You are on page 1of 9

Teori evolusi Biologi

Istilah evolusi biologis lebih mengarah kepada ide yang


menjelaskan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil
dari evolusi molekul anorganik. Asal-usul kehidupan berasal dari
sintesis dan akumulasi monomer organik pada kondisi abiotik.
Agregat molekul yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion.
Sel-sel hidup dapat berasal dari protobion. Protobion tak dapat
melakukan

reproduksi,

namun

dapat

mempertahankan

lingkungan kimia di dalamnya dan menunjukkan ciri-ciri hidup


lainnya yaitu metabolisme. Sedangkan teori evolusi itu sendiri
menurut Widodo, dkk (2003) adalah teori yang menerangkan
proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Teori Evolusi
biologi sendiri adalah sebuah teori yang berupaya untuk
menyelidiki penyebab (dan proses) terbentuknya keragaman
spesies yang saat ini. Evolusi berasumsi bahwa pada awalnya
hanya terdapat satu atau sedikit spesies dimuka bumi milyaran
tahun lalu.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya Biologi,
maka teori evolusi pun semakin berkembang. Dasar pemikiran
yang berubah mengenai teori evolusi terbagi menjadi masamasa sebagai berikut.
Masa Fixisme
Para ahli hingga abad ke-18 dan sebelumnya, beranggapan
bahwa suatu jenis organisme adalah ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Pada masa tersebut tidak dipersoalkan mengenai hubungan
kekerabatan antar organisme. Semua fenomena biologi dianggap
tepat sesuai ajaran agama, sedangkan kelainan yang muncul
disebabkan akibat hukuman Tuhan. Kemiripan dan kesamaan
adalah suatu kebetulan. Penganut teori ini adalah Aristoteles,
Plato, Anthony van Leeuwenhoek, Carolus Linnaeus, dan lain-lain
yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos, sehingga

pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah. Konsepkonsep utama yang berkembang masa itu :
1. Organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam
bahasan
sebagai

Biologi
Teori

tentang

Ciptaan

Asal-usul

Khusus

Kehidupan

(The

Special

disebut

Creation).

Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang menemukan


Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air selama
7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan
dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep
generatio spontanea.
2. Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan,
jadi

bukanlah

sebagai

perubahan

makhluk

hidup

yang

dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun perubahan genetik


(mutasi) makhluk hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan
Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli,
seperti :
1) Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan
alat reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam
kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet =
Primata berekor)
2) Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis.
Variasi-variasi

kecil

yang

dihasilkan

lingkungan

akan

berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih


besar. Setiap hewan pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari
moyangnya yang keadaanya lebih sederhana.
3) Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk
setelah ada bencana. Setiap spesies tercipta secara terpisah.
Georges Cuvier percaya bahwa bencana dan malapeteka yang
terjadi di muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada.
Dalam setiap peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang

terhindar

dari

bencana.

Kehidupan

yang

tersisa

akan

menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa


ada kehidupan yang telah mengalami kepunahan.
Masa Adaptasi dan Transformasi (J.B Lamarck)
Pada perkembangan berikutnya, manusia mulai menyadari
bahwa antar makhluk hidup tidak sama satu dengan lainnya.
Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan
atas adanya perbedaan antara makhluk satu dengan lainnya.
Erasmus Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert Darwin,
dalam bukunya Zoonomia menyatakan bahwa kehidupan itu
berasal dari asal mula yang sama. Respons fungsional yang
dimiliki oleh individu makhluk hidup akan diwariskan kepada
keturunannya.
Pendapat ini berlandaskan pernyataan bahwa tidak ada
satu pun makhluk hidup yang identik walaupun kembar satu
ovum.

Oleh

perbedaan

karena

itu,

tersebut.

J.B

timbul

masalah

Lamarck

tentang

mencoba

sumber

menjelaskan

perbedaan antar organisme dengan mengemukakan bahwa


suatu organisme berubah sesuai dengan kebiasaan sewaktu ia
hidup. Lamarck mengemukakan bahwa latihan adalah salah satu
mekanisme adaptasi, sedangkan perubahan yang terjadi adalah
salah satu proses transformasi. Sifat yang didapatkan akan
diwariskan ke keturunan.

Gambar 1. Ilustrasi teori Lamarck


Masa Darwin
Darwin telah mengumpulkan fakta yang menunjukkan
bahwa evolusi organik terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan
atas dasar fakta tersebut. Darwin merumuskan wawasan tentang
seleksi

alam.

Seleksi

alam

sebagai

suatu

peristiwa

yang

menjelaskan bagaimana terjadinya evolusi oganik (mekanisme


evolusi). Tertuang dalam bukunya yang berjudul : The Origin of
Species by Means of Natural Selection or The Preservation of
Favoured Races yang menjelaskan bahwa spesies mengalami
perubahan

dari spesies yang terdahulu melalui proses yang

bercabang

(yang

diturunkan

dengan

membawa

modifikasi/perubahan), dan bahwa seleksi alam merupakan


makna utama dimana perubahan evolusi dapat tercapai.
Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan
mengemukakan
evolusi

suatu

tersebut

teori

untuk

berlangsung.

