You are on page 1of 7

SEJARAH DAN ARTI LAMBANG ASEAN

Lambang ASEAN dan Artinya


1. Lambang ASEAN ini digunakan sebagai lambang resmi ASEAN.
2. Lambang ASEAN melambangkan kemantapan, perdamaian, persatuan, dan
dinamika ASEAN. Warna-warna lambang biru, merah, putih dan kuning
adalah warna-warna yang digunakan dalam berbagai bendera negara-negara
anggota ASEAN.
3. Warna biru melambangkan

perdamaian

dan

kemantapan,

merah

melambangkan keberanian dan dinamika, putih melambangkan kesucian, dan


kuning melambangkan kemakmuran.
4. Sepuluh batang padi yang terikat melambangkan sepuluh negara anggota
ASEAN. hal ini melambangkan harapan para bapak pendiri ASEAN yang
memimpikan ASEAN terdiri atas seluruh sepuluh negara-negara Asia
Tenggara yang terikat dalam persahabatan dan solidaritas.
5. Lingkaran melambangkan persatuan ASEAN.
6. Hak cipta Lambang ASEAN dimiliki oleh ASEAN.
Sejarah ASEAN Latar Belakang
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mencatat sejarah
baru dengan ditandatanganinya ASEAN Charter (Piagam ASEAN) dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-13 ASEAN di Singapura, Selasa (20/11).
Piagam ASEAN tersebut diteken oleh 10 pemimpin negara anggota ASEAN,
termasuk Myanmar. Kesepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan ASEAN
yang membubuhkan tanda tangan pada Piagam ASEAN itu adalah Sultan

Hassanal Bolkiah (Brunei Darussalam), PM Hun Sen (Kamboja), Presiden Susilo


Bambang Yudhoyono (Indonesia), PM Bouasone Bouphavanh (Laos), Abdullah
Ahmad Badawi (Malaysia). Selanjutnya, PM Thein Sein (Myanmar), Gloria
Maccapagal Arroyo (Filipina), PM Surayud Chulanont (Thailand), PM Nguyen
Tan Dung (Vietnam), dan PM Lee Hsien Loong (Singapura). Padahal sebelumnya
sejumlah pihak mengkhawatirkan PM Myanmar tidak akan ikut menandatangani
dokumen tersebut dikaitkan dengan kondisi politik yang memanas di dalam negeri
negara itu.
Selain Piagam ASEAN, juga ditandatangani tiga deklarasi yaitu cetak biru
ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Declaration on the 13th Session
of the Conference on Climate Change (UNFCCC), dan Conference of Parties
Serving as the Meeting of the Parties (CMP) to the Protocol Kyoto Protocol
Upacara penandatanganan disaksikan sejumlah menteri dari masing-masing
negara dan liput sekitar 100 orang media cetak dan elektronik. Usai
penandatanganan, para kepala negara melakukan acara bersulang (toast), yang
disambut tepuk tangan para hadirin. Selanjutnya para kepala negara melakukan
sesi foto bersama, dilanjutkan dengan foto bersama dengan para menteri luar
negeri, dan anggota The Eminent Persons Group (EPG) and Members of High
Level Taskforce (HTLF).
Tonggak Sejarah Piagam ASEAN disebut tonggak sejarah baru karena
baru dimiliki ASEAN setelah 40 tahun berdiri. Piagam ASEAN merupakan
dokumen yang diharapkan akan mentransformasikan ASEAN dari sebuah asosiasi
menjadi suatu organisasi regional yang memiliki leader personality, dan
mekanisme dan struktur organisasi yang lebih jelas. Salah satu organ ASEAN
yang akan dibentuk sesuai piagam ini adalah Badan HAM ASEAN Piagam itu
terdiri dari pembukaan, 13 bab, dan 55 pasal. Pasal-pasalnya menegaskan kembali
prinsip-prinsip yang tertuang dalam seluruh perjanjian, deklarasi, dan kesepakatan
ASEAN Dalam penyusunan piagam itu, Indonesia telah menunjukkan
kepemimpinannya dalam mendorong disepakatinya hal-hal penting seperti prinsip
demokrasi, good governance, dan perlindungan HAM 2. Tujuan dibentuknya
Piagam ASEAN (ASEAN Chartered) ?
A. Sejarah Berdirinya ASEAN

ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia


Nations. ASEAN disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN
berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia. ASEAN didirikan
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5 menteri luar
negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand,
Filipina dan Singapura: 1. Perwakilan Indonesia: Adam Malik 2. Perwakilan
Malaysia: Tun Abdul Razak 3. Perwakilan Thailand: Thanat Koman 4.
Perwakilan Filipina: Narcisco Ramos 5. Perwakilan Singapura: S. Rajaratnam
Sedangkan terdapat negara-negara lain yang bergabung kemudian ke dalam
ASEAN sehingga total menjadi 11 negara, yaitu: 1. Brunei Darussalam tangal
7 Januari 1984 2. Vietnam tangal 28 Juli 1995 3. Myanmar tangal 23 Juli 1997
4. Laos tangal 23 Juli 1997 5. Kamboja tangal 16 Desember 1998 Prinsip
Utama ASEAN Prinsip-prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:
Menghormati kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional semua
negara Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan permasalahan
nasionalnya tanpa ada campur tangan dari luar Penyelesaian perbedaan atau
perdebatan antar negara dengan aman Menolak penggunaan kekuatan dan
kekerasan Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota ASEAN
dikukuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand di Bangkok Proses pembentukan ASEAN dibuat
dalam sebuah penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama
Deklarasi Bangkok.
Adapun yang bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok tersebut adalah
para menteri luar negeri saat itu, yaitu Bapak Adam Malik (Indonesia),
Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam
(Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Pada tanggal 8 Januari 1984,
seminggu setelah mencapai kemerdekaannya, negara Brunei masuk menjadi
anggota ASEAN. 11 tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli 1995. Laos dan
Myanmar menjadi anggota dua tahun kemudianya, yaitu pada tanggal 23 Juli
1997. Walaupun Kamboja sudah menjadi anggota ASEAN bersama sama
Myanmar dan Laos, Kamboja terpaksa menarik diri disebabkan masalah
politik dalam negara tersebut. Namun, dua tahun kemudian Kamboja kembali

masuk menjadi anggota ASEAN pada 30 April 1999. LOGO ASEAN Logo
ASEAN membawa arti ASEAN yang stabil, aman, bersatu dan dinamik.
Warna logo ada 4 yaitu biru, merah, putih dan kuning. Warna tersebut
merupakan warna utama lambang negara-negara ASEAN. Warna biru
melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah bermaksud semangat dan
dinamisme

sedangkan

putih

menunjukkan

ketulenan

dan

kuning

melambangkan kemakmuran. Sepuluh tangkai padi melambangkan cita-cita


pelopor pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat.
Bulatan melambangkan kesatuan ASEAN.
B. Tujuan Dibentuknya Piagam ASEAN (ASEAN Chartered).
Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah bagi ASEAN. Kawasan ini
memiliki tampilan baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur dan
tersistematis. Semua itu ditandai dengan ditandatanginya Piagam ASEAN
(ASEAN

Charter)

sebagai

kerangka

konstitusi

bersama

ASEAN.

Keberadaan sebuah piagam agar bisa lebih mengikat negara-negara anggota


sebenarnya sudah cukup lama dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN.
Akan tetapi, baru pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003
di Bali, keinginan ASEAN untuk memiliki sebuah piagam bersama itu mulai
dikonkretkan. Ibarat sebuah perusahaan yang harus memiliki status hukum
yang jelas, apakah itu perseroan terbatas (PT) atau perusahaan dagang (PD),
ASEAN sebagai organisasi regional yang sudah berusia 40 tahun ini memang
sudah seharusnya punya status hukum. Idealnya, dengan adanya status hukum
itu, ASEAN lebih punya keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai
pihak, khususnya kalangan pebisnis. Dia (ASEAN) juga bisa memiliki aset,
visi, dan misi, serta alat/perangkat untuk mewujudkan visi dan misinya
tersebut. Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan mengubah banyak hal
di ASEAN. Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan banyak
kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap dengan
cara konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk pengambilan
keputusan jika konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara anggota
terjadi.
Meski demikian, piagam tersebut hadir di saat yang pas, yaitu ketika
kawasan Asia Tenggara ini terus berubah dan negara-negara ASEAN semakin

memperluas cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke Asia Timur (Jepang,
Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke selatan (Australia dan
Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan beriringan
dengan KTT ASEAN. Tujuan dibentuknya Piagam ASEAN adalah sebagai
berikut 1. Permudah kerja sama Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris
akan membuat negara anggota ASEAN relatif akan lebih terikat kepada
berbagai kesepakatan yang telah dibuat ASEAN. Secara teoretis, piagam itu
akan semakin mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan mitramitra dialognya.
Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa
kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan
dan dipatuhi oleh beberapa negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa
dikurangi. Mekanisme kerja yang lebih jelas di ASEAN seperti tertuang dalam
Piagam ASEAN itu juga akan mempermudah mitra-mitra atau calon-calon
mitra yang ingin berurusan dengan ASEAN. Begitu pula bila di kemudian hari
terjadi persengketaan, Piagam ASEAN telah membuat pengaturan umum
untuk penyelesaian sengketa itu. Lebih penting lagi secara politis, ASEAN
kini menegaskan dirinya sebagai organisasi yang menghormati serta bertekad
untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi.
Piagam meminta ASEAN menghargai HAM. Meski saat ini pelaksanaan
kedua hal itu masih jauh dari ideal, setidaknya ASEAN sudah mengakui
bahwa penghormatan atas HAM dan demokrasi sebagai nilai-nilai dasar, sama
seperti umumnya negara maju.
Dengan demikian, hambatan psikologis untuk bekerja sama dengan
negara-negara ASEAN seperti sering terdengar selama ini dari beberapa
negara maju, setidaknya sudah bisa dikurangi meski hambatan belum
sepenuhnya bisa dihapuskan. 2. Tantangan internal Keberhasilan ASEAN
melahirkan sebuah piagam bersama tidak otomatis bermakna ASEAN yang
semakin solid. Tantangan terbesar justru berada di lingkungan internal
ASEAN

