Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat,
baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat,
vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik
penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Seliap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <_ I mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pads sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).
Apabila
konsentrasi
plasmanya
melebihi
kapasitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Anemia adalah sindroma klinis yang ditandai oleh adanya penurunan
hematokrit, hemoglobin dan jumlah eritrosit dalam darah.
Harga Normal Kadar Hemoglobin
Umbilikus
5-10 tahun
Dewasa :
Pria
Wanita
Perdarahan hebat
2.
Akut (mendadak)
3.
Kecelakaan
4.
Pembedahan
5.
Persalinan
6.
7.
8.
Perdarahan hidung
9.
Wasir (hemoroid)
10.
Ulkus peptikum
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kekurangan vitamin C
19.
Penyakit kronik
20.
21.
Pembesaran limpa
22.
23.
24.
25.
26.
Kekurangan G6PD
27.
28.
2.3 Gejala/Tanda
Perlu dipertanyakan bawasannya anemia bukanlah merupakan
penyakit tertentu dalam arti disease entity akan tetapi hanyalah merupakan
sindoma klinik yang ditimbulkan akibat sesuatu proses patologis klinik yang
ditimbulkan akibat sesuatu proses patologis dalam tubuh yang merupakan
underlying disease (penyakit dasar). Jadi dalam menerangkan gejala-gejala
anemia tentunya tidak lepas dari gejala-gejala dasarnya. Dasar fisiologis dari
timbulnya gejala-gejala dari anemia adalah sebagai berikut : salah satu fungsi
eritrosit adalah sebagai alat transport oksigen, dengan adanya hemoglobin
didalamnya. Apabila eritrosit kurang berarti kadar hemoglobin pun berkurang
dan akhirnya timbullah anoksia dari jaringan target organ.
Gejala-gejala yang timbul adalah akibat dari anoksia jaringan tersebut
atau reaksi kompensasi dari target organ terhadap anoksia. Pada umumnya
gejala dari anemia akan timbul apabila kadar hemoglobin lebih kecil atau sama
dengan 7,0 g/dl. Organ demi organ gejala-gejala dari anemia adalah sebagai
berikut:
1. Gejala dari sistem kardiorespirasi
Gejala yang paling menonjol dari penderita anemia adalah berasal dari
organ ini.Dengan adanya anoksia maka timbullah kompensasi dari jantung
guna memenuhi kebutuhan oksigen tersebut dan terjadilah palpitasi, thaki
kardia, serta denyutan prekardial yang pada dasarnya adalah manifestasi
dari denyut jantung yang bertambah cepat. Berat ringannya manifestasi
anemia dari organ ini tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
a. Derajat dari anemianya Gejala baru timbul apabila kadar Hb kurang
dari 7,0 g/dl. Makin berat anemianya gejala makin bertambah berat
pula.
b. Cepatnya timbul anemia makin cepat makin berat pula gejala dari
organ ini. Hal ini dapat diterangkan oleh karena pada anemia yang
timbulnya sangat cepat, tubuh/organ tidak sempat beradaptasi.
Sedangkan pada anemia yang kronis tombul adaptasi dari organ-organ
Nampak lebih ringan.
c. Ada dan tidaknya penyakit jantung sebelumnya, pada orang normal
respon yang terjadi akibat anemia adalah cepat lelah atau sesak napas
pada waktu bekerja. Akibat aliran darah yang cepat pada anemia bisa
timbul sistolik murmur pada semua ostia dari jantung. Bila pada
penderita tersebut terdapat penyakit jantung maka gejala-gejala akan
nampak lebih berat dan tidak jarang terjadi kegagalan faal jantung
akibat anemia yang dikenal dengan anemia heart failure
2. Gejala dari sitem saraf
Akibat dari anoksia pad organ ini dapat timbul sakit kepala, pusing-pusing,
badan terasa ringan, perasaan dingin, telingan berdenging, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot, lekas capai dan iritabel.
3. Gejala dari sistem saluran pencernaan makanan
Akibat anoksia dapat timbul tidak suka makan, muntah-muntah, flatulensi,
perasaan tidak enak pada perut bagian atas, obstipasi, dan diare.
anoksia
dapat
timbul
gangguan
haid,
kadang-kadang
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian ada 2 hal yaitu :
a. Pengkajian Dasar
Pengkajian dasar adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultan dari medis atau profesi
kesehatan lainnya
b. Pengkajian Fokus
Pengkajian fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien.
