You are on page 1of 16

ESTIMASI POPULASI DENGAN METODE SIMULASI CMRR

(CAPTURE, MARK, REALEASE, RECAPTURE)


Nawasasi Laksmita Mahanani
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNS
nawasasilm@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk : 1) menerapkan metode CMRR untuk memperkirakan
besarnya populasi 2) membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu Peterson
dan Schnabel. Penelitian dilakukan di laboratoriun KKI prodi pendidikan biologi
FKIP UNS. Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan,
menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Pengamatan dilakukan dengan
cara meletakkan kancing merah di saku kanan dan kancing kuning di saku kiri.
Kemudian ambil segenggam kancing berwana merah dan hitung jumlahnya
sebagai ni lalu gantikan jumlah kancing merah tersebut dengan kancing warna
kuning dan dimasukkan ke dalam kantong yang berisi kancing warna merah tadi.
Kemudian ambil lagi yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat
sejumlah kancing baju berwarna lain, maka dicatat sebagai Ri dan dilakukan
pengulangan sampai sepuluh kali. Dengan demikian estimasi populasi untuk
kancing baju warna merah dapat dihitung dengan kedua rumus Peterson dan
Schnabel. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa nilai standar error dari
rumus Schnable adalah 0,60 jauh lebih kecil dari rumus Paterson yang mencapai
143,34. Nilai N relative yang dihasilkan dari rumus Schnabel lebih mendekati
estimasi populasi yang sebenarnya yaitu 16,91 1.5 atau 17 1.5 dan hasil N
relative pada perhitungan rumus Paterson di dapat angka 151,46 1,57 yang jauh
dengan estimasi populasi sebenarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
estimasi populasi dengan menggunakan rumus Schnabel memiliki hasil yang lebih
representative disbanding menggunakan rumus Paterson
Kata kunci : CMRR, estimasi, populasi, Peterson, Schnabel.
PENDAHULUAN
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama
jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik)
yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)

Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua


pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan
ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup
besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang
dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang
dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan
kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.
(Naughton.Mc.1973)
Kumpulan berbagai macam populasi yang sing berinteraksi satu sama lain
disebut komunitas. Oleh karena itu dalam komunitas berarti ada keanekaragaman
jenis-jenis ynag terkumpul membentuk populasi dan saling berinteraksi antar
populasi tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam komunitas salah satu
cirri utama adalah adanya keanekaragaman jenis. Keanekaragaman jenis dari
seluruh jumlah jenis di dalam komponen tropik atau dalam suatu komu-nitas
secara keseluruhan ditentukan oleh jenis yang jarang, dominan, atau umum
(Odum, 1992). Untuk mengetahui keanekaragaman suatu organisme ma-ka kita
harus mengetahui kemelimpahan suatu indi-vidu, kemelimpahan dapat di ketahui
dengan meng-gunakan beberapa metode yaitu CMRR (Capture, Mark, Release,
dan Recapture).
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai,
melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang
bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971)
menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi sebagai
berikut.
a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah
hilang.
b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c. Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat
dihitung).
d. Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil
sampling selanjutnya.

f. Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur


dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai
kemampuan yang sama untuk ditangkap.
g. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
METODE
Penelitian dilakukan di laboratorium KKI Pendidikan Biologi FKIP UNS pada
hari Selasa, 15 maret 2016 pukul 13.00.
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan simulasi estimasi populasi
adalah kancing baju berwarna merah dan kuning yang diasumsikan sebagai
populasi hewan dan 2 buah kantong untuk menaruh kancing
2. Cara Kerja
Cara kerja dalam pengamatan ini antara lain : pengambilan sample dan
penghitungan analisis data
a. Pengambilan sample
Pengamatan dilakukan dengan cara meletakkan kancing merah di saku kanan dan
kancing kuning di saku kiri. Kemudian ambil segenggam kancing berwana merah
dan hitung jumlahnya sebagai ni lalu gantikan jumlah kancing merah tersebut
dengan kancing warna kuning dan dimasukkan ke dalam kantong yang berisi
kancing warna merah tadi. Kemudian ambil lagi yang kedua dengan cara yang
sama, apabila terdapat sejumlah kancing baju berwarna lain, maka dicatat sebagai
Ri dan dilakukan pengulangan sampai sepuluh kali. Dengan demikian estimasi
populasi untuk kancing baju warna merah dapat dihitung dengan kedua rumus
Peterson dan Schnabel
b. Penghitungan analisis data
Untuk mengetahui jumlah individu populasi hewan di tempat tertentu, ada
berbagai cara penaksiran yang dapat digunakan. Salah satunya adalah

menggunakan metode CMRR. Metode ini umum diterapkan pada hewan-hewan


yang ber-pindah. Rumus dasar yang digunakan untuk peng-hitungan adalah rumur
Peterson yaitu:
N=

