Professional Documents
Culture Documents
4. Pencemaran udara
Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi ambang
batas normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan
kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal
meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga
akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan.
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan
industri dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan
sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk
melakukan kegiatan MCK dibantaran sungai. Akibatnya, kualitas air
sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan
biaya yang tinggi.
6. Bencana alam/pengungsian
Gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, atau banjir yang
sering terjadi di Indonesia mengakibatkan penduduk mengungsi
yang tentunya menambah banyak permasalahan kesehatan
lingkungan.
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah seringkali
menimbulkan masalah baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh,
pemberian izin tempat pemukiman, gudung atau tempat industry
baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang berwawasan
lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran
udara, air, dan tanah serta masalah sosial lain.
Penurunan kualitas lingkungan Urban (perkotaan)
Permasalahan lingkungan urban
Pertumbuhan penduduk yang pesat di wilayah-wilayah perkotaan,
yang oleh karenanya tidak dikelola secara efektif telah menimbulkan
dampak negatif, seperti degradasi kualitas lingkungan perkotaan
(pembusukan kota), polusi/pencemaran udara, kemacetan lalulintas,
sampah perkotaan, hingga meningkatnya gas rumah kaca (GRK) yang
berpotensi terhadap pemanasanglobal. Pertambahan jumlah penduduk
yang tinggi di kotajuga menimbulkan berbagai masalah sosial. Persoalan
yang sering muncul adalah banyaknya perkampungan kumuh dan
perumahan liar di pinggir-pinggir kota. Masalah tersebut disebabkan
antara lain oleh ketidakmampuan masyarakat miskin untuk memiliki
rumah yang layak huni. Penyebab lainnya adalah ketidakmampuan
pemerintah kota untuk menyediakan sarana bagi masyarakat miskin.
Masalah lain yang dihadapi oleh penduduk di kota adalah lapangan kerja
yang semakin sempit. Masalah ini disebabkan oleh pertambahan jumlah
penduduk yang begitu cepat, dibandingkan dengan peningkatan jumlah
Sanitasi
Sanitasi adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
memantau dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan
hidup manusia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan
lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah terjadinya
pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan rantai penularan
penyakit infeksi dan lain-lain yang dapat membahayakan serta
menimbulkan kesakitan pada manusia atau masyarakat.
Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan
dan disebabkan melalui air sehingga menimbulkan wabah penyakit
dimana-mana. Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat kerena persediaan air bersih yang terbatas akan
memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Kebutuhan
volume air rata-rata yang diperlukan setiap orang setiap hari berkisar
antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air bervariasi dan
tergantung dengan keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan
masyarakat.
Permasalahan ketersediaan air dan sanitasi di Indonesia
Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian
anak berusia di bawah lima tahun. Laporan Riskesdas 2007 menunjukkan
diare sebagai penyebab 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan
hingga satu tahun, dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai
empat tahun. Angka diare pada anak-anak dari rumah tangga yang
menggunakan sumur terbuka untuk air minum tercatat 34 persen lebih
tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang
menggunakan air ledeng, Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar 66
persen pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di
sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan
fasilitas toilet pribadi dan septik tank.
Situasi masyarakat miskin perkotaan perlu mendapatkan perhatian
segera. Di daerah-daerah kumuh perkotaan, sanitasi yang tidak memadai,
praktek kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan,
serta air yang terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi
yang tidak sehat. Penyakit-penyakit terkait dengan ini meliputi disentri,
kolera dan penyakit diare lainnya, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria,
demam berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis dan infeksi parasit
usus. Selain itu, keluarga miskin yang kurang berpendidikan cenderung
melakukan praktek-praktek kebersihan yang buruk, yang berkontribusi
terhadap penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak.
Studi tentang mega-kota Jakarta (yang disebut Jabotabek), Bandung dan
Surabaya pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penduduk miskin yang
tinggal di daerah pinggiran kota Jakarta kurang berpendidikan
dibandingkan warga Jakarta sendiri, dan memiliki tingkat tamat sekolah
menengah hanya seperempat dari mereka yang tinggal di pusat kota.
Studi yang sama menghitung angka kematian anak sampai lima kali lebih