3.1.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
selama
klien
dirawat
secara
terus-menerus
(ongoing
Kerateristik Data :
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu
mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau
makan, kaji secara mendalamn kenapa klien tidak mau makan (tidak
cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis).
2. Akurat dan nyata
Untuk menhindari masalah kesalahan, maka perawat harus
berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benat tidaknya apa
yang telah di dengar, dilihat, diamati dan di ukur melalui
pemeriksaanada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya
meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang
suatu kondisi klien. Misalnya : klien tidak mau makan kerena depresi
berat. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menerapkan kondisi
klien. Dokumentasikan apa adanyasesuai yang ditemukan pada
saatpengkajian.
3. Relevan
Pencatatan dat komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data
yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk
mengidentifikasi.
4. Informasi yang diperlukan
Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial dan
spiritual. Kemampuan dalam mengayasi masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Masalah kesehatan dan keperawatan yang menggangu
kemampuan klien.
Jenis Data :
1. Data Objektif
10
Orang terdekat
Catatan klien
Konsultasi
Kepustakaan
11
12
IDENTITAS KLIEN
Nama
No. Reg
Umur
: ..Tahun
Tgl. MRS :
Jenis Kelamin
: L/P
Diagnosis medis :
Suku/Bangsa
: .
Tgl Pengkajian:(Jam)
Agama
: .
Pekerjaan
: .
Pendidikan
: .
Alamat
: .
I.
13
dari hasil).
1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernapasan
14
Karakteristik batuk (batuk produktif dan non produktif, serangan batuk kuat
dan hebat), karakteristik bentuk (dada simetris), Kerateristik frekuensi (25
x/menit, irama teratur, suara napas ronkhi tidak ada weezing).
Area Dada :
Inspeksi
kedalaman
inspirasi,
inspirasi ekspirasi
pergerakan
dada
simetris/tidak,
waktu
perbedaan kesimetrisan
Wajah
Inspeksi
Leher
Inspeksi
Palpas
15
Dada
Inspeksi
:Pulsasi
dada,ictus
cordis,bentuk
dada
sinistra
cembung/cekung.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstrimitas Atas
Inspeksi
Palpasi
Ekstrimitas Bawah
Inspeksi
Palpasi
C. Persyarafan
Anamnesis : nyeri kepala berputar-putar, nyeri kepala sebelah, hilang
keseimbangan, mual muntah(tergantung etiologi), perubahan berbicara,
tremor, parastesia, anasthesia, parese, paralisis, koordinasi antar anggota
badan, reaksi terhadap suara.
Tingkat kesadaran (Kuantitas) :
GCS (Glasgow Coma Scale), yang dinilai yaitu :
-
16
Motorik (M) :
6 = dapat bergerak sesuai perintah
5 = dapat bereaksi menyingkirkan rangsangan nyeri/reaksi setempat
4 = bereaksi fleksi siku pada rangsangan nyeri/menghindar
3 = dengan rangsangan nyeri dapat bereaksi fleksi pada pergelangan tangan
atau
jari
atau
fleksi
spastic
pada
tungkai
atau
abduksi
lengan
atas/fleksiabnormal
2 = respon ekstensi
1 = tidak bereaksi
- Verbal/bicara (V) :
5 = orientasi baik : orang, tempat, waktu
4 = jawaban kacau
3 = kata-kata tak berarti
2= suara tidak komprehensif
1 = tidak ada suara
Tingkat kesadaran berdasarkan AVPU (Alert Verbal Pain Unrespon) :
Alert : respon spontan
Verbal : berespon setelah dipanggil
Pain : berespon setelah diberi rangsangan nyeri
Unrespon : tidak berespon dengan rangsangan apapun
(Penilaian berdasarkan respon yang ditunjukkan oleh pasien saat itu)
D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Anamnesa
Nyeri saat miksi / disuria (PQRST), menggigil /panas tubuh, saat BAK
