Professional Documents
Culture Documents
Berduka
Di susun oleh :
Hanum Rosmanawati Kastar
(1250014094)
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat
mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi
individu adalah kehilangan, baik kehilangan yang dapat diantisipasi maupun yang
tidak dapat diantisipasi. Kehilangan dan berduka adalah hal yang esensial dan normal
dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus
terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal
dengan mengucapkan selamat tinggal kepada orang, impian dan benda-benda yang
disayangi.
Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang
bersifat universal dan unik secar individual. Hidup adalah serangkaian kehilangan
pencapaian. Seorang anak yang mulai belajar berjalan mencapai kemandiriannya
dengan mobilitas. Seorang lansia dengan perubahan fisual dan pendengaran mungkin
kehilangan keterandalan dirinya. Penyakit dan perawatan di rumah sakit sering
melibatkan berbagai kehilangan.
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan
kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman hidup
seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum
berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan
karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau
disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan berduka
sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses ini ada
keinginan untuk mencari bentuan kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
2.1 Kehilangan dan Berduka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2 Kritis
1. Apa Pengertian pasien kritis?
2. Apa perioritas pasien kritis?
2.3 Paliatif
1. Apa Perawatan paliatif?
2. Apa Jenis-jenis kegiatan paliatif?
2.4 Penyakit Terminal
1. Apa Pengertian Penyakit Termina?
2. Apa Kriteria penyakit terminal?
3. Apa Jenis-jenis penyakit terminal?
2.5 Sakaratul Maut
1. Apa Asuhan pada klien sakaratul maut?
2. Apa Penatalaksanaan asuhan?
3. Apa Tanda-tanda kematian?
C. Tujaun Masalah
2.1 Kehilangan dan Berduka
1. Untuk mengetahui pengertian Kehilangan dan Berduka
3
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.2 Kritis
1.
2.
2.3 Paliatif
1.
2.
2.
3.
2.
3.
Bab II
Pembahasan
2.1Kehilangan dan Berduka
2.1.1 Pengertian Kehilangan dan Berduka
a. Pengertian Kehilangan
Menurut Lambert, 1985 Kehilangan adalah suatu keadaan individu
yang berpisah dengan suatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak
ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.
Menurut Lyus Yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007,
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
4
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan
Kehilangan (Loss) adalah suatu situasi actual maupun potensial
yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sabagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan
dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan merupakan
pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang
kehidupannya. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan. Respon
terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh respon individu
terhadap kehilangan sebelumnya (Potter dan Perry, 1997)
Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa
tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga,
sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan terjadi apabila sesuatu atau seseorang tidak dapat lagi
di temui,diraba,didengan,diketahui,atau dialami. Tipe dari kehilangan
mempengaruhi tingkat distress. Misalnya, kehilangan benda mungkin tidak
menimbulkan distress yang sama ketika kehilangan seseorang yang dekat
dengan kita. Namun demikian setiap individu berespon terhadap
kehilangan secara berbeda. Kematian seorang anggota keluarga mungkin
menyebabkan distress lebih besar dibandingkan kehilangan hewan
peliharaan, tetapi bagi seseorang yang hidup sendiri kematian hewan
peliharaan menyebabkan distres emosional yang lebih besar dibanding
dengan sodaranya yang sudah tidak pernah ketemu selama bertahun-tahun
b. Berduka
Berduka (Grieving) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan
terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian
maupun kematian. Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan
selama individu melewati reaksi. Berduka adalah respon emosi yang
diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan
sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur dall.
Berduka
merupakan
respon
normal
pada
semua
kejadian
semua
kejadian
kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka
diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun
yang
dirasakan
seseorang,
hubungan/kedekatan,
objek
atau
lebih besar dibandingkan kehilangan hewan peliharaan, tetapi bagi orang yang
hidup sendiri kematian hewan peliharaan menyebaabkan disters emosional yang
lebih besar dibanding saudaranya yang sudah lama tidak pernah bertemu selama
bertahun-tahun. Kehilangan dapat bersifat aktual atau dirasakan. Kehilangan yang
bersifat actual dapat dengan mudah diidentifikasi, misalnya seorang anak yang
teman bermainya pindah rumah. Kehilangan yang dirasakan kurang nyata dan
dapat di salahartikan ,seperti kehilangan kepercayaan diri atau prestise.
