Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Ni Wayan Krisma Andiani
(P07120014063)
Tingkat II.2 D III Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
(Tarwoto dan Wartonah, 2006). Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan
aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpenito, Lynda Juall 2012). Kebutuhan
oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ atau sel. Seseorang biasanya mengalami masalah oksigenasi
disebabkan oleh:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas adalah Suatu keadaan ketika seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.
( Carpenito,Lynda Juall 2012).
2. Ketidakefektifan Pola Pernapasan adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan
dengan perubahan pola pernapasan. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
3. Gangguan Pertukaran Gas adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang aktual (atau
dapat mengalami potensial) antara alveoli paru paru dan sistem vaskular.
(Carpenito, Lynda Juall 2012).
B. Gejala dan Tanda (Data Mayor dan Minor)
1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a. Data Mayor
1. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
2. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas
b. Data Minor
1. Bunyi nafas abnormal
2. Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal
2) Ketidakefektifan Pola nafas
a. Data Mayor
1. Perubahan dalam frekuensi atau pola pernafasan (dari nilai dasar)
1
ventrikel kanan/kiri)
Bronkus
6. Penurunan motilitas
lambung, pengosongan lambung lama
7. Penurunan isi oksigen,penurunan saturasi oksigen, peningkatan
Terjebaknya udara di
PCO2, yang diperlihatkan
oleh hasil analisis gas darah
paru
8. Sianosis
C. Pohon Masalah
Gangguan
pengeluaran
mukus
Terjadi dengan
cepat dan luas
Akumulasi
mucus pada
bronkus
dispnea
KETIDAKEFEKTIFA
N BERSIHAN
JALAN NAFAS
KETIDAKEFEK
TIFAN POLA
NAFAS
2
Gangguan
pengembangan
paru/ kolaps
alveoli
Ventilasi dan
perfusi tidak
seimbang
GANGGUAN
PERTUKARAN
GAS
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret
d. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian oksigen
e.
f.
jika diperlukan.
Penggunaan ventilator mekanik
Fisoterapi dada
G. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
mengetahui
hubungan
dan
pengaruhnya
terhadap
terjadinya
38,50 C, sakit kepala, lemas, sakit perut hingga muntah-muntah (pada anakanak), faring berwarna merah, dan adanya edema.
7. Pola batuk dan Produksi sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah
batuk termasuk batuk kering, keras, dan kuat dengan suara mendesing, berat
dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker.
Juga dilakukan pengkajian apakah pasien mengalami sakit pada bagian
tenggorokan saat batuk kronis dan produktif serta saat dimana pasien sedang
makan, merokok, atau saat malam hari. Pengkajian terhadap lingkungan
tempat tinggal pasien ( apakah berdebu, penuh asap, dan adanya
kecenderungan mengakibatkan alergi) perlu dilakukan. Pengkajian sputum
dilakukan dengan cara memeriksa warna, kejernihan, dan apakah bercampur
darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien.
8. Sakit Dada
Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian
yang sakit, luas, intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan
nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada atau tidaknya hubungan
antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
9. Pengkajian Fisik
1) Inspeksi, pengkajian ini meliputi:
a. Pertama, penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah napas
spotan melalui hidung, mulut, oral, nasal, atau menggunakan selang
endotrakeal atau trachcostomi, kemudian menentukan status kondisi
seperti kebersihan, ada atau tidaknya sekret, pendarahan, bengkak, atau
obstruksi mekanik;
b. Kedua, perhitungan frekuensi pernapasan dalam waktu satu menit
( umumnya wanita bernapas lebih cepat) yaitu 20 kali permenit orang
dewasa, kurang dari 30 kali permenit pada anak-anak, pada bayi
pernapasan kurang dari 50 kali per menit.
c. Ketiga, pemeriksaan sifat pernapasan, yaitu torakal, abdominal dan
kombinasi dari keduanya.
d. Keempat, pengkajian irama pernapasan, yaitu menelaah masa inspirasi
dan ekspirasi. Pada keadaan normal ekspirasi lebih lama dari inspirasi
yaitu 2:1 pada orang sesak napas ekspirasi lebih cepat. Dalam keadaan
5
jaringan
paru-paru
bersifat musical.
b. Suara perkusi abnormal
6
merupakan
pengkajian
yang
sangat
bermakna
lemah,
kasar, suara
gesekan
terpotong
akibat
Diagnosa
/Tgl
Kep.
Ketidakefe
Setelah
ktifan
asuhan
bersihan
keadaan
jalan nafas
diharapkan
tidak.
Tujuan
jalan
Intervensi
Rasional
bersihan
nafas
nafas
dengan kriteria :
-Menunjukkan
jalan
2. Mengetahui
nafas,
seperti
semi fowler
wheezing
atau
bunyi
rochi,
yang
nafas bersih
4. Beri latihan
menunjukkan
-Suara nafas normal
pernafasan dalam dan
tertahannya
secret
tanpa suara tambahan
batuk efektif
obstruksi jalan nafas
-Tidak
ada
5. Kolaborasi humidikasi 3. Meningkatkan
penggunaan otot bantu
tambahan (nebulizer)
pengembangan
nafas
dan terapi oksigen
diafragma
-Mampu
melakukan
perbaikan
bersihan
4. Memudahkan
pernafasan
jalan nafas
membantu
mengeluarkan secret
8
dan
5. Membantu
menghangatkan
dan
mengencerkan secret
Ketidakefe
Setelah
selama x 24 jam
seperti
semifowler
dengan
3. Ajarkan teknik nafas
efektif
kriteria :
dalam
Menunjukkkan pola 4. Kolaborasi
dalam
kali/menit
dan
memudahkan
pernafasan
3. Memperbaiki
ekpansi
pemberian oksigenasi
1. Mengetahui
pola
nafas
dan
4. Memperbaiki
irama teratur
pola
Mampu
menjadi teratur
menunjukkan
perilaku peningkatan
fungsi paru
Gangguan
Setelah
diberikan 1. Pantau
pertukaran
asuhan
gas
selama x 24 jam
keperawatan
diharapkan
keadan 1. Mengetahui
mempertahankan
refill
pertukaran gas yang
3. Kurangi
aktivitas
normal dengan kriteria
pasien
:
4. Beri posisi pasien
-Menunjukkan
yang
nyaman,
sirkulasi
penting untuk
pertukaran
gas
ke
jaringan
3.Mengurangi kebutuhan
seperti semifowler
5. Kolaborasi
dalam
oksigenasi jaringan
akan oksigen
-Tidak ada gejala
pemberian
4.Memudahkan
distres pernafasan
oksigenasi
pernafasan
5.Memaksimalkan
sediaan
oksigen
khususnya
ventilasi
menurun
J. Referensi
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi
13. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Tarwonto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
10
Mengetahui
Pembimbing Praktik
(
NIP.
Mengetahui
Pembimbing Akademik
11