Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang semakin
banyak sudah issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan masyarakat. Dari data
tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang dilakukan, angka kematian ibu
yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000 orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan
pemerintah untuk menekan angka kematian ibu terus diupayakan sehingga pada tahun 1996
mencanangkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan mematok angka 2,25% dari semua
persalinan sebagai target nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999
(Cindy, dkk, 2005).
Indikasi sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan sepalopelvik,
kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu : Penyakit pada ibu
(Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan sebelumnya, sumbatan pada jalan
lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa,
Abrupsion plasenta. Untuk menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa
dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah
Caesar.
Di negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai dengan 7% dari
semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section caesarea pada ibu adalah
disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely,
sedangkan janin adalah janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008).
Pre eklampsia atau peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga
merupakan indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan
dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.
Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan keperawatan pada
pasien post operasi sectio caesarea. Melakukan pengkajian pada pasien, menentukan diagnose
yang bisa atau mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan
rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya. Atas dasar uraian di atas, maka penulis
mengambil judul laporan ini: Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea
Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji.
1.2.
Tujuan Penulisan
diagnose Post Sectio Caesarea Indikasi Ketuban Pecah dini di Ruang kebidanan Rumah Sakit
Umum Daerah Batu Aji Batam.
1.2.2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian secara sistematis pada Ny. A dengan Post
Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan sesuai dengan data pengkajian yang
didapat pada Ny. A dengan Post Sectio Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Batu Aji Batam.
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan diagnose keperawatan pada Ny. A
dengan Post Caesarea di ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Batu Aji Batam.
d. Mahasisawa mampu mengimplentasikan rencana tindakan yang telah di susun di ruang
e.
1.3
Manfaat Penelitian
1.3.1
Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya dalam
bidang maternitas pada pasien post sectio caesarea .
1.3.2 Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masuk dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan
keperawatan khususnya pada pasien post operasi sectio caesaria
1.3.3 Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan
pada pasien post sectio caesarea dengan ketuban pecah dini yang dapat digunakan acuan bagi
praktek mahasiswa keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KONSEP DASAR
2.1.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan
ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput
janin sebelum proses persalinan dimulai.
1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2. KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan dengan peningkatan
risiko infeksi intra-amnion
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban
pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo,
2002)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM)
adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm
dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998).
Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut
dan dinding rahim rahim.(ArifMansjoer,2002)
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina.(Rustam Mokhtar, Edisi 2.1998)
2.1.2
2.1.3
Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian
Proses Keperawatan
2.2.1
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara keseluruhan.
Adapun pengkajian yang dilakukan pada pasien post section caesarea adalah:
a.
Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml, respon automatic
missal: perubahan TD, nadi dan pernafasan.
b. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional, ketakutan, marah dan menarik diri, pasien/pasangan
dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran.
c.
Eliminasi
Kateter urinarius indwelling terpasang, urine jernih pucat, bising usus tidak ada, samara atau
jelas, ketidakmampuan defekasi atau flatus, kekakuan abdomen, nyeri tekan.
d. Makanan/ cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal, anoreksia, mual,muntah, haus,
membrane mukosa kering, pembatasan pemasukan/ priode pra operasi.
e. Neurosensori
Kerusakan gerakan, dan sensasi dibawah tingkat anastesi spinal epidural.
f.
Nyeri/ Ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, missal: trauma bedah / insisi
nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anastesi, perubahan pada tonus
otot, distraksi.
e.
Pernafasan
Bunyi paru jelas dan vasikuler, kondisi yang kronis/batuk, dangkal, takipnea.
g. Keamanan
Balitan abdomen dapat tampak sedikit noda atau sedikit kering utuh, jalur parenteral, bila
digunakan paten dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan, infeksi pasca melahirkan,
alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plesteron, defisiensi umum, riwayat transfuse
darah, demam.
h. Sexualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus, aliran lokhea, sedang dan bebas bekuan
berlebihan/banyak.
2.2.2
Diagnosa Keperawatan
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen fisik.
c.
Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui
rute normal.
d. Konstipasi berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anestesi).
e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek farmakologis sedative (anastesi).
f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
2.2.3
Intervensi
a. Resti terjadinya Infeksi berhubungan dengan Insisi pembedahan bekas operasi.
Hasil yang diharapkan Klien akan : Bebas dari infeksi.
Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
a. Tinjau ulang kondisi/ factor risiko
a. Kondisi dasar Ibu,seperti diabetes
yang ada sebelumnya.catat waktu atau hemoragi, menimbulkan potensial
pecah ketuban.
b.
c.
Berikan
perawatan
perineal
c.
sedikitnya 4 jam bila ketuban telah
Menurunkan
risiko
kontaminan
e.
d.
Mengidentifikasi
organism
yang
INTERVENSI
RASIONAL
a. Tentukan karakteristik dan lokasi
a.
pada banyak klien, nyeri dapat
nyeri, perhatikan isyarat verbal dan menyebabkan masalah tekanan darah
b.
nonverbal
Berikan
informasi
pengebab nyeri
c. Memberikan posisi nyaman klien.
menurunkan
destraksi
tidak
Ajarkan
tehnik
distraksi
dan
sehahtera.
d.
meningkatkan kenyamanan, yang
realaksasi.
berlebihan
INTERVENSI
Monitor TTV.
Kaji
a.
frekuensi
berkemih.
c.
Perhatikan
kulit
membrane mukosa.
dan
RASIONAL
hipotensi
dan
takikardi
dapat
bibir
merah
terang
adalah
pasca
e.
e.
parenteral
cairan
dapat
yang
keluar
perbandingan
INTERVENSI
a.
Melakukan kembali
RASIONAL
kebiasaana.
defekasi normal.
Kembalinya fungsi
gastrointestinal, mungkin
terhambat
(gemricil
tinggi/bunyi
dan
nada
gemuruh
c.
penosongan normal.
d.
Anjurkan
pasien
d.
untuk
sesuai toleransi.
Kolaborasi dalam
laksatif pelunak feses
dan enema .
pemberiane.
mungkin
diperlukan
suppositoria meningkatkan
defekasi
kembali
normal,
mengejan/stress
perincal
untuk
kebiasaan
mencegah
selama
pengosongan.
e.
f.
INTERVENSI
RASIONAL
a.
Kaji maukan cairan dana. persalinan yang lama dan pergantian
pengeluaran
urine
Kurang
lamanya persalinan.
mengakibatkan
dehidrasi
dan
Perhatikan adanya
berkemih, anastesi dapat
oedema/laserasi yang digunak
mengganggu sensasi penuh pada
an.
c.
kandung kemih.
membantu mencegah statis dan
dehidrasi dan mengganti cairan yang
c.
Anjurkan
minum
gelas/hari.
kecenderungan pasien terkena ISK
e. biasanya 3 liter cairan, merupakan
RL adekuat untuk menggantikan
d. Kaji tanda-tanda ISK
kehilangan dan mempertahankan
(missal rasa terbakar pada saat
berkemih, peningkatan
aliran ginjal/pengeluaran urine.
frekuensi, urine).
e. Pertahankan IVFD selama 12
jam
setelah
sesuai
indikasi,
jumlah
cairan
pembedahan
tingkatkan
infuse
bila
pengeluaran 30 cc/gr.
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Kriteria hasil :Mengungkapkan pemahaman akan perilaku bayi, status fisik dan kebutuhan perawatan,
berpartisipasi
dalam
perawatan
bayi,
mendemonstrasikan
penguasaan
tindakan,
merencanakan kepulangan dengan tepat, penatalaksanaan oleh rumah dan pengguna sumbersumber yang ada.
a.
INTERVENSI
Bantu klien
dan
pasangan
a.
mengidentifikasikan kebutuhan.
RASIONAL
periode pasca natal dapat merupakan
pengalaman positif bilapenyuluhan
yang tepat diberikan untuk membantu
mengembangkan pertumbuhan ibu,
b.
Berikan
perawatan
informasi
diri
fisiologis.
c.
Berikan
dan
tentang
perubahan
b.
informasi
menyusui
dan
Dorong
pertanyaan,
kuatkan
informasi
sesuai
kebutuhan.
BAB III
PENGKAJIAN DATA DASAR
Nama
: Yulasnawati
Ruangan
: Kebidanan
I. RIWAYAT KEPERAWATAN
A. DATA BIOGRAFI
1. PASIEN
Inisial klien
:Ny. A
Tgl MRS
: 18-03-2011
Umur
: 31 tahun
Jam
: 12.00 WIB
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Guru
Alamat
Diagnose
Nama Suami
: Jhon Latif
Umur
: 25 Tahun
Alamat
Pekerjaan
: Swasta
2. RIWAYAT KESEHATAN
No
1.
