You are on page 1of 16

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL GONORE

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular


Dosen Pengampu Widya Hary Cahyati, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh:
Siti Khaerunisa

(6411413004)

Ertina Desi Kumalasari

(6411413010)

Fanni Nurvina Utami

(6411413011)

Diana Purwanti

(6411413025)
Rombel 1

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti
mikroorganisma (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi
toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Canggihnya teknologi
atau majunya teknologi semakin banyaknya penyakit-penyakit aneh yang ditemukan pada
diri manusia seperti Gonore salah satunya. Gonore adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rectum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan bagian tubuh yang lain.
Walaupun beberapa kasus mungkin asimtomatik, ketika gejala muncul, mereka sering
ringan dan biasanya muncul dalam waktu 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi
discharge dari penis, vagina, atau dubur dan membakar atau gatal saat buang air kecil. Pada
wanita, gonore dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Menurut data dari Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja Seks
Komersial (PSK) wanita di seluruh Indonesia, sekitar 70.000 diantaranya adalah anak
dibawah usia 18 tahun. Jumlah PSK wanita yang banyak selain menimbulkan masalah
social juga menimbulkan banyak masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang utama terjadi
pada PSK adalah penyakit menular seksual (PMS), yaitu penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual. PSK wanita dapat menjadi sumber penularan kepada
masyarakat melalui laki-laki konsumennya. PMS yang umum terjadi di masyarakat adalah
Gonorrhea (16-57,7% darikasus PMS), kemudian Non Gonococaluretritis (24-54%),
Candidiasis (23%), Tricomoniasis, Syphilis, Condiloma, Genital Herpes.
Gonorrhea, jenis PMS klasik yang disebabkan oleh infeksi bakteri Neisseria
gonorrhoeae, keberadaannya sudah diketahui sejak zaman Hipocrates, namun sampai
sekarang masih menjadi masalah kesehatan yang belum dapat diatasi secara tuntas.
Penyakit ini banyak ditemukan hampir di semua bagian dunia. Laporan WHO pada tahun
1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di

Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Amerika Serikat pada tahun 2004 terdapat 330.132
kasus penyakit infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, dengan ratarata 113,5 kasus per
100.000 penduduk. Di Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin, dari 6,6% kasus pada tahun 19931994 menjadi 24,4% kasus pada tahun 1997-1998. Di Indonesia, data dari Departemen
Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000
penduduk. Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita
menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 50%. Keberadaan
gonorrhea di masyarakati barat gunung es, hanya diketahui sebagian kecil di permukaan
saja namun sesungguhnya lebih banyak kasus yang tidak terungkap datanya. Penentuan
diagnosis penyakit Gonorrhea dengan pemeriksaan mikrobiologis, mencari mikroorganisme
penyebab penyakit Gonorrhea yaitu bakteri Neisseria gonorrhoeae. Keberadaan bakteri
diplococcus Gram negative intraseluler di dalam lendir endoservix menunjukkan telah
terjadi infeksi pathogen, karena bakteri ini bukan anggota flora normal vagina. Infeksi oleh
bakteri ini menimbulkan penyakit Gonorrhea yang terutama menyerang saluran urogenital
pada laki-laki dan perempuan, dapat pula menginfeksi permukaan mukosa lainnya (mukosa
konjunctiva mata, mukosa mulut, mukosa faring, mukosa rektum) dan dapat pula menyebar
kepersendian (meskipunjarang).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apa definisi penyakit menular seksual gonore?


Apa saja klasifikasi penyakit menular seksual gonore?
Bagaimana epidemiologi penyakit menular seksual gonore?
Apa gejala dari penyakit menular seksual gonore?
Apa saja faktor penyebab penyakit penyakit menular seksual gonore?
Bagaimana diagnosis penyakit menular seksual gonore?
Bagaimana pencegahan penyakit menular seksual gonore?
Bagaimana penanganan penyakit menular seksual gonore?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk mengetahui definisi penyakit menular seksual gonore


Untuk mengetahui klasifikasi penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui epidemiologi penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui gejala dari penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui diagnosis penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui pencegahan penyakit menular seksual gonore
Untuk mengetahui penanganan penyakit menular seksual gonore

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata
(konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling
atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang
lebih dalam Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
2.2 Klasifikasi
Famili Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan Moxarella catarralis seperti
acinetobacter dan kingella serta spesies moxarella lainnya. Neisseria adalah cocci gram
negatif yang biasanya berpasangan. Neisseria gonorrhoeae ( gonococci ) dan Neisseria
meningitidis ( meningococci ) adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan
bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Beberapa neisseriae berhabitat di saluran
pernafasan manusia, jarang menimbulkan penyakit dan terjadi ekstraselular.
Gonococci dan meningococci saling berhubungan erat, dengan 70% DNA homolog, dan
dapat dibedakan melalui beberapa tes laboratorium dengan cirri-ciri spesifik: meningococci
memiliki kapsul polisakarida sedangkan gonococci tidak, dan meningococci jarang
memiliki plasmid dimana kebanyakan gonococci memilikinya. Yang paling penting, kedua
spesies tersebut dapat dibedakan dengan presentasi klinis dari penyakit yang disebabkannya

: meningococci biasanya ditemukan pada saluran pernafasan atas dan menyebabkan


meningitis, sementara
gonococci menyebabkan infeksi alat kelamin. Spektrum klinis dari penyakit disebabkan
oleh kelebihan gonococci dan meningococci.

