Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
(17134029A)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015
I.
TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa memahami prinsip dan melakukan analisis
glikosida.
II.
DASAR TEORI
Glikosida adalah senyawa tidak mereduksi, yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan
gugus aglikon (genin) dan molekul gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa
jembatan oksigen, jembatan nitrogen, jembatan sulfur, maupun jembatan karbon. Bagian gula
ada yang tidak spesifik (misalnya glukosa) dan ada yang spesifik (misalnya digitoksosa,
sarmentosa). Molekul gula yang paling sering terdapat pada glikosida lazimnya adalah -Dglukosa, tetapi kadang ditemukan pula jens lain yaitu ramnosa, digitoksosa, simarosa, dan lainlain. Bagian aglikon terdiri dari berbagai macam senyawa yang mengandung gugus fenol,
alcohol, aldehid, ketn dan ester. Bila ikatan glikosida terdiri dengan molekul glukosa maka
disebut sebagai glukosida sedangkan bila berikatan dengan gula yang lain 9bukan glikosida)
disebut sebagai glikosida.
Sifat-sifat Glikosida
Karena glikosida mempunyai ikatan dengan gula, maka :
Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah dihidrolisa gula dapat
mereduksi larutan
Fehling
tidak
larut
dalam
air.
Atas
dasar
aglikonnya
glikosida
dikelompokkan menjadi:
a) Glikosida antrakoinon
Glikosida
antrakinon,
golongan
glikosida
ini
aglikonnya
adalah
sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom
C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C9 (antron) dan C9
ada gugus hidroksil (antranol).
Senyawa yang pertama ditemukan adalah sena dari tipe antrakuinon, baik
dalam keadaan bebas maupun sebagai glikosida. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa produk alam juga mengandung turunan antrakuinon yang
tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain
seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron.
Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan
senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida
dimana turunan antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.
b) Glikosida Sianogenik
Glikosida sianogenik adalah senyawa hidrokarbon yang terikat dengan
gugus CN dan gula. Beberapa tanaman tingkat tinggi dapat melakukan
sianogenesis,
yakni
membentuk
glikosida
sianogenik
sebagai
hasil
terhadap
kelangsungan
hidup
tanaman
tersebut.
Glikosida
c) Glikosinolat
Glukosinolat merupakan metabolit sekunder yang dibentuk dari
beberapa
asam
amino
dan terdapat
secara
umum
pada
Cruciferae
senyawa
beracun
seperti
isotiosianat,
tiosianat,
nitril,
dan
epitionitril..
Contoh simplisia yang mengandung glikosinolat
Simplisia yang mengandung glikosinolat adalah tanaman yang termasuk
dalam family brassicaceae antara lain kubis, kecamba dan mustard.
III.
Kertas saring
beaker glass
penangas air
Erlenmeyer
tabung reaksi
Cawan porselen
pipa kapiler
Bahan :
Daun singkong
Rhei Radix
petroleum eter
HCN
Eter
HCl pekat
aquadest
Daun seledri
NaOH
etanol 96%
kloroform
Kulit jeruk
KOH
asam borat
metanol
Tempuyung
FeCl3 2%
asam oksalat
n-butanol
Orthosipon folium
HCl 2N
aseton
Pb-asetat 25%
Lerak
logam Zn
asam sitrat
NaOH 2%
akar manis
Logam Mg
toluen
asam formiat
etil asetat
IV.
CARA KERJA
1. Analisis glikosida antrakuinon bebas
a. Identifikasi antrakuinon bebas
sebanyak 1 g serbuk direndam dalam 50ml air panas selama 5
menit. lalu disaring selagi masih panas. Filtrat didinginkan.
Filtrat ini kemudian disari dengan 3x 10ml eter. Kumpulkan sari
eter, cuci dengan 5ml air, selanjutnya sari eter dengan larutan
ammonia, NaOH, atau KOH. Timbunya warna merah muda pada
lapisan ammonia, NaOH, KOH menunjukkan adanya antrakuinon
bebas. lakukan pengujian pada sari air sisa
Fas gerak
Deteksi
sesudah disemprot
c. Uji shinoda
1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisa dilarutkan
dalam 1ml etanol 95% dan tambah logam Mg,dan 10ml HCl
pekat.Jika warna merah ungu menunjukkan adanya flavonoid,
jika kuning adanya flavon, kalkon, auron. Tambahkan amil
alcohol dan kocok kuat-kuat lalu biarkan memisah. Amati warna
yang terjadi
d. Reaksi Taubeck
1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisa dibasahi
aseton. tambah asam borat dan asam oksalat. Panasakan
diatas penangas. Tambah eter lalu diamati dibawah UV 366 nm,
amati warna yang terjadi
e. Reaksi Wilson
1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisa dibasahi
aseton. tambah asam borat dan asam sitrat. Panasakan diatas
penangas. Tambah eter lalu diamati warna yang terjadi kuning
tetapi bukan fluoresensi.
f. Reaksi lain
1 ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisa dilarutkan
dalam 2ml etanol 96%. Lakukan reaksi warna atau
pengendapan dengan pereaksi berikut dan amati warna
endapan yang terjadi
Larutan FeCl3 dalam air
Larutan Pb-asetat 255 dalam air
Amonia atau larutan NaOH 0,2 N
g. Identifikasi kromatografi
b. Uji Kapiler
Filtrat air pada uji buih kedalam pipa kapiler penuh-penuh.
