You are on page 1of 9

Apakah Anda tiba-tiba pernah merasakan rasa sakit yang sangat

mengganggu pada bagian sendi, terutama sendi jempol kaki disertai


dengan bengkak kemerahan? Jika pernah mungkin Anda menderita
penyakit asam urat atau nama lainnya adalah penyakit pirai atau gout.
Penyakit ini merupakan sejenis radang sendi yang disebabkan oleh
pengkristalan natrium urat di dalam atau di sekitar sendi. Penyakit asam
urat hanyalah salah satu dari dua ratus lebih bentuk penyakit radang
sendi yang berbeda-beda.
Biasanya gejala berupa rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba tersebut
akan berlangsung selama tiga hingga sepuluh hari, dengan puncak rasa
sakitnya yang akan dirasakan dalam enam hingga dua puluh empat jam
pertama serangan asam urat tersebut dimulai.
Setelah tiga hingga sepuluh hari, biasanya rasa sakit pada sendi tersebut
akan menghilang dan sendi akan tampak seperti semula tanpa adanya
pembengkakan. Kendati terlihat sembuh, namun radang sendi ini
umumnya bisa kambuh.
Penyebab munculnya penyakit asam urat
Penyebab penyakit asam urat adalah tingginya kadar asam urat. Asam
urat merupakan limbah yang terbentuk dari pemecahan zat purin yang
ada di dalam sel-sel tubuh. Setiap harinya, asam ini dibuang dari tubuh
kita melalui ginjal. Jika asam urat yang dibuang dari tubuh jauh lebih
sedikit dari jumlah produksinya, maka sisanya akan menumpuk di dalam
dan sekitar sendi dalam bentuk kristal-kristal tajam natrium urat.
Pembentukan dan penumpukan kristal-kristal tersebut bisa berlangsung
selama bertahun-tahun tanpa kita sadari.
Beberapa kristal yang bertumpuk akan keluar dari tulang rawan dan
membuat lapisan lembut pada sendi yang disebut sinovium mengalami
radang yang terasa menyakitkan. Ketika ini terjadi, itu berarti penderita
sedang mengalami serangan asam urat.
Pada akhirnya, kristal yang tertumpuk akan membentuk gumpalan keras
yang disebut tofi. Tofi ini bisa menyebabkan kerusakan pada tulang rawan
sendi dan tulang di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, bisa mengarah
pada kerusakan sendi permanen dan jika sudah seperti ini, sendi akan
terasa kaku dan sakit ketika digerakkan.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit asam urat, diantaranya adalah:

Kelebihan berat badan atau obesitas.

Umur dan jenis kelamin. Penyakit asam urat cenderung dialami


mereka yang berusia lebih tua dan kaum pria.

Sering mengonsumsi makanan yang banyak mengandung purin


seperti otak, hati, ginjal, kaldu, jantung, ikan makarel, ikan sarden,
dan kerang-kerangan.

Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras seperti spirit atau bir.

Memiliki hipertensi atau diabetes.

Memiliki masalah pada ginjal yang dapat mengganggu pembuangan


asam urat.

Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini.

Diagnosis penyakit gout


Untuk mendiagnosis apakah Anda menderita gout, biasanya dokter akan
memeriksa keberadaan kristal-kristal natrium urat di dalam sendi-sendi
Anda. Sebelum melakukan tes, pertama-tama dokter akan bertanya
mengenai riwayat kesehatan serta gejala-gejala yang Anda alami, seperti:

Lokasi sendi yang terasa sakit

Seberapa cepat gejalanya muncul

Seberapa sering Anda mengalami gejala tersebut

Apakah Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu

Apakah di keluarga Anda ada yang menderita penyakit gout

Penanganan penyakit asam urat


Penanganan penyakit asam urat memiliki dua sasaran utama, yaitu
meringankan gejalanya dan mencegah serangan terulang kembali.
Dalam meringankan gejala, Anda bisa melakukannya dengan
menempelkan kantung es pada bagian sendi yang terasa sakit. Anda juga
bisa mengonsumsi obat pereda rasa sakit seperti obat anti inflamasi non
steroid (OAINS). Selain obat tersebut, obat lainnya seperti colchicine atau
corticosteroids terkadang diperlukan.
Untuk mencegah kambuhnya serangan asam urat, Anda bisa
melakukannya dengan memperbaiki pola hidup, seperti menurunkan