Tipe persalinan
SC
BB lahir
1200 gr
Keadaan
Bayi Komplikasi
Baru lahir
nifas
Premature
Umur
bayi
1 hari
NO
1
Aktivitas
Makan
-Frekuensi
Sebelum Sakit
2
Sesudah Sakit
x dalam sehari
-Banyak/Porsi
1 porsi
makan
pasien belum boleh
-Jenis
makan
pasien belum boleh
makan
Minum
-Frekuensi
-Banyak
-Jenis
Eliminasi
-BAK
-Frekuensi
-Banyak
-Warna
-BAB
-Frekuensi
-Konsistensi
-Warna
1 gelas
8 x / hari
Air putih + teh
Sering
8 x / hari
Kuning
Pasien menggunakan
1 x sehari
Padat
Kuning
kateter
150 cc
Kuning
Pasien Belum BAB
Pasien belum BAB
Pasien belum BAB
Pola Istirahat
-Tidur Malam
-Waktu
-Bangun Tengah Malam
8 jam
Tidak bangun tengah
Personal Hygene
-Mandi
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
2 x sehari
Sabun mandi
-Gosok Gigi
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
-Keramas
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
-Potong Kuku
-Frekuensi
-Alat yang digunakan
3 x sehari
Pasta gigi + odol
Kumur-kumur
Tidak menggunakan odol
1 x sehari
Shampoo
1 minggu
Pemotong kuku
Belum potong kuku
Pasien belum potong
kuku
Aktivitas Fisik
(Mobilisasi)
ROM
Gerakan jari jari
Memasak
Baring
Baik
lemah
Baik
tangan
Gerakan pinggul dan
lutut
Gerakan telapak kaki
lemah
III.
PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
Tingkat Kesadaran
: composmentis
TD
: 100/60 mmhg
P
: 72 x/i
RR
: 24 x/ i
T
: 36 ,6 0C
2. Keadaan Umum : Lemah/lemes,Pucat,Pasien mengatakan Nyeri
pada abdomen bekas operasi , pasien mengatakan tidak bisa bergerak , pasien mengatakan
nyeri jika bergerak, pasien mengeluh sesak karena kesakitan, Karakteristik terasa di
menahan kesakitan bekas luka post op,Berkeringat, Pasien mengatakan pusing dan mual
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
Keadaan Wajah
Bentuk Badan
Tinggi Badan
Cara Berbaring
Bicara
Rambut dan Kulit Kepala
Inspeksi:
Warna Rambut
Kondisi Rambut
Kebersihan Rambut
Lesi
Palpasi:
Kelembaban Rambut
Struktur Rambut
Benjolan
Mata
Inspeksi:
Bentuk bola mata
Konjungtiva
Kornea
: normal
: kurus
: 158 cm
: belum bisa bergerak
: baik
: hitam
: tebal
: kotor
: tidak ada lesi
: kering
: tidak rontok
: tidak ada benjolan
: simetris
: an anemis
: jernih
d. Telinga
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
Bentuk Telinga
Sekret/Cairan Darah
Serumen
Lesi
e.
Hidung
: simetris
: tidak ada secret / cairan darah
: tidak ada serumen
: tidak ada lesi
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
Sekret
Pengeluaran Cairan
Lesi
Benjolan
Lesi
f.
Mulut
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
Mukosa Bibir
Gigi
Gusi
Lidah
Tonsi/Amandel
g. Leher
Inspeksi:
a. Bentuk Leher
: simetris
b. Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
c. Gerakan
: normal
Palpasi:
a.
Kelenjar Tiroid
: tidak membesar
d. Dada
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bentuk
Retraksi/tarikan dinding dada
Pembengkakan
Lesi
Payudara
Produksi ASI
: simetris
: tidak ada
: tidak ada pembengkakan
: tidak ada lesi
: experted
: belum lancar
g. Abdomen
Inspeksi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bentuk
Asites
Pembengkakan
Lesi
Panjang Luka operasi
Bentuk luka operasi
Karakteristik Nyeri
Q = berat
R = insisi pada abdomen
S=6
T = 3 jam post op
Lochea:
a.
Warna
: merah
: simetris
: tidak ada asites
: tidak ada pembengkakan
: ada lesi post sc
: 10 cm
: horizontal
: P = post sc
b. Konsistensi
c. Bau
: cair
: khas
Perineum:
a. Keadaan
b. Kebersihan
c. Haemoroid
: utuh
: kotor
: tidak ada hemoroid
Warna Kulit
Sianosis
Lesi
Warna kuku
i.
