Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS SEMEN
Hari/tanggal praktikum
Tempat
A. Tujuan
Melakukan pemeriksaan semen seorang pria, menganalisis hasil pemeriksaan
dan menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan, apakah seorang pria
fertile atau infertil.
B. Dasar Teori
Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang
berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari
kelenjar prostat, kelenjar2 lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma
merupakan
salah
satu
elemen
penting
dalam
penilaian
fertilitas
atau
berdasarkan buku petunjuk WHO Manual for the examination of the Human
Semen and Sperm-Mucus Interaction.Semen merupakan cairan putih atau abuabu yang dikeluarkan dari uretra pada saat ejakulasi. Sperma terdapat atau
bagian dari semen disamping cairan-cairan lainya. Kuantitas dan kualitas penting
sekali dalam fungsi reproduksi. Pada semen yang baik, sperma akan dapat
survive, berenang dan akhirnya mencapai sel ovum di saluran reproduksi wanita.
Sperma dan ovum akan bersatu dalam suatu proses yang disebut fertilisasi
(pembuahan) membentuk zygot. Zygot inilah calon individu baru yang mewarisi
setengah sifat ayah dan setengah sifat ibu.
Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif
membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam
perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis
berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin
dan testosterone.
Sebelum dilakukan pemeriksaan sperma perlu terlebih dahulu memberikan
penerangan sejelas-jelasnya kepada pria yang akan diperiksa tersebut mengenai
maksud dan tujuan analisis sperma dan juga untuk menjelaskan cara
pengeluaran dan penampungan sperma tersebut. Penerangan mengenai cara
pengeluaran, penampungan dan pengiriman sperma ke laboraturium. Sebelum
pemeriksaan
dilakukan
sebaiknya
pasien
dianjurkan
untuk
memenuhi
persyaratan:
a. Melakukan abstinensia selam 3 5 hari, paling lama selama 7 hari.
b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus
dikeluarkan di laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium
paling lambat 2 jam dari saat dikeluarkan.
c. Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan
steril ( jangan sampai tumpah ), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi
nama yang bersangkutan.
d. Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan
pada petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurangkurangnya 2 kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma
sekali saja tidak cukup karena sering didapati variasi antara produksi sperma
dalam satu individu.
e. Sperma dikeluarkan dengan cara : rangsangan tangan (onani/masturbasi),
bila tidak mungkin dapat dengan cara rangsangan senggama terputus (koitus
interuptus) dan jangan ada yang tumpah.
semua
alat
boleh
dipakai
asalkan
tempat
tersebut
tidak
Pemeriksaan Makroskopis:
1. Terhadap volume, warna, pH, kekeruhan dan kentalnya air mani.
2. Hitung (ukur) volume air mani dengan memindahkan ejakulat ke dalam
gelas
ukur 5 atau 10m dan volume baru dapat diukur setelah mani
mencair.
3. Catat warna dan kekeruhan air mani.
4. Celupkan kertas indikator ke dalam wadah yang berisi air mani dan
cocokkan dengan skala war pH kemudian catat pH nya.
Pemeriksaan Mikroskopis:
Uji Motilitas :
1. Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair di atas objective
glass dan tutup dengan cover glass
2. Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 X
3. Perhatikan berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung pula
waktu yang sudah berlalu sejak saat ejakulasi, karena semakin banyak
waktu lewat semakin berkurang motilitas spermatozoa Berkurangnya
motolitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
4. Campurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air, untuk
membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang mati.
Untuk spermatozoa yang mati akan memberi warna kemerah-merahan
dan yang non-aktif saja tidak berwarna
Jumlah Spermatozoa:
1. Menghitung spermatozoa dengan menggunakan kamar hitung Improved
Neubauer dan teteskanlah air mani dengan pipet leukosit
2. Untuk mengencerkan dapat digunakan aquadestilata, isilah pipet leukosit
dengan
terlalu memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada ekor, ada
dua ekor, ekor amat pendek dsb).
rahim akan segera mati sehingga kehamilan tidak terjadi11. Volume dianggap
abnormal jika semen < 2,0 ml.
Pemeriksaan makroskopik
dilakukan
dengan
melihat
konsistensinya..
DAFTAR PUSTAKA
1 Komang, Juni. 2011. Analisis Sperma (Laporan Pratikum).
http://junikomang.blogspot.co.id/2011/09/analisis-sperma-bahan-laporan.
Diakses pada tanggal 29 Desember 2015.
2 Noortiningsih, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta:
Universitas Nasional.
3 Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
4 Rina. 2010. Analisis Sperma.
http://mahasiswakedokteranonline.blogspot.co.id/2012/06/patologi-klinikpraktikum-analisis.html. Diakses pada tanggal 29 Desember 2015.