You are on page 1of 84

K

HUS

BA

TI

DA

613.0432
Ind
p

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2013

DA
HUS

BA

TI

613.0432
Ind
p

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2013

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI


613.043 2
Ind
p

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat


Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman kurikulum pelatihan kader seri kesehatan
anak.---- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI 2013
ISBN 978-602-235-365-2

1. Judul

I. CHILD HEALTH SERVICES

KATA PENGANTAR
Salah satu prioritas Kementerian Kesehatan adalah meningkatkan kelangsungan hidup bayi
dan balita. Masih tingginya kesakitan dan kematian yang terjadi pada usia ini memerlukan
perhatian dan dukungan dari semua pihak, baik keluarga, masyarakat, pemberi pelayanan
kesehatan, profesi serta lembaga swadaya masyarakat termasuk swasta.
Bayi dan balita, terutama bayi baru lahir (0-28 hari) sangat rentan dan mudah terkena penyakit karena daya tahannya masih lemah. Untuk itu perlu peningkatan pengetahuan dan
keterampilan keluarga dan masyarakat untuk perawatan, pengasuhan dan deteksi dini penyakit yang sering dijumpai pada anak serta jenis dan manfaat imunisasi. Masa bayi dan
balita, merupakan golden periode pertumbuhan dan perkembangan, oleh karenanya perlu
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan stimulasi agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Kader merupakan orang terdekat dengan keluarga dan masyarakat sehingga mempunyai
peran yang sangat besar dalam memberikan pesan kesehatan, terutama kesehatan ibu dan
anak. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader secara berkala penting dan dapat
dilakukan oleh semua pihak dengan demikian diharapkan kader menjalankan fungsinya dengan lebih percaya diri dan sesuai dengan ilmu terkini.
Buku Pedoman Kurikulum Pelatihan Kader Seri Kesehatan Anak bertujuan memudahkan
proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengimplementasikan
Buku Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak dengan harapan kader mendapat gambaran
utuh pada saat mengimplementasikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah berkontribusi sehingga
tersusunnya buku ini. Ucapan terima kasih pula kami sampaikan kepada GAVI (Global
Alliance for Vaccine and Immunization) yang telah memfasilitasi tersusunnya buku ini dan
pada saat ujicoba serta pelaksanaan pelatihan kader di semua kabupaten binaan GAVI.
Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Direktur Bina Kesehatan Anak

dr. Jane Soepardi

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

iii

TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab:
dr. Jane Soepardi Direktur Bina Kesehatan Anak
Kontributor (disebutkan dalam urutan abjad):
Ari Ruspitasari, SKM, Deswani, M.Kep, SpMat, Dewi Sukorini, SKM, MPd, Dina Milana Anwar,
dr. Eli Zabet, SKM, M.Kes, Esti Katherini Adhi, SST, Eviana S Tambunan, SKM, MKM, Firman
Rachmatullah, dr. MKM; Gita Nirmala Sari, SST, M.Keb, Inne, SKM, Ida Ayu P Merthawi,
dr. Kartini Herawati, Kasbah, SKM, Kusbandriyo, SKM, Lovely Daisy, dr, MKM, Lucia Pardede,
Luqman Yanuar Rachman, dr. Maria Sondang Margaret, dr. Mujaddid, dr. MMR, Nita Syamsi, Hj.
Salma Tuasikal, SKM, Sri Mulyani, SPd, M.Kes, Syahrial, dr. Ir. Titin Hartini, MSc,Woro Sandra
Aryani, SKM, Yayu Anggraeni, BSc, Yenni Yuliana, dr. Yunita Rina Sari, dr. Yuyun Wahyuni, SKM
Penyunting:
dr. Erna Mulati, MSc-CMFM Kasubdit Bina Kelangsungan Hidup Bayi

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
v

BAB I Pendahuluan


1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Filosofi

1.4 Sertifikasi

BAB II Peran, Fungsi dan Hasil yang Diharapkan

1
2
2
2
2
2





BAB III







BAB IV

2.1 Peran
2.1 Fungsi
2.3 Hasil yang Diharapkan
Peserta, Fasilitator, Narasumber dan Penyelenggaraan
3.1 Peserta
3.1.1 Kriteria Peserta
3.1.2 Jumlah Peserta
3.2 Narasumber dan Fasilitator
3.3 Penyelenggaraan

Alir Proses Pembelajaran dan Metode


4.1 Alir Proses Pembelajaran
4.2 Metode Pelatihan


BAB V Struktur Program

Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)


BAB VI Evaluasi

REFERENSI
LAMPIRAN

3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
6
6
7
8
9

20
21
23

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

vii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi dan Balita merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat
kesehatan suatu negara. Keberhasilan indikator ini ditunjukan dengan pencapaian
Millenium Development Goals yang disepakati oleh 189 Negara di tahun 2000
utamanya MDG 4. Sebagai salah satu negara yang menandatangani kesepakatan
global (MDGs) Indonesia telah berupaya menekan laju Angka Kematian Bayi dan
Balita (AKB dan AKABA), sehingga diharapkan tercapai penurunan Angka
Kematian Bayi 23 per 1000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Balita 32 per 1000
kelahiran hidup (KH) pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) penurunan AKB
dan AKABA tidak menunjukkan angka yang cukup signifikan. Berikut gambaran Angka
Kematian Neonatal (AKN), AKB dan AKABA berdasarkan SDKI 2002-2003, 2007
dan 2012 yaitu; 20/1000 KH, 35/1000 KH, 45/1000 KH menjadi 19/1000 KH, 34/1000
KH, 44/1000 KH dan 19/1000 KH, 32/1000 KH dan 40/1000 KH. Perlu adanya upaya
percepatan penurunan angka kematian bayi dan balita, utamanya kematian pada
bayi baru lahir mengingat penyebab kematian terbanyak terjadi pada periode ini.
Penguatan di tingkat keluarga dan masyarakat terkait perawatan, pengasuhan dan
deteksi dini penyakit menjadi penting, demikian pula dengan peningkatan akses
dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Berdasarkan survey 80-90 persen kematian bayi dan balita dapat diatasi di tingkat
pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Optimalisasi pemanfaatan pelayanan
kesehatan dasar sangat tergantung dari deteksi dini di tingkat keluarga dan masyarakat
serta pola pencarian pertolongan pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan berbasis masyarakat seperti Posyandu dan Poskesdes
merupakan unit pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat. Dengan
demikian peran kader sebagai orang yang terdekat dengan keluarga dan masyarakat
menjadi sangat penting dalammenyampaikan pesan-pesan kesehatan, kesehatan
anak, antara lain pemenuhan gizi seimbang, imunisasi dasar lengkap,stimulasi dan
deteksi dini tumbuh kembang anak secara sederhana, serta pengenalan dini penyakit
tersering pada anak serta tanda-tanda bahayanya.

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

1.2. Tujuan Pelatihan


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan kader dalam memfasilitasi pengetahuan dan
keterampilan ibu dan keluarga tentang kesehatan anak dan pemberian
imunisasi dasar
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Tersedianya pedoman kurikulum penyelenggaraan pelatihan kader terkait
dengan materi kesehatan anak
2) Meningkatnya keterampilan kader dalam memotivasi ibu, keluarga dan
masyarakat untuk membawa bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
3) Meningkatnya keterampilan kader dalam memfasilitasi ibu dan keluarga
dalam perawatan bayi baru lahir, pemenuhan gizi yang tepat serta melakukan
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak
4) Meningkatnya keterampilan kader dalam memberikan pengetahuan kepada
ibu, keluarga dan masyarakat mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi dan
balita sakit
5) Meningkatnya keterampilan kader dalam memberikan pengetahuan dan
memfasilitasi ibu, keluarga dan masyarakat dalam melakukan pertolongan
pertama pada bayi dan anak sakit
1.3 Filosofi
Pelatihan Kader Seri Kesehatan Anak ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogi, yaitu bahwa selama pelatihan kader berhak untuk:
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada bayi dan balita
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada dalam
konteks pelatihan
c. Dihargai keberadaannya
d. Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri.
2. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk :
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan dengan
menggunakan metode pembelajaran antara lain diskusi kelompok, simulasi,
role play dan latihan baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
1.4 Sertifikasi
Sertifikat/piagam pelatihan untuk peserta ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota.

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

BAB II
PERAN, FUNGSI DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
2.1 Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini kader diharapkan lebih berkompeten dalam memberikan
penyuluhan dan memfasilitasi ibu, keluarga dan masyarakat terkait dengan kesehatan
anak
2.2 Fungsi
Dalam menjalankan perannya sebagai kader terkait kesehatan anak, kader mempunyai
fungsi:
1) Memberikan pengetahuan tentang kesehatan anak kepada ibu, keluarga dan
masyarakat
2) Memotivasi dan menggerakan masyarakat untuk pemanfaatan pelayanan
kesehatan anak
3) Memotivasi ibu dan keluarga untuk mencari pertolongan pelayanan kesehatan
bilamana diperlukan
2.3 Hasil yang Diharapkan
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki kemampuan:
1) Memahami perannya dalam kesehatan anak
2) Memahami dan melaksanakan teknik komunikasi dan motivasi kepada ibu, keluarga
dan masyarakat
3) Menjelaskan dan memotivasi keluarga dan masyarakat dalam perawatan bayi baru
lahir, bayi dan balita
4) Menjelaskan dan memfasilitasi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi pada bayi
dan balita
5) Memotivasi ibu dan keluarga untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi
dasar lengkap
6) Memfasiltasi ibu dan keluarga dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi
dan balita
7) Memfasilitasi keluarga untuk mendapatkan pertolongan ke petugas kesehatan
8) Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai yang termuat pada buku KIA dan
pencatatan pada posyandu.

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

BAB III
PESERTA, FASILITATOR,
NARASUMBER DAN PENYELENGGARAAN
3.1. Peserta
3.1.1. Kriteria Peserta
Kader yang berdomisili di wilayahnya
Kader yang memiliki komitmen menyampaikan pengetahuan yang
diperolehnya kepada ibu, keluarga dan masyarakat
3.1.2. Jumlah peserta
Dalam 1 (satu) kelas peserta berjumlah maksimal 30 orang
3.2. Narasumber dan Fasilitator
Narasumber dan Fasilitator adalah tim Kabupaten/Kota yang memiliki kemampuan,
menyampaikan materi sesuai Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP),
memotivasi dan memfasilitasi peserta menyampaikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperolehnya kepada ibu, keluarga dan masyarakat.
Tim Kabupaten/Kota terdiri dari:
1. Pengelola Program Kesehatan Anak
2. Pengelola Program Gizi
3. Pengelola Program Promkes
4. Pengelola Program Imunisasi
5. TP PKK Pokja IV Tingkat Kabupaten/Kota.
3.3. Penyelenggaraan
a. Pihak penyelenggara:
Penyelenggaran pelatihan ini adalah Pemerintah Kabupaten/Kota, Organisasi
Kewanitaan yang ada di Kabupaten/Kota serta lembaga donor.
b. Tempat Penyelenggaraan:
Pelatihan diselenggarakan di ruangan yang dapat menampung proses
pembelajaran dan melakukan proses simulasi bagi 30 orang peserta (dalam
pembagian minimal menjadi 2 kelompok).

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

c. Logistik pelatihan:
ATK:
1. Spidol
2. Binder klip
3. Name tag
Audiovisual
1. LCD
2. Laptop
3. Bahan tayang
4. VCD (IMD dan BBLR, cara memandikan bayi yang benar)
5. mikrofon
Alat bantu pelatihan:
1. Flip chart
2. Boneka BBLR
3. Baju kanguru/kain
4. Topi, sarung tangan, kaus kaki bayi baru lahir
5. Sabun
6. Baskom
7. Selimut
8. Handuk
9. Kit phantom menyusui
10. Timbangan Dacin
11. Poster, leaflet, lembar balik
12. Oralit
13. Gelas
14. Air
Buku-buku pedoman dan form pencatatan:
1. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak
2. Buku KIA
3. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas
4. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi
5. Panduan Pelatihan Kader Posyandu
6. Format evaluasi peserta
7. Format SIP (Sistem Informasi Posyandu)

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

BAB IV
ALIR PROSES
PEMBELAJARAN DAN METODE
4.1. ALIR PROSES PEMBELAJARAN
Tahap I : Pencairan peserta agar siap mengikuti pelatihan
Tahap II : Pembekalan materi dan keterampilan
Tahap III : Peserta melakukan praktik fasilitasi

Gambar Diagram Alir Proses Pembelajaran dan Metode


Pembukaan

BLC

Wawasan
Peran Kader Kesehatan
Teknik Komunikasi dan Motivasi
Metode : CTJ, bermain peran

Pengetahuan dan Keterampilan


1.
2.
3.
4.
5.

Kesehatan bayi
Gizi
Imunisasi
Tumbuh kembang balita
balita
Penyakit tersering pada
pada anak
anak

Metode
CTJ, Simulasi, Diskusi, Studi Kasus,
Kasus, Role
Role
Play, Demonstrasi, Teknik
, Teknikfasilitasi
fasilitasi

RTL

Penutupan

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

4.2 Metode Pelatihan


Metode yang pakai dalam pelatihan ini antara lain:
1. Simulasi
Adalah metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang
mirip dengan kejadian sesungguhnya
2. Ceramah Tanya Jawab (CJT)
Metode ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah peserta ajar yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Metode tanya jawab bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan peserta mengenai fakta-fakta yang telah disampaikan
narasumber/pengajar.
3. Diskusi/Curah Pendapat
Metode diskusi/curah pendapat bertujuan tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/ pengalaman di antara peserta, sehingga dicapai kesepakatan
pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan
tersebut, peserta dapat saling beradu pendapat untuk meyakinkan peserta lainnya.
Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Metode
diskusi ini merupakan cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dengan
metode diskusi keberanian dan kreativitas peserta dalam mengemukakan gagasan
menjadi terangsang, peserta terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai
dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka
akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
4. Bermain peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan
perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai dengan tujuan untuk menghayati perasaan,
sudut pandang dan cara berpikir orang lain.
5. Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan pada pengajaran manipulatif dan
keterampilan, pengembangan pengertian, untuk menunjukkan bagaimana
melakukan praktik-praktik baru dan memperbaiki cara melakukan sesuatu.

