You are on page 1of 3

Tahun 2009 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-81 dari 133 negara

dalam World Economic Forum dalam hal daya saing pariwisata (Indopos, 2010).
Padahal, pada tahun 2007, Indonesia menempati urutan ke-60 (Sunario, 2007).
Daya saing pariwisata Indonesia meroket hingga 20 peringkat, dari posisi 70
tahun 2013, melompat ke nomor 50 tahun 2015. Pemeringkat Travel & Tourism
Competitiveness Index (TTCI) ini adalah World Economic Forum, yang sangat
kredibel dan beranggotakan 141 negara. Terdapat 14 kriteria dalam penilaian daya
saing pariwisata menurut World Economic Forum. Kriteria tersebut yaitu:
1.

Pengaturan kebijakan dan peraturan,

Prasarana pariwisata,

2.

Kelestarian lingkungan,

3.

Keselamatan dan keamanan,

Prasarana ICT (Information and


Communication Technology),

4.

Kesehatan dan higienitas,

5.

Upaya memprioritaskan perjalanan11.


dan pariwisata,
12.

Sumber daya manusia,

6.

Prasarana transportasi udara,

13.

Sumber daya alam,

7.

Prasarana transportasi darat,

14.

Sumber daya budaya.

10.

Daya saing harga jasa pariwisata,


Keterikatan pada pariwisata,

15.
16.

Perkembangan Pariwisata pada saat ini demikian pesat, dan

merupakan fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di kalangan


masyarakat industri pariwisata maupun penggunanya. Di Indonesia sendiri
khususnya pada kota Palembang, pariwisata merupakan bagian dari sektor industri
yang memiliki prospek dan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.
Bahkan, dunia pariwisata pun ikut menyumbang pemasukan kas negara terbesar.
17.

Peluang tersebut didukung oleh berbagai kondisi seperti letak dan

keadaan geografis yang sangat baik, lapisan tanah yang subur, panorama yang
indah serta didukung oleh flora dan fauna yang memperkaya pesona dari berbagai
objek wisata di Indonesia.
18.

Untuk di kota Palembang, tempat-tempat wisata yang sering

dikunjungi oleh wisatawan antara lain Jembatan Ampera, Sungai Musi, Benteng
Kuto Besak, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin, Pulau Kemaro, Taman
Hutan Wisata Punti Kayu, Taman Kambang Iwak, Gelora Sriwijaya dan, Masjid
Cheng Ho.
19.

Walaupun pariwisata di Kota Palembang bisa dikatakan mengalami

kemajuan yang cukup pesat, bukan berarti industri pariwisata di Kota Palembang
tidak lepas dari permasalahan. Berbagai macam masalah membuat industri
pariwisata di Kota Palembang menjadi kurang berkembang, salah satunya adalah
masalah kebersihan. Permasalahan kebersihan tidak akan jauh dari kata sampah.
20.

Dimana di Kota Palembang, Sampah sudah bukan masalah yang

baru lagi. Kita bisa lihat di berbagai tempat apalagi di tempat pembuangan
sampah, pasti ada tumpukan-tumpukan sampah yang menggunung. Ini menjadi
bukti sampai saat ini, Kota Palembang belum membangun sistem pengolahan
sampah yang memadai.
21.

Masalah sampah merata mulai dari hutan, kawasan wisata, air

terjun, gunung atau tempat pendakian, hingga pasar dan pusat kota. Bukan hanya
mengganggu industri pariwisata, tapi juga menjadikan tempat yang ditimbun
dengan sampah sebagai sumber dari berbagai penyakit.
22.

Kesadaran kebersihan yang ada di Indonesia khususnya di Kota

Palembang bisa dibilang masih rendah. Salah satu sampah yang paling parah

adalah plastik. Karena bahan yang satu ini tidak bisa terurai di tanah. Apalagi jika
sampai terseret ke Sungai. Tidak saja memperburuk pemandangan, tapi juga
membahayakan ekosistem yang ada di sana. Mendapati destinasi yang banyak
sampah sungguh kesan yang sangat tidak baik. Apabila kita mencari yang salah,
tentu hampir semua pihak memiliki andil. Maka dari itu, untuk memberantas
masalah sampah, butuh keterlibatan dan kesadaran semua pihak. Karena jika
tidak, masalah ini takkan selesai.
23.

Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu menggalakkan konsep

pariwisata berkelanjutan kepada masyarakat setempat dan juga wisatawan. Dari


hal

tersebut
24.
25.

You might also like