M .n
R

Untuk menghitung kesalahan (eror) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara
menghitung kesalahan baku (standar eror) dengan rumus:
SE=

( M . n ) [ ( M R ) . ( nR ) ]
R3

Setelah menentukan standar eror, kemudian ditentukan selang kepercayaannya


dengan rumus:
N t . SE

(df, ), lihat tabel distribusi t dengan df=

N
M

:
:

, dan adalah tingkat signifikansi


Cacah hewan di alam/ dalam populasi
Cacah hewan yang tertangkap pada

penangkapan pertama dan ditandai


Cacah hewan yang tertangkap pada
penangkapan kedua, terdiri atas hewan
yang tidak bertanda dan hewan yang

bertanda hasil penangkapan kedua


Cacah hewan yang bertanda dari
penangkapan pertama yang tertangkap
kembali pada penangkapan kedua

Untuk memperbaiki kekurangan akurasi metode Peterson (karena sampel


yang diambil relatif kecil), dapat digunakan metode Schnabel. Metode Schnabel
selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Petersen, juga
ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode
sampling yang berikutnya. Pada metode ini, penangkapan, penandaan dan
pelepasan kembali hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode

sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan
kembali. Dengan cara ini besarnya populasi dapat diduga dengan rumus:
N=

( . mi )
Ri

Karena pengambilan sampel dengan cara diatas dilakukan berulang kali,


maka hal ini akan mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode
ini dihitung dengan rumus:
SE=

] [

(k1)
1
1
+

(NMi)
N
(N )

Setelah ditentukan standar errornya, kemu-dian ditentukan selang


kepercayaannya dengan rumus :
N t . SE

= (df, ), lihat tabel distribusi t dengan df = , dan adalah

k
N
M

tingkat signifikasi
= Jumlah periode sampling
= cacah hewan di alam/dalam populasi
= Jumlah total hewan yang tertangkap pada periode ke-i

i
ni
Ri

ditambah periode sebelumnya/jumlah total hewan yang


bertanda
= Jumlah hewan yang tertangkap pada periode ke-i
= Jumlah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan pengambilan kancing untuk estimasi populasi denga metode
simulasi CMRR, maka diperoleh data sebagai berikut :
2

(CM)
0
900
2916

No.

1.
2.
3.

6
5
6

0
6
9

6
3
3

0
2
3

0
36
81

MR

CM
R

( CM )2
R

R
C

( CM )2
MR

0
12
27

0
15
18

0
450
972

0
0,8
1,5

0
75
108

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

5
7
7
8
5
7
10
66

12
13
13
14
17
17
17
118

1
0
1
3
0
0
1
18

4
7
6
5
5
7
9
48

144
169
169
196
289
289
289
1662

No.

3600
8281
8281
12544
7225
14161
28900
86808

X= C

48
91
78
70
85
119
153
683

X- X

15
13
15,16
22,4
17
17
18,9
95

900
1183
1380.17
2508.8
1445
2023
3211,11
14703,1

3,2
7
5,14
3,125
5
7
8,1
40,865

(X- X

)2
1.
6
-0,6
0,36
2.
5
-1,6
2,56
3.
6
-0,6
0,36
4.
5
-1,6
2,56
5.
7
0,4
0,16
6.
7
0,4
0,16
7.
8
1,4
1,96
8.
5
-1,6
3,56
9.
7
0,4
0,16
10.
10
3,4
11,56

66
0
22,4
Data diatas kemudian diolah menggunakan rumus Peterson dan Scnhable
dan mendapat perhitungan sebagai berikut :

1. Rumus Peterson

75
91
106.167
179.2
85
119
188,889
1027,26

CM
R
N=
)

Varians

= 151,46(a)

1
S1

RC

MR
a

..(b)
1
101

40.86

683
151,46
1
9

]
[ 40.864.509 ]

= 0.11 [ 36.351 ]
= 4.038 ..(b)
X
ab
X
Standard Eror =
MR

Standar deviasi =
1 51.463 (4.038)

=
683

=
=

3474512.332(4.038)
683

14033384.89
683

20546.68

2.49

22.4
9

= 1,57

= 143,34113

22.4
101

N relative = N Sd
= 151,46 1,57
= 149,89 atau 153,03
Syarat continue = Sd 10%

= 1,57

10% (6.6)