5. Psychologis loss
Kehilangan kejiwaan. Contohnya Putus cinta, dll
2.
3.
4.
5.
Kehilangan Hidup
Doka ( 1993 ) menggambarkan respons terhadap penyakit yang mengancam
hidupke dalam 4 fase. Fase prediagnostik terjadi ketika di ketahui ada gejala
klien atau factor resiko penyakit. Fase akut berpusat pada krisisdiagnosis. Klien
dihadapkan pada serangkaian keputusan, termasuk medis interpersonal,
psikologis seperti halnya cara menghadapi awal krisis penyakit. Dalam fase
kronis klien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya, yang sering
melibatkan serangkaian krisis yang di akibatkannnya. Akhirnya terjadi
pemulihan atau fase terminal. Kadang dalam fase akut atau kronis seseorang
dapat mengalami pemulihan. Klien yang mengalami fase terminal ketika
kematian bukan lagi halnya kemungkinan,tetapi itu sudah pasti terjadi. Pada
setiap hal dari penyakit ini klien dan keluarga dihadapkan dengan kehilangan
yang beragam dan terus berubah.
8
10
5. Penerimaan (Acceptance)
Individu menerima kehilangan dan kematian dan mulai merencanakan hal
tersebut. Individu dapat berbagi perasaan tentang kehilangan. Mengenang
kejadian masa lalu, Terjadi periode depresi, waktu yang baik untuk mulai
membandingkan dengan waktu buruk. Hidup mulai menjadi stabil.
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.
Implikasi Keperawatan: Berikan kesempatan untuk berbagi perasaan secara
verbal, dalam bentuk tulisan, bentuk seni, atau dengan rekaman. Biarkan dan
dorong pengungkapan sesering yang klien ingin lakukan, tunjukan penerimaan
kelabilan perasaan klien, bantu dalam mendiskusikan rencana masa mendatang
Tahapan
1. Penyangkalan (Denial)
Respon Perilaku
Menolak mempercyai bahwa
kehilangan itu terjadi.
Contoh:
Tidak,berita itu tidak benar anak
saya nanti juga akan kembali
11
apa
saya
mengikuti
anjurannya
Klien atau keluarga langsung
2. Kemarahan (Anger)
marah
Contoh :
Jangan suka bawa berita yang
tidak benar, kalau tidak tahu
3. Penawaran (Bargaining)
pasti.
Jangan bicara, itu!
Bahkan orang berkata
Tuhan tidak adil
Meminta
perundingan
(menawar)
untuk
kehilangan
Contoh :
Kenapa
saya
menghindari
mengizinkan
Depresi (Depression)
12
Contoh :
Ia. Saya tidak mau anak saya
pergi lagi
Makan tidak makan kumpul saja
dirumah
Biar saja tidak perlu berobat
nanti juga sembuh
Tidak usah bawa RS, sudah
5. Penerimaan (Acceptance)
nasib saya
Mulai menerima arti kehilangan
Menurunnya
ketertarikan
dengan lingkungan
Tidak tergantung pada orang
yang mensupport
Mulai membuat perencanaan
Contoh :
Ya, Allah maha segalanya semua
atas kehendakNya
Hidup
sehat
itu
penting
13
2.1.5 Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Kehilangan
dan
Berduka
1. Perkembangan
Anak- anak.
- Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.
- Belum menghambat perkembangan.
- Bisa mengalami regresi
Orang Dewasa
- Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup, tujuan
hidup, menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa
dihindari.
2. Keluarga.
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar biasanya
menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara terbuka. Kebutuhan
keluarga yang kehilangan membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
Harapan
Perawatan yang terbaik sudah diberikan. Keyakinan bahwa mati adalah akhir
penderitaan dan kesakitan.
