Professional Documents
Culture Documents
PASIEN MENINGITIS
Oleh:
I Wayan Wiriawan
(010112a041)
(010112a053)
(010112a003)
Hasbiani
(010112a036)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Meningitis didefinisikan sebagai peradangan pada arakhnoid, piameter
atau cairan serebrospinal (CSS). Penyebab meningitis meliputi bakteri atau
virus (sering), jamur atau organisme rickettsia (kadang-kadang), dan protozoa
atau cacing (jarang).
Retang keparahan bervariasi dari yang tidak parah, penyakit infeksi
virus sembuh sendiri, sampai penyakit jamur yang progresif dan lambat,
sampai dengan meningitis bakteri yang berpotensi fatal. Meskipun
pemahaman lebih mendalam mengenai meningitis dan makin banyak
kelompok antibiotik pilihan, kematian yang dikaitkan dengan meningitis
bakteri tidak berubah selama 30 tahun terakhir.
Meningitis virus paling sering didiagnosis pada mereka yang berusia
sangat muda atau sangat tua, sedangkan meningitis virus biasa terdapat pada
anak dan dewasa muda.meningitis kriptokokus, meningitis jamur paling
umum, sekarang adalah infeksi oportunistik penting yang sering dikaitkan
dengan AIDS. Infeksi ini mengikuti distribusi usia yang sama seperti
manifestasi yang berhubungan dengan HIV.
Agen-agen antivirus spesifik lainnya tidak lagi digunakan, dan pasien
diobati secara suportif. Prognosi baik untuk pasien meningitis namun buruk
bagi pasien ensafilitis. Angka mortalitas bervariasi dari 50% pada ensafilitis
herpes simpleks hingga kurang dari 1% pada ensafilitas arbovirus jenis
khusus.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
meningitis.
2.
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
Menjelaskan
pemeriksaan
diagnostik
meningitis.
f.
g.
Menjelaskan
pasien meningitis.
asuhan
keperawatan
pada
BAB II
TINJAJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai dan
sebagian atau seluruh selaput otak (meningen) yang melapisis otak dan
medulla spinalis, yang ditandai dengan adanya sel darah putih dalam cairan
serebrospinal (Soegeng Soegijanto, 2005 : 115).
Meningitis adalah infeksi selaput otak. Meningitis terutama disebabkan
oleh bakteri, bisa menjadi infeksi serius dan biasanya perlu diobati dengan
antibiotika (DR. Haruild S. Koplewich, 2005 : 101).
B.
Klasifikasi.
Meningitis bakterial:
a.
Bakteri
non
spesifik
meningokokus,
H.Influenzae,
Meningitis Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan meningitis seperti
Mumps (gondong), measles; dll.
3.
4.
C.
Etiologi
1.
(pneumokok)
Streptococcus
influenzes,
haemolyticuss,
Escherichia
coli,
Neisseria
meningitis
Staphylococcus
Klebiella
(meningokok),
aureus,
Haemophilus
pneumoniae,
Peudomonas
aeruginosa.
2.
3.
4.
5.
mekanisme imun,
defisinesi imunoglobin.
6.
dibagi
menjadi
dua
golongan
berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis serosa dan
meningitis purkienta.
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan
piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya
adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lain seperti lues, virus,
Toxoplasma gandhii, Ricketsia.
Meningitis purutenta adalah radang selaput otak (araknoidea
dan piameter) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan
oleh kuman nonspesifik dan nonvirus. Penyebab meningitis purulenta
ialah
kuman
sejenis
Pneumococcus,
Hemofilus
influenze,
Patofisiologi
Kuman secara hematpgen sampai ke selaput otak, misalnya pada
penyakit Faringonsilitis, Pneumonia, Buonkopneumonia, endokarditis dan
lain-lain. Dapat pula sebagai perluasan perkontinuitatum dari peradangan
organ/jaringan di dekat selaput otak, misalnya abses otak, otitis media,
Mastuiditis, trombosis sinus kavernosus (Ngastiyah, 2005 : 185).
E.
Pathway
Bakteri
Neiserria Meningitis
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenza
Aliran darah
Reaksi peradangan
Dinding membran
ventrikel
Meningen
Pembuluh darah
(vaskulitis)
Peningkatan
permeabilitas darah
Thrombus
Nyeri
Edema serebral
Penurunan aliran
darah serebral
Perubahan perfusi
jaringan serebral
Gangguan metabolisme
jaringan serebral
Perubahan
keseimbangan dan sel
nefron
Eksudasi
Medulla spinalis
Dasar otak
Kerusakan neurovaskuler
F.