mengejan, inkontinensia urine (ketidakmampuan seseorang untuk menahan
urin yang keluar dari buli-buli baik disadari maupun tidak disadari), poliuria
(banyak kencing > 1500 cc/24 jam), anuria (jumlah urin < 200 ml/24 jam),
oliguri (jumlah urin 600 ml/24 jam), skrotum membesar, karakteristik urin
17
Palpasi
: nyeri tekan
Scrotum
Inspeksi
:pembesaran,
transiluminasi/
penerawangan
(untuk
18
Perempuan :
Genetalia eksterna
Inspeksi
Palpasi
Kandung kemih:
Inspeksi
Palpasi
Ginjal :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
E. Sistem Pencernaan
Anamnesa
Nafsu makan, pola makan klien, porsi makan dan jumlah minum per hari,
alergi terhadap makan, keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, telan,
melakukan diet, disfagia, riwayat penggunaan pencahar. Jika ada keluhan
nyeri
perut
dijelaskan
secara
PQRST. Gangguan
defekasi
(diare,
19
gingitivis),
Gusi
(berdarah,
lesi/bengkak,
:Posisi,
warna
dan
bentuk,
simetris,
kebersihan,
warna,
gerakan,tremor, lesi
Palpasi : Nodul, oedema, nyeri tekan
Faring - Esofagus :
Inspeksi : hiperemi, warna dan bentuk palatum. Tonsil (bentuk, warna dan
ukuran)
Palpasi : pembesaran kelenjar
Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Inspeksi: pembesaran abnormal (asites, distensi abdomen), spider navy,
tampak vena porta hepatika, bekas luka, luka (colostomy, CAPD, hernia),
umbilikus (kebersihan, menonjol,)
Auskultasi
: peristaltik usus
Perkusi
Palpasi:
Kuadran I:
Hepar hepatomegali, nyeri tekan, shifting dullness
Kuadran II:
Gaster nyeri tekan abdomen, distensi abdomen
20
Lien splenomegali
Kuadran III:
Massa (skibala, tumor), nyeri tekan
Kuadran IV:
Nyeri tekan pada titik Mc Burney
F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Anamnese
21
Feel :Nyeri, pulsasi (nadi bagian distal), Perfusi (normal : hangat, kering,
merah), krepitasi tulang.
Move : kekakuan (Stiffness), Kontraktur sendi.
Luka :
Inspeksi : adanya tanda radang, warna (merah/vaskularisasi baik,
kuning/peradangan, hitam/nekrosis), karakteristik (kedalaman, luas, jenis
cairan yang kluar)
Palpasi : warna cairan yang keluar (luka jahitan), suhu (panas,dingin)
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa :
Menanyakan bagaimana riwayat nutrisi dan eleminasi
polifagia,
polidipsia),
lemah,
kejang/kram,
adanya
(3P : Poliuria,
disfungsi
gonad
Leher
Inspeksi
Palpasi
Payudara
Inspeksi
Genetalia :
Inspeksi
Rambut
pubis(
distribusi,
ketebalan,
kerontokan),
22
Palpasi
adakah
benjolan,
kegagalan
penurunan
testis
(kriptokismus),
Ekstremitas bawah
Palpasi : edema non pitting
H. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. Menanyakan bagaimana riwayat haid yang meliputi: menarche, cyclus
haid, lama haid, banyaknya darah & sifatnya (cair, bergumpal), flour
albus (warna, bau, jumlah), disminore. Menorhagia, metrorhagia. keluhan
waktu coitus (nyeri, pengeluaran darah)
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, Keluarga berencana
a.
Palpasi
Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Genetalia :
23
Laki-laki :
Anamnesa :
keluhan waktu coitus (kemampuan ereksi ,rasa nyeri, ejakulasi dini),
Genetalia :
Inspeksi : bentuk, rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan,
pengeluaran (darah, cairan, lendir), turunnya testis, luka/keadaan luka.
priapismus
Palpasi: adakah benjolan,
I. Persepsi sensori :
Anamnesa : tanyakan pada klien :
Apakah ada nyeri yang dirasakan pada mata, Keluhan penurunan tajam
penglihatan, Keluhan mata berkunang-kunang, kabur, penglihatan ganda
( diplopia )., Keluhan mata berair, gatal, kering, adanya benda asing dalam
mata
Tinnitus (berdenging), penurunan pendengaran, terasa penuh pada telinga,
nyeri.