Pemeriksaan Lab:
Leukosit
: sawo matang
: tidak ada sianosis
: tidak ada lesi
: pink muda
: 1.8 x 103/ul
Eritrosit
: 2.53 x 106
Hemoglobin
: 7.4 g/dl
a. Therapi
: 22.6 %
:
Ceftriaxone
: 3 x 1 ml IV selama 2 hari
Ranitidin
: 3 x 2 ml IV selama 2 hari
Pitogin
3.2
: 3 x 1 ml IM selama 1 hari
Transamin
: 3 x 2 ml IV selama 3 hari
Pronalges
: 1 supp
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
1
Tujuan
mengatakan nyeri be
criteria : Nyeri
ka
operasi,
mengatakan
Intervensi
- Kaji tingkat dan
Rasional
- Nyeri tidak selalu
karakteristik nyeri .
harus dibandingkan
nyaman dan
menyengkan.
- Ciptakan lingkungan
pasien sebelumnya.
Mungkin akan
jika
bergrak,adanya kesakitan.
luka
post
mengurangi
rasa
tenang.
sakit
dan
operasi,
- Ajarkan tekhnik
meningkatkan
Keadaan
relaksasi.
umum lemah,
pasien tampak
meringis
sirkulasi.
- Dapat Membantu
pasien
pasien
memenuhi
kebutuhan istirahat
TD : 100/60 mmHg,
RR : 24 x/menit, N :
dalam
- Kolaborasi dengan
yang adekuat.
Mengurangi rasa
nyeri yang dialami
72 x/menit, S : 36,3
dokter dalam
pemberian Analgetik.
C.
oleh pasien.
- Supaya perawat
bisa
mengetahui
seberapakah nyeri
yang dialami oleh
pasien.
- Kenyamanan dan
kerjasama
pasien
dalam pengobatan
prosedur
dipermudah
oleh
pemberian
analgetik.
2.
Kaji tingkat -
mengatakan teratasi
dengan
aktifitas
pasien
sendiri
, Pasien
sudah
mempermudah
pengobatan
secara bertahap
selanjutnya
Pertahankan posisi - Diharapkan dapat
tubuh yang tepat
meningkatkan
kenyamanan dan
Diharapkan dapat
ambulasi.
-
tampak
di
ng
dalam
pergerakan,
Dapatkan
meningkatkan posis
bantu
terdekat pada
i fungsional pada
latihan gerak pasien.
Dorongan partisipasi tubuh pasien
Memampukan
pasien dalam semua
keluarga/orang
aktivitas sesuai
kemampuan
vas
individual
dalam perawatan
pasien
- perasaan senang
dan nyaman pada
pasien
3.
Kurangnya
perawatan
Setelah
diri
dilakukan
Kaji
pasien teratasi
mengatakan
belum
mandi
selama
di
tingkat
keramas,
Untuk
diri mengetahui
dengan
criteria diri
Motivasi
klien
hasil : pasien bisa mandi
untuk
melakukan
dengan sendiri, rambut
aktivitas
secara
pasien bersih
bertahap
berikan banuan
dalam
personal
hygiene
Mengajarkan
klien
untuk
memenuhi secara
mandiri
Rambut
pasien
sesuai
hygiene
Meningkatkan
tampak berminyak
misal menyisir
Gunting kuku
harga diri
Libatkan keluarga
dalam
pemenuhan
Untuk
kebutuhan klien
kebersihan diri
Kaji karakter dan
Keluarga adalah
jumlah aliran lochea orang
Lakukan keramas
Lakukan brest care
paling
Lakukan
vulva tepat
yang
penting
untuk
hygiene
klien
lebih
di
perhatikan
Aliran lochea
seharunya
tidak
banyak
Untuk
kebersiahan diri
Agar payudara
bersih dan
merasang ASI
-
Agar
tidak
terjadi
4.
Resiko
infeksi
Infeksi
dapat
mengatakan infeksi
nyeri
post
SC,
tampak
memegang perutnya.
resiko
dapat
akibat
teratasi operasi.
