenuhan kebutuhan klien

mandikan
di

dan

gantikan

pakaiannya
O : pasien tampak
lebih bersih dan
segar setelah di
mandikan
A : masalah belum
teratasi
P
4.

20-03-

13.00

2011

intervensi

Mengkaji status nutrisi klien,


S
perhatikan

penampilan

di

lanjutkan.
:
pasien

rambut, mengatakan

13.10
kuku jari, kulit dan sebagainya.
13.15 - Menerangkan pada klien cara
13.20
mengidentifikasi tanda infeksi
13.30 - Mengkaji tanda- tada vital
- Memperhahatikan jumlah dan bau
O :
lochea atau kemajuan normal dari

sudah

tau

tanda-

tanda

infeksi.
lochea baik :
rubra

rubra menjadi serosa.


Memberikan
antibiotic
metronidazole
cefriaxone 1 gr IV

fls,

merah

: segar
dan
A : masalah teratasi
sebagian

intervensi

di

lanjutkan

Implementasi Keperawatan hari ke 3


No dx
1.

Tgl
21-03-

jam

Implementasi

14.20 - Mengkaji tingkat dan

11

karakteristik dari nyeri : tingkat


nyeri dan karakteristik nyeri
P : post SC
Q : terasa diiris
R : Di bawah umbilicus
14.25 S : 0
T : 3 jam setelah operasi
- Melakukan manipulasi nyeri

Evaluasi
S :pasien mengatakan
sudah tidak nyeri lagi
O : pasien mau di ajak
bercerita
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

(distraksi) :mengajak pasien


untuk bercerita
2.

21-032011

14.35 - Mengkaji tingkat mobilitas dari


S : pasien mengatakan sudah
14.42
pasien
bisa kekamar mandi
- Dorongan partisipasi
:
pasien belum bisa
pasien dalam semua
aktivitas sesuai kemampuan
individual

melakukan

aktifitas

sendiri
Keadaan umum masih
lemah
A

Masalah teratasi

sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3.

21-032011

14.50
14.55
17.00

Kaji karakter dan jumlah


S : Pasien mengatakan
aliran lochea
lebih nyaman setelah di
Memberikan bantuan sesuai
mandikan
dan
di
hygiene memenadikan dan
gantikan pakaiannya

Paraf

menggantikan pakaian.
Lakukan vulva hygiene

O : pasien tampak lebih


bersih dan segar setelah
di mandikan
A : masalah teratasi

4.

21-032011

3.2
No

P intervensi di hentikan
15.00 - Memberikan cefriaxone 1 gr IV.
S:17.00 - Memperhatikan jumlah dan bau
O : lochea baik : rubra merah
17.30 lochea atau kemajuan normal
segar
dari rubra menjadi serosa.
- Mengkaji tanda- tada vital . A : masalah teratasi sebagian
(TD: 110/80 mmHg, N : 82 x/m,
P : intervensi di hentikan
0
S : 36,6 C, RR : 24 x/m)

Data Fokus
Hari /

Data subyektif

Data objektif

Paraf

Tanggal
Sabtu a.

Pasien mengatakan nyeri


a. Keadaan umum lemah
b. Aadanya luka post SC
19 maret bekas operasi.
b. Pasien mengatakan tidak 10 cm
2011
c. aktifitas pasien tampak
bisa bergerak.
c.
Pasien mengatakan nyeri di bantu
oleh
jika bergerak
keluarga
d. Pasien mengatakan pusing
d. P : post SC
Q : Berat
dan mual.
R : Insisi Abdomen
S:8
T : 3 jam post op
e.
Pasien tampak
meringis menahan
e.

Pasien mengatakan tidak sakit.


bisa melakukan aktifitas f. TD : 100/60 mmHg
RR : 24 x/m
sendiri
N : 72 x/menit
f. Pasien mengatakan belum
S : 36,3 0C
mandi selama 2 hari
g. Pasien Belum keramas
h.
Rambut
tampak
berminyak

3.3

Analisa Data
No
1.
a.

Symptom
DS:
Pasien mengatakan nyeri bekas

operasi.
b. Pasien mengatakan nyeri jika
bergrak.
DO:
P : post SC
Q : Berat
R : Insisi Abdomen
S:6
T : 3 jam post op
c. Keadaan umum lemah

Etiologi
Luka bekas

Problem
Gangguan

operasi

Rasa nyaman
nyeri

Paraf

d.

Pasien tampak meringis menahan


sakit
TTV: TD : 100/60 mmHg
RR : 24 x/menit
N : 72 x/menit
S

2.

: 36,3 0C

DS :
a.
b.

Luka

post Gangguan

Pasien mengatakan tidak bisa operasi

mobilitas fisk

melakukan aktifitas sendiri


Pasien mengatakan nyeri jika

bergerak.
c. Pasien mengatakan sulit bergerak
DO :
a. Keadaan umum lemah.
b. Aktifitas tampak di bantu
3.

DS:
a.

Penurunan

pasien mengatakan belum mandi kekuatan otot


selama 2 hari

Kurang
perawatan
diri

DO :
b. Pasien belum keramas
c.
Rambut
pasien

tampak

berminyak
DS :
d. pasien mengatakan nyeri post SC
DO :
e. Adanya luka post SC
f. Panjang luka 10 cm

Luka post SC Resiko


di abdomen

terjadinya
infeksi

3.4
3.4.1

Diagnosa Keperawatan
Gangguan Rasa nyaman nyeri b/d Luka bekas operasi pada abdomen d/d
pasien mengatakan nyeri bekas operasi, Pasien mengatakan nyeri jika bergrak,adanya

luka

post operasi, Keadaan umum lemah, asien tampak meringis menagan sakit

TTV:

TD : 100/60 mmHg, RR : 24 x/menit, N : 72 x/menit, S : 36,3 0C.


3.4.2

Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit
bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah.

3.4.3

Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belum
mandi selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyak

3.4.4

Resiko terjadinya infeksi b/d luka post SC di abdomen d/d


SC, Adanya luka post SC, panjang luka 10 cm

pasien mengatakan nyeri post

You might also like