berat badan bagi yang obesitas atau mengonsumsi obat-obatan penurun


kadar asam urat, contohnya allopurinol.
Kombinasi obat-obatan dari dokter serta perilaku hidup sehat terbukti
ampuh dalam menurunkan kadar asam urat dan melarutkan kristal-kristal
penyebab penyakit tersebut. Banyak diantara mereka yang tidak lagi
mengalami serangan asam urat di masa mendatang setelah menerapkan
cara pengobatan ini.
Mereka yang terkena penyakit asam urat
Jumlah wanita yang terkena penyakit asam urat lebih sedikit dari pria. Hal
tersebut tidak terlepas dari peran hormon estrogen pada wanita yang
mampu menurunkan kadar asam urat dan memperlancar
pembuangannya melalui ginjal. Namun keunggulan tersebut hanya
berlaku pada wanita yang masih dalam periode subur saja. Setelah wanita
mengalami menopause, kadar asam urat lebih mudah meningkat dan
mereka pun menjadi rentan terhadap serangan. Kaum pria biasanya
menderita gout setelah berumur 30 tahun, sedangkan bagi kaum wanita
lebih besar risikonya setelah berumur 60 tahun.
Komplikasi akibat penyakit asam urat
Meski penyakit asam urat jarang menimbulkan komplikasi, tetap patut
kita waspadai. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya:

Munculnya benjolan keras yang disebut tofi di sekitar area yang


mengalami radang. Benjolan ini bisa dirasakan di bawah kulit.

Kerusakan sendi permanen akibat radang yang terus berlangsung


yang diperparah dengan pembentukan tofi di dalam sendi yang
merusak tulang rawan dan tulang sendi itu sendiri. Kerusakan
permanen ini biasanya terjadi pada kasus yang dibiarkan selama
bertahun-tahun.

Batu ginjal yang disebabkan oleh pengendapan asam urat yang


bercampur dengan kalsium di dalam ginjal

Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana


tingkat kolesterol dalam darah yang melampaui kadar yang
normhal. Kolesterol itu sendiri adalah senyawa lemak berlilin yang
sebagian besar diproduksi di hati dan sebagian lainnya didapatkan
dari makanan. Kondisi kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko
terkena penyakit serius. Penyakit yang mengintai penderita
kolesterol tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya pengendapan
kolesterol berlebihan pada pembuluh darah, seperti stroke dan
serangan jantung.

Menurut laporan WHO pada tahun 2011, diperkirakan sekitar 35


persen penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi
dari batas normal yang baik untuk kesehatan. Artinya sepertiga
penduduk Indonesia berisiko tinggi terkena penyakit arteri.

Kelebihan kolesterol bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan


dengan kandungan kolesterol tinggi atau karena kurang
berolahraga. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi akibat faktor
keturunan.

Tentang Kolesterol

Sebenarnya kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu


membangun sel-sel baru agar tubuh bisa tetap berfungsi secara
normal. Selain itu, kolesterol juga membantu tubuh memproduksi
vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna
lemak.

Di dalam darah, kolesterol dibawa oleh protein. Gabungan keduanya


disebut dengan lipoprotein. Du ajenis utama lipoprotein adalah
lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) yang biasa disebut
dengan kolesterol jahat dan lipoprotein dengan kepadatan tinggi
(HDL) yang biasa disebut dengan kolesterol baik.

LDL bertugas mengangkut kolesterol dari organ hati ke sel-sel yang


membutuhkan. Namun jika jumlah kolesterol tersebut melebihi
kebutuhan, maka dapat mengendap pada dinding-dinding arteri dan
menyebabkan penyakit. Di lain sisi, HDL, sebagai kebalikan dari
LDL, bertugas mengangkut kolesterol kembali ke dalam organ hati.
Di dalam hati, kolesterol akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh
tubuh melalui kotoran.

Kadar kolesterol dalam darah yang disarankan bisa bervariasi,


tergantung apakah orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi atau
lebih rendah untuk terkena penyakit pembuluh arteri. Jumlah
kolesterol dalam darah bisa diukur dengan melakukan tes darah.

Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dalam


darah jika kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi,
berpenyakit diabetes, atau memiliki penyakit lainnya yang dapat
meningkatkan kadar kolesterol.

Diagnosis kadar kolesterol juga dianjurkan jika seseorang memiliki


keluarga dekat yang menderita penyakit akibat kolesterol, atau
keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular pada
usia dini.

Bagi mereka yang pernah terdiagnosis memiliki penyakit jantung


koroner, stroke ringan, atau penyakit arteri perifer, disarankan
melakukan pemeriksaan ini juga.