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

BAB V
STRUKTUR PROGRAM
DAN GARIS-GARIS BESAR PROSES PEMBELAJARAN
(GBPP)

MATERI

A. Materi Dasar
1. Peran kader Kesehatan
2. Teknik komunikasi dan
motivasi
B. Materi Inti
1. Kesehatan bayi
2. Gizi
3. Imunisasi
4. Tumbuh kembang balita
5. Penyakit tersering pada anak
C. Materi Penunjang
1. Building Learning Commitment
(BLC)/ Membangun komitmen
belajar
JUMLAH

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

PL

JUMLAH

1
1

2
2

3
3

1
1
1
1
2

2
2
2
2
2

3
3
3
3
4

15

23

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Peran Narasumber :
1.Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik :
1) Peran kader kesehatan
Penggerakan masyarakat
Penyuluhan
Pemantauan
2) Garis besar isi buku Pedoman Kader Seri Kesehatan anak:
a. Kesehatan bayi
b. Gizi
c. Imunisasi
d. Tumbuh kembang
e. Penyakit pada anak

Setelah mengikuti materi ini peserta diharapkan lebih mampu:


1. Menjelaskan peran kader
1. Peran kader
kesehatan anak
kesehatan
- Penggerakan
2. Menjelaskan isi buku
masyarakat
pedoman kader seri
Penyuluhan
kesehatan anak
- Pencatatan
2. Garis besar isi buku
Pedoman Kader Seri
Kesehatan anak :
Kesehatan bayi
Gizi
Imunisasi
Tumbuh kembang
Penyakitt ersering
pada anak
3. Sistem Informasi
Posyandu

Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
1. LCD
2. Laptop
3. Bahan
tayangan
4. Format SIP
5. Spidol
6. Flip chart
7. Panduan
simulasi (di
masyarakat,
di posyandu,
di pertemuan
tokoh
masyarakat)

1. Brain
storming
2. Ceramah
3. Bermain
peran

1. Pedoman Kader Seri


Kesehatan Anak
2. Buku Kesehatan Ibu dan
Anak
3. Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju Keluarga
Sadar Gizi
4. Panduan Pelatihan Kader
Posyandu
5. Sistem Informasi Posyandu
6. Buku Rakernas dan rakon
TP PKK

Referensi

Peran Peserta :
1. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan
hal-hal yang tidak diketahui
2. Mempraktikkan pencatatan dan pelaporan posyandu

Media dan Alat


Bantu

Metode

: MD-1
: Peran Kader Dalam Menerapkan Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak
:3
1 JPL
JPL (T=1 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih memahami perannya dalam kesehatan anak

Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

10

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

3. Motivasi
masyarakat

2. Teknik Menyuluh

1. Komunikasi Efektif

1. Curah
pendapat
2. Presentasi
3. Tanya
jawab
4. Bermain
Peran

Metode

1. LCD
2. Laptop
3. Bahan
tayangan
4. Panduan
diskusi
5. Skenario
bermain
peran

Media dan
Alat Bantu

1. Panduan Pelatihan Kader


Posyandu
2. Buku Panduan Kader
Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi
3. Pedoman Kader Seri
Kesehatan Anak

Referensi

Peran Narasumber dan fasilitator :


Peran peserta latih :
1.Mempersiapkan bahan penyajian singkat terkait dengan materi:
1. Aktif dalam proses curah pendapat
1) Komunikasi Efektif
2. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
2) Teknik Menyuluh
3. Berperan aktif dalam proses bermain peran
3) Motivasi masyarakat
2.Mempersiapkan skenario dan bahan untuk bermain peran
3.Memfasilitasi peserta dalam berkomunikasi, menyuluh dan memotivasi

3. Memotivasi masyarakat untuk


ke posyandu dan fasilitas
kesehatan

2. Melakukan Penyuluhan

efektif

1. Membangun Komunikasi yang

Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu:

Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan

: MD-2
: Teknik Komunikasi dan Motivasi
: 3 JPL (T=1 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih memahami dan mampu melaksanakan Teknik Komunikasi dan Motivasi

Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

11

3.
4.
5.

2.

1.

Peran Narasumber dan Fasilitator :


1. Mempersiapkan bahan penyajian singkat materi:
1) Perawatan bayi baru lahir
2) Menjaga bayi tetap hangat
3) Tanda bahaya baru lahir
4) BBLR
5) Perawatan Metode Kanguru
bayi baru Lahir
6)
7) Infeksi pada Bayi Baru Lahir
2. Mempersiapkan bahan demonstrasi dan simulasi Perawatan Metode Kanguru
pada bayi berat lahir rendah

Pokok Bahasan/
Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu :
1. Melakukan dan memfasilitasi 1. Perawatan bayi
baru lahir
ibu dalam melakukan
2. Menjaga bayi
perawatan bayi baru lahir
2. Menjelaskan cara menjaga
tetap hangat
bayi tetap hangat
3. Tanda-tanda
3. Mengenali dan menjelaskan
bahaya baru
Tanda bahaya bayi baru
lahir
lahir
4. BBLR
4. Mengenali dan menjelaskan
5. Perawatan
Bayi Berat Lahir Rendah
Metode
5. Melakukan dan
Kanguru
memfasilitasi ibu dan
6. Asfiksia bayi
keluarga dalam
baru Lahir
melaksanakan perawatan
7. Infeksi pada
metode kanguru
Bayi baru Lahir
6. Mengenali, menjelaskan dan
memfasilitasi keluarga untuk
membawa bayi dengan
asfiksia ke fasilitas
kesehatan
7. Menjelaskan dan merujuk
infeksi pada bayi baru lahir
12.

7.
8.
9.
10.
11.

6.

1.
2.
3.
4.
5.

LCD
Laptop
Tayangan
Boneka BBLR
Baju kanguru/
kain
Topi, sarung
tangan, kaus
kaki bayi baru
lahir
Sabun
Baskom
Selimut
Handuk
Petunjuk
Demonstrasi
Petunjuk
Simulasi

Media dan Alat


Bantu

1. Pedoman Kader Seri


Kesehatan Anak
2. VCD Perawatan Metode
Kanguru

Referensi

Peran peserta latih :


1. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan
hal-hal yang tidak diketahui
2. Berperan aktif dalam proses simulasi dan bermain peran

3. Mempersiapkan bahan demonstrasi dan simulasi Memandikan bayi


4. Mempersiapkan kuis
5. Mengamati dan memberi masukan pada proses bermain peran

Ceramah,
tanya jawab
Pemutaran
film metode
kanguru
Simulasi
Demonstrasi
Kuis

Metode

: MI-1
: Kesehatan Bayi
: 3 JPL (T=1 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu, menjelaskan dan memotivasi keluarga dan masyarakat
dalam perawatan bayi

Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

12

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

IMD dan cara


pelaksanaan
Manfaat ASI Eksklusif

dan faktor-faktor
pendukung keberhasilan
ASI Eksklusif
.Teknik menyusui yang baik
dan benar dan memfasilitasi
ibu dan keluarga dalam
melaksanakan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif
Pentahapan pemberian
Makanan Pendamping ASI
Macam-macam MP-ASI dan
cara pembuatannya
Manfaat kapsul vitamin A
Tanda-t anda Gizi buruk dan
merujuk ke tenaga Kesehatan

ASI Eksklusif:

Eksklusif
2 .Teknik
menyusui
yang baik dan
benar
3. Makanan
Pendamping ASI
4. Macam-macam
Makanan
Pendamping
ASI dan cara
pemberiannya
5. Kapsul vitamin A
Gizi buruk dan
rujukan

1. IMD dan ASI

6.

5.

2.
3.
4.

1.

Laptop
Tayangan
KIT phantom
menyusui
(Boneka,
payudara)
Scenario
bermain
peran
Contoh
Makanan
Pendamping
ASI dengan
jenis dan
porsi sesuai
umur (bahan
lokal)

LCD

Pedoman Kader Seri

Kesehatan Anak
2 .VCD IMD
3. Buku KIA

1.

Referensi

Peran peserta latih :


1. Mempelajari materi sebelum proses pembelajaran
2. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta
menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
3. Berperan aktif dalam proses bermain peran dan simulasi

2. Mempersiapkan bahan tayang


3. Mempersiapkan bahan untuk simulasi pemberian makanan pendamping ASI
4. Mempersiapkan skenario untuk bermain peran
5. Mengamati dan memberi masukan pada proses bermain peran

tanya jawab
2.pemutaran
film IMD
3. bermain
peran
4. simulasi
pemberian
Makanan
Pendamping ASI

1. Ceramah,

Peran Narasumber dan Fasilitator :


1. Mempersiapkan bahan penyajian singkat materi:
1) IMD dan ASI Eksklusif
2) Teknik menyusui yang baik dan benar
3) MP-ASI (Makanan pendamping ASI)
4) Macam-macam MP-ASI (Makanan pendamping ASI) dan cara pemberiannya
5) Kapsul vitamin A
6) Gizi buruk dan rujukan

5.
6.

4.

3.

1.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Media dan Alat


Bantu

: MI-2
: Gizi
: 3 JPL (T=1 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu menjelaskan dan memfasilitasi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
gizi pada bayi dan balita

Pokok Bahasan/
Sub Pokok
Metode
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu menjelaskan:

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

13

Peran Narasumber dan Fasilitator :


1. Mempersiapkan bahan penyajian singkat materi:
a. Pengertian Imunisasi
b. Manfaat imunisasi
c. jenis imunisasi
d. Jadual pemberian
e. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2. Mempersiapkan skenario untuk bermain peran
3. Mengamati dan memberi masukan pada proses bermain peran

1. Ceramah tanya
jawab
2. Curah
pendapat
3. Bermain peran

Metode

1.
2.
3.
4.
5.

LCD
Laptop
Tayangan
Flipchart
Spidol

Media dan Alat


Bantu

1. Pedoman Kader Seri


Kesehatan Anak
2. Pedoman Teknis Imunisasi
Tingkat Puskesmas

Referensi

Peran peserta latih :


1. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
2. Berperan aktif dalam diskusi dan proses bermain peran

Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu:


1. Menjelaskan pengertian
1. Pengertian
Imunisasi
Imunisasi
2. Menjelaskan kenapa anak
2. Manfaat
perlu diimunisasi
imunisasi
3. Menjelaskan jenis-jenis
3. jenis imunisasi
imunisasi dan jadual
4. Jadwal
pemberian
pemberian
4. Menjelaskan penyakit yang
5. Penyakit yang
dapat dicegah dengan
dapat dicegah
imunisasi
dengan
5. Memotivasi dan
imunisasi
memfasilitasi ibu dan
keluarga untuk membawa
anaknya mendapatkan
imunisasi

Pokok Bahasan/
Sub Pokok
Bahasan

: MI-3
: Imunisasi Pada Anak
: 3 JPL (T=1 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu memotivasi ibu dan keluarga untuk membawa anaknya
mendapatkan imunisasi

Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

14

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Peran Narasumber dan Fasilitator :


1. Mempersiapkan bahan penyajian singkat materi:
1) Penggolongan berat badan anak sesuai dengan KMS
2) Pemenuhan gizi pada bayi dan balita berdasarkan hasil penimbangan
3) Tahapan perkembangan bayi dan anak balita
4) Stimulasi sesuai dengan tahapan umur
5) Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan
6) Rujukan kasus kelainan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mempersiapkan alat demonstrasi
3. mempersiapkan metode pembelajaran untuk:

1.LCD
2.Laptop
3.Timbangan Dacin
4.Poster, leaflet,
lembar balik
5.Buku KIA

Media dan Alat Bantu

Referensi

1.Pedoman Kader Seri


Kesehatan Anak
2.Buku KIA

Peran peserta latih :


1. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta
menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
2. Berperan aktif dalam proses demonstrasi

1) Melakukan menimbangan pada bayi dan balita


2) Mengisi KMS pada buku KIA dan menggolongkan
3) Simulasi stimulasi perkembangan anak
4. Mengamati dan memberi masukan pada proses demonstrasi

1. Ceramah
2. Curah
pendapat
3. Demonstrasi

Metode

MI-4
Tumbuh Kembang Bayi dan anak Balita
3J PL (T= 1JPL, P= 2JPL, PL= 0J PL)
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu memfasiltasi ibu dan keluarga dalam
melakukan stimulasi tumbuh kembang bayi dan anak balita

Pokok Bahasan/
Sub Pokok
Bahasan
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu:
1. Penggolongan
1.Melakukan penggolongan
berat badan
berat badan anak sesuai
anak sesuai
dengan KMS
2.Memotivasi ibu dan
dengan KMS
2. Pemenuhan
keluarga melakukan
gizi pada bayi
pemenuhan gizi pada bayi
dan balita
dan balita berdasarkan hasil
berdasarkan
penimbangan
hasil
3.Menjelaskan secara
penimbangan
sederhana tahapan
3. Tahapan
perkembangan bayi dan
perkembangan
anak balita
bayi dan anak
4.M emfasilitasi keluarga
balita
dalam menstimulasi sesuai
4.Stimulasi
dengan tahapan umur
sesuai dengan
5.Menjelaskan secara
tahapan umur
sederhana deteksi dini
5. Deteksi dini
gangguan pertumbuhan dan
gangguan
perkembangan
pertumbuhan
6.Melakukan rujukan jika
dan
dijumpai adanya kasus
perkembangan
kelainan pertumbuhan dan
6. Rujukan kasus
perkembangan
kelainan
pertumbuhan
dan
perkembangan

:
:
:
:

Tujuan Pembelajaran
Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

15

Peran Narasumber dan Fasilitator :


1. Mempersiapkan bahan penyajian sesuai dengan topik:
1) diare
4) campak
2) pneumonia
5) demam berdarah
3) malaria

1. Ceramah
tanya jawab
2.Curah
pendapat
3.Demonstrasi
4.Kuis

Metode
1. LCD
2. Laptop
3.O ralit
4. Gelas
5. Air
6. Video cara
menghitung
nafas
7. Jam tangan
atau Air timer

Media dan Alat


Bantu
1. Pedoman Kader
Seri Kesehatan
Anak
2. Buku KIA

Referensi

Peran peserta latih :


1. Menyimak dan aktif dalam proses pembelajaran serta menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
2. Berperan aktif dalam proses demonstrasi

2. Mempersiapkan alat demonstrasi dan bermain peran


3. Mengamati dan memberi masukan pada proses demonstrasi dan bermain peran

Pokok Bahasan/ Sub


Pokok Bahasan
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu:
1.Menjelaskan secara garis besar
1.Penyakit-penyakit
yang sering
penyakit yang sering dijumpai
dijumpai pada
pada anak, seperti:diare,
anak:
pneumonia, demam berdarah,
diare
malaria dan campak
2.Menjelaskan tentang pengertian,
pneumonia
deteksi dini/tanda-tanda
malaria
awal,pertolongan pertama dan
campak
tanda-tanda bahaya dari:
demam
diare
berdarah
pneumonia
2.Pengertian, deteksi
malaria
dini/tanda-tanda
campak
awal,pertolongan
demam berdarah
pertama dan
3 .Memfasilitasi rujukan bayi dan
tanda-tanda
bahaya dari:
balita sakit
diare
4.Melakukan langkah-langkah
membuat oralit
pneumonia
5.Melakukan hitung nafas pada bayi
malaria
dan balita
campak
6.Melakukanp erawatan balita sakit
demam
di rumah
berdarah
7.Menjelaskan cara pencegahan:
3.Rujukan bayi dan
penyakit diare, Pneumonia,
balita sakit
demam berdarah dan campak
4.Cara pembuatan
oralit
5.Cara menghitung
nafas pada bayi
dan balita
6.Perawatan bayi
dan balita sakit di
rumah
7.Pencegahan
penyakit pada
bayi dan balita

