Professional Documents
Culture Documents
PADA ANAK
DEFINISI
Infeksi adalah proses saat organisme (misalnya virus, bakteri, jamur) yang
mampu menyebabkan penyakit masuk ke dalam tubuh atau jaringan yang
menyebabkan trauma atau kerusakan (Pierce & Neil, 2006)
Matthews (1992) dalam Hasriadi (2006) mendefinisikan virus adalah satu set
dari satu atau lebih molekul genom berupa molekul RNA atau DNA, biasanya
dibungkus oleh selubung pengaman berupa protein selumung (coat protein) atau
lipoprotein dan hanya dapat memperbanyak diri dalam sel inang sesuai dengan
memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang.
Imunitas
Imunitas
Imunitas
Imunitas
pasif bawaan
Pasif didapat
Humoral
seluler
LANJUT
Ditinjau pada tingkat jaringan organisme inang (tubuh) dapat dikenal 4 cara
penyebaran virus, yaitu:
Setempat
Virus menginfeksi terbatas pada selaput lendir permukaan atau organ tertentu saja.
Misalnya rhinovirus pada epitel saluran pernapasan dan rotavirus pada epitel saluran
pencernaan.
Hematogen Primer
Dalam perjalanan infeksinya, semula virus diinokulasikan secara lansung kedalam
peredaran darah yang akan diikuti penyebaran organ. Contoh yang baik adalah arbovirus
dan virus hepatitis B (HBV).
Hematogen Sekunder
Mula-mula infeksi virus serta pembiakannya berlansung pada permukaan selaput lendir
yang kemudian diikuti penyebarannya melalui darah untuk mencapai organ sasaran.
Contoh virus dengan penyebaran ini yaitu : virus poliomyelitis dan virus parotitis.
Penyebaran melalui saraf
Virus tertentu yang diinokulasi di daerah perifer akan menyebar melalui sistem saraf
seperti yang dialami virus rabies dan virus simplex.
Penyebaran Infeksi
Geo (2007), cara utama infeksi menyebar adalah
Saluran pernapasan
Mikroba diinspirasi. Mereka ditemukan dalam tetesan saliva yang dikeluarkan
oleh seseorang, misalnya seorang karier, dengan batuk, bersin atau bahkan
berbicara, atau dari debu. Contoh dari penyakit yang menyebar dengan
infeksi tetes adalah pneumonia, tonsillitis, diphtheria, meningitis
meninggokokal, dll. Infeksi virus termasuk pilek, influenza, campak, dll.
Saluran pencernaan
Organisme ditelan bersama makanan, minuman, atau debu. Makanan dan air
dikontaminasi jika higene buruk, yaitu seorang yang terinffeksi menangani
makanan atau makanan ditinggal tidak ditutupi dan lalat serta debu
mengkontaminasi makanan tersebut. Infeksi yang tersebar dengan cara ini
termasuk infeksi salmonella, misalnya tifoid dan paratifoid, disentri.
Kulit dan membran mukosa
Kulit merupakan barier alamiah tubuh terhadap infeksi. Barier ini hanya
efektif jika kulit utuh; sekali terjadi kerusakan yang melibatkan terjadinya
pecahan pada kulit, maka mikroorganisme mempunyai akses yang mudah.
ISPA
Angka kematian mencapai 20 % dari
total anak yang menderita ISPA di
Indonesia
Etiologi : bakteri, virus
Virus penyebab ISPA : miksovirus,
adenovirus, coronavirus
Perjalanan Penyakit
Tahap prepatogensis : penyebab
telah ada tetapi belum menunjukkan
gejala
Tahap inkubasi : virus mulai merusak
lapisan mukosa, tubuh mulai terlihat
lemah
Tahap penyakit : demam, batuk,
sesak, dll
Ketahanan terhadap penyakit
dipengaruhi : keutuhan epitel
Manifestasi Klinis
Kesulitan bernafas, sakit tenggorokan
, pilek, sakit telinga
Lihat indikasi pemberian antibiotik
Pemeriksaan Diagnostik
Hb menurun
Leukosit meningkat
Eritrosit menurun
Kadang terdapat albuminuria
Penatalaksanaan
Prinsip perawatan ISPA
Meningkatkan istirahat
Meningkatkan makanan bergizi
Perbanyak minum air putih
Gunakan pakaian yang tipis jika
demam
Beri antibiotik jika perlu
Asuhan Keperawatan :
Pengkajian
Riwayat demam, batuk pilek, badan
lemah, anoreksia
Tanda fisik
Faktor perkembangan
Pengetahuan pasien dan keluarga
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d inflamasi pada
membran mukosa faring dan tonsil
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b.d intake yang kurang
Resiko tinggi penyebaran infeksi b.d
tidak adekuatnya pertahanan imun
Pertusis
Etiologi : bordetella pertusis
Masa tunas : 7-14 hari
Manifestsi klinis terbagi atas 3
stadium : kataralis,
spasmodik,konvalesensi
Stadium Kataralis
Berlangsung 1-2 minggu lebih
Tanda dan gejala :
Gejala infeksi saluran nafas atas disertai
rinore
Batuk dan panas ringan
Anoreksia
Batuk pada awalnya malam
Sekret banyak dan kental
Konjungtiva kemerahan
Stadium Konvalensi
Berhentinya whoop dan muntah
muntah
Puncak serangan mulai menurun
Penatalaksanaan
Isolasi
Kurangi rangsang fakor penyebab
batuk
Pengisapan lendir
Oksigen bila sesak
Eradikasi bakteri
Asuhan Keperawatan
Dx :
Bersihan jalan nafas tak efektif
Pola nafas tak efektif
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Campak (Morbili)
Penyakit ini biasa disertai sekresi saluran napas, malaise, dan
demam. Pada hari keempat, mulai timbul bercak
makulopapular merah yang dimulai dari belakang telinga dan
menyebar kebatang tubuh.
Gondongan
Gondongan disebabkan oleh Mumps
Virus.
Herpes
Infeksi HSV tipe I sangat sering terjadi dan biasanya asitomatik. Penyebarannya
melalui saliva yang mengandung virus: infeksi primer melibatkan mulut, kulit
atau mata.
Diagnosa Keperawatan
Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan sekresi yang tertahan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
penurunan imunitas
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan dalam
memasukka, mencerna, dan mengabsorpsi makanan.
Nyeri akut berhubungan dengan keterbatasan agen
injury.
Perencanaan
1.Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan jalan nafas efektif.
NOC: Respiratory status : Ventilation
Kriteria hasil :
Mendemontrasikan batuk efektif dan suara, nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspne
Menunjukkan jalan nafas yang paten
Mampu mencegah dan mengidentifikasi faktor yang dapat menghambat
jalan nafas.
Indikator Skala:
1 : tidak pernah menunjukkan
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : skala menunjukkan
TERIMAKAS
IH
Any
Question
??