Professional Documents
Culture Documents
(LALAT BUAH)
Nawasasi Laksmita Mahanani
Program Studi S-1 Pendidikan Biologi FKIP UNS
nawasasilm@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk : 1) mengenal lalat buah (Drosophilla melanogaster) 2)
membedakan seks lalat buah dewasa secara morphologic 3) mempelajari
pertumbuhan populasi lalat buah. Penelitian dilakukan di laboratoriun KKI prodi
pendidikan biologi FKIP UNS dengan cara membiakan Drosophilla melanogaster
selama 15 hari untuk diamati pertumbuhan populasinya. Populasi adalah
kumpulan individu sejenis yang berada pada lingkungan tertentu dan pada waktu
tertentu. Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah
populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah
kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Penelitian dimulai dari
menangkap Drosophilla melanogaster menggunakan umpan buah. Kemudian
siapkan botol selai yang sudah dibersihkan untuk diisi dengan media makanan.
Media yang dibuat berupa campuran 25 gram pisang, 50 gram tape singkong, air
dan 0,5 sendok the benzoat yang direbus dan diaduk hingga padat. Media
makanan kemudian dimasukkan ke dalam 2 botol selai yang sudah di sterilkan. Di
tengah botol tersebut dipasang kertas merang dengan posisi berdiri untuk
meletakkan lalat yang sudah ditangkap dan dibius dengan eter. Lalat yang
dimasukkan dalam botol harus berjenis kelamin jantan dan betina. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan populasi pada batol 1 dan
tidak terdapat pertumbuahan populasi pada botol 2. Tipe pertumbuhan populasi
dari botol 1 adalah eksponensial, sedangkan pada botol 2 adalah tipe logaritma.
Kata kunci : populasi, Drosophilla melaogaster, natalitas, mortalitas,
eksponensial, logaritma
PENDAHULUAN
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama
jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik)
yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu
padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun
apabila kondisibotol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya
produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
METODE
Penelitian dilakukan di laboratorium KKI Pendidikan Biologi FKIP UNS
pada hari Selasa, 15 maret 2016 pukul 13.00.
1. Alat dan Bahan
Alat
Jumlah
Jumlah
Botol 1
Hidup Mati
2
0
2
0
2
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
5
0
4
1
4
1
4
1
4
1
4
1
Botol 1
Botol 2
Jantan
Hidup Mati
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Botol 2
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Hari
10
b=
b = 1,5
1.1.2. Perhitungan laju mortalitas (d)
jumlah kematian
Laju mortalitas (d) = jumlah populasi x 1 00 %
d=
1
x 100
2
d = 0,5
1.1.3. Perhitungan laju pertumbuhan (r)
r=bd
r = 1 r > 0 maka termasuk laju pertumbuhan eksponensial
1.1.4. Rumus model pertumbuhan eksponensial (N = 2 )
dN
=rN
dt
dN
=( 1 )( 2 )
dt
dN
= 2
dt
1.2.
10 11 12 13 14 15
Botol 2
11
0
x 100
2
b=
b=0
1.2.2. Perhitungan laju mortalitas (d)
jumlah kematian
Laju mortalitas (d) = jumlah populasi x 1 00 %
d=
1
x 100
2
d = 0,5
1.2.3. Perhitungan laju pertumbuhan (r)
r=bd
r = -0,5 r < 0 maka termasuk laju pertumbuhan logistik
1.2.4. Carrying capacity (K) yaitu jumlah populasi maksimal yang
dapat hidup, pada botol 2 sebesar 2.
1.2.5. Rumus model pertumbuhan logistik (N = 2)
(KN )
dN
=r max N
dt
K
(22)
dN
=(0,5)(2)
dt
2
dN
=0
dt
12
10 11 12 13 14 15
b. Analisis Kualitatif
Berdasarkan 2 tabel diatas dapat diketahui terjadi perubahan populasi pada
Drosophilla melanogaster selama 15 hari. Pada botol I hari pertama dmasukkan 2
botol lalat yaitu 1 jantan dan 1 betina. Jumlah tersebut tidak berubah hingga hari
ke 3 bertambah menjdai 5 ekor lalat buah dengan jenis kelamin 2 jantan dan 3
betina. Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan hingga hari ke 11 terdapat 1
ekor lalat jantan yang mati sehingga jumlah total lalat sampai hari ke 15 adalah 4
ekor dengan jenis kelamin 2 jantan dan 2 betina.
Pada botol 1 diketahui laju kelahiran (b) sebesar 1,5 dan laju kematian (d)
sebesar 0,5 dengan begitu dapat diketahui laju pertumbuhan (r) sebesar 1. Karena
r > 1 maka termasuk laju pertumbuhan eksponensial. Bila sumber daya berlimpah
tidak terbatas maka populasi akan tumbuh sangat cepat secara eksponensial.