= 1,57

0.66

= (tidak sesuai)

CM
N=
R
812
= 48

Varians

1
s1

1
S1

RC

RC

MR
a

(a)
N=

812
48 (a)

= 16,91..(a)

MR
a

..(b)

1
683
40,865
101
16,91

1
[ 40,8640,39 ]
9

= 0.11 [ 33,67 ]

[ 0,47 ]

[ 36.36 ]

Standard Eror =

168.753 (3.99)
690

= 0,0517..(b)
X
X

Standar deviasi =

ab
MR

16,913 0,0517
683

95 3(3,70)
683

22,4
101

31.6
101

(4835,38)(0,0517)
683

249,99
683

2,48

22,4
9

22,4
9

= 1,57

19173625
690
=

4644,63763

0,366

27787.86

= 0,60
2. Rumus Scnable
N relative = N Sd
= 16,91 1.5
= 18,48 atau 15,34
Syarat continue = Sd 10%
= 1.57 10% (6.6)
= 1.57 0.66
= (tidak continue)
CMRR (Capture - Mark - Release - Recapture) merupakan metode yang
dikembangkan untuk menghitung estimasi ukuran populasi hewan yang bergerak.
Prinsip dari CMRR adalah menandai spesies pada penangkapan pertama,
melepaskannya, dan menghitung jumlah spesies yang telah ditandai pada
penangkapan selanjutnya (Petit & Valiere, 2006). Pada praktikum yang
dilaksanakan, penerapan metode CMRR dilakukan pada populasi simulasi yaitu
pada populasi kancing hitam yang diumpamakan sebagai populasi hewan tertentu.
Penandaan jumlah hewan yang tertangkap dilakukan dengan mengganti kancing
hitam yang terambil dengan menggunakan kancing merah dalam jumlah yang

sama. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga ukuran populasi agar tetap
konstan sebelum melakukan pengambilan sampel kedua dan selanjutnya. Menurut
Michael (1994) pada penerapan metode CMRR diasumsikan bahwa setiap
individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk tertangkap.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat
diketahui perbandingan antara penggunaan rumus Petterson dan Schanabel
sebagai berikut :
Penghitungan

Rumus Petterson

N/Estimasi populasi
Varians
Standar Eror
Standar Deviasi
N Relatif

(10x pengulangan)
151,46
4.038
143,34113
1,57
N Sd
= 151,46 1,57

Syarat continue

Sd 10%
= 1,57

X
10%

(6.6)
= 1,57

Rumus Schnabel
16,91
0,0517
0,60
1,57
N Sd
= 16,91 1.5

= Sd 10%
= 1.57 10% (6.6)
= 1.57 0.66
tidak continue

0.66

tidak continue
Perkiraan populasi ini merupakan perkiraan kelimpahan (yaitu ukuran
populasi).Data yang ada digunakan untuk menentukan apakah populasi menurun,
stabil atau meningkat dengan demikian dapat diperkirakan jumlah populasi yang
mendiami suatu wilayah. Perkiraan populasi juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi dampak dari ancaman, menilai respon terhadap tindakan
manajemen yang dirancang untuk mengurangi ancaman, dan daerah sorot dimana
penelitian lebih lanjut dibutuhkan (Lettink & Armstrong 2003).
Estimasi populasi dengan metode CMRR dilakukan dengan penangkapan
ditandai terlebih dahulu kemudian dilepas selanjutnya ditangkap lagi. Keuntungan

10

utama menggunakan estimasi populasi adalah untuk menjelaskan variasi dalam


deteksi probabilitas ('pendeteksian), membuatnya lebih akurat (McFarlane,
Donald. 2001). Bagi kebanyakan hewan, perhitungan langsung dari ukuran
populasi tidak mungkin karena spesies bersifat samar, atau tidak dapat diakses
karena pergerakannya yang luas atau tak terbatas,tidak seperti tumbuhan yang
relative tetap. Namun, ukuran total populasi dapat diperkirakan dari analisis
statistik dari sampel yang lebih kecil yang ditangkap, ditandai, dirilis dan kembali
di lain waktu (Huggins, R.M. hal 133-140).
Dalam melakukan perhitungan estimasi populasi hewan digunakan rumus
Patterson dan schanabel. Metode Petterson merupakan cara sederhana karena
merupakan single marked. Budrys et al (2004), menyebutkan bahwa perhitungan
dengan rumus Peterson direkomendasikan untuk tidak digunakan karena kurang
memadai untuk menghitung estimasi populasi dibandingkan dengan rumus lain.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan,
standard eror yang diperoleh dari perhitungan rumus Paterson mempunyai nilai
yang cukup tinggi yaitu 143,34, jika dibandingkan dengan perhitunggan
menggunakan rumus Schnable angka tersebut sangatlah tinggi karena hasil
perhitunggan standar error menggunakan rumus Schnable didapat angka 0,60 saja.
individu.