- Terangkan pada klien
dengan criteria hasil :
cara mengidentifikasi
tanda- tanda infeksi tidak
tanda infeksi.
di jumpai, pembengkakan
- Kaji status nutrisi
tidak ada, nyeri tidak ada,
klien,
perhatikan
kemerahan tidak ada, rasa
penampilan rambut,
panas tidak ada, keadaan
kuku jari, kulit dan
luka sembuh / kering.
sebagainya.
kebersihan luka.
Berbagai
manivestasi klinik
dapat
menjadi
tanda
nonspesifik
rasa
mungkin
merupakan
gejala
Perhatikan
jumlah badannya 20 % di
Inspeksi
terhadap
insisi rentan
terhadap
proses infeksi
penyembuhan
pascapartum,
dan
menunjukkan
infeksi
Secara
normal
pada
endometritis berbau
amis
dan
dapat
gagl menunjukkan
-
kemajuan normal.
Tanda-tanda ini
menandakan
infeksi luka.
4.
Resiko
Infeksi
timbul
dapat
akibat
mengatakan infeksi
nyeri
post
SC,
tampak
memegang perutnya.
resiko
kurangnya
dapat
teratasi operasi.
kebersihan luka.
- Terangkan pada klien
dengan criteria hasil :
- Berbagai
cara mengidentifikasi
tanda- tanda infeksi tidak
manivestasi klinik
tanda inveksi.
di jumpai, pembengkakan
dapat menjadi
- Kaji status nutrisi
tidak ada, nyeri tidak ada,
tanda nonspesifik
klien, perhatikan
kemerahan tidak ada, rasa
infeksi; demam dan
penampilan rambut,
panas tidak ada, keadaan
peningkatan rasa
kuku jari, kulit dan
luka sembuh / kering.
nyeri mungkin
sebagainya.
merupakan gejala
- Kaji tanda- tada vital . infeksi.
- Klien yang berat
- Perhatikan jumlah
badannya 20 % di
- Inspeksi insisi
rentan
terhadap
terhadap proses
infeksi
penyembuhan
pascapartum,
perhatikan kemerahan
dapat memerlukan
dan
diet khusus.
Demam setelah
atau gangguan
pasca
operasi,
penyatuan
leukosit dan takikar
dia
-
menunjukkan
infeksi
Secara
normal
pada
endometritis berbau
amis
dan
dapat
gagl menunjukkan
-
kemajuan normal.
Tanda-tanda ini
menandakan
infeksi luka.
Tgl
19-0311
jam
Implementasi
Evaluasi
S : Pasien mengatakan
nyeri pada luka bekas
operasi belum
berkurang
karakteristik nyeri
Pasien mengatakan
11.50 P : post SC
masih nyeri jika
Q : terasa diiris
R : Di bawah umbilicus
bergerak.
12.00 S : 6
T : 3 jam setelah operasi O : pasien mau ikut tehnik
- Mengajarkan tekhnik
relaksasi yang di ajarkan
relaksasi : mengurangi
oleh perawat.
rasa nyeri dengan
Paraf
P : Intervensi dilanjutkan
19-0311
12.30 12.35
Mengkaji
tingkat
S : pasien mengatakan masih
mobilitas -
Pasien
mengatakan
kaki
pasien
belum
secara melakukan
bisa
aktifitas
tidur
dengan A
Masalah belum
teratasi
dibantu keluarga
- Memberi dukungan dan
P : Intervensi dilanjutkan
bantuan pada keluarga /
orang terdekat pada latihan
gerak pasien ; Keluarga
memberi
makan
dan
minum
3.
19-032011
12.55
Mengkaji
tingkat
S : pasien mengtakan belum
13.00
13.05
perawatan diri
melakukan
4.
19-032011
aktivitas
O : pasien di bantu dalam
secara bertahap
perawatan diri
Memberikan bantuan
A : masalah belum teraatasi
sesuai hygiene misal
P : Intervensi di lanjutkan
menyisir
13.20 - Menerangkan pada klienS : pasien mengatakan belum
13.26
mengerti
cara
cara mengidentifikasi
O : pasien masih tampak
tanda infeksi
- Mengkaji tanda- tada
kebingungan.
vital .
- Memberikan
metronidazole 1 fls,
A
masalah
belum
cefriaxone 1 gr IV
teratasi
P
intervensi
di
lanjutkan
Implementasi Keperawatan hari ke 2
No dx
1.