Rasa sengau pada hidung
Mata
Inspeksi :
Kesimetrisan mata, bentuk mata, lesi Papelbra ( ukuran, bentuk, warna, cairan
yang keluar ), Bulu mata (pnyebaran, posisi masuk :Enteropion, keluar
:ksteropion), produksi air mata.
Kornea : Normal berkilau, transparan
Iris dan pupil :warna iris dan ukuran, uji reflek cahaya pada pupil
Lensa : Normal jernih dan transparan, pada org tua kdg ada cincin putih
seputar iris (Arkus senilis)
24
Perkusi : pada regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan
apabila palpasi pada keduanya menimbulkan reaksi hebat
25
hari, Tidak
26
27
Untuk
mengidentifikasi
factor-faktor
yang
menunjang
atau
secar
jelas.
Diagnosis
keperawatan
disusun
dengan
sehingga
dapat
meningkatkan
mutu
asuhan
keperawatan.
b. Etiologi (E/Penyebab)
Keadan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan
yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan Penyebab
28
NIC
INTERVENSI
Intoleransi
aktivitas
kelemahan umum
Keseimbangan
nutrisi
b.d
AKTIVITAS
1. Kolaborasi dengan tim tenaga medis
2. Anjurkan pasien istirahat
1. Setela
selama
dengan
ahli
gizi
untuk
pasien
untuk
meningkatkan
pasien
bagaimana
membuat
29
1. Bunyi
ventilasi
4. Konsul
pada d
atau fa
dengan
ahli
gizi
untuk
identif
3. Menur
abdom
4. Memb
feses
memp
3.4 Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang
telah
ditetapkan,yang
mencakup
peningkatan
kesehatan,
b.d
AKTIVITAS
4. Kolaborasi dengan tim tenaga medis
2. Setel
R/ Pemberian terapi
selam
meni
nutrisi
Pasien
msih
pusing
dengan
lingkungan tenang
dari 5. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan 2. Men
yang disukai
R/ Tidak suka makanan yang berserat
30
6. Berikan
makanan
sedikit
dengan
frekuensi sering
R/ klien mual dan muntah
7. Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian
R/klien jarang makan karna nafsu
Konstipasi / diare berhubungan
dengan penurunan masukan diet,
perubahan proses pencernaan.
5. Buny
dengan
ahli
gizi
pada
untuk 6. Mem
atau
di ide
7. Menu
abdom
8. Mem
konsi
memb
hidra
3.5 Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan
keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari
subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan
pengamatan terhadap keadaan pasien.
Data yang diperoleh :
1. Terhindar dari resiko perfusi perifer
2. Bebas dari nyeri
3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4. Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
7. Mematuhi semua aturan medis
31
BAB IV
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny.adelle
Umur
: 48 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
Alamat
: Ds. Sumberagung
No. Reg
: 12015
Tgl. MRS
Diagnosis medis
: Anemia
Tgl Pengkajian
32
PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Beny
Umur
: 53 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
: Ds. Sumberagung
33
34
4.1.2
PEMERIKSAAN FISIK
35
D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Tidak ada retensi urine, inkontenesia juga tidak ada, BAK normal 3-4 x/24
jam, Bau amoniak, Warna kuning jernih,
Kandung kemih tidak
membesar maupun nyeri tekan, Tidak menggunakan alat bantu kateter,
tidak ada sakit pinggang, tidak ada penyakit kelamin.
E. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut yaitu gigi bersih, tidak ada caries gigi, ,tidak ada
stomatitis, lidah bersih, saliva normal,tidak ada peradangan paada gusi.
Adanya muntah setiap habis makan, muntah berupa 8 makanan yang
dimakan dan kadang-kadang hanya air, adanya mual, nafsu makan tidak
ada, Mukosa bibir kering, Adanya splenomegali, Tidak ada masalah
dengan tenggorokan, Peristaltic normal, , peristaltik usus 15 x/menit ,
Klien mengatakan belum BAB terakhir tanggal 24-03-2016, Gangguan
konntipasi, Intake cairan : oral : + 350 cc/hari. Parental 1500 cc/hari, Tidak
terpasanng NGT.
F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Pergerakan sendi terbatas, Kekkuatan otot
5
5
5
5
klien mengatakan badannya merasa lemah,letih setelah aktivitas, kelainan
tulang belakang : kifosis, kulit pucat , turgor kulit kurang elastic, kuku
rambut rapuh .