2.3 Epidemiologi
1. Epidemiologi Distribusi Gonore

Orang
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya, terutama kulit

dan persendian. Gonore dapat terjadi pada usia 15-24 tahun pada laki-laki dan perempuan.
Pada wanita, gonore bisa naik kesaluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Penyebab utama penyakit ini
adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam
kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan
pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan
diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya
tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita
menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih,
keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim,
saluran telur, indung telur, uretra, dan rectum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam
ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria Homo seksual yang melakukan hubungan seks
melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya.

Tempat
Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea,

27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Di Amerika Serikat, Di

Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah
resisten terhadap Ciprofloxacin, dan Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada
tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk. Beberapa
penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa
prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 50%.

Waktu
Selama beberapa abad, bermacam nama telah digunakan untuk mendeskripsikan

infeksi yang disebabkan oleh N. gonorrhoeae ini, diantaranya; strangury yang digunakan
oleh Hipocrates, penamaan gonore sendiri diberikan oleh Galen (130 SM) untuk
menggambarkan eksudat uretra yang sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M.
Neisser, dikenalkan oleh Albert Neisser, yang menemukan mikroorganisme tersebut pada
tahun 1879 dari pewarnaan apusan yang diambil dari vagina, uretra dan eksudat
konjungtiva. Kultur dari bakteri N. gonorrhoeae dilaporkan pertama kali oleh Leistikow
dan Loffler pada tahun 1882 dandikembangkan pada tahun 1964 oleh Thayer dan Martin
yang menemukan tempat biakan selektif pada media agar khusus. Media Thayer-Martin
merupakan media yang selektif untuk mengisolasi gonokok.
Tahun 1980 an sampai pada tahun 2005 di laporkan terjadi 339.593 kasus, dimana
angka ini menunjukan peningkatan, terutama pada Negara berkembang ( termaksud
amerika serikat)
2. Epidemiologi Frekuensi Gonore
Prevalensi Gonore: The US Centers for Disease Control memperkirakan bahwa lebih dari
700.000 orang di AS gonorrheal mendapatkan infeksi baru setiap tahun. Menurut data dari
Komisi Nasional Anak terdapat sekitar 300.000 Pekerja Seks Komersial (PSK) wanita di
seluruh indonesia, sekitar 70.000 diantaranya adalah anak dibawah usia 18 tahun. Infeksi
ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat
proses kelahiran berlangsung. Walaupun semua golongan rentan terinfeksi penyakit ini,
tetapi insidens tertingginya berkisar pada usia 15-35 tahun. Di antara populasi wanita pada

tahun 2000, insidens tertinggi terjadi pada usia 15 -19 tahun (715,6 per 100.000) sebaliknya
pada laki-laki insidens rata-rata tertinggi terjadi pada usia 20-24 tahun (589,7 per 100.000).
Epidemiologi N. gonorrhoeae berbeda pada tiap tiap negara berkembang. Di Swedia,
insiden gonore dilaporkan sebanyak 487/100.000 orang yang menderita pada tahun 1970.
Pada tahun 1987 dilaporkan sebanyak 31/100.000 orang yang menderita, pada tahun 1994
dilaporkan penderita gonore semakin berkurang yaitu 31/100.000 orang yang menderita. Di
Amerika Serikat, insiden dari kasus gonore mengalami penurunan. Di dunia diperkirakan
terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya.
3. Epidemiologi Determinan Gonore
Host
Penyakit menular seperti gonore di sebabkan oleh faktor perilakumasyarakat karena
kurangnya kesadaran dan pengetahuan sehinngga terkena penyakit akibat melakukan
hubungan seksual atau seks bebas, hubungan pranikah dengan cara berganti-ganti
pasangan,

Agent
Penyakit Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan

dalam uretra, leher rahim, rectum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva)
dan Gonore bisa menyebar melalui aliran tranfusi darah yang terinfeksi dengan
menggunakan jarum suntik dan benda tajam lainya kebagian tubuh , terutama kulit dan
persendian.