Tgl
20-0311
Jam
Implementasi
Evaluasi
mengatakan
nyeri post
operasi sudah
berkurang
O : pasien mau di
ajak bercerita
Paraf
A : masalah
teratasi
sebagian
P : intervensi di
lanjutkan
tramadol 1 ml IV .
2.
20-032011
12.05 12.10
Mempertahankan
posisi tubuh
S
pasien
yang tepat
mengatakan
- Memberikan dorongan partisipasi
12.15
masih
belum
pasien
dalam
semua
bisa melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan
aktifitas sendiri
individual
- Mengkaji tingkat mobilitas dari Pasien
pasien
mengatakan
sudah
bisa
bergerak miring
kiri atau miring
kanan.
:
pasien belum
bisa melakukan
aktifitas sendiri
Keadaan
umum
masih
lemah
A
Masalah teratas
i sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
3.
20-03-
08.00
2011
Pasien
mandikan
di
dan
gantikan
pakaiannya
O : pasien tampak
lebih bersih dan
segar setelah di
mandikan
A : masalah belum
teratasi
P
4.
20-03-
13.00
2011
intervensi
penampilan
di
lanjutkan.
:
pasien
rambut, mengatakan
13.10
kuku jari, kulit dan sebagainya.
13.15 - Menerangkan pada klien cara
13.20
mengidentifikasi tanda infeksi
13.30 - Mengkaji tanda- tada vital
- Memperhahatikan jumlah dan bau
O :
lochea atau kemajuan normal dari
sudah
tau
tanda-
tanda
infeksi.
lochea baik :
rubra
fls,
merah
: segar
dan
A : masalah teratasi
sebagian
intervensi
di
lanjutkan
Tgl
21-03-
jam
Implementasi
11
Evaluasi
S :pasien mengatakan
sudah tidak nyeri lagi
O : pasien mau di ajak
bercerita
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
21-032011
melakukan
aktifitas
sendiri
Keadaan umum masih
lemah
A
Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3.
21-032011
14.50
14.55
17.00
Paraf
menggantikan pakaian.
Lakukan vulva hygiene
4.
21-032011
3.2
No
P intervensi di hentikan
15.00 - Memberikan cefriaxone 1 gr IV.
S:17.00 - Memperhatikan jumlah dan bau
O : lochea baik : rubra merah
17.30 lochea atau kemajuan normal
segar
dari rubra menjadi serosa.
- Mengkaji tanda- tada vital . A : masalah teratasi sebagian
(TD: 110/80 mmHg, N : 82 x/m,
P : intervensi di hentikan
0
S : 36,6 C, RR : 24 x/m)
Data Fokus
Hari /
Data subyektif
Data objektif
Paraf
Tanggal
Sabtu a.
3.3
Analisa Data
No
1.
a.
Symptom
DS:
Pasien mengatakan nyeri bekas
operasi.
b. Pasien mengatakan nyeri jika
bergrak.
DO:
P : post SC
Q : Berat
R : Insisi Abdomen
S:6
T : 3 jam post op
c. Keadaan umum lemah
Etiologi
Luka bekas
Problem
Gangguan
operasi
Rasa nyaman
nyeri
Paraf
d.
2.
: 36,3 0C
DS :
a.
b.
Luka
post Gangguan
mobilitas fisk
bergerak.
c. Pasien mengatakan sulit bergerak
DO :
a. Keadaan umum lemah.
b. Aktifitas tampak di bantu
3.
DS:
a.
Penurunan
Kurang
perawatan
diri
DO :
b. Pasien belum keramas
c.
Rambut
pasien
tampak
berminyak
DS :
d. pasien mengatakan nyeri post SC
DO :
e. Adanya luka post SC
f. Panjang luka 10 cm
terjadinya
infeksi
3.4
3.4.1
Diagnosa Keperawatan
Gangguan Rasa nyaman nyeri b/d Luka bekas operasi pada abdomen d/d
pasien mengatakan nyeri bekas operasi, Pasien mengatakan nyeri jika bergrak,adanya
luka
post operasi, Keadaan umum lemah, asien tampak meringis menagan sakit
TTV:
Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op d/d Pasien mengatakan tidak bisa
melakukan aktifitas sendiri , pasien mengatakan nyeri jika bergerak, pasien mengatakan sulit
bergerak , pasien tampak di bantu dalam pergerakan, keadaan umum lemah.
3.4.3
Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuhd/d pasien mengatakan belum
mandi selama di rumah sakit, Pasien belum keramas, Rambut pasien tampak berminyak
3.4.4