Hal

tersebut

menunjukkan

bahwa

estimasi

populasi

dengan

menggunakan rumus Schnabel memiliki hasil yang lebih representative karena


memiliki standart error yang lebih kecil.
Rumus Schnabel dapat digunakan untuk mengetahui estimasi populasi
yang mendekati nyata karena tingginya rasio penangkapan kembali atau recapture
dalam sebuah populasi tertutup (Budrys, et al. 2004). Pengambilan sampel pada
metode Schnabel dilakukan secara berulang untuk mengurangi kesalahan
sampling (Odum & Howard, 1992). Sehingga dalam praktikum ini, hasil N
relative yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus Schnabel lebih mendekati
estimasi populasi yang sebenarnya yaitu 16,91 1.5 atau 17 1.5 dan hasil N
relative pada perhitungan rumus Paterson di dapat angka 151,46 1,57 yang jauh
dengan estimasi populasi sebenarnya. Nilai estimasi populasi sebenarnya adalah

11

20 karena pada saat simulasi diunakan kancing sejumlah 20 butir yang


diasumsikan sebagai 2 populasi hewan yang saling berhubungan.
Hasil perhitungan dengan rumus Schnabel menunjukkan estimasi populasi
yang representative karena dengan menggunakan rumus Schnabel dapat
ditentukan ukuran minimum suatu populasi dari sebuah populasi yang berubahubah (Evans, 2001).
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan seelumnya maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. CMRR (Capture - Mark - Release - Recapture) merupakan metode yang
dikembangkan untuk menghitung estimasi ukuran populasi hewan yang
bergerak.
2. Perbandingan perhitungan estimasi populasi menggunakan rumus Peterson
dan Scnable sebagai berikut
Penghitungan

Rumus Petterson

N/Estimasi populasi
Varians
Standar Eror
Standar Deviasi
N Relatif

(10x pengulangan)
151,46
4.038
143,34113
1,57
N Sd
= 151,46 1,57

Syarat continue

Sd 10%
= 1,57

X
10%

(6.6)
= 1,57

Rumus Schnabel
16,91
0,0517
0,60
1,57
N Sd
= 16,91 1.5

= Sd 10%
= 1.57 10% (6.6)
= 1.57 0.66
tidak continue

0.66

tidak continue
3. Penggunaan rumus Schnable dianggap lebih akurat disbanding rumus
Paterson karena nilai standar error dari perhitungan rumus schnable lebih
kecil disbanding perhitungan menggunakan rumus Paterson. Nilai N
relative yang didapat dari rumus Schnable juga lebih mendekati nilai
12

estimasi populasi yang asli jika dibandingkan dengan perhitungan nilai N


relative dari rumus Paterson. Hal tersebut menunjukkan bahwa estimasi
populasi dengan menggunakan rumus Schnabel memiliki hasil yang lebih
representative disbanding menggunakan rumus Paterson.

13

DAFTAR PUSTAKA
Budrys et al. 2004. Population Size Assessment Using Mark-Release-Recapture of
12 Species of Orthoptera, Diptera, and Hymoneptera: A Comparison of
Methods. Latvijas Entomologs 41 : 32 43
Evans, Theodore A. 2001. Estimating Relative Decline in Populations of
Subterranean Termites Due To Baiting. Journal of Economic
Entomology 94:1602-1609
Huggins, R.M. 1989. On the statistical analysis of capture experiments.
Biometrika 76: 133140
Lettink, M.; Armstrong, D.P. 2003 An introduction to using mark-recapture
analysis for monitoring threatened species. Department of Conservation
Technical Series 28A: 532
McFarlane, Donald. 2003. Ecology. Diakses 20 Maret 2016.
McNaughton, S.J., dan Larry, W.F. 1990. Ekologi Umum. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta : UI Press
Odum & Howard. 1992. Ekologi Sistem. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Southwood. 1971. Ekologi Umum. Bandung : Angkasa Press
Soetjipta.1992. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Jakarta : UI Press
Petit & Valiere. 2006. Estimating Population Size with Noninvasive CaptureMark-Recapture Data. Conservation Biology 20 (4) : 1062 1073

14

LAMPIRAN

15

16

You might also like