You are on page 1of 6

Laporan pendahuluan Pneumothorax

Pneumothorax
Definisi
suatu keadaan dimana terdapat akumulasi udara
ekstrapulmoner dalam rongga pleura, antara
pleura visceral dan pariental, yang dapat
menyebabkan timbulnya kolaps paru.

Klasifikasi
1. Pneumothorak spontan primer
terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang
mendasari sebelumnya.
2. Pneumothorak spontan sekunder
terjadi
karena
penyakit
paru
yang
mendasarinya (tunerkulosis paru, PPOK,
asma bronkial, pneumonia, tumor paru).
3. Pneumothorak traumatik non-Iatrogenik
terjadi karena jejas kecelakaan.
4. Pneumothorak traumatik latrogenik
terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis.
5. Tension pneumothoraks
Terjadi karena mekanisme check valve yaitu
pada saat inspirasi udara masuk kedalam
rongga pleura, tetapi pada saat ekspirasi udara
dari rongga pleura tidak dapat keluar
6. Pneumothoraks terbuka
Pneumotoraks yang terjadi akibat adanya
hubungan terbuka antara rongga pleura dan
bronchus dengan lingkungan luar
7. Pneumothoraks tertutup
Rongga
pleura
tertutup
dan
tidak
berhubungan dengan lingkungan luar.

Etiologi
1. Infeksi saluran napas
2. Adanya rupture bleb pleura
3. Traumatik misalnya pada luka tusuk
4. Acute lung injury yang disebabkan materi
fisik yang terinhalasi dan bahan kimia
5. Penyakit inflamasi paru akut dan kronis
(penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
TB Paru, Fibrosis Paru, kanker, dan tumor
metastase ke pleura.

Manifestasi Klinis
1. Mendadak nyeri dada pluritik akut yang
terlokalisasi pada paru yang sakit
2. Nyeri dada pluritik disertai sesak napas,
peningkatan kerja napas, dan dyspnea
3. Gerakan dinding dada mungkin tidak
sama karena sisi yang sakit tidak
mengembang seperti sisi yang sehat
4. Suara napas jauh atau tidak ada
5. Perkusi dada menghasilkan suara
hipersonan
6. Takikardia
7. Ketakutan, Cemas, stress, tegang
8. Takipnea berat
9. Sianosis perifer, peningkatan awal TD
diikuti dengan hipotensi sesuai dengan
penurunan curah jantung.

Pemeriksaan penunjang
1. Foto Thorax: Deviasi mediastinal adanya
tegangan (tension)
Komplikasi
2. Saturasi Oksigen harus diukur, biasanya
1. Pneumothoraks tension: mengakibatkan
normal kecuali ada penyakit paru
kegagalan respirasi akut
3. Ultrasonografi atau CT-Scan Thoraks
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
2. Pio-pneumothoraks, ASUHAN
hidro pneumothoraks/
hemo-pneumothoraks: henti jantungPNEUMOTORAX
paru
dan kematian sangat sering terjadi.
Penatalaksanaan
3. Emfisema subkutan dan
1. Observasi dan pemberian tambahan oksigen
2. Aspirasi sederhana dengan jarum
pneumomediastinum: sebagai akibat
(dekompresi) dan pemasangan tube
komplikasi pneumothoraks spontan
torakostostomi dengan atau tanpa pleurodesis
4. Fistula bronkopleural
3.
Torakoskopi dengan pleurodesis dan
5. Empisema
penanganan terhadap adanya bleb atau bulla
6. Pneumothoraks simultan bilateral
4. WSD
5. Suction

Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Pengkajian pola fungsional
Gordon

Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Nyeri Akut
3. Kerusakan Integritas Kulit
4. Defisiensi Pengetahuan
5. Ansietas
6. Risiko Infeksi