Kemudian cairan dibiarkan mengalir bebas. Tinggi cairan yang
tertinggal dibandingkan dengan tinggi air suling yang
diperlukan sama.
c. Uji hemolisa
Campur 0,5 g dengan dapar fosfat pH 7,4 panaskan, lalu
disaring. Ambil 1 ml filtrate lalu campur dengan 1ml suspense
darah. Diamkan selama 30 menit, terjadi hemolisa total
menunjukkan adanya saponin
Larutan percobaan : 1-3 gram serbuk disari dengan 10ml
petroleum eter,
panaskan 500C selama 5menit
saring.lalu serbuk disari
dengan 10ml campuran
methanol-air
50 0C selama
d. Pemeriksaan
KLT (1:1), panaskan
5menit, totolkan
Fase diam
Fase gerak
Deteksi
kuning)
V.
merah bata
merah bata
positif antrakuinon.
Fase diam
Gambar
Kode
Kromatogram
bercak
Rf
Warna noda
visual
UV 254nm
UV 366nm
pereaksi
S = sari
sampel
4,8/6 =
0,8
Merah
orange
Kuning
E = fase
eter
5/6 =
0,83
kuning
kuning
Merah orange
KOH
metanolik.
kuning
KOH
Fase diam
Pereaksi Pendeteksi
Kode bercak
Rf
Warna noda
visual
Kromatogram
UV 254nm
UV
pereaksi
366nm
uap
ammonia
+
A = daun
jambu biji
B=
Tempuyung
C = Kulit
jeruk
10%
metanolik.
Gambar
10%
3,8/8 =
0,48
-
Kuning
kecoklatan
-
Ungu
7/8 =
0,88
Kuning
kecoklatan
Ungu
Kuning
kecoklatan
Kuning
kecoklatan
Ungu
D = Singkong 7,5/8 =
0,9
3,4/8 =
0,4
E= Seledri
7,4/8 =
0,9
3,4/8 =
F= Kumis
0,4
kucing
7,4/8 =
0,9
1,9/8 =
sitroborat
-
Ungu
Ungu
- Hijau
- Kuning
kecoklatan
Ungu
Ungu
-tak
berwarna
-hijau
Ungu
R= Rutin
Q= Quarcetin
Sampe
l
Daun
ketela
Kulit
jeruk
Uji
glikosid
a 3flavonol
Positif =
Berubah
warna
dari
merah ke
putih.
Positif =
Berubah
warna
dari
merah ke
kuning
jernih
Uji Shianoda
0,2
7,4/8 =
0,9
2,8/8 =
0,35.
Coklat
coklat
Reaksi
Taubeck
Ungu
Ungu
Reaksi
Wilson
+FeCl3
+Pbasetat
Amonia
/
NaOH
Warna merah
kecoklatan
Positif =
fluoresensi
kuning.
Positif =
kuning.
Positif =
keruh.
Positif =
keruh
Positif =
keruh.
Kuning
Positif =
fluoresensi
kuning.
Positif =
kuning
kehijauan
.
Negativ
e=
jernih.
Hitam
Negativ
e=
jernih.
kuning
Negative
= jernih.
orange
Uji buih
Uji kapiler
Lerak
Fase diam
Pereaksi Pendeteksi
Gambar
Kode
Kromatogram
bercak
Rf
Warna noda
visual
UV 254nm
UV 366nm
pereaksi
anisaldehid
dan
lieberman
1. Kayu
manis
S=
sampel
2. Lerak
S=
sampel
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan analisis glikosida. Tujuan dari analisis ini yaitu
agar praktikan dapat memahami prinsip dan melakukan analisis glikosida. Dalam
analisis ini di lakukan 3 macam analisis glikosida dengan sampel yang berbeda yaitu
setelah diencerkan dengan air kemudian diekstraksi dengan PE. Fase PE kemudian
dikeringkan dan dilarutkan dalam etil asetat.
Uji glikosida 3 flavonol dilakukan dengan penambahan logam Zn/HCl.