: MI-5
: Penyakit-penyakit yang sering dijumpai pada anak
: 4 JPL (T=2 JPL, P=2 JPL, PL=0 JPL)
: Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu memfasilitaskan keluarga untuk mendapatkan pertolongan
ke petugas kesehatan

Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor
Materi
Waktu
TPU

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN


PELATIHAN KADER UNTUK KESEHATAN ANAK

CATATAN FASILITATOR/ NARASUMBER


1. Saat penugasan peserta dibagi kelompok, masing kelompok terdiri dari
8 - 10 orang
2. Masing masing kelompok didampingi oleh fasilitator
3. Semua peserta harus diberi kesempatan untuk praktek menyuluh
4. Fasilitator langsung memberikan umpan balik dalam setiap proses
pembelajaran
5. Fasilitator harus mengisi format evaluasi peserta

FORMAT EVALUASI PESERTA


NO

NAMA PESERTA

1
2
3
4
5
dst

Catatan :
Nilai : baik/sedang/kurang

16

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

ASAL

PENGUASAAN
MATERI

KEMAMPUAN
MENYULUH

PETUNJUK PENUGASAN
MD 1 : PERAN KADER KESEHATAN
Contoh Skenario Bermain peran :
- Ibu Ira baru melahirkan anak kedua, dua hari yang lalu di puskesmas
- Kader datang berkunjung ke rumah ibu Ira, ternyata anak pertama bu ira yang
berumur 4 tahun mengalami panas tinggi.
- Apa yang perlu disampaikan dan dilakukan kader kepada keluarga ?
- Fasilitator memberikan umpan balik
Kunci jawaban :
- Kader menyampaikan tentang perawatan bayi baru lahir dan kunjungan ulang bayi
- Pemeriksaan jentik nyamuk, memeriksa apakah bayi tidur dibawah kelambu
- Memotivasi keluarga untuk memeriksakan anak demam kepada petugas kesehatan
MD 2 : TEKNIK KOMUNIKASI DAN MOTIVASI
Contoh Skenario bermain peran :
- Satu orang menjadi ibu Susi yang kesal pada kader karena selalu menganjurkan
untuk datang ke posyandu. Andi anak ibu Susi sudah berumur 3 tahun (terlihat kurus,
perut buncit, rambut kuning). Ibu Susi menganggap tidak perlu lagi menimbang berat
badan anaknya.
- Satu orang menjadi ibu Lastri, mertua ibu Susi yang selalu menyindir- nyindir kader
sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain
- Fasilitator meminta peserta untuk berperan :
1 orang sebagai Kader yang memotivasi Ibu Susi untuk datang ke Posyandu
1 orang sebagai kader yang memberi penyuluhan kepada Ibu Lastri
1 orang sebagai Ibu Susi
1 orang sebagai Ibu Lastri
- Fasilitator meminta kader untuk menceritakan kesannya dalam melaksanakan
penyuluhan
- Fasilitator meminta tanggapan dari peserta lain.
- Fasilitator meminta peserta untuk membahas hal-hal:
Apakah kader memiliki pengalaman seperti kasus di atas
Bagaimana sikap kader jika diperlakukan demikian
- Fasilitator memberi umpan balik

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

17

MI 1 : Kesehatan Bayi
Contoh kasus :
Ibu Endang memiliki bayi perempuan berumur 1 minggu, BB 1,7 kg yang pusarnya
kemerahan dan badannya panas serta tidak mau menyusu.
Pertanyaan :
1. Apa yang kader pikirkan tentang kondisi kasus di atas?
2. Apa yang harus dilakukan kader terhadap ibu Endang?
Jawaban Kunci
1. Bayi tersebut Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan kemungkinan infeksi berat
2. Melaporkan dan rujuk ke petugas kesehatan terdekat
3. Memotivasi ibu untuk memakai metode kanguru.
4. Memotivasi ibu untuk terus menyusui bayinya
5. Memotivasi ibu untuk memantau pertumbuhan berat badan bayinya
MI 2 : Gizi
Contoh kasus :
Anto,anak laki laki umur 10 bulan, datang ke posyandu pada bulan Maret. Bulan lalu
beratnya 8 kg. BB sekarang 8,2kg
Pertanyaan:
1. Apakah BB Anto bulan ini naik?
2. Masukkan data Anto dalam KMS
3. Apa yang disarankan untuk ibu Anto?
4. Imunisasi apa saja yang sudah harus Anto dapatkan?
Jawaban Kunci :
1. BB Anto tidak naik karena tidak memenuhi kenaikan berat badan minimal (KBM)
2. Saran untuk ibu Anto:
Tetap beri ASI dan MP ASI
Cara menyusui yang benar
Cara pemberian MP ASI yang benar
Tanyakan apakah Anto sudah mendapatkan kapsul Vit A bulan lalu.
Bila belum mendapatkan, anjurkan untuk mendapatkan kapsul Vit A.
Bila Anto belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap, anjurkan untuk
mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun.
MI 3: IMUNISASI
Contoh kasus 1
Seorang bayi perempuan, Santi umur 3 bulan. Saat datang ke posyandu status
KMS sudah mendapatkan BCG, Polio1 polio 2, DPT HB1 dan DPT HB2.

18

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Pertanyaan:
Pada saat datang, imunisasi apa yang dianjurkan untuk Santi?
Jawaban:
DPT HB3. Polio 4
Contoh kasus 2
Pada saat kader berkunjung ke rumah Santi ditemui Santi dalam keadaan panas
setelah mendapatkan imunisasi DPT HB3.
Pertanyaan:
Apa yang dilakukan kader?
Jawaban :
Kader menjelaskan bahwa panas terjadi karena vaksin sedang bereaksi di dalam
tubuh untuk membentuk kekebalan tubuh. Lanjutkan pemberian ASI, semakin
sering lebih baik. Jika panas tinggi anjurkan untuk dikompres dengan air hangat dan
minum obat penurun panas. Bila panas tetap tinggi, kader melapor kepada petugas
kesehatan dan menganjurkan ibu untuk membawa anak ke petugas kesehatan .
MI 4 : TUMBUH KEMBANG BAYI BALITA
1. Fasilitator memperagakan cara penimbangan yang benar
2. Seorang anak laki laki, Budi, umur 18 bulan BB : 12 kg,
dibawa bapaknya ke posyandu. Setelah dilakukan deteksi tumbuh kembang
ditemukan Budi belum bisa berjalan dan belum bisa mengucapkan kata seperti
mama, papa. Kondisi fisik anak normal.
Pertanyaan :
1. Apakah perkembangan anak ini normal sesuai umurnya?
2. Apa yang kader lakukan?
Jawaban kunci :
1. Anak mengalami keterlambatan perkembangan gerak kasar dan
keterlambatan bicara
2. Kader meminta bapak melakukan stimulasi sesuai dengan usia anak seperti
memfasilitasi anak untuk berjalan dan bicara dengan memberikan contoh.
Contoh kasus :
Seorang ibu berkeluh kesah pada kader bahwa anaknya Niko,
laki-laki umur 5 bulan tidak bereaksi terhadap suara apapun.
Pertanyaan:
1. Apa yang kader pikirkan?
2. Apa yang kader lakukan?
Jawaban kunci :
1. Anak kemungkinan mengalami gangguan pendengaran
2. Anjurkan anak dibawa ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

19

BAB VI
EVALUASI
EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Berikan tanda

pada kolom berikut ini sesuai dengan penilaian Saudara

NO

ASPEK YANG DINILAI

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Efektivitas penyelenggaraan
Keterkaitan materi yang disampaikan dengan tugas kader
Metode/cara pemberian materi kepada kader
Narasumber dan fasilitator
Panitia
Kebersihan dan kenyamanan ruang kegiatan
Konsumsi
Toilet
Tempat dan sarana ibadah

Saran/komentar:

20

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Departemen Kesehatan RI, 2009, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta: Direktorat
Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI dan JICA
Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan
Berorientasi Pembelajaran, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas,
Jakarta: Ditjen PP dan PL, Departemen Kesehatan RI dan UNICEF
Kementerian Kesehatan RI, 2010, Pedoman Kader Seri kesehatan Anak, Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga
Sadar Gizi, Jakarta: Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2006, Panduan Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta:
Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Kesehatan Sosial, Departemen Kesehatan RI

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

21

LAMPIRAN

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

23

DIARE

Cara Penularan Diare

Pengertian

Berak Cair > 3 kali

Penyebab

Ma/mi tercemar kuman


Minum air mentah
Minum air belum masak

Bahaya Diare

1. Kehilangan cairan tubuh


2. Menjadi lesu dan lemah
3. Meninggal jika tidak
segera ditolong

Faktor resiko
Kondisi lingkungan yang buruk
BAB sembarangan
Tidak merebus air minum sampai
mendidih
Tidak membiasakan cuci tangan
dengan sabun sebelum makan

Cara pencegahan
Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum
makan
Semua anggota keluarga BAB di jamban yang sehat
Merebus peralatan makan dan minum bayi
Masak air sampai mendidih sebelum diminum
Buang tinja bayi dan anak di jamban
Memberikan ASI
Siapkan dan berikan MP-ASI yang baik dan benar
Gunakan air bersih yang cukup
Berikan imunisasi campak

24

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Cara Penanggulangan
Segera beri banyak minum (oralit,
kuah sayur, air putih, air tajin)
Tetap diberikan ASI, lebih sering
Lanjutkan makanan tambahan
Sebaiknya makanan lembek

Tindakan di rumah bila balita diare


1. Berikan ASI lebih sering
2. Berikan segera cairan oralit setiap anak BAB
Minum sedikit-sedikit tapi sering
Jika Anak muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan
lagi dengan lebih lambat
Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare
berhenti

3. Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah


sayur atau air tajin
4. Mencari pengobatanlanjutan dan anjurkan ke
puskesmas untuk mendapatkantablet zink
5. Jangan diberi obat apapun kecuali dari petugas
Kesehatan
6. Jangan berikan larutan gula garam

Demonstrasi:
Langkah-langkah membuat oralit
Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
Gunakan air yang sudah direbus matang
kemudian dinginkan atau air minum
bersih yang tersedia
Ukur 200 ml air matang
Gunakan seluruh bubuk oralit
Aduk sampai larut

Tanda bahaya pada anak


diare :
Demam
Darah Dalam Tinja
Diare Makin Sering
Muntah Terus Menerus
Bayi Terlihat Sangat Kurus
Terlihat Sangat Haus
Bayi Tidak Mau Makan Dan
Minum

Peran Kader
Penyuluhan diare
Pertolongan pertama (oralit/cairan
rumah tangga)
Mencatat dan melaporkan
Menganjurkan penderita untuk
segera ke petugas Kesehatan atau
puskesmas

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

25

PNEUMONIA BALITA
Tanda-tanda pneumonia pada balita

Penyakit infeksi yang menyerang paruparu, ditandai dengan batuk, nafas


cepat dan atau nafas sesak yang
PENGERTIAN terjadi pada usia balita (0 - < 5 tahun)

Kuman Pneumococus
PENYEBAB

Penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan


kematian !!!

Cara penularan dan faktor resiko


1. Tertular oleh penderita
batuk
2. Imunisasi tidak lengkap
3. Kurang gizi, ASI tidak
memadai
4. Pencemaran udara
5. Tinggal di lingkungan
yang tidak sehat

Perawatan di rumah

1. Tingkatkan makanan bergizi dan tetap beri ASI


2. Beri air minum lebih banyak
3. Bila panas kompres dengan air hangat, jangan
memakai selimut/pakaian tebal
4. Jika batuk beri obat batuk tradisional:
Campuran 1 sendok teh jeruk nipis dengan 2 sendok
teh kecap/madu. Diberikan 3-4 kali sehari (untuk umur
> 1 tahun)

5. Jika hidung tersumbat bersihkan dengan


saputangan bersih
6. Rujuk bila kondisi bertambah parah

26

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Menghitung nafas
Lihat gerakan nafas
yang nampak jelas
di dada atau perut

Hitung nafas dalam


keadaan anak
tenang

Umur Anak

Nafas cepat bila


hitungan nafas

< 2 bulan

60 kl/menit atau lebih

2 bulan 12 bulan

50 kl/menit atau lebih

12 bulan 5 tahun

40 kali / menit atau


lebih

Cara Pencegahan Pneumonia


1. Jauhkan Balita dari
penderita batuk
2. Imunisasi di posyandu,
puskesmas atau fasilitas
kesehatan lainnya
3. Berikan ASI pada bayi
atau anak usia 0-2 tahun
4. Bersihkan lingkungan
rumah tempat tinggal
balita
5. Jauhkan balita dari asap,
debu, serta bahanbahan yang mudah
terhirup

Peran Kader

Menemukan bayi/balita dengan


pneumonia sedini mungkin
Memberian penyuluhan ttg
pneumonia bayi dan balita
Segera merujuk penderita pneumonia
ke sarana kesehatan terdekat
Menganjurkan Perilaku Hidup Bersih
dan sehat (PHBS)

PENUGASAN
PNEUMONIA BALITA

Demonstrasi
Cara menghitung nafas

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

27

Apa yang dimaksud dengan Demam


Berdarah Dengue?
Penyakit menular mendadak dan dapat menyerang
semua umur yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus
Aedes aegypti

Aedes albopictus

Tanda dan gejala :

Cara penularan DBD

Panas mendadak tinggi 2 7 hari


Badan terasa lemah/lesu
Sering disertai nyeri ulu hati
Bintik merah di kulit seperti bekas gigitan
nyamuk (regangkan, jika hilang bukan tanda DBD)
Mimisan, berak/muntah darah (kadang2)
Hari ke 4-5 panas bisa turun tiba-tiba
waspadai tanda bahayagelisah, keringat
dingin, ujung kaki dan tangan dinginsyok

Ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti


atau aedes albopictus
Nyamuk menggigit penderita DBD
Virus berkembang biak di kelenjar liur
nyamuk
Kemudian menularkan pada orang sehat
melalui gigitan

Cara Pencegahan DBD

Penanganan di rumah

Memberantas
tempat
perindukan
nyamuk

Vas bunga, talang


air, potongan
bambu, tempat
minum burung, dll

Memberantas
jentik nyamuk

PSN, Larvasida,
ikan pemakan
jentik

Pencegahan

Beri minum sebanyak-banyaknya


dengan air yang sudah dimasak
seperti air matang, susu, oralit
Kompres air hangat
Obat penurun panas
Segera di bawa ke Puskesmas/RS

Peran Kader

Kuis

Melapor ke fasiltas
fasilitas kesehatan
kesehatan bila
bila
menemukan anak dengan tanda DBD
Menyuluh dan memberikan informasi
pada masyarakat tentang bahaya DBD
Menggerakkan masyarakat untuk
melakukan PSN