Ketidakefektifan
pola nafas
Nyeri Akut
NOC:
Respiratory status: Airway Patency, Vital Sign Status.
NOC:Respiratory
Pain level,status:
pain Ventilation,
control, comfort
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama (3x60 menit) kriteria hasil klien akan:
level
1. Setelah
Mendemonstrasikan
batuk efektif,
suara paru yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
dilakukan tindakan
keperawatan
(mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu,
selama (1x60 menit) nyeri klien akan mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips).
berkurang
dengan kriteria hasil klien
2. akan:
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan
rentang normal,
tidak ada suara nafas abnormal).
1.
Mampu dalam
mengenali
nyeri (skala,
3. Tanda-tanda
vital
dalam
rentang
normal
intensitas, frekuensi, dan hal yang(tekanan darah, nadi, pernafasan).
NIC: memperberat nyeri)
2. Mampu
mengontrol nyeri (tahu
Airway
Management
penyebab pasien untuk
nyeri, memaksimalkan
mampu ventilasi
1. Posisikan
menggunakan
teknik
nonfarmakologi
2. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat bantu nafas buatan
untuk mengurangi
nyeri)
3. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya suara tambahan
3. Pasang
Melaporkan
nyeri berkurang
4.
mayo bahwa
jika perlu
dengan fisioterapi
menggunakan
manajemen
5. Lakukan
dada jika
perlu
nyeri bronkodilator jika perlu
6. Berikan
4. Berikan
Menyatakan
rasaudara
nyaman
7.
pelembab
kassa setelah
basah Nacl lembab
nyeriintake
berkurang
8. Atur
cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
NIC:
9. Monitor respirasi dan status oksigen
Pain
Management
10. Keluarkan
Sekret dengan batuk atau suction
1.
Lakukan
pengkajian nyeri secara
Oxygen theraphy
komptehensifjalan nafas paten
Kerusakan Integritas Kulit
1. Pertahankan
2.
Observasi
reaksi
nonverbal
dari
NOC: Tissue Integrity: Skin and mucous,
2. Atur peralatan oksigenasi
ketidaknyamanan
membranes.
3. Monitor aliran oksigen
3.
Evaluasi
pengalaman
nyeri
masa
4. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
lampau kecemasan pasien terhadap oksigenasi
1x24 jam (1 hari) kriteria hasil klien akan:
5. Monitor
4.
Ajarkan
teknik
non
farmakologi
1. Integritas kulityang baik bias dipertahankan
Vital Sign Monitoring
5.
Kolaborasikan
dengan
dokter
jika
(sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi,
1. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR
ada
keluhan
dan
tindakan
nyeri
pigmentasi).
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Analgesic
administration
2. Perfusi jaringan baik
3. Monitor Kualitas Nadi
1.
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
NIC:
4. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
kualitas suara
dan paru
derajat nyeri sebelum
Wound Care
5. Monitor
pemberian
obat.
1. Monitor karakteristik luka
6. Monitor pola pernapasan abnormal
2.
Cek
instruksi
dokter
tentang
jenis
2. Ganti balutan dan perekat
7. Monitor suhu, warna, kelembapan kulit
obat,
dosis
dan
frekuensi
3. Bersihkan dengan normal saline atau
8. Monitor sianosis perifer
3.
Cek
riwayat
alergi
pembersih
9. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar,non-toxic
bradikardi, peningkatan
4. sistolik
Tentukan
pilihan
analgesik
4. Oleskan obat salep yang sesuai
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
5. Kaji luka setiap mengganti balutan
10. Identifikasi
penyebab
perubahan
vital sign
5. Pilih rute pemberian pengobatan
6. Pertahankan sterilisasi balutan
nyeri
7. Posisikan pasien untuk mencegah terjadinya
6. Monitor vital sign sebelum dan
penekanan pada luka
sesudah
pemberian
analgesik
8. Jaga kebrsihan kulit agar tetap bersih dan
pertama
kering.