Dampak kolesterol tinggi

Ketika kolesterol berlebihan mengendap pada dinding arteri, maka


aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa
terhambat. Dengan kata lain, kolesterol tinggi meningkatkan risiko
seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis,
penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke
ringan, stroke, dan serangan jantung.

Kadar kolesterol yang tinggi juga dapat menyebabkan rasa sakit di


dada bagian depan atau pada lengan (angina) ketika seseorang
mengalami stres atau melakukan kegiatan fisik yang berat. Selain
itu, kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko seseorang
terkena penyakit jantung koroner.

Jika tidak mengubah pola makan dan tidak berhenti merokok,


penderita kolesterol tinggi akan lebih berisiko terkena stroke atau
penyakit jantung. Pada rokok ditemukan sebuah zat kimia yang
disebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas kolesterol
baik atau HDL untuk mengangkut timbunan lemak menuju hati.
Akibatnya bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.

Selain itu, risiko penderita juga meningkat jika dia menderita


hipertensi, diabetes, atau memiliki keluarga yang menderita
penyakit jantung atau stroke.

Kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh kondisi genetik


(keturunan) yang disebut dengan familial
hypercholesterolaemia (FH). Kadar kolesterol penderita kondisi ini
tetap tinggi meski telah mengonsumsi makanan sehat.

Cara mencegah atau menurunkan kadar kolesterol

Gaya hidup sehat sangat diperlukan dalam mengani kondisi


kolesterol tinggi. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
seimbang adalah salah satu langkah utama yang bisa dilakukan
dalam mencegah atau menurunkan kadar kolesterol. Kandungan
lemak dalam makanan harus rendah. Cobalah ganti konsumsi
makanan yang mengandung lemak jenuh dengan buah-buahan dan
sayur-sayuran, serta biji-bijian utuh (misalnya roti gandum utuh).
Dengan begitu, kadar kolesterol dalam tubuh akan tetap rendah.
Selain diet sehat, segera mulai melakukan olah raga secara rutin
dan turunkan berat badan bagi yang mengalami kelebihan berat
badan. Tidak kalah penting, hindari merokok.

Jika saran-saran di atas tetap tidak mampu menurunkan kadar


kolesterol Anda dan risiko penyakit jantung tetap mengintai,
sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter biasanya akan
melakukan pengobatan dengan memberi Anda resep obat penurun
kolesterol, seperti statin.

Jika hasil diagnonis menyatakan bahwa Anda menderita kolesterol tinggi,


biasanya dokter akan terlebih dahulu menyarankan Anda untuk
mengubah pola makan, tidak merokok, dan menambah frekuensi berolah

raga. Saran ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari meski
dalam keadaan sehat untuk membantu mencegah kolesterol tinggi.
Mengonsumsi makanan sehat dengan kandungan lemak jenuh yang
rendah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam
tubuh. Upayakan untuk menghindari konsumsi makanan yang
mengandung lemak jenuh tinggi, seperti tertera di bawah ini.

Daging kambing

Daging bebek dan kulit

Kulit ayam

Jeroan

Otak sapi

Santan

Kerupuk

Kue dan biskuit

Telur burung puyuh

Cumi

Secara keseluruhan, rata-rata pria tidak boleh mengonsumsi lemak jenuh


lebih dari 30 gram per hari. Untuk wanita, konsumsi lemak jenuh tidak
boleh lebih dari 20 gram per hari. Cara mengetahui kadar lemak jenuh
yang Anda makan bisa dilihat pada daftar takaran yang tertera di
kemasan produk.
Sebagian besar ahli nutrisi percaya bahwa zat lemak yang terkandung di
dalam avokad dan minyak ikan tuna, makarel, dan salmon baik untuk
kesehatan. Zat tersebut dikenal sebagai asam lemak omega-3.
Bagi penderita kadar trigliserida tinggi, disarankan mengonsumsi asam
lemak omega-3 agar kadar trigliserida mereka turun. Mengonsumsi
makanan yang mengandung gizi omega-3, seperti ikan sebanyak dua kali
seminggu, diyakini bermanfaat baik bagi mereka yang memiliki kadar
trigliserida tinggi di dalam darah. Namun jangan mengonsumsinya
berlebihan karena kadar omega-3 dalam tubuh yang tinggi dapat memicu
terjadinya obesitas.