Sebutkan tanda dan gejala DBD


Bagaimana cara pencegahan DBD

28

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Cara Penularan

MALARIA

Ditularkan melalui
gigitan nyamuk
anopheles dari
penderita malaria
kepada orang sehat
Nyamuk anopheles
menggigit pada malam
hari baik di dalam atau
di luar rumah

Penyakit menular yang disebabkan oleh parasit malaria


(plasmodium) yang ditularkan oleh nyamuk malaria dari
jenis anopheles

Tanda-tanda malaria

Bagaimana cara mencegah sakit malaria


1. Menghindari gigitan nyamuk dengan cara:

Demam menggigil secara berkala


Sakit kepala
Tampak pucat dan lemah
Mual, muntah, tidak nafsu makan
Kadang disertai diare
Bagaimana pertolongan terhadap
penderita malaria
Segera berobat ke petugas kesehatan
Minum obat sesuai aturan sampai habis
walaupun sudah merasa sembuh
Bila obat habis tapi belum sembuh,
segera periksa kembali ke petugas
kesehatan

Tidur menggunakan kelambu


Memasang kawat kasa pada lubang angin di
rumah
Jika keluar malam hari, gunakan pakaian tertutup
Menjauhkan kandang ternak dari rumah

Menimbun genangan air


Melancarkan saluran air
Membersihkan sarang nyamuk
Membersihkan lumut pada mata air dan danau

Penyemprotan rumah
Menebarkan ikan pemakan jentik

2. Membersihkan lingkungan

3. Mengurangi banyaknya nyamuk

Akibat dari malaria

Daya tahan tubuh menurun


Lesu, lemah
Gangguan pertumbuhan otak pada anak
Keguguran atau melahirkan bayi prematur
pada ibu hamil
Kehilangan kesadaran
Nafas cepat
Kematian

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

29

Cara merawat kelambu berinsektisida


l

Bila kotor, kelambu dapat dicuci


sekurang-kurangnya 4 bulan
sekali dengan air dingin.
Jangan menggunakan sabun
atau Deterjen.
Keringkan ditempat yang teduh,
jangan langsung kena sinar
matahari langsung.
Jangan mencuci kelambu di kali
atau sungai karena dapat
membunuh ikan-ikan kecil dan
mencemari air.
Jahit atau tambal kelambu
yang sobek agar nyamuk
tidak dapat masuk.

PENUGASAN MALARIA

Peran Kader
1. Memberikan penyuluhan tentang
cara pencegahan malaria
2. Melaporkan ke sarana kesehatan
jika ditemukan penderita malaria
3. Menggerakkan masyarakat untuk
membersihkan lingkungan

KUIS
1. Sebutkan tanda dan gejala malaria
2. Bagaimana cara pencegahan
malaria
3. Bagaimana cara merawat kelambu
4. Bagaimana pertolongan terhadap
penderita malaria

30

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

CAMPAK

Pengertian

Penyebab

Penyakit yang ditandai dengan


demam dan bercak kemerahan
pada wajah atau tubuh terutama
anak-anak

Virus Campak
Demam/panas tinggi
Bercak kemerahan pada wajah
atau tubuh
Disertai batuk dan atau pilek
Kadang disertai mata merah dan
diare

Tandatanda

Hindari
kontak dg
penderita
campak

Langsung
lewat
Udara

Lingkungan
kumuh dan
padat pddk

Cara penularan
dan faktor resiko

Tidak di
imunisasi
campak

Menjaga
kebersihan
Lingkungan

Cara
pencegahan

Kurang
gizi

imunisasi
campak

Perbaikan
gizi

Bila ditemukan
penderita
Bila ditemukan
campak
penderita
campak

Anjurkan ke
sarana
kesehatan
Anjurkan
ke
sarana kesehatan

PUSKESMAS/RS

BAHAYA CAMPAK :
PNEUMONIA DAN MENINGITIS (RADANG OTAK)
YANG MENYEBABKAN KEMATIAN
PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN
KADER SERI KESEHATAN ANAK

31

PENUGASAN CAMPAK

Penyuluhan
campak

Mencatat
dan
melaporkan

PERAN
KADER
Menganjurkan
ke sarana
yankes

KUIS
Sebutkan tanda dan gejala Campak

Bagaimana cara pencegahan Campak

TERIMA KASIH

32

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

GIZI PADA BALITA

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini peserta
lebihmampu menjelaskan dan
memfasilitasi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan gizi pada bayi dan balita

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu
menjelaskan:
1. Kebutuhan gizi pada bayi anak balita
2. ASI Eksklusif:
o IMD dan cara Pelaksanaan
o ManfaatASI Eksklusif dan faktor-faktor
pendukung keberhasilan ASI Eksklusif
INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
IMD adalah
memberi kesempatan pada bayi
menyusu sendiri segera setelah
lahir dengan meletakkan bayi
menempel di dada atau perut
ibu, dibiarkan merayap mencari
puting dan menyusu sampai
puas.
Proses ini berlangsung
minimal 1 jam pertama setelah
bayi lahir.

Setelah mengikuti materi ini peserta


lebih mampu menjelaskan:
3. Teknik menyusui yang baik dan benar serta
memfasilitasi ibu dan keluarga dalam melaksanakan
IMD dan pemberian ASI Eksklusif
4. Pentahapan pemberian Makanan Pendamping ASI
5. Macam-macam MP-ASI dan cara pembuatannya
6. Manfaat kapsul vitamin A
7. Tanda- tanda Gizi buruk dan merujuk ke tenaga
kesehatan

KOLOSTRUM

Kolostrum adalah :
ASI yang keluar pertama kali
Berwarna kekuningan dan kental
Mengandungzat kekebalan
Vitamin A
Mencegah bayi kuning dan alergi.
KOLOSTRUM JANGAN DIBUANG !!
PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN
KADER SERI KESEHATAN ANAK

33

KEUNTUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

Air Susu Ibu mengandung semua zat gizi yang


diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
Pemberian ASI saja pada bayi tanpa tambahan makanan
/minuman lain (susu formula/kaleng, pisang, madu, teh,
dan lain-lain) kecuali obat, sampai usia 6 bulan

1. Satu-satunya makanan terbaik untuk tumbuh kembang


bayi.
2. Mudah dicerna dan diserap.
3. Memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi.
4. Terhindar dari diare karena bersih dan tidak pernah basi.
5. Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara sempurna.
6. Meningkatkan perkembangan kecerdasan mental
emosional anak.

ASI Eksklusif :
1. Diberikan pada bayi usia 0 6 bulan, tanpa
memberikan makanan dan minuman apapun
kepada bayi
2. Menyusui sesuai kebutuhan bayi.
3. Jika bayi telah tidur selama 2-3 jam, bangunkan
bayi untuk disusui
4. Jika ibu bekerja atau tidak berada di rumah, ibu
memerah ASI. ASI perah diberikan dengan
cangkir kecil atau sendok.

1. Terjalin kasih sayang.


2. Membantu menunda kehamilan
3. Mempercepat pemulihan kesehatan.
4. Praktis dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.
5. Meningkatkan kesehatan ibu (mengurangi risiko
kanker payudara dan indung telur).

Tabel Penyimpanan ASI


Tempat
penyimpanan
Dalam Ruangan
(ASIP segar)

Suhu

Lama Penyimpanan

19 oC 26 oC 6 8 jam ruang ber AC


dan 4 jam ruang non AC

Dalam Ruangan
(ASIP beku yang sdh
dicairkan

4 jam

Referigerator

< 4 oC

2 3 hari

Bagaimanacara
caramenyimpan
menyimpanASI
ASIperah
perah? ?
Bagaimana

Freezeer ( lemari es
1 pintu)

0 oC - - 18 oC

2 Minggu (RUMAH)

Mengeluarkan ASI sebaiknya memerah

Frezer ( lemari es
dua pintu

- 18 oC - -20 oC 3 4 bulan

Deep Freezer

< -20 oC

Mengeluarkan
dengan jari ASI sebaiknya memerah
dengan
ASI disimpan
jari dalam botol-botol kecil steril
ASI disimpan dalam botol-botol kecil steril

34

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

6 12 Bulan

Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik


1.
2.
3.
4.

Dagu bayi menempel payudara ibu


Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawah bayi membuka keluar
Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak

Bayi melekat dengan baik


pada payudara ibunya

Bayi tidak melekat dengan baik


pada payudara ibunya

1. Menjelaskan kepada ibu pentingnya


IMD, kolostrum (ASI pertama) dan ASI
Eksklusif
2. Menjelaskan kepada ibu cara menyusui
yang benar
3. Memotivasi Ibu untuk selalu
memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin

UMUR
(BULAN)

ASI

MAKANAN LUMAT

MAKANAN LUNAK

MAKANAN PADAT

0-6

2-3 kali sehari , setelah berusia 12 - 24 bulan


ditingkatkan 3-5 kali sehari
1. Makanan Lumat
contoh : bubur susu, bubur sumsum, pisang saring yang dikerok,
pepaya saring, tomat saring, nasi tim saring dll.
2. Makanan lunak
contoh bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri dll.
3. Makanan padat
contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit dll.

6-9
9 - 12
12 - 24

UMUR
(BULAN)

PEMBERIAN MAKANAN

0-6

BERIKAN ASI SAJA

6-9

BERIKAN ASI DAN MAKANAN LUMAT BERSELING

9 - 12

BERIKAN ASI DAN MAKANAN LUNAK BERSELING

12 - 24

BERIKAN ASI DAN MAKANAN PADAT

Diberikan hanya air susu saja sesuai


keinginan anak, paling sedikit 8 kali
sehari pagi, siang maupun malam.
Usia 6 9 bulan

1. Teruskan pemberian ASI.


2. Mulai memberikan MP-ASI, secara
bertahap sesuai pertambahan umur .
3. Berikan bubur tim lumat
Setiap hari makan diberikan:
.66bulan

bulan :: 2 x 6 sdm peres.


.77bulan

bulan :: 2-3 x 7 sdm peres.


8
. 8bulan

bulan: : 3 x 8 sdm peres.


PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN
KADER SERI KESEHATAN ANAK

35

1. Teruskan pemberian ASI.


2. Berikan makanan keluarga secara bertahap
sesuai dengan kemampuan anak.
3. Porsi makan sebanyak 1/3 orang dewasa
terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
4. Makanan selingan kaya gizi sebanyak 2 kali
sehari diantara waktu makan.
5. Makanan harus bervariasi.
KURANG GIZI pada awal kehidupan
berdampak pada kualitas SDM

1. Berikan makanan keluarga 3


kali sehari sebanyak 1/3
porsi (terdiri dari nasi, lauk
pauk, sayur dan buah)
2. Berikan makanan selingan kaya
gizi 2 kali sehari diantara waktu
makan

Peran Kader

Melakukan penyuluhan tentang :


1. Pentingnya MP ASI .
2. Jenis MP-ASI.
3. Cara penyajian.
4. Berapa kali pemberian.
5. Kebersihan dalam penyajiannya.

36

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Anak kurang gizi akan tumbuh lebih


pendek dan melahirkan bayi kecil (berat
lahir rendah)
Kurang gizi (pendek) berpengaruh pada
perkembangan kognitif, nilai sekolah dan
keberhasilan pendidikan
Kurang gizi (pendek) pada usia dibawah 2
tahun menurunkan produktivitas pada
usia dewasa
Gizi Kurang/buruk merupakan penyebab
dasar kematian bayi dan anak.

VITAMIN A
Penting untuk penglihatan

Pertumbuhan
Meningkatkan daya tahan tubuh
Tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus
dipenuhi dari luar

Sumber Vitamin A
1. Air Susu Ibu (ASI).
2. Bahan makanan hewani seperti hati, kuning
telur, ikan, daging, ayam dan bebek.
3. Buah-buahan berwarna kuning dan jingga
seperti pepaya, mangga masak, alpukat, jambu
biji merah,pisang.
4. Sayuran yang berwarna hijau tua dan berwarna
jingga seperti bayam, daun singkong, kangkung,
daun katuk, daun mangkokan, tomat, wortel.
5. Bahan makanan seperti margarine, dan susu.

Vitamin A dosis tinggi

Vitamin A dosis tinggi

Kapsul Vitamin A dosis tinggi :


100.000 SI (warna biru) untuk bayi usia 6-11
bulan
200.000 SI (warna merah) untuk anak balita
usia 12-59 bulan
Diberikan pada bayi dan balita, 2 kali setahun
pada bulan Februari dan Agustus.

Manfaat Vitamin A:
1. Menjaga kesehatan mata dan
mencegah kebutaan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Mempercepat penyembuhan
diare, campak atau infeksi lain.

Kurang Vitamin A
Penyebab kurang vitamin A :
1. Konsumsi vitamin A tidak mencukupi kebutuhan
tubuh dalam jangka waktu lama.
2. Proses penyerapan makanan dalam tubuh
terganggu karena cacingan, diare,rendahnya
konsumsi lemak, protein dan zinc.
3. Adanya penyakit ISPA, campak dan diare

Apabila kekurangan vitamin A itu berlanjut, akan berisiko


terjadinya kebutaan

Peran Kader
1. Menerangkandanmenganjurkanpentingnyapemberianvitamin A.
2. Menerangkankemasyarakatjenis makananyang banyak
mengandung vitamin A
3. Memberikankapsulvitamin A padaibu nifas, bayi danbalitayang
belumdapatvitamin A sesuai jadwal
4. Menghubungipetugaskesehatanbilaadaanakyang sakit campak,
kuranggizi, danrabunsenja.
5. Memberi kapsul vitamin A untuk balita (6 bulan 5 tahun) setiap
bulanFebruaridanAgustus.
PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN
KADER SERI KESEHATAN ANAK

37

GIZI BURUK

Tanda-tanda gizi buruk pada marasmus:


1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orangtua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Rambut tipis jarang dan kusam.
5. Kulit keriput.
6. Tulang iga tampak jelas dan perut cekung.
7. Pantat kendur dan keriput.
8. Otot lengan dan tungkai mengecil.

1. Mudah sakit dan cepat menjadi parah yang


bisa menimbulkan kematian.
2. Dapat menyebabkan kematian bila tidak
ditanggulangi segera.
3. Kurang cerdas.
4. Berat dan tinggi badan pada saat dewasa
lebih rendah dari dewasa normal.
5. Sering sakit infeksi seperti batuk, pilek diare,
TBC dan lain-lain.

PENUGASAN GIZI BURUK

38

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Tanda klinis kwasiorkor


1. Wajah bulat (moon face) dan
sembab.
2. Cengeng/rewel.
3. Tidak perduli
terhadaplingkungan (apatis).
4. Rambut tipis, warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit.
5. Kedua punggung kaki
bengkak.
6. Perut buncit.
7. Bercak kulit yang luas dan
kehitaman / bintik kemerahan

Peran Kader
Melapor ke petugas kesehatan
bila menemukan balita gizi
buruk
KUIS DAN DEMONSTRASI
Fasilitator membagi peserta menjadi 3
kelompok:
Kelompok 1 : Menjelaskan Pentingnya IMD
dan pemberian ASI Eksklusif
Kelompok 2 : Menjelaskan MP ASI dan cara
pemberian Makan pada Anak
Kelompok 3 : Menjelaskan pentingnya
pemberian Vitamin A dan
menjelaskan Tanda-tanda gizi
buruk

IMUNISASI

Tujuan Pembelajaran
Kader lebih mampu memfasilitasi

ibu dan keluarga untuk


mendapatkan imunisasi dasar
lengkap

APA ITU IMUNISASI?