Lingkungan
Penyakit gonore juga lebih banyak disebabkan karena penularan non seksual seperti

factor lingkungan yang lembab, misalnya terjadinya infeksi gonokokus pada anak yang
tinggal di Negara tropis, dan seringnya memakai handuk dan seprei tempat tidur yang sama
dengan orang yang menderita GO.
2.4 Gejala

a. Gejala pada wanita


Pada wanita, gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga keliru dengan infeksi
kandung kemih atau infeksi vagina.
Gejala bisa meliputi
Sering buang air kecil dan sakit
Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
Cairan vagina abnormal
Pendarahan vagina abnormal selama atau setelah berhubungan seks atau antara
periode haid
Alat kelamin terasa gatal
Perdarahan haid tidak teratur
Perut bagian bawah terasa sakit
Perdarahan haid tidak teratur
Kelenjar bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (kelenjar Bartholin)
Hubungan seksual terasa menyakitkan
Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
b. Gejala pada pria
Pada pria, gejala biasanya cukup jelas, tetapi beberapa orang mengalami gejala ringan atau
tanpa gejala, dan tanpa disadari dapat menularkan infeksi gonore untuk pasangan seksnya.
Gejala bisa meliputi:
Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian kuning,
lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
Sering buang air kecil dan sakit
Anus gatal, nyeri dan terjadi pendarahan
Yang jarang terjadi, sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
2.5 Faktor penyebab
Penyakit gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang paling sering diderita oleh orang yang sering melakukan hubungan seksual bergantiganti pasangan baik, dengan intensitas tinggi maupun rendah. Gonore (GO) kadang juga
disebut kencing nanah tergolong dalam Infeksi / penyakit menular seksual (IMS) yaitu bisa
menular melalui hubungan seksual (vaginal, anal, oral). Hubungan seksual melaui mulut
(oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada
tenggorokan (faringitis gonokokal). Kasus GO paling sering terlihat pada pria yaitu kencing

bernanah dan rasa panas pada saluran kencing pria sesudah kencing. Pada wanita, kasus ini
sebenarnya juga ada tapi tidak terlihat dan terasa sensasinya seperti yang pria rasakan.
Pada pria, jika GO dibiarkan maka akan menyebar ke seluruh organ tubuh termasuk
jantung, penyebaran ke arah kantung buah zakar akan menyebabkan peradangan
(epididymitis).
2.6 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap

nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore.


Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan

pembiakan di laboratorium
Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rectum, diambil contoh dari daerah
ini dan dibuat biakan.

2.7 Pencegahan
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita agar mudah dilakukan
pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata
tidak dapat mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK
wanita menderita penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya
pemberantasan penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa pengawasan
yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
dengan PSK wanita.
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan
menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi
bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin,
Ciprofloxacin).

Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan
satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila
melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK
wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu
sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan konseling pranikah, screening
awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe.
2.8 Penanganan
Pengobatan infeksi Neisseria gonorrhoeae adalah obat pamungkas yaitu kelompok
penisilin, tetrasiklin, oksisisklin, atau kombinasi. Perkembangan menunjukan bahwa
sebagian infeksi tersebut tidak lagi sensitive terhadap penisilin, sehingga memerlukan
pengobatan dengan antibiotic jenis lainnya. Yang paling penting diperhatikan adalah
mendapatkan pengobatan yang tuntas sehingga kesembuhan terjamin dengan baik. Oleh
karena itu diperlukan atau dianjurkan untuk datang lagi ke dokte yang merawat harus
dipenuhi. Pemeriksaan ulang terhadap infeksi akut, sangat diperlukan untuk dapat
meyakinkan agar kesembuhan sempurna, melalui pengobatan ulang dengan antibiotic
lainnya atau pemeriksaan laboratorium.
2.9 Komplikasi
Komplikasi GO terbagi menjadi dua yaitu komplikasi lokal dan sistemik. Komplikasi
lokal pada pria dapat berupa tysonitis, parauretritis, litritis, dan cowperitis. Selain itu infeksi
juga dapat menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis,
epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior dapat
mengenai trigonum vesika urinaria menimbulkan trigonitis dengan gejala poliuria, disuria
terminal dan terminal hematuria.
Pada wanita, infeksi pada serviks ( cervicitis gonorrhoea) dapat menimbulkan
komplikasi salpingitis, atau pun penyakit radang panggul (PRP). Selain itu bila infeksi
mengenai uretra dapat terjadi parauretritis, sedangkan pada kelenjar bartholin akan
menyebabkan bartholinitis.

