You are on page 1of 7

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SUMBER BELAJAR
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar, yakni perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk
supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi
perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Namun
demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi juga hal-hal lain yang memungkinkan
siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi
manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya.
Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk
mengajar dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin
luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Sumber Belajar
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber
belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber
belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat
berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang
dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi
untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari
hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan
berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat
pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.
2.2 KLASIFIKASI SUMBER BELAJAR
Penggolongan sumber belajar menjadi dua bagian tersebut tidak mutlak. Masing-masing ahli dapat
membagi berdasarkan pengetahuannya masing-masing. karyanya The Definition of Educational
Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam:
1. Pesan (Message) ialah informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide atau
gagasan, fakta, pengertian dan data. Contoh: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat,
dan sebagainya.
2. Manusia (people) ialah orang yang bertindak sebagai penyimpan informasi sangatlah tepat apabila
dikatakan bahwa manusia adalah sumber dari segala sumber belajar. Yang dimaksud dengan sumber
belajar manusia adalah orang yang secara langsung menyampaikan pesan-pesan pengajaran tanpa
menggunakan alat lain sebagai perantara. Dalam hubungan ini terdapat orang yang secara khusus
dipersiapkan sebagai sumber pengajaran melalui latihan ,penataran,up-grading dan sebagainya
.Mereka itu antara lain adalah dosen,guru,instruktur,tutor,nara sumber dan sebagainya.selain itu,ada
juga sumber pengajaran berupa manusia,namun tidak dipersiapkan untuk sumber belajar,namun
memiliki suatu keahlian yang berkaitan erat dengan program pengajaran,seperti tenaga penyuluh
kesehatan,penyuluh pertanian,manajer perusahaan,kepala desa,pengelola koprasi dan polisi.
3. Bahan (materials) ialah perangkat lunak yang mengandung pesan disajikan kepada peserta didik
dengan menggunakan perantara melalui alat/perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Bahan
sebagai sumber pengajaran adalah sesuatu yang memiliki pesan untuk tujuan pengajaran. Pesan
pengajaran yang disampaikan kepada siswa tersebut dengan menggunakan alat penampilan, seperti
1

buku paket, audio tape, video tape, film, peta, bola dunia, grafik, dan sebaginya. Berbagai bahan
yang bersifat fisik material biasanya disebut sebagai media pengajaran. Dilihat dari sisi peran dan
fungsinya, terdapat bahan pengajaran, ada pula yang diambil dari media yang bersifat umum,
namun memliki kaitan yang erat dengan program pengajaran. Media yang bersifat umum tersebut
adalah media yang dirancang dan digunakan untuk memberikan penerangan kepada masyarakat,
seperti film tentang keluarga berencana, film tentang koperasi, dan sebagainya yang dimanfaatkan
untuk pengajaran bidang studi ilmu pengetahuan social, sejarah nusantara, dan ekonomi pedesaan.
4. Peralatan (device) ialah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan
dalam bahan (materials). Alat atau perlengkapan yang dapat dijadikan sumber pengajaran ialah alat
atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu atau untuk menampilkan sumbersumber lainnya. Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk memproduksi sesuatu antara lain
berupa kamera untuk memproduksi foto, tape recorder untuk merekam, termo-fex untuk
transparansi. Sedangkan alat dan perlengkapan yang digunakan untuk penampilan sumber belajar
lainnya adalah slide, proyektor, film strip projector, pesawat radio, pesawat televisi. Dan
sebagainya.
5. Teknik/metode (tecnique) yaitu prosedur atau alur yang dipersiapkan dalam mempergunakan bahan
pelajaran, peralatan situasi dan orang untuk menyampaikan pesan. Contoh sumber belajar yang
dirancang adalah ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan sebagainya.
6. Lingkungan (setting) yaitu situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampaikan/ditransmisikan
baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, atau nonfisik. Yang dimaksud lingkungan
sebagai sumber belajar, adalah tempat atau ruangan yang mempengaruhi belajar siswa. Tempat dan
ruangan dirancang khusus untuk pengajaran, antara lain bangunan sekolah, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, auditorium, ruang micro teaching, bank mini, ruang praktikum ibadah, ruang
prktikum peradilan, dan sebagainya. Sedangkan ruangan atau tempat yang dirancang secara khusus
untuk tujuan pengajaran, namun dapat dimanfaatkan untuk sumber belajar antara lain gedung
bersejarah, bangunan industry, lingkungan pertanian, museum, kebun binatang, kebun raya, cagar
budaya, dan sebagainya.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1.
2.

Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang
secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang
tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan,
diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2.3 KOMPONEN DAN FAKTOR SUMBER BELAJAR


Komponen dan faktor dalam sumber balajar adalah dua hal yang saling berkaitan, saling
mendukung dan saling berpengaruh antara yang satu dengan yang lainnya. Sumber belajar yang
dirancang ataupun sumber belajar yang digunakan selalu dapat dipandang sebagai suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen-komponen atau subsistem-subsistem.
Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada dalam sumber belajar itu yang sulit berdiri
sendiri meskipun dapat digunakan secara terpisah. Diantara komponen-komponen sumber belajar
antara lain:
a. Tujuan, misi, atau fungsi sumber belajar. Sumber belajar pasti memiliki tujuan, misi dan fungsi
yang akan dicapai. Sumber belajar yang dirancang akan lebih eksplisit daripada sumber belajar
yang digunakan atau dimanfaatkan saja, karena secara tidak langsung dalam menyusun sumber
belajar seseorang akan sangat memperhatikan tujuan, misi dan fungsi sumber belajar tersebut.
b. Bentuk, format atau keadaan fisik sumber belajar. Bentuk dan format sumber belajar tentu akan
berbeda-beda menyesuaikan type dan tujuan pembelajaran, begitu juga keadaan fisik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menentukan bentuk, format dan keadaan fisik sumber belajar adalah
waktu, pembiayaan, dan sebagainya.
c. Pesan yang dibawa sumber belajar. Setiap sumbe belajar pasti membawa pesan berharga yang
disesuaikan dengan ujuan pembelajaran, proses transformasi pesan tersebut perlu diperhatikan dan
lebih ditekankan karena inilah tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pesan itu sendiri adalah: isi pesan harus sederhana, cukup jelas, lengkap, dan mudah disimak
maknanya.

d. Tingkat kesulitan atau kompleksitas sumber belajar. Hal ini terkait dengan keadaan fisik dan pesan
sumber belajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu diketahui guna manentukan apakah sumber
belajar itu masih dapat dipergunakan, disesuaikan dengan waktu dan biaya.

Untuk memahami karakteristik sumber belajar, seseorang perlu mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhinya sehingga sumber belajar dapat digunakan untuk memaksimalkan proses
pembelajaran. Factor-faktor tersebut antara lain:
a. Perkembangan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa
pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan, baik yang bersifat langsung maupun tidak
langsung. Hal ini juga berkaitan erat dengan perkembangan media yang digunakan dalam dunia
pendidikan termasuk sumber belajar. Sumber belajar akan berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi.
b. Nilai-nilai budaya setempat. Bahan-bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar hendaknya
disesuaikan dengan nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat setempat. Hal ini sangat
berpengaruh terutama pada sumber belajar yang tidak dirancang.
c. Keadaan ekonomi pada umumnya. Keadaan ekonomi mempunyai pengaruh dalam sumber belajar
dalam hal pengadaannya, jenis atau macamnya, dan upaya menyebarkannya pada pemakai. Dengan
kata lain bagaimana suatu lembaga memilih dan menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan
kondisi lembaga tersebut.
d. Keadaan pemakai, pemakai sumber belajar jelas memegang peranan yang sangat penting, karena
keberhasilan penggunaan sumber belajar akan ditentukan oleh pemaikai itu sendiri.
2.4 FUNGSI DAN PERANAN SUMBER BELAJAR
Sumber belajar memiliki fungsi :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
a. mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
b. mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina
dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
a. mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan
b. memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a. perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
a. meningkatkan kemampuan sumber belajar;
b. penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
a. mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas
yang sifatnya kongkrit;
b. memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang
mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk
kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.
PERANAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun
peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang
dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik,
sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar
sangat penting, pola komunikasi dalam pembelajaran individual adalah sebagai berikut:
Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
3

1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang
perlu dipelajari.
2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI)
yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar
individual.
3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik, sehingga peserta
didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan
belajar.

Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan prinsip: (a) Dialog, drama, diskusi yang
disajikan menarik melalui permainan, kombinasi warna dan suara. (b) Persuasif dan bukan menggurui
atau mendikte. (c) Pemilihan sumber belajar yang tepat. (d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan
menyeluruh. Dalam pembelajaran individual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik lebih
banyak sebagai konsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar
peserta didik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran individual 10 %
dari total waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.
b. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara
guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan
sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi
belajar didominari interaksinya dengan guru. Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan
kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan
dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia
terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain
guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama
hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam
belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya
dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit,
kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.
Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan
diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan dan 6
% indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan
SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia
dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual
50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)

Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10%


Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%.
Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan
Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%.
Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas,
bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar
yang ada.
c. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational
Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum
ditetapkan dalam belajar yaitu pola:
a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan
singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.
b. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari
suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui
dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional
tertentu.
4

d. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara
mengenai suatu proyek oleh tim.
e. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f. Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g. Self helf group (kelompok swamandiri).
2.5 MANFAAT SUMBER BELAJAR
Dengan memasukan sumber belajar secara terencana, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih
efektif dan efisien, dalam usaha pencapaiannya tujuan intruksional. Sebab sumber belajar sebagai
komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat cukup besar.
Manfaat sumber belajar tersebut antara lain :
1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik, misalnya: karya
wisata ke obyek seperti museum, kebun binatang, majalah, dan sebagainya.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dukunjungi atau dilihat, secara langsung
dan konkrit. Misalnya: denah, sketsa, foto, film, majalah, dan sebagainya.
3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya: buku tes,
foto, film, narasumber, majalah, dan sebagainya.
4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan, ensiklopedia, majalah,
dan sebagainya.
5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap instruksional) baik dalam lingkup
makro (misalnya: belajar sistem jarak jauh melalui modul) maupun makro pengaturan ruang yang
menarik, simulasi, penggunaan film.
6. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan diperencanakan permanfaaatannya secara
tepat.
7. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya: buku teks, buku
bacaan, film, dan lain-lainnya yang mengandung daya penaluran sehingga dapat merangsang
peserta didik untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lanjut.
2.6 KRITERIA PEMILIHAN SUMBER BELAJAR
Telah kita ketahui bersama bahwa upaya untuk mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu
yang penting. Mengapa? Karena dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses
pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa.
Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, yaitu :
1. Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
Ekonomis dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah. Bisa saja
dana pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung
murah. Misalnya, pengadaan video tape recorder cukup mahal, namun untuk jangka panjang
pemanfaatannya terhitung murah.
2. Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
Artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka, misalnya
proyektor khusus seperti micro projector untuk memproyeksikan micro slides, opaque projector untuk
memeproyeksikan gambar, majalah folder, foto dan peta. Dan kata sederhana maksudnya tidak
memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan
sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.
3. Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya.
4. Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia.
Merupakan kriteria yang penting. Sering terjadi suatu sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai,
pesan yang dibawa juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena diluar kemampuan
disebabkan oleh biaya yanf tinggi dan banyak memakan waktu.
5. Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa.
6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas
dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdayaguna
5

Sudjana dan Rivai (2003:84) merumuskan beberapa kriteria dalam pemilihan sumber belajar.
Kedua kriteria pemilihan sumber belajar terebut berlaku baik untuk sumber belajar yang dirancang
maupun bagi sumber belajar yang dimanfaatkan.
1)

Kriteria umum
Ekonomis
Praktis dan sederhana
Mudah diperoleh
Bersifat fleksibel
Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan
2) Kriteria berdasarkan tujuan
a. Sumber belajar guna memotivasi
b. Sumber belajar untuk tujuan pengajaran
c. Sumber belajar untuk penelitian
d. Sumber belajar untuk memecahkan masalah
e. Sumber belajar untuk presentasi
a.
b.
c.
d.
e.

