Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Sebagai bahan untuk melengkapi tugas terstruktur mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal . Tidak lupa pula
kami ucapan terima kasih kepada dosen ibu Lidia Fitri, Amd.Keb, SKM, M.Kes
selaku pembimbing kami yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
serta teman-teman yang terus memberikan motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami menyambut baik
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dan
masukan dimasa akan datang.
Akhir kata kami selaku kelompok penulis berharap agar selaku pembaca
dapat puas dan mendapatkan informasi yang kami sampaikan. Dan atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Atonia Uteri........................................................................................................4
2.1.1 Tanda dan Gejala Atonia Uteri................................................................5
2.1.2 Etiologi....................................................................................................6
2.1.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri.................................................................7
2.2 Kompresi Bimanual...........................................................................................8
2.3 Penatalaksanaan KBI & KBE..........................................................................10
2.3.1 standar operasional prosedure kompresi bimanual intern.....................10
2.3.2 standar operasional prosedure kompresi bimanual eksterna.................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan
179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa.
Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Berdasarkan data tersebut, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia menurun dari 307/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007. Sedangkan target yang diharapkan berdasarkan Melenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran
hidup. Hal ini berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di atas target yang
ditetapkan WHO atau hampir dua kali lebih besar dari target WHO
(Kementerian Kesehatan, 2011).
Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok kehamilan berisiko.
Kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 34%.
Kategori dengan risiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian umur
ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu > 34 tahun sebesar 3,8%, jarak
kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3
orang) sebesar 9,4% (BKKBN, 2008).
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan persalinan dengan atonia uteri
dengan menggunakan Kompresi Bimanual Interna dan Kompresi
Bimanual Eksterna.
2. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Atonia Uteri dan
penatalaksanaan nya.
3. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Kompresi Bimanual
Interna dan Kompresi Bimanual Eksterna.
4. Agar dapat mengetahui penatalaksanaan dari Kompresi Bimanual Interna
dan Kompresi Bimanual Eksterna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Atonia Uteri
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir) (Wiknjosastro, 2000).
Fase dalam persalinan dimulai dari kala I yaitu serviks membuka kurang
dari 4 cm sampai penurunan kepala dimulai, kemudian kala II dimana serviks
sudah membuka lengkap sampai 10 cm atau kepala janin sudah tampak,
kemudian dilanjutkan dengan kala III persalinan yang dimulai dengan
lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran plasenta. Perdarahan
postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai (Saifuddin, 2002).
Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok,
ataupun merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus
menerus dan ini juga berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi
banyak yang mengakibatkan wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok
(Mochtar, 1995). Penyebab perdarahan Postpartum antara lain :
1. Atonia uteri 50% - 60%
2. Retensio plasenta 16% - 17%
3. Sisa plasenta 23% - 24%
4. Laserasi jalan lahir 4% - 5%
5. Kelainan darah 0,5% - 0,8% (Mochtar, 1995).
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 1998) :
1. Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang
terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan
b. Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual, dan lainlain.
2.1.2 Etiologi
a. Disfungsi uterus : atonia uteri primer merupakan disfungsi intrinsik uterus
b. Penatalaksanaan kala III yang salah. Mencoba mempercepat kala III
dengan dorongan dan pemijatan uterus sehingga mengganggu mekanisme
fisiologi pelepasan plasenta dan dapat menyebabkan pemisahan sebagian
plasenta yang mengakibatkan perdarahan
c. Anastesi yang dalam dan lama menyebabkan terjadinya relaksasi
miometrium
yang
berlebihan,
kegagalan
kontraksi
dan
retraksi
j. Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir
kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu
dengan anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini
disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah
oksigen dalam darahyang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak
berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang
mengakibatkan perdarahan banyak (Wuryanti,2010)
2.1.3 Penatalaksanaan Atonia Uteri
Pada umumnya dilakukan secara simultan (bila pasein syok) hal-hal sebagai
berikut:
a. Sikap trandelenburg, memasang venous line, dan memberikan oksigen.