Memberikan kekebalan

pada bayi
dan balita dengan suntikan atau
tetesan untuk mencegah agar anak
tidak sakit atau walaupun sakit
tidak menjadi parah

Tempat pelayanan imunisasi :


Imunisasi dapat diberikan di:
Posyandu
Polindes/Poskesdes
Puskesmas Pembantu
Puskesmas
Rumah Sakit
Fasilitas kesehatan lainnya

Mengapa seseorang harus


di Imunisasi
Agar

kebal terhadap penyakit,


karena bila tidak diimunisasi,
mempermudah terserang penyakit
yang seharusnya dapat dicegah
dengan imunisasi

Jadwal pemberian dan jenis


imunisasi :
Umur Bayi

Jenis Imunisasi

0-7 hari
1 bulan
2 bulan

HB0
BCG, Polio1
DPT/HB1/Hib 1,
Polio2
DPT/HB2/Hib 2,
Polio3
DPT/HB3/Hib 3,
Polio4
Campak

3 bulan
4 bulan
9 bulan

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

39

Manfaat Imunisasi
IMUNISASI

PENYAKIT YANG BISA DICEGAH

Hepatitis B

Mencegah kerusakan hati

BCG

Mencegah TBC

Polio

Mencegah lumpuh layu pada tungkai


dan lengan

DPT/HB/ Hib

Mencegah :
- Difteri (penyumbatan jalan nafas)
- Pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari)
- Tetanus
- Hepatitis B
- Haemofillus Influenza

Campak

Mencegah campak

1. HEPATITIS B
Disebabkan
Penularan

oleh Virus Hepatitis B

DICEGAH DENGAN IMUNISASI


(PD3I)
Ada 7 macam penyakit menular
yang dapat diupayakan pencegahan
dengan imunisasi.

Gejala Hepatitis

dari ibu ke bayi selama proses


kelahiran. Jika itu terjadi, bayi akan
menderita penyakit hepatitis menahun
melalui suntikan yang tidak aman
Transfusi darah yang tidak aman
Pencegahan:

Imunisasi hepatitis B.
Imunisasi hepatitis B0 saat lahir penting
untuk mencegah hepatitis menahun

2. Tuberkulosis (TBC)
Disebabkan Mycobacterium tuberculosa

ini menyebar melalui


pernapasan lewat bersin atau batuk.

Penularan :Penyakit

Gejala TBC pada anak:


- Berat badan menurun atau tidak naik
- Nafsu makan menurun
- Badan lemah
- Kadang-kadang demam
- Berkeringat malam hari
- Bisa disertai batuk

40

PENYAKIT YANG DAPAT

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Warna

kuning bisa terlihat


pada mata ataupun kulit.
Demam, lemah, nafsu makan
menurun
Air seni seperti teh pekat
TBC

dapat menyerang semua


golongan umur
TBC terutama menyerang pada
masyarakat dengan ekonomi rendah
dapat menyerang paru-paru, kulit,
kelenjar, tulang, sendi dan selaput
otak
Kuman TBC dapat bertahan lama
pada suhu lembab dan kurang sinar
matahari
Cegah dengan imunisasi dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

3. POLIO
Disebabkan

oleh: virus polio


Disebabkan oleh: virus polio
Gejala
Gejala
- Lumpuh Layu akut terutama pada tungkai
- Lumpuh
Layu
akut terutama
pada tungkai
Pada anak
berumur
< 15 tahun
- Pada
anakbesar
berumur
< 15
tahun
Sebagian
tanpa
gejala
atau gejala ringan
- Sebagian
atau gejala
ringan
seperti flu,besar
diaretanpa
ringan.gejala
Sebagian
kecil menjadi
seperti
flu, diare
ringan. Sebagian
kecil menjadi
lumpuh layu
dan menetap
seumur hidup
- lumpuh
Demamlayu
dan dan
nyerimenetap
otot seumur hidup
- Demam
ototkarena kelumpuhan otot
Kematiandan
bisanyeri
terjadi
- Kematian
bisa terjadi karena kelumpuhan otot
pernapasan
pernapasan

4. DIFTERI

Penularan
dan
Penularan: melalui
tinjaPencegahan
yang
Polio

terkontaminasi

Penularan: melalui tinja yang


terkontaminasi

Pencegahan:
Pencegahan:
Imunisasi polio 4 kali pada saat bayi
Imunisasi polio 4 kali pada saat bayi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
(PHBS)

Gejala

Gejala:
Demam
Nyeri

Adalah

penyakit akut yang


disebabkan oleh racun yang
dikeluarkan oleh kuman difteri
Corynebacterium diphtheriae)

5. PERTUSIS

saat menelan
Dalam 2-3 hari timbul selaput putih abuabu pada tenggorokan
Penyakit ini menyerang selaput lendir
hidung, tenggorokan dan radang di kulit
Bila terlambat diobati dapat
mengakibatkan kematian karena
menyumbat jalan nafas dan melumpuhkan
otot pernafasan

Gejala
Mula-mula

Adalah penyakit infeksi akut yang


disebabkan oleh racun yang
dikeluarkan oleh kuman pertusis
(Bordetella pertussis)
Disebut juga batuk rejan
atau batuk 100 hari.

seperti flu biasa, lama-lama


batuknya makin hebat, terus menerus dan
cepat, keras sampai puluhan kali,
Biasanya batuk diakhiri dengan sekuat
tenaga mengambil nafas sampai berbunyi
keras kadang-kadang sampai muntah,
muka tampak kebiruan dan lelah
Pertusis sering menimbulkan kematian
karena radang paru-paru atau perdarahan
otak

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

41

6. TETANUS

Gejala:
Gejala
Gejala:

Kejang seluruh tubuh yang berulang selama beberapa menit


Kejang seluruh tubuh yang berulang selama beberapa menit
Rahang terkunci pada balita
Rahang terkunci pada balita
Mulut mencucu pada bayi
Mulut mencucu pada bayi
Kaku
Kakuleher
leher
Sulit
menelan
Sulit menelan
Kaku
Kakuotot
ototperut
perut

Adalah penyakit yang disebabkan oleh


Gejala dan Pencegahan
Pencegahan:
racun yang dikeluarkan oleh kuman
Pencegahan:
Memberikan
Memberikanimunisasi
imunisasiTT
TTpada
padaibu
ibuhamil
hamildan
danwanita
wanitausia
usia
tetanus (Clostridium Tetani) yang masuk
subur
dan
siswi
di
sekolah
subur dan siswi di sekolah
Kekebalan
melalui luka atau perawatan tali pusat
KekebalanTT
TTdapat
dapatdiberikan
diberikandengan
denganimunisasi
imunisasiTT
TT55dosis
dosis
yang
diberikan
secara
berkala
sesuai
jadual
untuk
yang
diberikan
secara
berkala
sesuai
jadual
untuk
bayi yang tidak baik
kekebalan
kekebalanseumur
seumurhidup
hidup

7. CAMPAK

Disebabkan oleh Virus Myxovirus Viridae Measles


Penularan : bersin/batuk
Pencegahan : imunisasi campak

8. Hemofilus Influenza tibe b


Cara Penularan : secara droplet melalui

nasofaring
Pencegahan : imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi
usia 2,3,4 bulan dan Batita usia 18 bulan

42

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Gejala
Gejala :
- Demam,

- Bercak kemerahan ,
- Batuk, pilek,
- Konjungtivitis (mata merah)
- Selanjutnya timbul ruam pada muka
dan leher, kemudian menyebar ke tubuh
dan tangan serta kaki.
- Kematian pada penderita campak disebabkan oleh
komplikasi yang dideritanya seperti Pneumonia dan
Meningitis

Gejala

Gejala :

Gejala yang ditimbulkan tergantung organ


tubuh mana yang diserang
Pada organ selaput otak akan timbul gejala
meningitis ( demam, kaku kuduk, kehilangan
kesadaran)
Pada organ paru akan menyebabkan
Pneumonia ( demam, sesak, retraksi otot
pernafasan), terkadang menimbulkan gejala
sisa berupa kerusakan alat pendengaran

Peran Kader
Mendata kelompok sasaran yang perlu
diimunisasi. Bila ada sasaran yang tidak/belum
terdaftar sebagai sasaran imunisasi,
Memberikan penyuluhan pentingnya imunisasi.
Mengajak masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan imunisasi di posyandu atau sarana
kesehatan lain
Memberitahu petugas kesehatan apabila
ditemui kasus
Mencatat dan melaporkan hasil imunisasi
Melakukan kunjungan rumah bagi sasaran
yang tidak datang

Bermain peran kelompok 1


Seorang

bayi perempuan bernama


Santi, umur 3 bulan saat datang ke
posyandu. Status KMS sudah
mendapatkan BCG, Polio 1, Polio 2,
DPT/HB1 dan DPT/HB2
Pertanyaan : Pada saat datang,
imunisasi apa yang dianjurkan untuk
Santi?
Pemeran: ibu bayi, suami, kader, ibu
bidan

Bermain peran kelompok 2


Pada

saat kader berkunjung ke


rumah Santi 2 hari kemudian,
ditemui Santi dalam keadaan panas
setelah mendapatkan imunisasi
DPT/HB3.
Apa yang harus dilakukan kader?
Pemeran: ibu bayi, suami, nenek,
kader

TERIMA KASIH

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

43

KESEHATAN BAYI

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) :
Setelah mengikuti materi ini peserta
lebih mampu melakukan,
menjelaskan dan memotivasi
keluarga dan masyarakat dalam
perawatan bayi

Tujuan Pembelajaran khusus

Kunjungan Neonatal (Bayi umur 0-28 hari)

Melakukan dan memfasilitasiibu dalam melakukan


perawatanbayi baru lahir
Menjelaskan cara menjaga bayi tetap hangat
Mengenalidan menjelaskan Tanda bahaya bayi baru lahir
Mengenalidan menjelaskan Bayi Berat lahir Rendah
Melakukan dan memfasilitasiibu dan keluarga dalam
melaksanakanperawatanmetodekanguru
Mengenali, menjelaskan dan memfasilitasi keluarga untuk
membawabayi dengan asfiksia ke fasilitas kesehatan
Menjelaskan dan merujuk infeksi pada bayi baru lahir

Kontak Neonatus (0 28 hari) dengan petugas


kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
Kontak
Neonatus (0 28 hari) dengan petugas
kesehatan
kesehatan
Kapan
saja?untuk mendapatkan pemeriksaan
kesehatan
Ke 1 (KN1) pada hari 1-2
Ke 2 (KN2) pada hari 3-7
Kapan
saja?
Ke 3 (KN3) pada hari 8-28

TANDA BAYI LAHIR SEHAT


1. Bayi lahir segera menangis
2. Bayi bergerak aktif
3. Warna kulit seluruh tubuh kemerahan
4. Bayi dapat menghisap ASI dengan kuat
5. Berat lahir 2,5 4 kg

44

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Kunjungan Neonatal (Bayi umur 0-28 hari)

Ke1 (KN1) pada hari 1-2


Ke2 (KN2) pada
hari 3-7 bayi lahir:
Segera
setelah
Ke3 (KN3) pada hari 8-28

1. Inisiasi Menyusu Dini


2. Diberi Salep mata antibiotika
3. Dilakukan Suntikan viamin K1 di paha kiri
untuk mencegah perdarahan
4. Diberi Imunisasi hepatitis B0 di paha kanan

Perawatan Tali Pusat


1. Jangan membubuhkan
apapun pada pangkal tali
pusat
2. Rawat tali pusat terbuka
dan kering
3. Bila tali pusat kotor atau
basah, cuci dengan air
bersih dan sabun mandi
dan keringkan dengan kain
bersih
4. Bila tali pusat kemerahan,
segera periksakan ke
petugas kesehatan

Selalu Menjaga Kebersihan Bayi

Cara Memandikan Bayi Baru Lahir:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Saatlahir bayi tidak boleh segeradimandikan


Bayibaru boleh dimandikanpaling cepat 6 jam setelahlahir
Mandikan dengan air hangat di ruangan yang hangat
Mandikandengan cepat
Keringkan seluruh tubuh dengan cepat
Pakaikanbaju, topi bayi dan dibungkus denganselimut /kainkering
Bayitidak boleh dibedong terlalu ketat
Jangandimandikan jika bayi demam ataupilek

Menidurkan bayi :

Jika bayi kencing atau buang air besar,


bersihkan dengan air, segera keringkan dan
kenakan pakaian
Pastikan selalu mencuci tangan pakai sabun
dan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

1. Pasang kelambu pada


saat bayi tidur
2. Tidurkan bayi secara
terlentang atau miring
3. Bayi perlu banyak tidur
dan hanya bangun kalau
lapar
4. Jika bayi telah tidur
selama 2-3 jam
bangunkan untuk disusui

YANG HARUS MENJADI PERHATIAN

PENUGASAN
Perawatan Bayi baru Lahir

1. Hindarkan bayi dari asap dapur, asap rokok


dan asap pembakaran lainnya
2. Hindarkan bayi dari orang sakit
3. Jangan membubuhkan ramuan atau apapun
pada tali pusat
4. Jangan mengasuh bayi sebelum mencuci
tangan pakai sabun dan air mengalir
5. Jangan mengobati sendiri bila bayi sakit

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

45

SIMULASI

KUIS
1. Sebutkan tanda bayi lahir sehat
2. Sebutkan cara merawat tali pusat
yang benar

Peserta dibagi menjadi 3 kelompok


Masing-masing kelompok mendiskusikan cara
memandikan bayi yang benar
Fasilitator meminta perwakilan salah satu
kelompok untuk memperagakan cara
memandikan bayi
Kelompok yang lain memperhatikan dan
memberikan masukan/komentar

SUHU NORMAL BAYI 36,5 37,5


MENJAGA BAYI
TETAP HANGAT

PANAS TUBUH BAYI BISA HILANG


KARENA

46

Memancar (radiasi)
Menguap (evaporasi)
Merambat(konduksi)
Mengalir (konveksi)

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Bayi perlu dijaga kehangatannya, karena:


1. Bayi mudah berubah suhunya
2. Pusat pengaturan panas bayi belum
sempurna
3. Tubuh bayi terlalu kecil utk menghasilkan dan
menyimpan panas
4. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh
dan pakainnya agar tidak kedinginan