Dan pada dasarnya sumber belajar yang di pakai dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri
dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan di buat agar memungkinkan
siswa belajar secara individual. Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber belajar
yang cocok, gambar tersebut harus memenuhi persyaratan, Fred Percipal (1998) ada Tiga Persyaratan
Sumber Belajar yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.

Harus tersedia dengan cepat


Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri
Harus bersifat individual misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam
belajar mandiri.

Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka sebuah sumber belajar harus berorientasi pada siswa
secara individu, berbeda dengan sumber belajar tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan
yang berorientas pada guru atau lembaga pendidikan
2.7 PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran, sesuai dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller
(1985): In some case, implementation has been identified with instruction.
Implementasi kurikulum merupakan sebuah upaya untuk melakukan transfer perencanaan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. Dengan kata lain implementasi kurikulum adalah sebuah
penerapan, ide, konsep, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau berbagai
aktivitas baru, sehingga terjadi perubahan yang diharapkan.
Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan, dan senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi di lapangan dan
karakteristik siswa, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.
Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan sumber belajar dan media pembelajaran yang
dibutuhkan dan yang sudah tersedia, sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar
secara nyata, bermakna, luas, dan mendalam dalam kegiatan pembelajaran. Pada hakikatnya
pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut tugas guru yang paling utama adalah
mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadiya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Hamalik (2008) menyatakan tiga faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu implementasi
kurikulum, yakni dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungn internal dalam
kelas. Dari faktor-faktor tersebut guru merupakan faktor penentu utama dalam keberhasilan
implementasi kurikulum, karena guru lah yang berperan sebagai implementator utama dalam
pembelajaran, yakni sebagai manajer pembelajaran dalam kelas.
Guru sebagai manajer pembelajaran yang baik dalam proses pembelajaran tentu harus memiliki
kreatifitas yang tinggi dalam mengelola kelasnya, salah satunya adalah dalam hal pemilihan dan
6

penggunaan media dan sumber belajar untuk kepentingan proses pembelajaran. Banyak orang
beranggapan bahwa untuk menyediakan media dan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi
dan sulit untuk mendapatkannya. Padahal dengan berbekal kreatifitas, guru dapat membuat dan
menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat
memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti
kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput dari perhatian kita. Dengan sentuhan
kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaurulang menjadi media dan sumber belajar yang sangat berharga.
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi
jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat
dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit
sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun
keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan
tidak mustahil akan menjadi media pembelajaran atau sumber belajar yang sangat berharga.
Lebih lanjut Rusman (2008) mengemukakan bahwa untuk dapat memberdayakan media dan
sumber belajar secara efektif dan efisien dalam pembelajaran, guru tidak mungkin melaksanakannya
secara sendiri-sendiri. Kerjasama fungsional dengan tenaga kependidikan lainnya, baik yang ada di
lingkungan sekolah mapun dengan berbagai sumber daya potensial yang ada di lingkungan sekitar
sekolah akan sangat membantu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Untuk dapat
merealisasikan kerjasama ini perlu inisiatif dan koordinasi yang diprogramkan secara kelembagaan dan
menjadi kewenangan serta tanggung jawab kepala sekolah, karena pada dasarnya pengimplementasian
kurikulum atau pembelajaran diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat, dan didukung oleh
kemampuan profesional guru sebagai salah satu implemetator kurikulum dan manajer pembelajaran.

You might also like

  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Document1 page
    Daftar Riwayat Hidup
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Document1 page
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Document1 page
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Document1 page
    Lirik Lagu Kisah Sang Rosul
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Https
    Https
    Document1 page
    Https
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • RPP Ips
    RPP Ips
    Document7 pages
    RPP Ips
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Document1 page
    Daftar Riwayat Hidup
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Modul Ips
    Modul Ips
    Document17 pages
    Modul Ips
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Media
    Media
    Document10 pages
    Media
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Nota
    Nota
    Document1 page
    Nota
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • MTK 2
    MTK 2
    Document11 pages
    MTK 2
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet
  • Nota
    Nota
    Document1 page
    Nota
    Chiechie Monster Dandelion
    No ratings yet