H. Sistem Reproduksi
Adanya amenore, Menurunnya fungsi seksual, Impotent.
I. Persepsi sensori :
Sistem Penglihatan :Posisi mata simetris, Pupil isokor, Sclera ikterus,
Conjungtiva anemis, cahaya kelopak mata normal, pergerakan bola
matanormal. Kornea jernih, tidak ada strabismus, fungsi penglihatan baik,
tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak memakai kaca mata, tidak
memakai lensa kontak, reaksi terhadap cahaya kanan dan kiri positif,
36
tampak warna hitam pada kelopak mata bawah sekitar mata, mata tampak
sayu, tidak ada hematoma.
Sistem Pendengaran : Daun telinga simetris dan tidak sakit bila
digerakkan, tidak bengkak.Tidak ada serumen dan juga nanah, tidak ada
lesi, tidak ada tinitus, tidak ada perasaan penuh di telinga, fungsi
pendengaran baik, pada pemeriksaan garputala hasil positif kanan dan kiri,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Sistem wicara : Tidak ada kesulitan dan gangguan dalam berbicara, tidak
memakai ETT dan Trakeostomi.
Sistem penciuman : bentuk simetris, septum terletak di tengah, tidak ada
secret, tidak terdapat sinusitis, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, fungsi
penciuman baik.
J. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT
Sebelum sakit :
Saat ini :
Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena
perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi setelah hari
ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang
disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5
sendok serta terlihat makan sate kambing.
37
Saat ini
capek, badan merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, perut mual, sering muntah
N. HUBUNGAN PERAN
Sebelum sakit : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan
siapapun, baik keluarga maupun teman.
Saat ini
dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias lebih berleluasa seperti dulu.
P. POLA PSIKOSOSIAL
Persepsi klien terhadap sakit yang diderita adalah cobaan dari tuhan
Ekspresi klien terhadap penyakit yang diderita gelisah / cemas
Reaksi saat interaksi sangat kooperatif
38
Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin
7,9 dl/l
Leukosit
6300
Segmen
27%
Limfosit
61 %
Monosit
12 %
LED
63/115 mm/jam
Hematocrit
23,6 %
Trombosit
130,80
SGOT
14 miu/l
SGPT
27 miu/l
HBS Ag
negative
Anti hiv
Non reaktif
39
4.2. DIAGNOSA
ANALISA DATA
TGL
28-32016
DATA
No RM
: 12015
Dx. Medis
: Anemia
ETIOLOGI
DS:klien mengeluh
Kelemahan umum
badannya mual, tidak
nafsu makan
lemas,lesu,pusing setelah
aktivitas.
Do:
Ku lemah
Kebutuhan cairan
kurang
Pergerakan sendi
terbatas
TTV
S : 36,5 C
N : 100x/mnt
T : 100/60 mmHg
RR : 25 x/mnt
H : 7,9
MASALAH
Intoleransi aktivitas
28-3-
2016
merasa berat
HB turun
badannya menurun.
DO = BB turun sebelum
sakit = 49 kg
Saat sakit = 47 kg.
28-3-
konstipasi
40
2016
perutnya
(perut)
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
00092
00002
00011
DAFTAR PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
41
TANGGAL
28-3-2016
NO
PRIORITAS
DIAGNOSA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
00092
00002
00011
42
4.3 INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien
TANGGAL
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
28-3-2016
Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan
umum
: Ny. Adelle
No RM
: 12015
Dx. Medis
: Anemia
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL
HASIL
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama 2x 24
jam
diharapkan
-KU baik
-akral hangat
-sclera normal
-conjungtiva
normal
- turgor kulit
elastis
1. observasi kehilangan/
gangguan keseimbangan gaya
jalan dan kelemahan otot
2. observasi TTV sebelum dan
sesudah aktivitas
3. berikan lingkungan tenang
batasi pengunjung dan kurangi
suara bising, pertahankan tirah
1. menunjukkan perubahan
neurology karena defisiensi
vitamin B12 mempengaruhi
keamanan pasien/ resiko
cidera
2. manifestasi kardio
pulmonal dr upaya jantung
45
klien
meningkatkan
ambulan atau
aktivitas
28-3-2016
Ketidak
seimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh.