Partisipasi
Memberi perawatan. Sharing dengan staf perawatan.
Dukungan
Dengan dukungan seseorang bisa melewati kemarahan, kesedihan, dan
penyangkalan. Dukungan bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan
yang terjadi.
Kebutuhan Spiritual
Berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mendapatkan kekuatan dari
Tuhan.
3. SosialEkonomi
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga, beraati
14
kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi.Dan hal ini
bisa mengganggu kelangsungan hidup.
4. Pengaruh Kultural.
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur barat menganggap
kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan pada
keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap
bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan menangis keraskeras.
5. Agama.
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan bahwa
kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan
Tuhan akan kematian.
6. Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan
shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa
kematian akibat kecelakaan diasosiasikan dengan kesialan.
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya
seseorang
yang
berhenti
bekerja/
PHK,
menyebabkan
perasaan
Pasien prioritas I
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis ,tidak stabil,yang
memerlukan perawatan inensif ,dengan bantuan alat alat ventilasi
,monitoring, dan obat obatan vasoakif kontinyu dan lain
pain.misalnya
pasien
bedah
kardiotorasik,atau
pasien
shock
Pasien prioritas 2
pasien ini memerluakn pelayanan pemantauan canggih dari icu.jenis
pasien ini beresiko sehingga memerlukan terapi segera,karenanya
pemantauan intensif menggunakan metoda seperti pulmonary arteri
cateteter
sangat
menolong.misalnya
pada
pasien
penyakit
Pasien prioritas 3
Kemungkinan sembuh kecil, alat icu kurang membantu. pasien jenis ini
sakit kritis dan tidak stabil, dimana status kesehatan sebelumnya,penyakit
yang mendasarinya atau penyakit akutnya, baik masing masing atau
17
kombinasinya,sangat
mendapat
mengurangi
manfaat
kemungkinan
dari
sembuh
dan
terapi
atau
icu.
2.3 Paliatif
2.3.1 Perwatan Paliatif
Pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa,
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (KEPMENKES RI
NOMOR: 812, 2007).
Secara umum terapi paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang
bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multi disiplin yang
terintegrasi antara dokter, dokter spesialis,perawat,terapis,dan petugas social
medis.
Penatalaksanaan nyeri,
penatalaksanaan keluhan fisik lain,
asuhan keperawatan,
dukungan psikologis, social, kultural dan spiritual,
dukungan persiapan dan selama masa dukacita (bereavement).
18
Penyakit-penyakit kanker
Penyakit-penyakit infeksi
AID
19
Tujuan
Memberi rasa tenang dan puas jasmaniah dan rohaniah pada pasien
dan keluarganya
Memberi ketenangan dan kesan yang baik pada pasien disekitarnya.
Untuk mengetahui tanda-tanda pasien yang akan meninggal secara
medis bisa dilihat dari keadaan umum, vital sign dan beberapa tahaptahap kematian
Prosedur
a. Memberitahu pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat
c. Memisahkan pasien dengan pasien yang lain
d. Mengijinkan keluarga untuk mendampingi, pasien tidak boleh
ditinggalkan sendiri
e. Membersihkan pasien dari keringat
f. Mengusahakan lingkungan tenang, berbicara dengan suara lembut
20
21
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan
berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
22
Daftar Pustaka
http://komiteuap.files.wordpress.com/2011/05/sak-berduka-disfungsional-ok.pdf
(diakses 23 November 2014)
http://mianurlatifah.wordpress.com/mendampingi-pasien-kritis/
(diakses 24 November 2014)
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta: ECG
Saputran, Lyndon. 2013. Keburuhan Dasar Manusia.Tangerang Selatan:Binarupa
Aksara
Eni, Ambarwati, Ratn, Tri sunarsih.2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta : Nuha Medika
Marrelli, M. 2000. Buku saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Vaughans, W, Bennita. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Rapha
.
23
24