Namun tipe pertumbuhan eksponensial sangat jarang terjadi. tipe pertumbuhan
tersebut hanya terjadi di awal pertumbuhan ketika jumlah individu masih sangat
sedikit dan daya dukung lingkungan untuk mendukung pertumbuhan masih sangat
besar. Model pertumbuhan eksponensial didasarkan pada asumsi : 1) makanan
bagi lalat tersedia dalam jumlah yang cukup 2) ruang hidup mencukupi untuk
perkembangbiakan 3) keadaan lingkungan seperti suhu, kelembaban dalam
keadaan konstan 4) angka kematian individu dalam populasi sangat kecil atau
tidak ada. (Setiadi, 1989). Model eksponensial pertumbuhan populasi menjelaskan
suatu populasi ideal dalam lingkungan yang tidak terbatas. Model ini
memprediksi bahwa semakin besar suatu populasi akan semakin cepat populasi itu
akan tumbuh (Campbell,2000)
Sedangkan pada botol ke 2 pada hari pertama dimasukan 2 ekor lalat dengan
jenis kelamin 1 jantan dan 1 betina. Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan
sampai hari ke 3, 1 ekor lalat betina mati. Jumalh tersebut tidak berubah sampai
selesai pengamatan hari ke 15. Pada botol 2 diketahui laju kelahiran (b) sebesar 0
13
dan laju kematian (d) sebesar 0,5 dengan begitu dapat diketahui laju pertumbuhan
(r) sebesar -0,5. Karena r < 0 maka termasuk laju pertumbuhan logistic.
Biasanya laju pertumbuhan logistic terjadi karena jumlah individu yang
semakin banyak maka kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan makanan
dan sumber daya lainnya akan berkurang. Untuk mempertahankan hidupnya maka
individu dalam populasi tersebut mau tidak mau harus saling berkompetisi dengan
sesamanya selain dengan jenis lain. Bila jumlah individu lebih banyak dari daya
dukung maka populasi akan kekurangan sumber daya sehingga tingkat
reproduksinya menurun atau beremigrasi, akibatnya ukuran populasi mengecil.
Model logistic pertumbuhan populasi menyertakan konsep daya tampung.
Pertumbuhan eksponensial tidak dapat dipertahankan tanpa batas dalam populasi
apapun. Suatu model yang lebih nyata (realistis) membatasi pertumbuhan dengan
menyertakan daya tampung (Campbell,2000).
Namun pada percobaan ini sebenarnya daya dukung lingkungan sangatlah
memenuhi karena dalam 1 botol hanya terdapat 2 ekor lalat (jantan dan betina)
dan jumlah makanan sangat tersedia. Tetapi terdapat 1 ekor lalat betina yang mati
pada hari ke tiga hal ini menyebabkan lalat tidak dapat bereproduksi sehingga
tidak terjadi perubahan populasi lalat pada botol ke-2. Kematian lalat dapat
disebabkan karena kurangnya O2 di dalam botol atau karena lingkunagnnya
kurang sesuai untuk pertumbuhan lalat. Lingkungan yang tidak sesuai dapat
berupa kondisi ruangan yang kerap kali gelap sehingga lalat mengalami
pertumbuhan dengan lambat dan akhirnya mati, atau terdapat ketidak cocokan
dengan suhu ruangan yang terlalu panas menyebabkan lalat tidak dapat
beradaptasi dan akhirnya mati.
KESIMPULAN
1. Ciri ciri dari Drosophilla melanogaster (lalat buah) adalah :
a. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh
bagian belakang
14
15
b.
c.
d.
e.
Lalat jantan lebih mampu bertahan hidup, tersisa 1 ekor lalat jantan
hingga akhir pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A dkk. (2002). BIologi. Edisi kelima-Jilid-1. Jakarta : Erlangga
Campbell, Neil A. dkk. (2000). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Cummings, M. R. & Klug W. S. (1994). Concepts of Genetics. Fourth Edition.
USA: Macmillan Publishing company. pp: 341-343.
Djatmiadi, Djatnika (2001). Petunjuk Teknis Surveilans Lalat Buah. Pusat Teknik
dan Metode Karantina Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Badan Karantina
Pertanian.
16
Jones, R.N., G.K. Rickards. (1991). Practical Genetics. Open University Press.
Milton Keynes
Suputa, C. (2006). Panduan lalat buah. [online] tersedia dalam http://ditlin
hortikultura.go.id/buku-peta/bagian-3.htm. [15 April 2014].
Setiadi, Dede.dkk. (1989). Dasar- dasar Ekologi.Bogor : ITB
Shorrocks, B. (1972). Drosophila. London: Ginn & Company Limited
Siwi SS. (2005). Eko-biologi Hama Lalat Buah. Bogor: BB-Biogen
Suryo. 2012. Genetika. Jogjakarta : UGM Press
Syafei, Edhensurasa. (1990). Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung: ITB
Vijaysegaran S, Drew RAI. 2006. Fruit fly spesies of Indonesia: Host range and
distribution. ICMPFF: Griffith University.
LAMPIRAN
17
18