Logam Zn dapat mereduksi sehingga menunjukkan perubahan warna. Tiap partikel
senyawa fenolik yang teroksidasi oleh Zink klorida. Pada pengujian ini daun
singkong terbentuk warna dari merah ke putih sehingga mengandun glikosida
flavonoid Dan kulit jeruk terbentuk warna dari merah ke kuning jernih sehingga
mengandung glikosida flavonoid.
Uji shinoda dengan menambahkan logam Mg dan HCl pekat. Logam Mg
akan mereduksi sehingga akan menunjukkan perubahan warna. Tiap partikel
senyawa fenolik yang teroksidasi oleh magnesium klorida. Pada daun singkong
menunjukkan warna merah kecoklatan Dan kulit jeruk menunjukkan warna kuning
sehingga dari hasil ini dinyatakan positif mengandung flavonoid untuk daun
singkong dan flavon, kalkon, auron pada kulit jeruk.
Uji taubeck dilakukan dengan menambahkan asam borat dan asam oksalat
dan sedikit pemanasan. Kemudian ditambahkan eter pada sisanya. Karena oksalatborat akan mengakibatkan terbentuknya kompleks oksalo-borat yang akan
menunjukkan adanya serapan pada UV 366. Hasil positif akan menunjukkan adanya
fluoresensi berwarna kuning pada UV 366. Dari hasil diketahui bahwa daun
singkong dan kulit jeruk menunjukkan floresensi pada UV 366 berwarna kuing-hijau.
Reaksi Wilson dilakukan dengan menambahkan asam borat dan asam sitrat
dan sedikit aseton dan pemanasan. Karena sitrat-borat akan mengakibatkan
terbentuknya kompleks yang akan menunjukkan adanya perubaha menjadi warna
kuning tetapi tidak fluoresensi. Dari hasil diketahui bahwa daun singkong dan kulit
jeruk menunjukkan positif mengandung flavonoid.
Reaksi lain yaitu dengan adanya pengendapan dengan larutan FeCl 3 dalam
air, larutan Pb-asetat 25% dalam air, dan larutan amoniak atau NaOH 0,2N. dari hasil
diketahui bahwa daun singkong positif mengandung flavonoid karena saat
ditambahkan FeCl3, Pb asetat, dan amoniak berwarna keruh. Pada jeruk terbentuk
warna hitam (dengan FeCl3), kuning bening (Pb asetat), dan amoniak (orange
bening).
Uji KLT sari methanol dilakukan dengan fase diam silica gel GF 254 dan fase
gerak etil asetat : asam formiat : air (10:2:3) kemudian dilihat pada UV 254, 366
sebelum dan sesudah diuapi ammonia dan sitrobrat. Hasil KLT menunjukkan pada
UV 254 semua sampel menunjukkan warna ungu. Hal ini menandakan sampel positif
mengandung rutin dan quercetin.
Analisis glikosida saponin dilakukan pada lerak. Uji buih dilakukan dengan
sari air yang kemudian dikocok 30 detik dan didiamkan 30 menit, selanjutnya
ditambah dengan HCl 2N. apabila buih tidak hilang dan tinggi buih kurang lebih 3cm
maka hasilnya positif. Pada uji ini buig lerak yang terbentuk setelah ditambahkan
dengan HCl adalah 3,5cm sehingga positif mengandung saponin.
Uji pipa kapiler dilakukan dengan filtrat air buih yang diisi penuh pada
kapiler dan dibiarkan mengalir bebas kemudian dibandingkan dengan tinggi air
suling pada kapiler. Hasil positif apabila tinggi cairan separo atau kurang dari tinggi
air suling maka mengandung saponin. Hasil uji pipa kapiler yang diisi air suling
adalah 3,2, dan tinggi air busa adalah 2,7cm. sehingga hasilnya positif.
Pemeriksaan KLT dengan mengekstraksi dengan PE yang dipanaskan.
Ekstrak kering kemudian dilarutkan dengan methanol air (1:1) dan dipanaskan 50 oC
selama 5 menit. Fase diam adalah silica gel GF 254 dan fase gerak kloroform :
methanol :air (64:50:10). Deteksi dengan anisaldehid asam sulfat (biru, ungu,
kuning) dan Lieberman burchard ( merah coklat). Hasil KLT menunjukkan
VII.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa Rhei radix mengandung glikosida
antrakinon, daun ketela dan kulit jeruk mengandung glikosida flavonoid (glikosida 3
flavonol, shinoda, taubeck, Wilson, pengendapan), dan lerak mengandung glikosida
sapoin.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Swadaya.
Petunjuk Praktikum Analisis Kandungan Tumbuhan Obat, Fakultas
Farmasi. Universitas Setia Budi Surakarta.
http://alfiraahmadsipaf2pharmacysowhatz.blogspot.com/2013/10/makalahfarmakognosi.html