Professional Documents
Culture Documents
Arif Al-amin: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, kampus FIK UMJ,
Jl. Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510
E-mail: arifalamin@gmail.com
ABSTRAK
Cidera akibat kecelakaan lalu lintas diprediksikan meningkat dan menjadi penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia tahun
2020, setelah kematian serangan jantung dan depresi. Pengendara GO-JEK merupakan salah satu yang diharapkan dapat
membantu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dapat terjadi pada siapapun, untuk
meminimalkan efek dari kecelakaan khususnya penanganan korban kecelakaan lalu lintas dijalan raya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan sikap pengendara GO-JEK dalam melakukan pertolongan
pertama korban kecelakaan lalu lintas diwilyah jakarta pusat. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sample dalam penelitian ini sebanyak 78 responden pengendara GOJEK diwilayah Jakarta Pusat. Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistik Chi Square dengan batas kemaknaan =
0,05. Berdasarkan hasil analisi bivariat ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pengendara GOJEK dalam melakukan pertolongan korban kecelakaan lalu lintas dengan nilai P value sebesar 0,002 ( < 0,05) dan ada
hubungan yang signifikan antara pengalaman dengan sikap pengendara GO-JEK dalam melakukan pertolongan korban
kecelakaan lalu lintas dengan nilai P value 0,000 ( < 0,05). Faktor yang tidak berhubungan dengan sikap pengendara
adalah usia dan pendidikan, dimana P value > 0,05. Saran bagi institusi pendidikan keperawatan untuk melaksanakan
Tridarma Perguruan Tinggi melalui pengabdian masyarakat bekerjasama dengan pengelola GO-JEK melakukan pelatihan
pertolongan pertama korban kecelakaan lalu lintas bagi pengendara GO-JEK.
Kata Kunci
PENDAHULUAN
Jakarta yang beroperasi sejak tahun 2011, GODi era globalisasi saat ini manusia dituntut
untuk
mempunyai
khususnya
pada
mobilitas
daerah
yang
perkotaan
tinggi,
yang
mobilitas
di
kemacetan
dengan
modern
kecelakaan
berbasis
kota,
pesanan.
PT
GO-JEK
(First
Aid)
adalah
upaya
sejak
korban
tahun
2011
(http://go-jek-indonesia-
malang.blogspot.co.id/p/proposal-usaha.html).
Banyak masyarakat menggunakan jalur darat
(jalan raya) untuk melakukan mobilitasnya
karena jalan raya merupakan jalur perhubungan
yang efektif mudah dan murah. Padatnya jalur
transportasi
darat
terutama
di
perkotaan,
kecelakaan
sebelum
mendapat
orang
yang
dikategorikan
keluarga,
guru,
orang
terdekat
awam
pramuka,
yang
dapat
(masyarakat,
satpam,
polisi,
lalu lintas.
kecelakaan
lalu
lintas
membunuh
akibat
kendaraan
meningkat.
aktifkan
Penderita
SPGDT
Gawat
terlaksana
Darurat
(dengan
dan
bidai
adalah
memfiksasi/mengimmobilisasi
tindakan
bagian
tubuh
Rumus:
n=
n=
N
1+ N .(d )2
242
( 242 ) ( 0.01 ) +1
242
3.42
Berdasarkan
uraian
diatas
dan
METODE
Alat
pengumpulan
data
menggunakan
adalah 34
mendapatkan
data
izin
dilakukan
berupa
setelah
surat
izin
Analisa
data
bertahap
akan
dilakukan
(Notoatmodjo,
secara
2010)
yaitu
institusi terkait.
mendapatkan
3. Setelah
persetujuan,
melakukan
pendekatan
pada
sikap
pengendara
melakukan
GO-JEK
pertolongan
pada
dalam
korban
HASIL
1. Analisa univariat
a. Distribusi Responden
intervensi
kepada
responden
dan
izin
GO-JEK
Masalah
diperhatikan
secara
yaitu,
lisan
wilayah
etika
yang
Informed
dari
Jakarta
harus
Consent
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia,
Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman
Dan Sikap Pengendara GO-JEK Dalam
Melakukan Pertolongan Pertama Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Diwilyah Jakarta
Pusat 2016
Usia
responden
Usia
responden
17-40
> 40
Tingkat
pendidikan
SD,SMP
SMA, PT
Pengetahua
n
Kurang
Baik
Pengalaman
Tidak pernah
Pernah
Sikap
Kurang
Baik
Frekuensi
Perse
ntase
60
18
76,9
23,1
2
76
2,6
97,4
50
28
64,1
35,9
42
36
53,8
46,2
42
36
53,8
46,2
responden
pengendara
GO-JEK
tentang
kurang
sebanyak
50
pengendara
GO-JEK
kurang.
4) Berdasarkan pengalaman melakukan
1) Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat
responden
pertolongan
orang
usia
memiliki
menunjukan
responden
17-40 tahun.
2) Disribus tingkat pendidikan, dapat
dilihat
dilihat
bahwa
jumlah
(76,9%)
sedangkan
bahwa
bahwa
usia
tingkat
pendidikan
kecelakaan
pengalaman
pengalaman
GO-JEK
korban
responden
tidak
pernah
pernah
pengendara
melakukan
lintas.
(2,6)
sedangkan
untuk
tingkat
(97,4%).