b. Merangsang kontraksi uterus dengan cara:
1) Masase fundus uteri dan meransang putting susu
2) Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan i.m,i.v., atau
s.c
3) Memberikan derivat prostaglandin F2 (carboprost tromethamine)
yang kadang memberikan efek samping berupa diare, hipertensi, mual
muntah, febris dan takikardia
4) Pemberian misoprostol 800-1000 mcg per-rektal
5) Kompresi bimanual eksternal dan/atau internal
6) Kompresi aorta abdominalis
7) Pemasangan tampon kondom, kondom dalam kavum uteri
disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi
cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan
menghindari tindakan operatif
sambil
penolong
melakukan
tahapan
selanjutnya
untuk
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan.
Berdasarkan penyebabnya :
1. Atoni uteri (50-60%).
2. Retensio plasenta (16-17%).
3. Sisa plasenta (23-24%).
4. Laserasi jalan lahir (4-5%).
5. Kelainan darah (0,5-0,8%).
10
yang menghalangi
penekanan
f. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri
g. Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan kiri
dengan kepalan tangan pada forniks anterior/tekankan/mendekatkan
tangan pada perut dan kepala tangan yang ada dalam vagina
bersamaan.
h. Tekan tangan dengan mantap sampai perdarahan berhenti dan uterus
berkontraksi
3. Jika anda merasa uterus sudah mulai berkontraksi, maka dengan perlahan
tariklah tangan keluar, jika uterus berkontraksi teruskan pemantauan.
4. Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, mintalah bantuan keluarga
untuk melakukan kompresi bimanual eksterna sementara anda member
injeksi metergin 0,2 mg IM dan memulai infuse IV (RL dengan 20 IU
oxytosin/500 cc terbuka lebar atau 60 tetes/menit)
5. Jika uterus tetap tidak berkontraksi, lanjutkan kembali KBI segera setelah
anda memberikan injeksi metergin dan memulai infuse IV
6. Jika uterus belum juga mulai berkontraksi setelah 5-7 menit, segera
siapkan perujukan dengan IV tetap terpasang dengan laju 500cc/jam
11
12
Cara II
1. Letakansatu tangan pada dinding perut dan usahakan sedapat mungkin
bagian belakang uterus,
2. Letakan tangan dan lain dalam keadaan terkepal pada bagian depan
kurpus uteri,
3. Kemudian rapatkan kedua tangan untuk menekan pembuluh darah ke
dinding uterus dengan jalan menjepit uterus diantara kedua tangan
tersebut.
a. Berikan 10 unit oksitoksin (syntocinon) secara IM atau melalui infuse
jika mungkin, kemudian berikan ergometrin 0,2 mg (methergin) IM,
kecuali jika ibu menderita hipertensi berat. Dapat juga diberikan 0,5
mg syntometrin IM jika ibu tidak menderita hipertensi. Jika
perdarahan berkurang atau berhenti mintalah ibu menyusui bayi.
b. Jika hal ini tidak berhasil menghentikan perdarahan dan uterus tetap
tidak berkontraksi walaupun telah di rangsang dengan mengusap-usap
perut pasanglah infuse.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Prawirohardjo, 2010).
Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan
segera homorrage postpartum.dinamakan demikian karena secara literature
melibatkatkan kompresi uterus diantara dua tangan (Varney, 2004). Menekan
rahim diantara kedua tangan dengan maksud merangsang rahim untuk
berkontraksi dan mengurangi perdarahan (DEPKES RI, 1996 - 1997).
Tindakan darurat yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan pasca salin
(DEPKES RI, 1997)
Kompresi bimanual dibagi dalam dua cara yaitu :
1. Kompresi bimanual eksterna
2. Kompresi bimanual interna
14
DAFTAR PUSTAKA
15
bab