Kebutuhan
nutrisi sesuai
dengan
kebutuhan
tubuh
Keadaan
umum
membaik
dapat
yang diberikan
Observasi
dan
defisiensi, memudahkan
intervensi
catat
menghabiskan
porsi makan
Mengawasi masukkan
kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi
46
Mengalami
peningkatan
BB
setiap hari.
-
makanan
Mengawasi penurunan
efektivitas intervensi
makan
nutrisi
Observasi
kejadian
dan
catat -
mual/muntah,
Menurunkan kelemahan,
meningkatkan
pemasukkan dan
yang berhubungan
Berikan
dan
Bantu -
Gejala GI dapat
sebelum
dan
sesudah
untuk
yang
lembut.
pencuci
mulut
penyikatan
Berikan
yang
di
Meningkatkan nafsu
makan dan pemasukkan
oral. Menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
47
kemungkinan infeksi.
pemeriksaan laboraturium
-
rapuh/luka/perdarahan dan
nyeri berat.
-
Membantu dalam
rencana diet untuk
memenuhi kebutuhan
individual
Meningkatakan
efektivitas program
pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi yang
dibutuhkan.
Kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau adanyan
48
28-3-2016
Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan
Membuat
kembali pola
normal dari
fungsi usus
1. membantu
perubahan
mengidentifikasi penyebab
prilaku pola
jumlah.
masukan diet,
hidup yang
perubahan proses
diperlukan
pencernaan, efek
sebagai
samping terapi
penyebab atau
obat.
faktor
pemberat
toleransi jantung.
membentuk gas
4. dorong pemasukan cairan
intervensi pemberat
2. Bunyi usus secara umum
meningkat pada diaredan
menurun pada konstipasi
49
50
No RM
: 12015
Dx. Medis
: Anemia
EVALUASI/
N
O
Dx.KEP
TGL/JA
M
IMPLEMENTASI
RESPON
TTD
KLIEN
1.
Intoleransi
28-03-
aktivitas b.d
2016 /
kelemahan
19.00
umum
1. meobservasi
kehilangan/
gangguan
keseimbangan gaya
jalan dan kelemahan
otot.
R/klien berusaha
tetapi tidak mampu
menyeimbangkan
saat berjalan.
2. meobservasi TTV
sebelum dan sesudah
aktivitas.
-sebelum aktivitas
T:100/60 mmHG
DS : klien
mengatakan
badannya masih
lemas,kepala
pusing.
DO :
Ku lemah
Kurang
minum/cairan
Pergerakan
sendi masih
terbatas
Hannya
berbaring
ditempat tdur
52
S: 36,5 c N : 82/mnt
Rr: 25x/mnt
3. memberikan
lingkungan tenang
batasi pengunjung
dan kurangi suara
bising, pertahankan
tirah baring bila di
indikasikan.
R/klien masih pusing
dengan lingkungan
tenang.
4. menganjurkan
klien istirahat bila
terjadi kelelahan dan
kelemahan,anjurkan
pasien melakukan
aktivitas
semampunya.
R/ klien susah tidur
5. berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi infuse dan
memberikan
TTV
S: 36,2 c N :
89x/mnt
T : 90/60mmHg
RR: 23x/mnt
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi.
53
transfuse darah.
Infuse ps 20 tpm
Tranfusi darah
5
Ketidak
28-03-
seimbangan
2016 /
nutrisi, termasuk
mengatakan
nutrisi :
19.00
makan
merasa berat
kurang dari
kebutuhan
tubuh.
Kaji
riwayat
DS = Klien
yang
disukai
badannya
menurun.
yang DO = BB turun
berserat
-
sebelum sakit =
Observasi dan
catat
masukkan
makanan pasien
R/klien
makan
49 kg Saat sakit
= 47 kg.
-
Mual muntah
3-4 kali
jarang
karna
Timbang berat
54
Berikan makan
sedikit
dengan
frekuensi
sering
waktu
makan
R/ klien mual dan
muntah
-
Observasi dan
catat
kejadian
mual/muntah,
flatus
dan
dan
55
berhubungan
R/ klien muntah 3-4
kali ini bertambah
jika
klien
melakukan
aktivitas lebih
-
Berikan dan
Bantu
hygiene
dan
sesudah
makan,
gunakan
sikat
Berikan
pencuci
mulut
yang di encerkan
bila mukosa oral
56
luka.