Hal
ini
dapat
sikap
kurang
dalam
memberikan
pertolongan
korban
Usia
1740
>40
36
40,
0
60
12
66,
7
100
,0
,0
40
52,
6
36
47,
4
76
100
Penge a. Kura
tahua
ng
n
b. Baik
34
68,
0
16
32,
0
50
100
5,313
28,
6
20
71,
4
28
100
1.930
14,62
4
Peng a. Tida
alam
k
an
pern
ah
33
78,
6
21,
4
42
100
b. Pern
ah
pertolongan
kecelakaan
sebanyak
korban
36
orang
Pendi a. SD,
dikan
SMP
b. SM
A,
PT
60,
0
24
33,
3
100
3,000
18
100
0,991
9,083
100
1,900
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan usia pengendara GOJEK
dengan
melakukan
sikap
dalam
pertolongan
korban
a. Tabel
5.2
25,
0
27
75,
0
menjelaskan
36
100
bahwa,
Katego
ri
Sikap
Kurang
n
Total
Baik
sikap
kurang
dalam
1,535
2,352
11,00
0
3,831
31,68
1
dengan
pengendara
melakukan
GO-JEK
pertolongan
pengendara
dalam
korban
sikap
pengendara
GO-JEK
bahwa,
menjelaskan
yang
mempunyai
lintas
mempunyai
dalam
lintas
baik
sikap
sebanyak
GO-JEK
baik
orang
(0,0%).
sikap
sebanyak
dalam
kurang
orang
pertolongan
dalam
(28,6%),
korban
mempunyai
dalam
sikap
baik
sikap
pengendara
melakukan
GO-JEK
pertolongan
dalam
pengendara
pengalaman
sikap
menjelaskan
yang
pernah
dan
kurang
dalam
tidak
pernah
mempunyai
sikap
baik
dan
dalam
sebanyak
orang
(21,4%).
sikap
baik
dalam
memiliki
memberi
pengalaman
pertolongan
pernah
mempunyai
baik
dalam
antara
bahwa
pengalaman
ada
hubungan
dengan
sikap
GO-JEK
tidak
mempunyai
korban
disimpulkan
melakukan
PEMBAHASAN
A. Univariat
1. Usia
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi
usia responden terbanyak pengendara GOJEK adalah 17-40 tahun. Menurut Nubeis
Aids dalam Martini (2013), menyatakan
bahwa
umur
kemampuan
berpengaruh
untuk
terhadap
belajar
dan
oleh
faktor
lingkungan
responden
terbanyak
pengetahuan
baik
secara
melakukan
pertolongan
korban
pengetahuan
terbanyak
Rahardyan
responden
dan
Murdeani
(2006)
penyesuaian
dari
pengetahuan
menunjukan
bahwa
responden
tentang
lingkungan
manusia
ini
mampu
lintas
maka,
semakin
baik
dalam
B. Bivariat
1. Hubungan usia pengendara GO-JEK
4. Pengalaman
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi
pengalaman
responden
(Kluytmans, 2006).
terbanyak
dengan
sikap
dalam
melakukan
pertolongan
pernah
secara
melakukan
tidak
pernah
melakukan
dialami
sebelumnya,
5. Sikap
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi
sikap responden terbanyak pengendara
pertolongan
korban
terhadap
kemampuan
untuk
belajar
menyesuaikan diri.
sikap
pengendara
melakukan
2. Hubungan pendidikan pengendara GO-
GO-JEK
dalam
pertolongan
korban
Listyana
pengetahuan
dengan
pertolongan
pertama
lintas
pengetahuan
kemampuan
melakukan
korban
dilakukan
domain
pertolongan
oleh
menyatakan
Listyana
bahwa
(2015)
pendidikan
hasil
oleh
penelitian
perbedaan
tersebut
kondisi
(2015)
yang
tentang
penatalaksanaan
kecelakaan
menyatakan
berpengaruh
dalam
yang
hubungan
sangat
lalu
bahwa
terhadap
memberikan
penting
untuk
pengalaman
pengendara
sikap
GO-JEK
dalam
dengan
melakukan
lintas
diwilayah
Jakarta
Pusat.
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan
chi square diperoleh P value = 0,000 ( <
0,05) maka, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengalaman dengan
10
sikap
pengendara
melakukan
GO-JEK
pertolongan
dalam
korban
(53,8%).
2. Tidak ada hubungan bermakna
JEK
melakukan
dalam
pendidikan
2007).
KESIMPULAN
usia
responden
0,05).
pertama
korban
melakukan
dalam
SARAN
1. Pengelola GO-JEK
Diharapkan pada pengelola GO-JEK untuk
lebih
GO-JEK
melengkapi
lagi
persyaratan-
terbanyak
adalah
pengetahuan
kurang
dengan
pengalaman
responden
pengalaman
sebanyak
42
tidak
orang
tersebut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat
pertolongan
pertama
pada
11
pembelajaran
keperawatan
khususnya
mahasiswa/i
mata
ajar
sebagai
data
dasar
tanggal
25
dalam
pertolongan
http://www.dephub.go.id
oktober 2015
korban
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bustan. 2007. Epidemiologi Tidak Menular.
Jakarta: Rineka Cipta.
Cecep D. S. (2014). Kesehatan Dan Kesahatan
Kerja. Yogyakarta. Gosyen publishing
DINKES, A. (2012). Basic trauma cardiac life
support. Jakarta: AGD Dinkes Provinsi
DKI Jakarta.
Dephub RI, 2006. Kecelakaan lalu lintas
tempati urutan ketiga penyebab
kematian. Jakarta : pusat komunikasi
publik.
Diakses
melalui
12
Perilaku
13
14