Infeksi yang berlangsung lama dan tetap tidak diobati akan dapat menyebabkan infeksi
sistemik lewat sirkulasi (terjadi bakteriuria) mengakibatkan
komplikasi diseminata.
Penderita dengan infeksi gonokokus akut, dapat terjadi koinfeks dengan kuman lain
penyebab PMS. Yang paling sering adalah Chlamydia trachomatis. Sementara pada wanita,
sering juga mengalami koinfeksi dengan Trichomonas vaginalis

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang

menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih
mata (konjungtiva).
Famili Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan Moxarella catarralis seperti
acinetobacter dan kingella serta spesies moxarella lainnya. Neisseria adalah cocci gram
negatif yang biasanya berpasangan. Neisseria gonorrhoeae ( gonococci ) dan Neisseria
meningitidis ( meningococci ) adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan
bergabung atau di dalam sel polimorfonuklear. Beberapa neisseriae berhabitat di saluran
pernafasan manusia, jarang menimbulkan penyakit dan terjadi ekstraselular.
Epidemiologi dibagi berdasarkan epidemiologi distribusi gonore epidemiologi
frekuensi gonore dan epidemiologi determinan gonore.
Gejala bisa meliputi : (pada wanita) Sering buang air kecil dan sakit, Anus gatal,
nyeri dan terjadi pendarahan, Cairan vagina abnormal, Pendarahan vagina abnormal selama
atau setelah berhubungan seks atau antara periode haid, Alat kelamin terasa gatal,
Perdarahan haid tidak teratur.
Penyakit gonore adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang paling sering diderita oleh orang yang sering melakukan hubungan
seksual berganti-ganti pasangan baik, dengan intensitas tinggi maupun rendah.
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan
satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila
melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK
wanita.

Pengobatan infeksi Neisseria gonorrhoeae adalah obat pamungkas yaitu kelompok


penisilin, tetrasiklin, oksisisklin, atau kombinasi. Perkembangan menunjukan bahwa
sebagian infeksi tersebut tidak lagi sensitive terhadap penisilin, sehingga memerlukan
pengobatan dengan antibiotic jenis lainnya.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah,
dimana ditemukan bakteri penyebab gonore.
Komplikasi GO terbagi menjadi dua yaitu komplikasi lokal dan sistemik. Komplikasi
lokal pada pria dapat berupa tysonitis, parauretritis, litritis, dan cowperitis. Selain itu infeksi
juga dapat menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis,
epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior dapat
mengenai trigonum vesika urinaria menimbulkan trigonitis dengan gejala poliuria, disuria
terminal dan terminal hematuria.
3.2 Saran
1. Tidak melakukan seks berisiko agar tidak tertular penyakit menular seksual gonore
sebagai upaya pencegahan primer
2. Segera memeriksakan diri jika merasakan gejala penyakit menular seksual gonore
sebagai upaya pencegahan sekunder
3. Segera melakukan pengobatan jika didiagnosis menderita penyakit menular seksual
gonore sebagai upaya pencegahan tersier agar tidak terjadi komplikasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Adhi Djuanda, Mochtar H, Siti Aisah dkk. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke6.Badan penerbit FKUI Jakarta; 2010 : 363-79.2.
2. Adhien. 2012. GonoreEpidemiologiPenyakitMenular. diakses melalui
https://adhienbinongko.wordpress.com/2012/11/26/gonore-epidemiologi-penyakitmenular/
3. Bustan,MM.1997.EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR.Jakarta : Rineka Cipta p.
75
4. Ernawati.2010. URETRITIS GONORE. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma.Vol 20.Tersedia:(
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%20Desember
%202010/URETRITIS%20GONORE.pdf)
5. Jawas, Fitri Abdullah dan Dwi Murtiastutik.2008. Dep/SMF Kesehatan Kulit dan
Kelamin.Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit Rawat Jalan
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun 20022006.
Vol. 20 No. 3 .Surabaya:UNAIR. Tersedia:(
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/BIKKK_vol%2020%20no%203_des
%202008_Acc_4.pdf)
6. Josodiwondo S. Pemeriksaan bakteriologik dan serologik infeksi menular
seksual.Dalam : Infeksi menular seksual, ed 3. Jakarta : Balai penerbitan FKUI, 2007 : 2547.4.
7. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk.2006.Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
8. Napitupulu, DormaniPeronika. 2012. PenyakitGonore. diakses
melaluifile:///C:/Users/User1/Downloads/penyakit%20gonore/MY%20BLOGGER
%20%20Penyakit%20Gonore.htm
9. Sherrad J. Gonorrhoeae. Med. Progress July ; 2006 : 330-333.5.Lumintang H Suatu
tinjauan epidemiology uretritis gonore dan uretritis nongonore di-RSUD Dr Soetomo
Surabaya. Bandung : kumpulan makalah ilmiah KONAS PADVIVI, 1989 : 415-20.6.
10. Soekidjo,prof,Dr.Notoatmodjo,SKM,M.Com.H.2010.KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU DAN SENI.Jakarta: Rineka Cipta

You might also like