Cara mencegah kehilangan panas


tubuh bayi
Susui segera setelah lahir
Mandikan bayi baru lahir setelah 6 jam
Tempatkan bayi di tempat yg hangat jauh dari pintu
dan jendela
Bayi tetap berpakaian, berselimut, setiap saat memakai
topi, memakai pakaian kering dan lembut
Segera ganti popok dan pakaian bila basah
Jangan memandikan bayi dengan air dingin atau
menyentuh bayi saat tangan dingin
Keringkan bayi segera setelah dimandikan

TANDA SUHU TUBUH BAYI TURUN

CARA MENGHANGATKAN DAN


MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH BAYI

Tanda awal: kedua tangan dan kaki teraba dingin


Tanda lanjut:
Seluruh tubuh bayi teraba dingin
Bayi tidak bergerak aktif/ bayi lemas
Bayi tidak mau menyusu
Bayi menangis lemah

Tempatkan di ruangan yang hangat


Perawatan metode kanguru di rumah jika
berat bayi 2000 2500 gram dan tanpa
komplikasi
Susui sesering mungkin
Gunakan tutup kepala

PENUGASAN
Menjaga Bayi Tetap Hangat

KUIS
1. Sebutkan cara mencegah kehilangan
panas tubuh bayi
2. Sebutkan tanda penurunan suhu
tubuh bayi

Mengapa penting mengetahui


tanda bahaya pada bayi baru lahir?
MENGETAHUI
TANDA BAHAYA
BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir mudah sakit


Gejala penyakit pada bayi sulit dikenali
Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi
akan cepat mendapat pertolongan

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

47

Bayi Baru Lahir banyak yang


meninggal karena terlambat:

mengetahui tanda bahaya


memutuskan membawa bayi berobat
ke petugas kesehatan
sampai ke tempat pengobatan

TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR (1)


1. Bayi tidak mau menyusu atau memuntahkan
semua yang diminum
2. Bayi kejang
3. Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang.
4. Sesak nafas (nafas > 60x/menit)
5. Bayi merintih
6. Pusar kemerahan sampai dinding perut

TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR (2)

Segera bawa ke petugas kesehatan jika menemukan salah


satu dari tanda bahaya di atas

7. Demam (suhu tubuh lebih dari 37,5C) atau tubuh


bayi teraba dingin (suhu tubuh kurang dari 36,5 C)
8. Mata bayi bernanah banyak
9. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut
dicubit akan kembali lambat
10. Kulit bayi kuning. Berbahaya jika kuning timbul:

Selama merujuk jaga bayi tetap


hangat dengan cara:

dalam 24 jam pertama


ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
kuning sampai dengan telapak kaki

11. Buang air besar/tinja berwarna pucat


Segera bawa ke petugas kesehatan jika menemukan salah
satu dari tanda bahaya di atas

PENUGASAN
Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

1. Bungkus/selimuti bayi dengan kain kering,


hangat dan tebal
2. Jangan letakkan bayi dekat dengan
jendela/pintu kendaraan
3. Jika memungkinkan lakukan Perawatan
Metode Kanguru (PMK)
4. Jika memungkinkan, bayi terus disusui
selama perjalanan

Peran kader
Menjelaskan pada ibu ttg perawatan BBL, bagaimana
menjaga kehangatan dan tanda-tanda bahaya BBL
Mengajak ibu untuk memeriksakan BBL ke sarana
kesehatan sedikitnya 3x pada 0-28 hari, walaupun
bayi sehat
Menjelaskan kepada ibu untuk tidak membubuhi
apapun pada pangkal tali pusat
Memotivasi ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
eksklusif

KUIS
1. Sebutkan tanda bahaya bayi baru lahir
2. Bagaimana cara menjaga bayi tetap hangat
selama dalam perjalanan merujuk

48

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Apa Itu BBLR ?


Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) adalah:

BAYI BERAT
LAHIR RENDAH

bayi yang lahir


dengan berat badan
kurang dari 2500 gr
Bisa terjadi pada
bayi kurang bulan
atau cukup bulan

BBLR bayi cukup bulan

BBLR bayi kurang bulan

PENYEBAB BBLR
1. Ibu hamil dengan gizi kurang, anemia
2. Ibu hamil dengan mual muntah berlebihan selama hamil
3. Ibu hamil usia risiko tinggi
4. Jarak kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
5. Ibu hamil perokok/ minuman keras
6. Ibu hamil dengan darah tinggi
7. Ibu hamil dengan penyakit kronik
8. Pernah punya bayi kurang bulan/BBLR sebelumnya
9. Ibu hamil yang mengalami perdarahan saat hamil
10. Ibu hamil yang mengalami infeksi saat hamil
11. Bayi kembar

BAGAIMANA MERAWAT BBLR


1. Jaga bayi tetap hangat:
Perawatan Metoda Kanguru (PMK)
Segera keringkan dan ganti popok bayi bila basah
Bayi tidak boleh dibedong, cukup pakaikan baju,
topi, kaos kaki dan diselimuti
Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak
angin

2. Awasi tanda bahaya


3. Bayi baru dimandikan saat kondisi dinyatakan
stabil oleh tenaga kesehatan
4. Berikan ASI tiap 2-3 jam, jika bayi tidur
bangunkan untuk menyusu

BAGAIMANA MENCEGAH BBLR


1. Periksa kehamilan rutin ke sarana kesehatan
2. Makan makanan bergizi saat remaja dan saat
hamil
3. Minum satu pil tambah darah setiap hari
selama 90 hari selama hamil
4. Menunda kehamilan sampai usia ibu 20 th
5. Menjaga jarak antar kehamilan lebih 2 tahun
6. Tidak merokok dan minum alkohol

BAGAIMANA MERAWAT BBLR


5. Bila bayi sulit menghisap, berikan ASI perah
menggunakan sendok
6. Periksa bayi ke tenaga kesehatan sedikitnya 3 kali atau
lebih sering atau jika ditemukan tanda bahaya
7. Rawat tali pusat, jaga tetap bersih, kering, dan jangan
dibungkus
Jangan membubuhkan apapun pada pangkal tali
pusat agar cepat kering dan lepas
8. Bila tali pusat berbau, basah, kemerahan di sekitar
dinding perut, maka segera bawa ke tenaga kesehatan
9. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah memegang bayi

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

49

PERAN KADER
Memberikan penyuluhan tentang BBLR pada
ibu dan keluarga
Motivasi suami dan keluarga untuk membantu
merawat BBLR
Membantu merujuk jika ada tanda bahaya
pada BBLR

KUIS
1. Sebutkan cara mencegah BBLR
2. Sebutkan cara merawat BBLR

APA ITU PERAWATAN METODE KANGURU?


PMK yaitu perawatan pada BBL dengan kontak kulit bayi
dengan kulit pendekapnya untuk mempertahankan dan
mencegah bayi kehilangan panas
Keuntungan untuk bayi:
1.Bayi menjadi hangat
2.Bayi lebih sering menetek
3.Bayi tidak rewel
4.Kenaikan berat badan lebih cepat
Keuntungan untuk ibu:
1.Hubungan kasih sayang lebih erat
2.Ibu bisa bekerja sambil menggendong bayinya

50

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

PENUGASAN
Perawatan BBLR

PERAWATAN METODE
KANGGURU (PMK)

CARA MELEKATKAN BAYI DALAM


PMK
1. Dapat menggunakan kain panjang, kain
segitiga, kain model kantong atau kain model
thari.
2. Bayi hanya menggunakan topi, kaos kaki dan
popok.
3. Ibu tidak mengenakan baju, agar kulit bayi dan
kulit ibu bersentuhan.
4. Bayi didekap agar kulit tubuh bayi
bersentuhan langsung dengan pendekapnya.
5. Posisi bayi telungkup, dada ketemu dada
diantara kedua payudara, kepala bayi menoleh
ke satu sisi.

CARA MELEKATKAN BAYI PADA PMK


6. Mata bayi dapat saling kontak dengan ibu dan kaki bayi
berposisi seperti kaki kodok.
7. Letakkan bagian tengah dari kain menutupi bayi dan
dada ibu.
8. Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi badan ibu
di bawah lengan ke punggung.
9. Silangkan ujung kain di belakang ibu, bawa kembali ujung
kain ke depan.
10. Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.
11. Topang kepala bayi (kepala bayi sedikit tengadah) dengan
menarik pembungkus keatas hanya sampai telinga bayi
atau dibawah tulang pipi bayi.

PENUGASAN
Perawatan Metode Kanguru

Bagaimana cara melakukan PMK


1. Dilakukan oleh ibu, bapak, atau anggota keluarga
dewasa lainnya yang sehat dan tidak merokok.
2. Bisa dilakukan dalam posisi ibu berbaring dan
istirahat.
3. Apabila posisi tidur, tidur dengan bagian atas
tubuh meninggi untuk menjaga posisi kepala
bayi diatas,
4. Ibu dan anggota keluarga lainnya yang
melakukan metode kanguru dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari
5. Selama PMK bayi harus diawasi apakah ada
gangguan pernafasan, kejang atau tanda-tanda
bahaya lainnya.
6. PMK dilakukan sampai berat minimal 2500 gram
atau bayi sudah tidak nyaman.

Demonstrasi dan Simulasi


1. Fasilitator memperagakan cara PMK
2. Peserta dibagi 3 kelompok
3. Masing masing kelompok memperagakan
cara PMK

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

51

Apa itu Asfiksia?


KESULITAN BERNAFAS
PADA BAYI BARU LAHIR
(ASFIKSIA BBL)

Penyebab asfiksia
Faktor ibu: Pre Eklamsia, Perdarahan, infeksi
saat hamil, ibu hamil dengan penyakit berat,
persalinan lama
Faktor bayi: bayi dengan kelainan bawaan,
bayi lahir dengan tindakan, bayi kembar, BBLR
Faktor tali pusat: tali pusat keluar sebelum
bayi lahir, lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat

Yaitu: bayi tidak bisa bernafas secara spontan


dan teratur segera setelah lahir
Tanda-tanda asfiksia:
1. Bayi lahir tidak menangis
2. Bernafas megap-megap/tersengal-sengal
3. Bayi merintih
4. Bayi lemas
5. Muka bayi kebiruan

Akibat jika bayi mengalami asfiksia:


1. Kecacatan
2. Keterbelakangan mental
3. Kematian bayi
Bagaimana mencegahan asfiksia:
1. Periksa kehamilan secara teratur ke fasilitas
kesehatan
2. Bersalin di fasilitas kesehatan
3. Makan makanan dengan gizi seimbang pada saat
hamil

PENUGASAN
Asfiksia Bayi baru Lahir
PERAN KADER
Memotivasi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilan secara teratur
di fasilitas kesehatan
Memotivasi ibu dan suami untuk
bersalin di fasilitas kesehatan
Menyarankan ibu hamil untuk makan
makanan yang bergizi seimbang

KUIS
1. Sebutkan tanda asfiksia
2. Sebutkan cara mencegah asfiksia

52

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Apa itu sepsis neonatorum

INFEKSI PADA BAYI


BARU LAHIR
(SEPSIS NEONATORUM)

Penyebab sepsis
Saat hamil:
Infeksi Menular Seksual
Hepatitis
HIV/AIDS
Ketuban Pecah Dini

Saat kelahiran:
kurangnya kebersihan alat, tempat dan orang yang
menolong persalinan

Setelah lahir
perawatan tali pusat yang tidak bersih
bayi mengalami sakit parah

PERAN KADER

Yaitu infeksi pada bayi baru lahir yang parah dan


dapat menyebabkan kematian
Tanda-tanda sepsis pada BBL:
1. Bayi demam tinggi atau tubuh teraba sangat dingin
2. Perut bayi teraba tegang
3. Bayi tidak mau menyusu
4. Sesak nafas
5. Bayi merintih

Bagaimana mencegah sepsis neonatorum


1. Periksa kehamilan secara teratur ke tenaga
kesehatan
2. Mintalah imunisasi TT
3. Periksa BBL secara teratur ke tenaga kesehatan
4. Perawatan tali pusat secara benar
5. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah memegang bayi
6. Bersalin di fasilitas kesehatan
CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR DAPAT
MENCEGAH PENULARAN BERBAGAI PENYAKIT INFEKSI

PENUGASAN
Sepsis Neonatorum

Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil


untuk mendapat imunisasi TT
Memotivasi ibu untuk memeriksa kehamilan
dan bayi baru lahir ke tenaga kesehatan
Memotivasi ibu dan suami untuk bersalin di
fasilitas kesehatan
Mengajak untuk selalu mencuci tangan pakai
sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

53

54

KUIS

KUIS

1. Sebutkan tanda sepsis pada bayi


baru lahir
2. Sebutkan cara mencegah sepsis
pada bayi baru lahir

Ibu Endang memiliki bayi perempuan berumur


1 minggu, berat badan 1700 gram yang
pusarnya kemerahan dan badannya panas,
tidak mau menyusu
Pertanyaan :
1. Apa yang kader pikirkan tentang kondisi
kasus di atas?
2. Apa yang harus dilakukan kader terhadap ibu
Endang dan bayinya?

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

TUJUAN PEMBELAJARAN

PERAN KADER
KESEHATAN DALAM
PENINGKATAN
KESEHATAN ANAK
PERAN KADER KESEHATAN

A. Penggerakan Masyarakat
B. Penyuluhan

TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih
memahami perannya dalam kesehatan anak
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih mampu :
1. Menjelaskan peran kader kesehatan anak
2. Menjelaskan isi buku pedoman kader seri
kesehatan anak

A. PENGGERAKAN MASYARAKAT (1)


1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga
Tujuan :
- Perbaikan Keadaan Gizi Keluarga
- Perilaku Yg Mendukung Perbaikan Gizi
- Partisipasi Dan Pemerataan Kegiatan
2. Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Penanaman
Tanaman Obat

C. Pemantauan

3. Pelayanan di Posyandu

Pelayanan Minimal Di Posyandu

Saling Memperoleh
Dan Memberikan
Informasi
Meningkatkan
Kegotong Royongan
Masyarakat

Memelihara Dan Meningkatkan


Kesehatan Dalam Rangka
Ketahanan Dan Kesejahteraan
Keluarga

Tujuan
Posyandu

1.GIZI

2.KIA

3.KB

4.
Imunisasi

5.
Penanggulangan
Diare dan Ispa

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

55

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Usaha
Kesegatan
Gizi
Masyarakat
Penanggulangan
Penyakit
Menular
setempat

Meja 1
Pendaftaran

Kegiatan
Tambahan
di Posyandu

Lain-lain
sesuai
Kebutuhan
Masyarakat

Penimbangan

Meja 3
Pencatatan

Meja 4
Penyuluhan

Meja 5
Pelayanan
Kesehatan

Bina Keluarga
Balita

Samijaga

B. PENYULUHAN

C. PEMANTAUAN
KUNJUNGAN
RUMAH

Penyuluhan
perorangan/ tatap muka
Penyuluhan disertai
peragaan

PEMERIKSAAN
JENTIK

Penyuluhan kelompok

Kunjungan Rumah
Dikunjungi setelah selesai Kegiatan Posyandu :
1. Balita 2 bulan berturut-turut tidak hadir
2. Balita Belum mendapat Vit A
3. Ibu dengan balita pada bulan lalu dikirim ke
Puskesmas
4. Ibu hamil yang dua bulan berturut-turut
tidak hadir di Posyandu
5. Rumah tidak layak huni

56

Meja2

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Buku Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak


Berisi tentang kesehatan bayi baru lahir, bayi
dan balita yang dapat dijadikan pegangan atau
pedoman untuk meningkatkan pengetahuan
kader sehingga dapat memberikan informasi
yang benar kepada masyarakat.
Isi Buku :
1.
2.
3.
4.
5.

