You are on page 1of 6

BAB II

TUGAS KHUSUS
Optimasi Drying Column
T-610 di Area 600
2.1. Latar Belakang
PT. Polychem Indonesia Tbk adalah pabrik yang begerak dalam bidang industri
kimia yang menjadi satu-satunya pabrik industri di Indonesia yang menghasilkan
ethylene glycol dan ethoxylate. Produk utama yang dihasilkan oleh PT. Polychem
Indonesia Tbk yaitu Monoethylene Glycol (MEG), Diethylene Glycol (DEG),
Triethylene Glycol (TEG), Ethoxylate dan produk samping berupa Polyethylene Glycol
(PEG).
Pada unit Proses EO/EG Plant 1 ethylene oxside (EO) dan air bereaksi dengan jenis
reaksi non katalis di dalam reaktor plug flow (PFR). Setelah terbentuk ethylene glycol,
selanjutnya produk dengan kadar air yang besar, dialirkan menuju evaporator multi efek
dan vakum efek untuk dimurnikan dari bahan-bahan pengotor. Evaporator multi efek
adalah suatu evaporator yang tersusun menjadi beberapa tahap yang setiap tahapnya ada
penurunan tekanan yang bertujuan untuk menurunkan titik didih air. Hasil dari vakum
efek yaitu 90% ethylene glycol dan 10% air dimasukkan kedalam drying column (T-610)
untuk menghasilkan kadar air sebesar 500 ppm dalam umpan menuju MEG Column.

2.2. Tujuan
Tujuan dari tugas khusus ini adalah Menghitung neraca massa, neraca energi,
kebutuhan steam dan laju panas pada alat drying column PT. Polychem Indonesia Tbk.
melalui data design dan data aktual yang meliputi laju alir umpan, refluks, dan steam, tekanan
operasi, temperature input dan output.
2.3. Batasan Masalah
Batasan masalah tugas khusus pada makalah kerja praktek ini adalah optimasi drying
column pada pemurnian glycol (area 600). Dalam hal ini T-610 digunakan untuk menurunkan
kadar air menjadi 500 ppm menggunakan prinsip menara distilasi pada kondisi operasi
vakum. Basis kinerja berdasarkan perhitungan data design dan dibandingkan dengan data

aktual yang diambil pada tanggal 12 April 2016 19 April 2016 dari hasil data Digital
Control System (DCS) dan Proportional Integral Derivative (PID) PT. Polychem Indonesia
Tbk. Divisi Kimia Merak.
2.4.

Tinjauan Pustaka
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan campuran bahan kimia

berdasarkan perbedaan kemudahan menguap (volatilitas) bahan dengan titik didih yang
berbeda. Distilasi menggunakan panas sebagai pemisah campuran ,campuran zat dididihkan
hingga menguap dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Pada proses pemisahan secara distilasi,fase uap akan segera terbentuk setelah sejumlah
cairan dipanaskan pada kondisi tekanan dan suhu tertentu. Uap dipertahankan kontak dengan
sisa cairannya dengan harapan pada suhu dan tekanan tertentu ,antara uap dan sisa cairan
akan berada dalam keseimbangan,sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.
Pada pemanasan yang terus menerus,komponen yang lebih volatil akan berubah menjadi
fasa uap. Fasa uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan,kemudian akan diperoleh
kondensat yang berupa komponen-komponen dalam keadaan yang realtif murni.
Jenis-jenis distilasi secara umum dibagi atas 4 jenis,yaitu :
a. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana,dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau salah satu komponen lebih bersifat volatil dari komponen yang lain dan bekerja
pada tekanan atmosfer. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih,juga
perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah komponen untuk menjadi gas.
Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
b. Distilasi Fraksionasi
Distilasi sederhana yang dilakukan hanya sekali biasanya tidak akan dapat
memisahkan dua cairan secara sempurna. Cairan yang berasal dari uap terkondensasi
(distilat) akan mengandung komponen dengan titik didih lebih rendah dengan
proporsi yang lebih besar, akan tetapi masih mengandung komponen yang memiliki
titik didih lebih tinggi di dalamnya. Jika distilat ini kita distilasi sekali lagi, maka
komponen dengan titik didih rendah akan makin banyak pada distilatnya. Demikian