sendiri,

khususnya

bagaimana

agar

benar-benar

bisa

mengimplementasikan piagam itu sehingga ASEAN menjadi kekuatan yang


menyatu dan tidak terpecah belah. Bagaimanapun, kehadiran Piagam ASEAN,

yang di dalamnya mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa yang sudah


diputuskan bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi
beberapa pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh keberatan atas keputusan
bersama itu. Meski demikian, Piagam ASEAN memang telah didesain
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu keras terhadap para anggotanya yang
belum bisa menaati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat.
Celah-celah untuk kompromi yang sering kali diistilahkan banyak
kalangan sebagai cara ASEAN (the ASEAN way) masih banyak diakomodasi
di dalam piagam tersebut. Di bidang ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN
menjamin hak negara-negara anggota untuk berpartisipasi secara fleksibel
dalam pelaksanaan komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN. Begitu pula
dalam pelaksanaan prinsip-prinsip politik ASEAN, seperti khususnya
demokrasi dan penghormatan dan jaminan atas hak-hak asasi manusia, asas
yang fleksibel tetap dipertahankan.
Satu hal penting dalam Piagam ASEAN yang memang sudah
selayaknya dilakukan adalah menjadikan organisasi ini sebagai organisasi
yang berorientasi pada rakyat atau bukan organisasi birokrat semata. Dengan
demikian, dibuka bahkan didorong kesempatan lebih besar kepada warga
masyarakat ASEAN untuk berinteraksi satu sama lain dengan lebih intens.
Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu akan
berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya di
seluruh kawasan. 3. Langkah paling maju Ada tiga rencana ASEAN yang
dituliskan di piagam itu. Tiga hal itu adalah menginginkan lahirnya Komunitas
Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan Komunitas Sosial
Budaya ASEAN. Jangan skeptis dulu dengan rencana pembentukan komunitas
itu. Atau jangan melihat realitas sekarang jika ingin menilai prospek
pembentukan tiga jenis komunitas itu. ASEAN bisa saja tidak terlihat
berwibawa, melihat realitas sekarang, dengan mayoritas anggotanya punya
masalah tersendiri yang tergolong berat. Beberapa di antaranya bahkan masih
tergolong negara paria. Sesungguhnya, rencana pembentukan komunitas itu
merupakan refleksi dari tajamnya visi para pemikir ASEAN. Piagam itu
disusun para pakar atau figur terkenal di ASEAN. Wakil dari Indonesia adalah
mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas. Mantan Menteri Luar Negeri Ali

Alatas terkesan jengkel dengan analisis pengamat yang relatif selalu skeptis
melihat ASEAN. Mereka itu kadang genit, ya, demikian kalimat lucu dari
Ali Alatas mengomentari piagam yang disambut dingin oleh pengamat 4.
Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan. Bahkan, piagam secara
tersirat akan membuat ASEAN malu jika tidak bisa memenuhinya di
kemudian hari. Inilah sumbangsih para pemikir ASEAN. Ini merupakan bukti
bahwa para pakar ASEAN tidak dungu, tetapi punya sudut pandang yang
strategis menuju masa depan.
Hal ini diperkuat lagi dengan rencana pemerintah ASEAN, yang pada
November lalu, di Singapura, sudah menandatangani deklarasi pembentukan
Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Bahkan, pada tahun 2008
sudah ada langkah untuk mewujudkan komunitas ekonomi ini. Tujuan
akhirnya adalah aliran barang, jasa, warga yang relatif lebih bebas di ASEAN.
Ini strategis mengingat contoh empiris, negara kaya di dunia menjadi makmur
karena mobilitas itu. Para teknokrat ekonomi dan para figur terkenal ASEAN
sudah memberi contoh soal penyusunan langkah ke depan. Sekarang ini,
eksekusinya ada di lingkungan pemerintah di ASEAN yang sarat problem,
bahkan masih suka menyiksa rakyat. Apakah junta Myanmar tahu piagam,
atau lebih percaya piagam ketimbang paranormal? Ini hanya contoh kecil.
Tetapi sudahlah, semoga waktu akan mengubah perangai dan perilaku
sebagian pemerintahan di ASEAN, yang juga masih sering sekadar
berkomitmen dan tidak bertindak nyata. Setidaknya mereka masih mau
menorehkan sejarah baru dengan menandatangani Piagam ASEAN dan juga
cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 5. Strategis Piagam itu sendiri
dinilai strategis karena akan menjadi landasan hukum yang menjamin integrasi
politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, demokratisasi, perlindungan hak
asasi, dan pelestarian lingkungan. Pembuatan piagam merupakan terobosan
penting dalam sejarah ASEAN, yang selama 40 tahun lebih bersifat
paguyuban. Dalam menghadapi tantangan 40 tahun kedua, ASEAN memang
membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam membangun blok politik
dan ekonomi.

You might also like