Kesehatan Bayi
Gizi
Imunisasi
Tumbuh Kembang
Penyakit Pada Anak

Penugasan

Bermain Peran

Fasilitator membuat gulungan kertas sebanyak peserta,


3 gulungan kertas diantaranya diisi dengan pertanyaan
sebagai berikut :
1. Sebutkan Peran tiga Kader
2. Sebutkan Pelayanan minimal di posyandu
3. Siapa saja yang rumahnya harus dikunjungi oleh
kader setelah selesai posyandu
Bagikan seluruh gulungan kertas kepada peserta secara
acak, mintalah peserta membaca gulungan kertas tadi
Bagi peserta yang mendapatkan gulungan kertas yang
bertuliskan pertanyaan maka peserta tersebut harus
menjawabnya.

Ibu Ira baru melahirkan anak kedua,


dua hari yang lalu di puskesmas
Kader datang berkunjung ke rumah
ibu Ira, ternyata anak pertama bu ira
yang berumur 4 tahun mengalami
panas tinggi.
Apa yang perlu disampaikan dan
dilakukan kader kepada keluarga ?

TERIMA KASIH

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

57

TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN

UMUM
Setelah mengikuti materi ini peserta lebih
memahami dan mampu melaksanakan
Teknik Komunikasi dan Motivasi
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini peserta

KOMUNIKASI
EFEKTIF

PENGERTIAN
Komunikasi adalah proses

penyampaian pikiran dan perasaan


Tujuan : memberi kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan
antara pemberi dan penerima
HUKUM KOMUNIKASI

Fungsi Komunikasi
Mencapai pengertian satu sama lain
Membina kepercayaan
Mengkoordinir tindakan
Merencanakan strategi
Melakukan pembagian pekerjaan
Berbagi rasa

Lima Pondasi Membangun


Komunikasi Efektif

Sikap menghargai

Berusaha benar-benar

Dapat dimengerti dengan baik

Memenuhi janji

Jelas
Rendah hati

58

1. Membangun Komunikasi yang efektif


2. Melakukan Penyuluhan
3. Memotivasi masyarakat untuk ke posyandu
dan fasilitas kesehatan

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

mengerti orang

Menjelaskan harapan
Meminta maaf dengan tulus ketika

membuat kesalahan

Ciri komunikasi efektif antar pribadi


1. Keterbukaan
2. Empati
3. Dukungan
4. Rasa positif
5. Kesetaraan

6. Sikap tubuh dan cara berjalan


(kita dapat mengetahui informasi
yang bermanfaat dengan mengamati
sikap tubuh).
7. Ekspresi wajah dan kontak mata.
8. Sentuhan (kasih sayang, dukungan
emosional dan perhatian diberikan
melalui sentuhan dan sesuai dengan
norma sosial).

Bentuk dan Karakteristik


Komunikasi Efektif
1. Jelas dan Ringkas
2. Perbendaharaan Kata (sampaikan
pesan dengan istilah yang dimengerti).
3. Intonasi dan Kecepatan berbicara
4. Humor
5. Penampilan fisik (dapat menimbulkan
citra diri profesional yg positif).

Kiat Sukses Berkomunikasi


Kenali dengan baik lawan bicara
Jangan terlalu banyak bicara dan kurang

mendengar
Jangan merasa dan memperlihatkan bahwa
kita lebih tahu daripada lawan kita bicara
Kenali betul-betul diri sendiri dan
kemampuan diri sendiri

Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan

Teknik Penyuluhan

pendidikan yang dilakukan dengan cara


menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
tahu, sadar, dan mengerti, tetapi juga mau
dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan.
Tujuan :
- Tercapainya perubahan perilaku
- Terbentuknya perilaku sehat

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

59

Kemampuan Indera dalam


Menangkap Informasi

METODE PENYULUHAN
1.
2.
3.
4.
5.

Ceramah
Berbagi pengalaman
Tanya jawab
Diskusi
Bermain peran

MEDIA PENYULUHAN
1. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak
2. Lembar balik
3. Buku KIA,
4. Leaflet, brosur, poster
5. video

MOTIVASI
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong

Motivasi Masyarakat
Bermain Peran
Peserta dibagi menjadi 2 kelompok
Skenario 1:

Ibu Susi merasa kesal kepada kader posyandu


yang selalu menganjurkannya untuk datang ke
posyandu dengan dalih agar mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya Adi
yang berusia 3 tahun. Bu Susi berfikir dia tidak
perlu lagi membawa Adi ke posyandu karena
usia Adi sudah 3 tahun, meskipun kondisi tubuh
Adi tidak seperti balita seusianya ( badan Adi
kurus, perutnya buncit dan rambutnya kuning).
Ibu Susi tinggal bersama ibu mertuanya yang suka
menyindir nyindir kader sebagai orang yang suka
mencampuri urusan orang

60

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

seseorang untuk bertindak atau berperilaku


tertentu
Motivasi membuat seseorang memulai,
melaksanakan dan mempertahankan
kegiatan tertentu
Kader berperan dalam memotivasi keluarga
dan masyarakat untuk datang ke posyandu
dan fasilitas kesehatan

Silahkan diperankan :
Satu orang

berperan sebagai Kader yang


memberikan motivasi kepada ibu susi untuk
datang ke posyandu
Satu orang berperan sebagai ibu Lastri
(mertua ibu Susi)
Satu orang berperan sebagai Ibu Susi
Satu orang berperan sebagai kader yang
memberikan penyuluhan kepada ibu Lastri
(mertua ibu Susi)

Skenario 2

Silahkan diperankan:

Ibu Mira mempunyai seorang anak balita usia


3 bulan, akan tetapi dia tidak pernah mau
datang ke posyandu untuk ditimbang dan
diimunisasi, Ibu Rita seorang kader posyandu
di lingkungannya sering berkunjung ke rumah
ibu Mira, mengajak dan menganjurkan ibu
Mira untuk membawa bayinya ke posyandu
agar ditimbang dan diimunisasi.

Satu orang berperan sebagai Ibu Mira


Satu orang berperan sebagai ibu Rita (kader
yang memberi motivasi kepada ibu Mira)
Satu orang berperan sebagai Kader yang
memberikan penyuluhan tentang pentingnya
penimbangan dan imunisasi bagi bayi dan balita
kepada ibu Mira

Pembahasan
Apa Kesan Ibu saat melakukan penyuluhan
Tanggapan dari peserta lain

TERIMA KASIH

Apakah ada kader yang memiliki pengalaman

seperti pada contoh kasus di atas?


Bagaimana perasaan ibu jika diperlakukan
demikian?

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

61

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUMBUH KEMBANG
BAYI DAN
ANAK BALITA

TUJUAN PEMBELAJARAN

2
3
4

Melakukan ploting berat badan anak sesuai KMS


Memotivasi ibu dan keluarga melakukan pemenuhan gizi pada bayi dan
anak balita berdasarkan hasil penimbangan
Menjelaskan secara sederhana tahapan perkembangan bayi dan anak balita

Definisi :
Bertambahnya ukuran tubuh
Aspek Pertumbuhan :
Berat badan
Panjang/Tinggi Badan
Lingkar Kepala

Memfasilitasi keluarga dalam menstimulasi sesuai tahapan umur

Menjelaskan secara sederhana deteksi dini gangguan pertumbuhan dan


perkembangan

Melakukan rujukan jika dijumpai adanya kasus kelainan pertumbuhan dan


perkembangan

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU


1. DATANG KE
POSYANDU

PELAYANAN GIZI
DAN KESEHATAN
DASAR

2. DIDAFTAR 3. DITIMBANG 4. BB ANAK DICATAT


& DI PLOT KE KMS

6.
KONSELING

N = NAIK
T = TIDAK
NAIK

TIDAK
GIZI
BURUK

DIRUJUK

62

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


A. PERTUMBUHAN

TUJUAN KHUSUS :
1

TUJUAN UMUM :
Mampu memfasilitasi ibu dan keluarga dalam melakukan stimulasi
tumbuh kembang bayi dan anak balita

KONFIRMASI

5. DINILAI STATUS
PERTUMBUHAN
BERDASARKAN
KURVA BB ANAK

BGM, PERTAMA
DITIMBANG

GIZI BURUK

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

9 (SEMBILAN) LANGKAH PENIMBANGAN


1.Gantungkan dacin pada penyangga kaki tiga atau pelana rumah.
Periksalah apakah dacin sudah tergantung dengan kuat (tarik kuat-kuat
batang dacin ke arah bawah)
2.Sejajarkan batang dacin dengan mata penimbang
3.Letakan bandul geser pada angka nol, batang dacin dikaitkan dengan tali
pengaman
4.Pasang sarung timbangan yg kosong pada dacin
5.Seimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung, dengan cara mengikatkan
kantung yang sudah diisi pasir, diujung timbangan, sampai jarum seimbang
6.Anak ditimbang, geser bandul sampai jarum timbangan tegak lurus
7.Tentukan berat badan bayi dan anak balita dengan membaca angka di ujung
bandul geser
8.Catat hasil penimbangan
9.Kembalikan bandul geser ke angka nol. Masukkan ujung batang dacin ke tali
pengaman. Baru anak diturunkan.

1. Pilih pelana rumah


atau dahan penggantung yang kuat

2. Tali penggantung
dacin yang kuat

4. Sarung atau celana


timbang tempat
anak diletakkan

3. Gantungkan dacin dengan


posisi batang dacin sejajar
dengan mata penimbang
5. Bandul
6. Bandul penyeimbang
dapat berupa kantong /
geser
di angka NOL plastik berisi kerikil
atau pasir

CARA MENIMBANG ANAK YANG BENAR

7.

Posisi kedua paku


timbangan harus
lurus

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
DENGAN PENGUKURAN PANJANG BADAN (PB)

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
DENGAN PENGUKURAN TINGGI BADAN (TB)

Cara mengukur dengan posisi terbaring:

Cara mengukur dengan posisi berdiri:

1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang


2. Bayi dibaringkan telentang pada alas datar
3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka
4. Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel
pada pembatas angka 0 ( pembatas kepala)
5. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki
6. Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur

1. Anak tidak memakai pakaian,


sandal atau sepatu
2. Berdiri tegak menghadap ke depan
3. Punggung, pantat dan tumit
menempel pada tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur
sampai menempel di ubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

63

1. Utama : alat pantau pertumbuhan anak, catatan pelayanan


kesehatan anak
2. Grafik pertumbuhan digunakan untuk menentukan apakah
seorang anak tumbuh normal, memiliki risiko gangguan
pertumbuhan atau kelebihan gizi.
3. Bila grafik berat badan :
- mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS
artinya : anak tumbuh baik
- tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan normal

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS

1.
2.
3.

Memilih KMS sesuai jenis kelamin.


Mengisi identitas anak dan orang tua
pada halaman muka KMS.
Mengisi bulan lahir dan bulan
penimbangan anak

a. Tulis bulan lahir anak pada


kolom bulan penimbangan
dibawah umur 0 bulan.

Contoh:
Aida lahir pada bulan
Februari 2008 tulis Februari 08
dibawah umur 0 bulan

Umur (bln)

Bulan
penimbangan

b. Tulis semua kolom


berikutnya secara berurutan.

4
Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
2008

BB (kg)
800 900 800 600

KBM (gr)

artinya : anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan


pertumbuhan atau kelebihan gizi.

4.

BAWALAH KMS SETIAP KALI KE POSYANDU


/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT

Februari08
Maret
April
Mei
Juni

HASIL PENIMBANGAN DI PLOT


DI KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

N/T
ASI Eksklusif

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS


Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak

a. Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan.

b. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu


Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan
lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.

Catat hasil penimbangan di bawah


kolom bulan penimbangan. Letakkan
titik berat badan pada titik temu garis
tegak (bulan penimbangan) dan garis
datar (berat badan).

3
2
1
4

Contoh:
Aida dalam penimbangan bulan Juni
2008 umurnya 4 bulan dan
berat badannya 6 kg.

Juni

Mei

April

Februari08

Maret

Umur (bln)

4
3
2
1
Umur (bln)

800 900 800 600

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS


Mencatat setiap kejadian yang dialami anak

800

600

3.0 3.5 4.7


800

900

Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka


garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan.

6.0 6.6 6.6 6.3


500

400

6. Menentukan Status Pertumbuhan Anak Berdasarkan KMS Balita


7
6

Contoh :
l Pada penimbangan bulan Maret anak
tidak mau makan,
l Penimbangan bulan Agustus anak diare,
l Penimbangan selanjutnya di bulan
September anak mengalami demam

4
3
2

a. TIDAK NAIK, grafik berat badan memotong garis


pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat badan
kurang dari KBM (<800 g)

4
3

b. NAIK, grafik berat badan memotong garis


pertumbuhan diatasnya atau kenaikan berat badan
lebih dari KBM (>900 g)

1
0

Bulan
penimbangan

Februari08

Umur (bln)

64

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS

BB (kg)
KBM (gr)
N/T
ASI Eksklusif

Bulan
penimbangan
BB (kg)
KBM (gr)
N/T
ASI Eksklusif

3.0

BB (kg)
KBM (gr)
N/T
ASI Eksklusif

5.

Aida lahir pada bulan Februari 2008 dengan


berat badan lahir 3,0 kg. Data Berat badannya
adalah sebagai berikut:
l Bulan Maret, berat badan Aida 3,3 kg.
l Bulan April, berat badan Aida 4,7 kg.
l Bulan Mei, Aida tidak datang ke Posyandu.
l Bulan Juni, berat badan Aida 6,0 kg.
l Bulan Juli, berat badan Aida 6,6 kg.
l Bulan Agustus, berat badan Aida 6,6 kg.
l Bulan September, berat badan Aida 6,3 kg.

Bulan
penimbangan

Contoh :

Umur (bln)

800

600

500

400

Bulan
penimbangan

3.0 3.5 4.7


800

900

6.0 6.6 6.6 6.3


800

600

500

400

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

BB (kg)
KBM (gr)
N/T
ASI Eksklusif

3.0 3.5 4.7


800

900

6.0 6.6 6.6 6.3


T

c. NAIK, grafik berat badan mengikuti garis


pertumbuhannya atau kenaikan berat badan lebih dari
KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK, grafik berat badan mendatar atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (>400 g)
e. TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (<300 g)

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS


Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi

LANGKAH-LANGKAH PENGISIAN KMS

9.