seterusnya, hingga kita bisa mendapatkan distilat yang hampir 100% mengandung
komponen dengan titik didih lebih rendah.
Melakukan multipel distilasi memerlukan banyak waktu ,untuk itu dapat
menggunakan alat yang disebut dengan kolom fraksi yang berfungsi untuk
meningkatkan efek multipel distilasi ini. Prosesnya disebut sebagai distilasi fraksi.
Distilasi fraksionasi dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih
kurang dari 20oC dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
c. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200oC atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100oC dalam tekanan atmosfer menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu,distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua suhu,tapi dapat didistilasi dengan air.
d. Distilasi vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil,dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150oC. Metode distilasi ini tidak
dapat digunakan pada solvent yang memiliki titik didih dibawah 200oC. Distilasi
vakum merupakan proses ditilasi yang dilakukan pada tekanan dibawah 1 atm. Jika
pada tekanan atmosferik air mendidih pada suhu 212oF (100oC),tetapi pada kondisi
vakum (sekitar 27 inHg) titik didih air dapat turun mencapai 135oF (57oC) atau lebih
rendah.
Distilasi vakum memiliki beberapa kelebihan ,yaitu :
1. Dapat mencegah dekomposisi termal dan degradasi aliran.
2. Dapat mengehemat kebutuhan energi untuk pemanasan maupun pendinginan.
Pada PT.Polychem Indonesia divisi kimia ini menggunakan distilasi vakum pada
plant EO/EG II memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Menghemat kebutuhan steam. Pengoperasian menara distilasi pada tekanan
100 mmHg
2. Melindungi kualitas produk. Suhu yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas
produk. Apabila dilakukan pada suhu yang tinggi maka akan merusak
karakteristik produk yang ditentukan.
3. Menghemat penggunaan cooling water.

Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator


berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi vakum.
Jenis-jenis ditilasi berdasarkan jumlah komponen
Berdasarkan komponennya,distilasi dibagi menjadi dua,yaitu (Geankopolis,2003) :
a. Distilasi Dua Komponen
Distilasi dua komponen merupakan proses pemisahan larutan biner,yaitu larutan
yang mengandung dua komponen yang dapat melarut dengan baik.
Persamaan Neraca Massa Untuk Distilasi
Perhitungan neraca massa berfungsi untuk mengetahui fraksi mol
komponen di umpan,distilat dan bottom. Selanjutnya hasil perhitungan
tersebut

dapat

digunakan

untuk

menentukan

jumlah

stage

teoritis

menggunakan kurva McCabe-Thiele untuk distilasi dua komponen.


Asumsi yang digunakan pada metode McCabe-Thiele adalah terjadinya
kesetimbangan pada menara distilasi antara umpan masuk dengan top traynya
dan antara umpan masuk dengan bottom traynya.

Gambar. Laju fasa uap dan cair memasuki dan meninggalkan tray.
Neraca massa totalnya adalah sebagai berikut :
Vn+1 + Ln-1 = Vn + Ln
Neraca massa komponennya adalah sebagai berikut :
Vn+1.Yn+1 + Ln-1.Xn-1 = Vn.Yn + Ln.Xn
Keterangan :
Vn+1 = laju alir uap dari tray n+1
Ln-1

= laju alir cairan dari tray n-1

Vn

= laju alir uap dari tray ke-n

Ln

= laju alir cairan dari tray ke-n

Yn+1 = fraksi mol uap suatu komponen di Vn+1


Xn-1 = fraksi mol cair suatu komponen di Ln-1
Yn

= fraksi mol uap dari tray ke-n

Xn

= fraksi mol cair dari tray ke-n

Neraca massa overall di keseluruhan bagian kolom distilasi dihitung dengan


menggunakan persamaan (3) :
F=D+W
Sedangkan,persamaan neraca massa komponennya dapat dilihat pada
persamaan (4) :
Xf. F = XD.D + Xw.W
Keterangan :
Xf

= fraksi mol umpan (mol)

Xd

= fraksi mol distilat

Xw

= fraksi mol bottom (mol)

= laju alir mol umpan (kmol/jam)

= laju alir mol distilat (kmol/jam)

= laju alir mol bottom (kmol/jam)

b. Distilasi Multikomponen
Pada umumnya,di industri proses pemisahan menggunakan distilasi melibatkan lebih
dari dua komponen. Secara umum,desain untuk menara distilasi multikomponen sama
dengan distilasi dua komponen (binary). Begitu pula dengan neraca massa,pada
distilasi multikomponen terdapat neraca massa untuk masing-masing komponen di
dalam campuran. (Geankopolis,2003)

Pada distilasi dua komponen hanya digunakan satu menara untuk memisahkan dua
komponen A dan B menjadi komponen yang lebih murni. Komponen A mempunyai
sifat yang lebih volatil daripada komponen B,sehingga pada hasil proses distilasi
komponen A sebagai produk atas dan komponen B sebagai produk bawah.
Pada campuran multikomponen,dengan mengetahui komposisi dari satu komponen
tidak dapat langsung mengetahui komposisi dari komponen lainnya. Selain itu,jika
umpan mengandung lebih dari dua komponen tidak dapat ditentukan komposisi
produk atas dan produk bawahnya secara langsung. Akan tetapi,hal tersebut dapat
diketahui dengan menentukan dua komponen kunci (key components). (Sinnott,2005)
Tray tower
Tray tower merupakan bejana vertikal tempat dikontakkannya cairan dan gas melalui
pelat-pelat yang disebut sebagai tray. Fungsi dari penggunaan tray adalah untuk
memperbesar kontak antara cairan dan gas sehingga komponen dapat dipisahkan
sesuai dengan rapat jenisnya,dalam bentuk gas atau cairan. Jumlah tahapan atau tray
dalam suatu kolom tergantung pada tingkat kesulitan pemisahan zat yang akan
dilakukan dan juga ditentukan berdasarkan perhitungan neraca massa dan
kesetimbangan.

You might also like