Manifestasi Klinis
Tanda tanda dan gejala-gejala meningitis yang terkait dengan tandatanda nonspesifik disertai dengan infeksi sistemis atau bakterima dan
menifestasi
spesifik
iritasi
meningeal
engan
radang
sss-tanda-tanda
nonspesifik adalah :
1.
2.
3.
4.
Mlagia.
5.
Atralgia.
6.
Takikardia.
7.
kening (fleksi sendi pinggul 900C dengan nyeri pada ekstensi berikutnya) dan
tanda Brudzinski (fleksi lutut dan pinggul yang tidak disengaja setelah fleksi
leher saat terlentang). Pada beberapa anak, terutama pada mereka yang
usianya 12-18 bulan, tanda-tanda ini tidak nyata. Kenaikan terkenal
intrakranial dikesankan oleh nyeri kepala dan muntah (Waldo E. Nelson,
1999 : 875).
G.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien meningitis adalah :
1.
Penggunaan antibiotik
Kortikosteroid
Pada penelitian terbukti bahwa skroid dapat mengurangi prosuksi
mediator inflamasi seperti sitokin, sejingga dapat mengurangi kecacatan
neurologi seperti paresisdan tuli, dan menurunkan mortalitas apabila
diberikan pada pasien ringan dan sdang, dan diberikan 15-20 menit
sebelum pemberian antibiotik (Soegeng Soegijanto, 2002 : 116).
H.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
b.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kultur
darah/hidung/tenggorokan/urine
dapat
8.
MRI/skala
CT
dapat
membantu
dalam
I.
Komplikasi
1.
Hedrosefalus obstruktif
2.
3.
4.
SIADH
(syndrome
Inappropriate
Antidiuretic
Hormone)
5.
Efusi subdural
6.
kejang
7.
8.
Cerebral palsy
9.
Gangguan mental
10.
J.
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a.
Biodat klien
b.
2)
3)
c.
Aktivitas
Gejala : perasaan tidak enak (malaise)
Tanda : ataksia, kelumpuhan
2)
Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, sulit menelan
Tanda
3)
Neurosensori
Gejala : sakit kepala, demam, menggigil, muntah, terasa kaku pada
persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang,
fotofobia, keluhan dan halusinasi penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, halusinasi,
delirium, perilaku agresif, mengantuk, stupar, kekakuan ujkal,
dapat berlanjut menjadi opistolonos tanda kering dan Brudzinski
positif.
4)
Nyeri/keamanan
Gejala :sakit kepala (berdenyut hebat, frotal)
Tanda : gelisah, menangis
5)
Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernafasan
6)
Higyene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
2.
Intervensi keperawatan
a.
Kriteria :
1.
2.
Intervensi :
3.
4.
5.
6.
7.
b.
2.
3.
4.
5.
6.
c.
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
anak
dalam
menggunakan
gerakan
kaki
Perubahan
perfusi
jaringan
serebral
kepala,
adanya
perbaikan
kognitif
dan
tanda
peningkatan TIK.
Intervensi :
1. Tirah baring dengan posisi kepala datar dan tanda vital
2. Pantau status neurologis
3. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, pernafasan, suhu,
masukan dna haluaran.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1.
2.
3.
4.
Melaporkan
nyeri
hilang/terkontrol
dan
BAB III
PENUTUP
ii.
Kesimpulan
Meningitis
adalah
infeksi
selaput
otak.
Meningitis,
terutama
disebabkan oleh bakteri, bisa menjadi infeksi serius dan biasanya perlu diobati
dengan antibiotika. Beberapa bayi menjadi lemah dan menolak untuk menetek
atau makan. Bayi yang terkena meningitis mungkin menjadi sangat rewel.
Bayi tersebut bisa menangis terus-menerus dan tidak dapat ditenangkan atau
dihibur. Bagian lunak pada kepala bayi bisa menonjol keluar dan tidak
bergerak-gerak sewaktu menangis seperti biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Soegeng Soegijanto. 2002. Ilmu Penyakit Anak
Dr. Harold S. Koplewich. 2005. Penyakit Anak Diagnosa dan Penanganan Editor
Tim Prestasi. Jakarta
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan.
Bandung
Yayasan
Ikatan
Alumni
Pendidikan
Keperawatan
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Editor Setiawan. Jakarta : EGC
Suariadi & Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi I. Jakarta :
CV Sagung Seto
Waldo E. Nelson. 1999. Ilmu Kesehtan Anak. Editor Richard E. Behrman. Edisi
15 Vol. 2. Jakarta : EGC