Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2
ANGGOTA:1. ALQNA MIFTASYAH
2. ADELA SARI
3. ELBA HABIBURRAHMA
4. ISHMAH AINI RUFAIDAH
5. NIDYA OKDWIANA
6. SANTI
7. WIDYA FUJI ALDINA
TINGKAT : II B
DOSEN
: SRI MARTINI
Di era yang serba modern ini, banyak kemajuan yang tidak dapat dihindari lagi.
Kemajuan dan perkembangan yang terjadi di bidang ekonomi, sains dan teknologi,
bahkan budaya dan tradisi mengalami perubahan yang begitu signifikan. Bila kita
melihat pertumbuhan sektor perekonomian di Indonesia, banyak gedung-gedung
bertingkat didirikan, hampir merata di kota-kota seluruh Indonesia. Hal ini,
menandakan perekonomian di kota Republik Indonesia mulai mengalami kemajuan.
Di segi sains dan teknologi, zaman sekarang sudah mengandalkan penggunaan
IPTEK (Ilmu pengetahuan dan Teknologi). Contohnya, seperti pendaftaran sekolah
dan kuliah telah menggunakan sistim online semua. Hal ini juga menunjukkan
kemajuan di bidang pendidikan. Akan tetapi, kemajuan dan perubahan zaman ini,
tidak semua masyarakat dapat mengikutinya dengan baik dan merasa bahagia.
Ada sebagian masyarakat yang mengalami stress akibat perkembangan dan
kemajuan zaman yang cenderung tidak dapat diikutinya. Hal ini, berdasarkan data
dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, bahwa populasi orang dewasa
Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar 11,6 persen atau 17,4 juta jiwa
mengalami gangguan mental emosional atau gangguan kesehatan jiwa berupa
kecemasan dan depresi (Disampaikan dalam seminar dalam rangka hari kesehatan
jiwa sedunia 28 September 2011). Selanjutnya hasil riset yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada
tahun 2013. Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.
Gangguan jiwa berat terbanyak di Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan
Jawa Tengah. Proporsi RT yang pernah memasang ART gangguan jiwa berat 14,3
persen dan terbanyak pada penduduk yang tinggal dipedesaan (18,2%), serta pada
kelompok penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah (19,5%). Prevalensi
gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0 persen. Provinsi dengan
prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk tertinggi adalah Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur.
Melihat fakta dilapangan, hal ini menjadi sebuah PR besar bagi semua lini
kehidupan, peran serta semua elemen masyarakat untuk menjaga hubungan yang
harmonis antara sesama individu masyarakat dan peran pemerintah untuk
memberikan stabilitas yang menyangkut masalah kenyamanan opinin masyarakat.
Dari paradigma di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat yang
mengalami stress akibat dari tekanan kehidupan yang dari hari ke hari beragam
permasalahannya.
Apa itu stress?
Selye mengatakan stress merupakan respon tubuh yang sifatnya non spesifik
terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Apabila individu mengalami gangguan pada
satu atau lebih organ tubuh sehingga individu tidak dapat lagi menjalankan fungsi
pekerjaan dengan baik, maka individu disebut mengalami distress. Akan tetapi,
apabila individu dapat mengatasi tekanan yang datang terhadap dirinya, tanpa ada
keluhan fisik maupun mental, maka individu tidak mengalami stress melainkan
disebut eustress.
keluar keringat dingin, kurang selera makan, dan sering buang air kecil. Selanjutnya
gejala psikis diantaranya, cemas, konsentrasi menurun, bersikap apatis (masak
bodoh), pesimis, hilang rasa humor, pendiam, malas beraktivitas, melamun, menjadi
pemarah. Selanjutnya seseorang yang mengalami stress dapat pula dilihat
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi tubuhnya. Menurut
Dadang Hawari, seseorang yang mengalami stress akan mengalami perubahan
fisiologis. Perubahan yang terjadi merupakan gangguan fungsional dari organ tubuh
individu yang mengalami stress. Keluhan fisik mempengaruhi kondisi mental dan
emosional, sehingga individu yang mengalami stress akan menjadi pemarah,
pemurung, pencemas, dan mengalami gangguan emosional lainnya.
Strategi Menghadapi Stress
Setelah mengetahui faktor yang mempengaruhi stress dan reaksi tubuh (fisik dan
psikologis) terhadap stress. Strategi menghadapi stress harus diketahui oleh setiap
individu manusia. Berdasarkan ulasan dari Dadang Hawari, ringkasan upaya
meningkatkan kekebalan terhadap stress diantaranya:
1. Menjaga pola makan dan istirahat yang cukup.
2. Membiasakan untuk menggerakan badan minimal 2 kali
seminggu (olahraga).
3. Mengurangi atau bahkan meninggalkan rokok dan minuman
keras.
4. Menjalin interaksi sosial yang baik.
5. Mendekatkan diri kepada Tuhan.
Melalui strategi menghadapi stress yang benar, seseorang dapat terhindar dari
keadaan stress yang menjadi distress. Melalui strategi stress, keadaan tekanan
yang dialami dapat menjadi eustress. Dalam arti kata, tekanan yang hadir dari
pelbagai aspek kehidupan, dapat menjadi pencetus semangat untuk menyelesaikan
dan memecahkan pelbagai masalah kehidupan.
http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/konsultasipk/manajemen-stress.htm
http://docplayer.info/2717851-Kesehatan-mental-kartika-saridewi.html#show_full_text
besar.
berbenturan
Pada
perkembangannya,
dengan
kompetensi
logika
psikolog
pelayanan
yang
publik
sebenarnya
ini
lebih
Aceh
sendiri,
kesehatan
mental
menjadi
topik
paling
populer
adalah
belum
sepenuhnya
dipahami
oleh
masyarakat.
psikolog (terutama bidang psikologi klinis), belum jelas tugas dan fungsi
psikolog dalam pelayanan puskesmas di Aceh, serta penempatan psikolog
di puskesmas belum diimplementasikan oleh regulasi daerah meskipun
dalam Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2006 telah tertuang butir tentang
kesehatan jiwa oleh psikolog klinis.
Dalam pendekatan psikologi klinis, treatment diberikan kepada seseorang
atau kelompok yang mengalami gangguan atau yang memiliki masalah,
dan klien menerima treatment tersebut. Kenyataannya, sering kali sulit
untuk
memastikan
siapa
yang
memerlukan
terapi
atau
bantuan
kasus;
menghubungkan
adalah
klien
proses
untuk
penilaian
layanan
yang
kebutuhan
tepat,
klien,
koordinasi
rumah
mereka,
pemantauan
obat-obatan,
dan
dari
pandangan
sosiokultual,
lingkungan
sosiokultural
dan
suatu
pendekatan
psikologis
dalam
penanganannya.