Ansietas
NOC: Anxiety self-control, anxiety level,
coping.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama (1x30 menit) kriteria hasil klien
akan:
1. Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan gejala cemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan
menunjukkan
teknik
mengontrol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah,
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
NIC: Anxiety Reduction
1. Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan pasien
3. Jelakan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
4. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi ketakutan
5. Dorong keluarga untuk menemani
6. Lakukan Back/Neck Rub
7. Dengarkan dengan penuh perhatian
8. Identifikasi tingkat kecemasan
9. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
10. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
11. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan

Defisiensi Pengetahuan
NOC: Knowledge: disease process, Knowledge:
health behavior
Risiko
Infeksi
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama
NOC:
Immune
Status,
Knowledge:
Infection
(1x30 menit) kriteria
hasil klien
akan:
Control,
Risk
Control
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis,selama
dan
(3x60program
menit) kriteria
hasil
klien
akan:
pengobatan.
1.
tanda dan
gejalamelaksanakan
infeksi
2. Klien
Pasienbebas
dan dari
keluarga
mampu
2. Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
prosedur yang dijelaskan dengan benar
infeksi
3. timbulnya
Pasien dan
keluarga mampu menjelaskan
3. Jumlah
leukosit
dalamdijelaskan
batas normal
kembali apa yang
perawat/ tim
4. Menunjukkan
perilaku hidup sehat
kesehatan lainnya.
NIC:
NIC:
Infection
Teaching:Control
disease process
1.
Intruksikan
pengunjung
mencuci
tangan
1. Berikan penilaian
yang untuk
tentang
pengetahuan
saat
berkunjung
dan
setelah
berkunjung
pasien
pasien yang spesifik
2.
Gunakan
cuci
2. Gambarkansabun
tanda antimikrobial
dan gejala untuk
yang biasa
tangan
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat.
3.
tanganproses
sebelum
dan sesudah
tindakan
3. Cuci
Gambarkan
penyakit
dengan cara
yang
keperawatan
tepat
4.
lingkungan
aseptik
selama
4. Pertahankan
Sediakan informasi
pada pasien
dengan
cara
pemasangan
alat
yang tepat.
5.
letakbagi
IV keluarga
perifer dan
dan
5. Ganti
Sediakan
ataulineSOcentral
informasi
dressing
sesuai
dengan
petunjuk
umum
tentang kemajuan pasien dengan cara yang
Infection
tepat. Protection
1.
tanda
dan gejala gaya
infeksi hidup
sistemikyang
dan
6. Monitor
Diskusikan
perubahan
lokal
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
2. Monitor
hitung
granulosit,
WBC
komplikasi dimasa yang akan datang dan atau
3. Monitor
kerentanan terhadap
proses pengontrolan
penyakit infeksi
4. Batasi
pengunjung
7.
Instruksikan
pasien mengenai tanda dan gejala
5. Pertahankan
teknik pada
asepsispemberi
pada pasien
yang
untuk melaporkan
perawatan
berisiko
kesehatan, dengan cara yang tepat
6. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
7. Inspeksi kondisi luka
8. Dorong masukan cairan
9. Dorong masukan nutrisi yang cukup
10. Dorong istirahat
11. Instruksikan pasien untuk minum antibiotic
sesuai resep
12. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
13. Laporkan kecurigaan infeksi

Clinical Pathway
Trauma tajam &
Tumpul
Toraks

Kebocoran/Laserasi Pleura
Viseral dan parietalis

Defisiensi
Pengetahuan

Pneumothorax

Akumulasi
Udara/cairan dalam
kavum pleura

Risiko
Kerusakan
NyeriInfeksi
Akut
Integritas Kulit

Merangsang
Ketidakefektifan
Diskontinuitas
reseptor nyeri pada
pola
jaringan
nafas
pleura
viseralis

Merangsang reseptor
Thorakdrains
Ekspansi Paru
Pemasangan
WSD
nyeri
pada perifer
kulit
bergeser

Ansietas

DAFTAR PUSTAKA

1. Herdman, T.H. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC.
2. Huda A.N, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.
3. Jhonson, Marion dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louise,
Misouri: Mosby, Inc.
4. McCloskey, Joanne C, 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). St. Louise,
Misouri: Mosby, Inc.

5. Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan pada klien dangan gangguan system
pernapasan. Jakarta:Salemba Medika
6. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah Brunner &
Suddart. Edisi 8. Jakarta: EGC.

You might also like