Mengatasi kolesterol tinggi dengan obat


Jika dalam beberapa bulan kolesterol tidak kunjung turun, meski Anda
sudah mempraktikkan gaya hidup sehat, maka dokter dapat menyarankan
Anda untuk mengonsumsi obat penurun kolesterol.
Ada beberapa jenis obat penurun kolesterol dan masing-masing obat
tersebut berfungsi dengan cara yang berbeda-beda. Untuk mengetahui
obat yang cocok dengan Anda, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter. Jika Anda juga memiliki tekanan darah
tinggi atau hipertensi, kemungkinan besar dokter akan memberikan resep
obat untuk menurunkannya. Beberapa obat penurun kadar kolesterol
dalam darah yang bisa diresepkan oleh dokter adalah statin, aspirin, dan
ezetimibe.
Statin berguna untuk menurunkan kadar kolesterol dengan cara
memblokir enzim dalam hati yang bertugas memproduksi kolesterol. Jika
diresepkan oleh dokter, biasanya pasien tersebut akan mengonsumsi
statin untuk seumur hidup. Sebab jika statin tidak diberikan, maka kadar
kolesterol bisa kembali naik dan bisa meningkatkan risiko penyakit lain
yang terkait, seperti serangan jantung.
Beberapa jenis obat-obatan statin yang dapat disarankan dokter
adalah simvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin. Namun ada sebagian
orang yang intoleran terhadap statin dan mengalami efek samping saat
mengonsumsinya. Efek samping yang biasa muncul berupa gangguan
pada perut dan nyeri otot.
Selain statin, pemberian aspirin dengan dosis rendah mungkin akan
disarankan oleh dokter juga. Dosis rendah aspirin juga bisa mencegah
terbentuknya gumpalan darah. Aspirin umumnya tidak boleh dikonsumsi
oleh anak yang masih berusia di bawah 16 tahun.
Bagi penderita kolesterol tinggi yang tidak bisa mengonsumsi statin
karena efek sampingnya, sedang mengonsumsi obat lain yang kinerjanya
bisa terganggu, atau memiliki penyakit yang bisa bertambah parah jika
menggunakan statin, maka dokter mungkin akan meresepkan ezetimibe.
Obat ini juga bisa dikombinasikan dengan statin jika penggunaan statin
saja belum cukup berhasil menurunkan kadar kolesterol. Ezetimibe
bekerja dengan cara mencegah terjadinya penyerapan kolesterol di dalam
usus yang berasal dari makanan. Ezetimibe biasanya tidak seefektif
statin, namun efek samping yang ditimbulkannya lebih kecil.
Penderita dapat mengonsumsi ezetimibe dan statin secara bersamaan jika
kadar kolesterol tinggi mereka tidak cukup bisa diturunkan hanya dengan
statin. Efek samping yang timbul dari kombinasi ini umumnya sama

dengan yang muncul pada penggunaan statin saja, yaitu gangguan pada
perut atau nyeri pada otot.
Menurunkan trigiserida dengan obat
Niacin biasanya diberikan kepada mereka yang memiliki kadar trigiserida
tinggi. Niacin adalah vitamin B yang ditemukan pada makanan maupun
suplemen multivitamin. Dalam dosis tinggi yang diberikan melalui resep,
niacin mampu menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol
baik atau HDL.
Namun penggunaan dosis tinggi juga bisa memunculkan efek samping
berupa kulit menjadi kemerahan. Efek samping ini juga bisa dikurangi
dengan menghindari konsumsi makanan pedas.
Niacin biasanya tidak akan diberikan kepada mereka yang sedang
mengalami sakit perut, sakit maag, gangguan pencernaan, atau mereka
yang berisiko mengalami kondisi-kondisi tersebut. Pengguna niacin
biasanya akan disarankan menjalani tes darah secara berkala untuk
memastikan organ hati mereka berfungsi dengan baik.
Selain niacin, obat golongan fibrat juga dapat diberikan untuk
menurunkan kadar trigliserida yang berlebihan di dalam darah. Obat ini
bekerja dengan cara menurunkan produksi kolesterol jenis VLDL (verylow-density lipoprotein). Kolesterol jenis ini kebanyakan mengandung
trigliserida.
Selain itu, seperti yang telah disebutkan diatas, sebagian besar ahli nutrisi
percaya bahwa omega-3 dapat membantu mengatasi trigliserida yang
tinggi. Selain dari makanan, tersedia pula suplementasi omega-3 yang
dapat Anda peroleh secara bebas. Konsultasikan penggunaan zat ini
kepada dokter Anda karena bisa jadi mempengaruhi obat lain yang
sedang Anda konsumsi.

You might also like