Isi kolom Pemberian ASI Eksklusif

Beri tanda (v) bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa
makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan
tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda (-).

BERI IMUNISASI SESUAI JADWAL AGAR


ANAK TERLINDUNG DARI PENYAKIT
Catatan Pemberian Imunisasi Bayi
Umur
Jenis Imunisasi Tgl diberikan Imunisasi
/bln
HB0 Polio 0

BCG Polio 1

26 Maret 2008

DPT/HB 1 Polio 2

26 April 2008

DPT/HB 2 Polio 3

DPT/HB 3 Polio 4

Campak

Tanggal imunisasi diisi oleh petugas kesehatan


setiap kali setelah imunisasi diberikan

Dosis
1 kapsul biru di bln
Februari dan Agustus

Tgl diberikan

26 /1/08

24-35
36-47

Tanggal diisi oleh kader sesuai dengan


tanggal dan bulan pemberian kapsul
Vitamin A oleh kader

BB (kg)
KBM (gr)

3.0 3.6
800

800

600

500

400

Desember

September

6-11
12-23

Agustus

Umur
/bln

Juni

Bulan
penimbangan

Catatan Pemberian Vitamin A

Mei

Umur (bln)

BERI VITAMIN A SESUAI JADWAL


UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MATA
DAN PERTUMBUHAN ANAK

April

Mengisi catatan Pemberian kapsul vitamin A

Maret

8.

Februari08

7.

4.3
900

N/T

1 kapsul merah
setiap bln
Februari dan Agustus

ASI Eksklusif

48-59

TINDAK LANJUT HASIL PENIMBANGAN


1. Berat badan naik (N):

TINDAK LANJUT HASIL PENIMBANGAN


2. Berat badan tidak naik 1 kali (T1)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke
Posyandu
Jelaskan arti garis pertumbuhan yang tertera pada KMS bahwa
berat badan anak masih kurang dari kenaikan berat badan
minimum, dan mungkin anak mengalami gangguan pertumbuhan
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare,
panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan
tidak naik tanpa menyalahkan ibu
Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan
anak sesuai golongan umurnya
Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya

TINDAK LANJUT HASIL PENIMBANGAN


3. Berat badan tidak naik 2 kali (T2)
atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan anjurkan
untuk datang kembali bulan berikutnya.
Jelaskan arti garis pertumbuhan yang tertera pada KMS bahwa berat badan anak
sudah tidak naik dua kali berturut-turut, dan anak mengalami gangguan
pertumbuhan
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel,
dll) dan kebiasaan makan anak
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
Rujuk anak ke petugas kesehatan
Anak BGM yang ditimbang pertama kali atau anak BGM baru, dirujuk ke petugas
kesehatan untuk selanjutnya dilakukan penilaian mengikuti garis pertumbuhan anak

TINDAK LANJUT HASIL PENIMBANGAN


4. Risiko Gemuk
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa bayi
dan anak balita ke Posyandu
Jelaskan arti garis pertumbuhan yang tertera pada KMS
bahwa anak sudah kelebihan berat badan sehingga
berisiko gemuk
Tanyakan kepada ibu kebiasaan makan, aktivitas anak.
Berikan nasihat sesuai golongan umurnya
Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

65

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DENGAN PENIMBANGAN

Fasilitator meminta 1 (satu)


orang peserta mempraktikkan
cara penimbangan yang biasa
dilakukan

PENUGASAN

Fasilitator Meminta Pendapat


Peserta Lainnya Bagaimana Cara
Penimbangan Yang Benar Dengan
Menggunakan Dacin

PRAKTIK PENGISIAN KMS

FASILITATOR MENYIAPKAN KMS DAN DIBAGIKAN


KEPADA PESERTA
PESERTA MENGERJAKAN SOAL DAN DI PLOT KE KMS
DIBAHAS BERSAMA DENGAN PESERTA
KASUS 2
Anak bungsu Bapak dan Ibu Amin bernama Yayat ditimbang pada
hari ini tanggal 28 Februari 2012 ditimbang, berat badannya 7,3
kg. Pada penimbangan sebelumnya (Januari 2012) berat
badannya 7,1 kg. Yayat lahir 29 Juli 2011 dengan berat 3 kg. Mulai
umur 3 bulan Yayat sudah mendapatkan makanan tambahan
bubur dan sari buah.
Pada umur 6 bulan Yayat demam, menderita mencret kemudian
dibawa ke puskesmas.
Tugas :
1. Isi KMS secara lengkap , berikan penjelasan
2. Umur berapa Yayat saat ini?
3. Kapan Yayat mendapatkan kapsul vitamin A? Warna apa? Apa
alasannya?

66

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

KASUS 1
Anak pertama Bapak dan ibu Dudi bernama Ana lahir tanggal 20 Oktober
2011 dengan berat lahir 2,8 kg. Pada usia 1 bulan berat badan Ana 3 kg.
Sedangkan pada 3 bulan berikutnya Ana tidak pernah ditimbang karena
ibu Dudi bepergian. Sejak lahir sampai umur 4 bulan Ana hanya
mendapatkan ASI saja.
Pada umur 6 bulan Ana agak demam, berat badannya waktu itu 5,6 kg,
umur 7 bulan Ana menderita mencret kemudian dibawa ke puskesmas
dan saat ditimbang berat badannya 5,8 kg, saat ini pada tanggal 23 Juni
2012 di posyandu hasil penimbangan berat badannya 6 kg
Tugas :
1. Isi KMS secara lengkap
2. Umur berapa Ana saat ini?
3. Kapan Ana mendapatkan kapsul vitamin A? Kapsul vitamin A warna
apa yang diberikan pada Ana

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK


B. PERKEMBANGAN
Definisi :

Bertambahnya FUNGSI / KEMAMPUAN ANAK

Aspek Perkembangan :
Gerak kasar
Gerak halus
Bicara dan bahasa
Sosialisasi dan kemandirian

Pengertian Dasar
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang anak
lakukan sedini mungkin

STIMULASI PERKEMBANGAN

STIMULASI , Memberikan rangsangan dan memenuhi semua kebutuhan


Tumbuh Kembang anak
DETEKSI , Melakukan Pemantauan terhadap Tumbuh Kembang Anak
sesuai umur
INTERVENSI, Melakukan Koreksi terhadap keterlambatanTumbuh
Kembang anak sesuai umur

Stimulasi Tumbuh Kembang


BERMAIN AKTIF setiap hari dengan penuh kasih
sayang, gembira, berulang, konsisten,
bervariasi, tuntas (selesai)
Metoda : dengar, lihat, tiru / coba, diulang-ulang
Cara : rangsang suara, musik, gerakan,
perabaan, bicara, menyanyi, membaca,
mencocokkan, membandingkan,
mengelompokkan, memecahkan masalah,
mencoret, menggambar, merangkai, dll
Kapan : setiap kali KONTAK dengan anak :
memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di
dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur dll

ANAK USIA 3 6 BULAN


Kemampuan
Berbalik dari telungkup ke
telentang
Mengangkat kepala 90
Meraih benda yang ada dalam
jangkauannya
Mengeluarkan suara gembira
bernada tinggi/memekik
Tersenyum ketika melihat
mainan/gambar yang menarik
saat mainan sendiri

Stimulasi
Bantu bayi agar bisa duduk sendiri
Lanjutkan meletakkan benda
didekat jangkauan bayi
Letakkan benda di tangan bayi,
amati apakah ia memindahkan
benda tersebut ke tangan yang lain
Berikan biskuit ke tangan bayi/ di
sekitar bayi
Lanjutkan untuk mengenalkan
suara-suara
Tiru ucapan bayi
Berikan rasa aman,
Amati, mengayun, ajak bayi
tersenyum, nina bobo kan
Ajak bermain cilukba

ANAK USIA 0 3 BULAN


Kemampuan

Stimulasi

Ciptakan rasa nyaman, aman,


Bayi dapat mengangkat kepala
senang
setinggi 45 saat ditengkurapkan
Peluk, cium, ayun
Senyum, tatap mata, ajak bicara,
Melihat dan menatap
Tirukan ocehan dan mimik bayi
Dengarkan berbagai suara,
Mengoceh spontan
suara, musik
Tertawa, menggerakkan kepala ke Gantung benda berwarna cerah,
berbunyi dekat bayi
kanan dan ke kiri
Gendong bayi dalam posisi tegak
Gulingkan kanan-kiri, tengkurap Terkejut dengan suara keras
telentang

ANAK USIA 6 9 BULAN


Kemampuan

Stimulasi

Peluk, senyum, bicara, panggil


Duduk
namanya,
Merangkak
Bersalaman, tepuk tangan,
melambai ke orang lain
Memindahkan benda dr 1 ke
Panggil : mama, papa
tangan lain
Cilukba, melihat cermin
Memungut benda sebesar kacang Tunjuk dan sebutkan nama gambar
Bacakandongeng
Bersuara tanpa arti
Pegang mainan dengan 2 tangan
Masukan benda kecil ke dalam
ma..mababa
wadah
Bermain tepuk tangan/cilukba
Sembunyikan dan cari mainan
Mainan yang mengapung di air
Mencoret-coret, memukul-mukul
Duduk, merangkak, berdiri
berpegangan

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

67

ANAK USIA 9 12 BULAN


Kemampuan

Stimulasi

Mengangkat badan ke posisi berdiri


Memegang erat pensil
Berjalan dengan dituntun
Mengulurkan tangan untuk meraih
benda yang diinginkan
Memasukkan benda ke mulut
Mengulang bunyi yang didengar
Senang bermain cilukba
Mengenal orang dekat/ orang asing

Peluk, senyum, bicara, panggil,


ditanya
Cilukba, melambai pada orang lain
Tunjuk dan sebutkan nama gambar
Bicara pada boneka, menyanyi,
Masukkan benda ke wadah
Mainan yang mengapung di air
Menyusun balok, menggambar
Main alat dapur, minum dari gelas
Makan bersama
Menggelindingkan bola, berdiri,
membungkuk,
Berjalan berpegangan, naik tangga

ANAK USIA 2 3 TAHUN


Kemampuan
Jalan naik tangga sendiri
Berdiri 1 kaki 2-6 detik
Melompat dengan kedua kaki diangkat
Dapat menunjuk satu atau lebih bagian
tubuh
Melepas pakaiannya sendiri
Mendengarkan cerita
Makan nasi sendiri tanpa banyak
tumpah
Bermain bersama teman, mengikuti
aturan permainan

Stimulasi
Lanjutkan stimulasi usia 1 tahun
dengan ditambah
Ajari anak melompat jauh
Ajari anak menyebut nama lengkap
Bercerita ttg diri anak
Menyebut nama berbagai jenis
pakaian
Menyatakan keadaan suatu benda
Membuat gambar tempel
Menyusun balok
Mencocokkan gambar dan benda
Latih BAK/BAB
Berdandan
Ajari anak memakai pakaian sendiri

ANAK USIA 12 24 BULAN


Kemampuan

18 24 bulan

Berdiri sendiri tanpa


berpegangan
Berjalan
Bertepuk tangan, melambailambai
Memungut benda kecil
dengan ibu jari
Menggelindingkan bola
Membantu menirukan
pekerjaan rumah tangga
Memegang cangkir sendiri

Ajari naik turun tangga


Ajari berjalan jinjit
Menangkap dan melempar bola
Menendang bola
Bernyanyi
Menunjuk dan menyebut gambar
Menggambar
Memasukkan benda ke wadah
Ajari anak meniup gelembung
Ajari anak membuat manik-manik
Ajari anak melepas pakaian
sendiri
Ajak bermain/bersosialisasi
Ajarkan makan sendiri
Sering bawa anak ke tempat
umum

12 18 bulan

Berdiri dan berjalan


berpegangan

Membungkuk memungut
mainan dan berdiri kembali
Berjalan mundur 5 langkah
Memanggil ayah dengan
kata papa, memanggil ibu
dengan kata mama
Memasukkan kubus ke
kotak
Menunjuk apa yang
diinginkan tanpa menangis
dan merengek

Stimulasi

12 24 bulan

Memperlihatkan rasa
cemburu

ANAK USIA 3 5 TAHUN


Kemampuan

Stimulasi

Melompat-lompat
Menari
Menggambar orang
Senang bertanya sesuatu
Bicaranya mudah dimengerti
Bisa membandingkan suatu bentuk
Menyebut angka/menghitung jari
Berpakaian sendiri tanpa dibantu
Menggosok gigi tanpa dibantu
Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika
ditinggal ibu

Menangkap bola
Berjalan mengikuti garis lurus
Melempar benda kecil ke atas
Meniru binatang berjalan
Melompattali
Belajar mengingat
mengenal huruf & angka
Bercerita
Membantupekerjaan dapur
Menggambar
Mencocokkandan menghitung
Menggunting
Menggambar orang
Bermain kreatif dengan teman-teman
Bermain peran

Stimulasi, Deteksi dan Intervensi


Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

Melakukan pemantauan dan stimulasi/rangsangan


Dini tumbuh kembang anak
Melaporkan ke fasilitas kesehatan
apabila menemukan anak
yang terlambat tumbuh kembangnya

68

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

PENUGASAN
1. Fasilitator membagi 2 (dua)
kelompok
2. Setiap kelompok membahas
1 (satu) kasus
3. Tugas Kelompok :
Diskusikan
a. Apa yang kader pikirkan
b. Apa yang kader lakukan
4. Berbagi peran dan tunjuk
siapa yang menjadi
penyuluh/ motivator

Kasus
1

Budi umur 18 bulan , BB 12 kg


dibawa oleh bapaknya ke Posyandu.
Setelah dilakukan deteksi tumbuh
kembang ditemukan Budi belum
bisa berjalan dan belum bisa
mengucapkan kata seperti mama,
papa, Kondisi fisik anak normal

Kasus
2

Seorang Ibu berkeluh kesah pada


kader bahwa anaknya Niko, laki
laki umur 5 (lima) bulan tidak
bereaksi terhadap suara apapun

Saat ini tulangnya sedang tumbuh


Saat ini darahnya sedang terbentuk
Saat ini kecerdasannya sedang berkembang

Tidak ada kata nanti untuk mereka


Kebutuhannya adalah saat ini & tak bisa ditunda

Disadur dari My name is today


Gabriel Mistral
(Penerima Hadiah Nobel dari Chile)

TERIMA KASIH

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

69

CATATAN

............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

70

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

CATATAN

............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

71

CATATAN

............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................

72

PEDOMAN KURIKULUM PELATIHAN


KADER SERI KESEHATAN ANAK

Media ini dicetak dengan Menggunakan Sumber Dana


Proyek GAVI HSS Tahun Anggaran 2013
Direktorat Bina Kesehatan Anak
Kementerian Kesehatan RI
Dengan Judul
Modul Pelatihan Kader
ISBN 978-602-235-365-2

786022 353652

You might also like