R/
pasien
selalu
mejaga
kebersihan
-
Kolaborasi
pada
ahli
untuk
gizi
rencana
diet.
-
Kolaborasi ;
pantau
hasil
pemeriksaan
laboraturium
-
Kolaborasi;
berikan
obat
sesuai indikasi
57
Konstipasi /
28-03-
1. obserfasi
diare
2016 /
warna feses ,
berhubunga
19.00
konsistensi,
n dengan
frekuensi, dan
penurunan
jumlah.
masukan
R/ fases klien
diet,
agak hitam ,
perubahan
padat, dan
proses
sedikit
pencernaan,
efek
samping
terapi obat.
2. auskultasi
DS
=
klien
mengataka
n perutnya
nyeri
(perut)
bunyi usus
R/ bising usus tidak
terdengar
3. hindari
makanan
yang
membentuk
gas
58
R/ klien jarang
makan
4. dorong
pemasukan
cairan 2500
3000 ml/ hari
dalam
toleransi
jantung.
R/klien tidak bisa
BAB
5. konsul
dengan ahli
gizi untuk
memberikan
diet seimbang
dfenag tinggi
serat dan bulk
59
CATATAN PERKEMBANGAN
:12015
Dx. Medis
: Anemia
PERKEMBANGAN
NO
TGL/JAM
Dx.KEP
(S O A P I E R)
1.
29-3-2016
(20.00)
Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan
umum
60
S : 36,5 c N : 85x/mnt
Rr : 23x/mnt
2.
S : Klien mengatakan belummau makan.Ketidak seimbangan Klien mengatakan perut terasa mual, jika
makan akan muntah
nutrisi : kurang dari
Klien mengatakan badannyaterasa lemah
kebutuhan tubuh.
O : Klien tampak lemah, klien hanya
menghabiskan dari porsi yang disajikan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi diagnosa kedua dilanjutkan :
mengkaji masukan nurtrisi klien,anjurkan
klien untuk makan sedikit tapi
sering,menimbang BB tiap hari.
61
Konstipasi / diare
berhubungan
3.
dengan penurunan
masukan diet,
perubahan proses
pencernaan, efek
samping terapi obat.
1.
30-3-2016
(20.00)
Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan
umum
ahli gizi
S : klien mengatakn susah tidur da lemas
O : ku cukup
Klien hannya duduk dan tak mau
istirahat
Ttv
T : 110/85 mmHg
N : 80x/mnt s : 36 c
Rr : 23x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
62
Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan
masukan diet,
3.
perubahan proses
pencernaan, efek
O: Adanya konstipasi
63
1.
31-03-2016
(20.00)
Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan
umum
64
3.
Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan
masukan diet,
A : Masalah teratasi
perubahan proses
pencernaan, efek
66
: 12015
Dx. Medis
: Anemia
PERKEMBANGAN
NO
TGL/JAM
Dx.KEP
(S O A P I E R)
1.
31-03-2016
(20.00)
Intoleransi aktivitas
b.d kelemahan
umum
67
Konstipasi / diare
berhubungan
3.
masukan diet,
perubahan proses
A : Masalah teratasi
dengan penurunan
pencernaan, efek
69
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau
keduanya. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari
berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam
perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Anemia harus
didiagnosis sedini mungkin karena anemia merupakan tanda yang mendasar dari beberapa penyakit. Penanganan pada Anemia harus
70
dilakukan dengan tepat. Mempelajari dan membuat askep adalah tugas seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
4.2. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari
kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah
dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia daripada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjokroprawiro Askandar, dkk, Buku Ajar Penyakit Dalam.Universitas Airlangga, Surabaya
http://www.docstoc.com/docs/6600656/Askep-Anemia [diakses 31 Maret 2016].
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-anemia.html
[diakses 31 Maret 2016].
http://www.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Anemia ~ Contoh Makalah.htm (diakses
31 Maret 2016)
71
http://www.ASKEP ANEMIA/Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia _ My Blogs.htm (diakses 31 Maret 2016)
http://www .ASKEP ANEMIA/KEPERAWTAN (NURSING) ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA.htm (diakses 31 Maret 2016)
72