Ia

menjelaskan
menjelaskan

bagaimana
data,

yang

dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut:


1) Kecepatan

reproduksi

semua

spesies

(jenis)

kecepatan penambahan persediaan makanan.

melebihi

2) Semua

organisme

menunjukkan

variasi,

tidak

ada

dua

individu dlm satu jenis yg persis sama.


3) Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi
karena keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang
mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh,
kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan
yang menyebabkan individu punya kelebihan tehradap yang
lain.
4) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan
diwariskan kepada generasi berikutnya.
5) Sepanjang

masa

geologik,

variasi-variasi

yang

mampu

bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan


terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori
evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini:
1) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi
karateristik

yang

muncul

dalam

penampakan

fenotip

organisasi tersebut.
2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah
setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak
individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan
proses persaingan.
3) Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan )
merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan
hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk
kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun
individu-individu dengan variasi yang menguntungkan dapat
melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan
berproduksi.
4) The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang
memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-

individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi


tersebut kepada generasi berikutnya.
Meskipun teori ini banyak ditentang oleh orang awam,
namun para ahli ilmu pengetahuan di dunia yakin bahwa teori
Evolusi menurut Darwin merupakan satu-satunya penjelasan
yang paling rasional. Hanya pada masa itu, Darwin tidak dapat
menjelaskan dari mana timbulnya keanekaragaman (Widodo,
2003).
Masa Teori Genetika
Pelopor penelitian di bidang genetika adalah J.G Mendel
yang mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa adanya
sebuah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Teori genetika
mampu

menjelaskan

Pengkajian

kembali

darimanakah
kembali

keanekaragaman

karya

Gregor

Johan

timbul.
Mendel

mengenai genetika, yang tidak diketahui oleh Darwin dan


Wallace, dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan
tentang pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
Hugo de Vries mengemukakan bahwa evolusi disebabkan oleh
adanya mutasi pada makhluk hidup. De Vries melengkapi
gagasannya
Oenothera

dengan

hasil

lamarckiana

pengamatan

yang

menghasilkan

keturunan

menghasilkan

spesies

dari

yang

baru.

Ahli

pada

hasil

mengalami
lainnya,

tumbuhan

perkawinannya
mutasi
yaitu

dan

Morgan,

menemukan adanya mutasi pada Drosophila. Mutan Drosophila


mengakibatkan cacat pada tubuhnya. Berdasarkan penelitian
Morgan, disimpulkan bahwa mutasi yang menyebabkan evolusi
adalah mutasi gen dan kromosom.
Masa Neo-Darwinian
Pada masa ini, para ahli menemukan bahwa ilmu genetika
dapat menjelaskan tentang proses evolusi. Selain itu, semua sifat
yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk
menunjang teori evolusi. Pada masa ini, pandangan yang

mengatakan peristiwa seleksi alam bukanlah sebab utama


evolusi organik, namun hanya sebagai faktor yang mengukuhkan
varian-varian yang sesuai dan bukan merupakan faktor yang
menyebabkan timbulnya varian baru.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh
cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini
juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan
penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman
hayati

organisme-organisme

hidup

telah

meyakinkan

para

ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah


dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong
perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun
1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.
Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori
evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi
alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,
membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan
satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang
secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana
hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang
memberikan

penjelasan

secara

lebih

menyeluruh

tentang

keanekaragaman hayati di bumi.


Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam
dengan karya Mendel disatukan pada tahun 1920-an dan 1930an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane, Sewall Wright,
dan

terutama

Ronald

Fisher,

yang

menyusun

dasar-dasar

genetika populasi. Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui


seleksi alam dengan pewarisan Mendel menjadi sintesis evolusi
modern.

Bukan hanya Genetika dan Evolusi saja yang saling menunjang,


tetapi semua cabang ilmu biologi dapat menjelaskan fenomena
evolusi. Pernyataan ini didukung oleh sebagian besar ahli biologi
pada waktu itu. Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa
merangkum begitu banyak fenomena evolusi dari berbagai
macam

disiplin

biologi.

Ahli-ahli

lain

yang

terlibat

dalam

pengembangan teori evolusi pasca Darwin antara lain : Morgan,


yang melakukan pengamatan terhadap fenomena kerja gen pada
lalat buah (Drosophila melanogaster); Mayr & Darlington, seorag
ahli taksonomi sistematik & zoogeografi burung, menemukan
fenomena evolusi yang baru; Simpson, ahli Paleontologi.
Masa Teori Evolusi Modern
Pada masa saat ini, para ahli evolusi beranjak pada
pendekatan molekuler, model matematika, dan sebagainya,
untuk menerangkan proses evolusi. Dengan demikian dapat
ditentukan apakah suatu organisme berkerabat dekat atau jauh
dengan

organisme

difasilitasi

oleh

memasukan

lainnya.

computer

banyak

Penggunaan
memungkinkan

data

sekaligus

matematika
para

untuk

ahli

yang
untuk

mendapatkan

kesimpulan yang tepat dalam mendukung perkembangan teori


evolusi.
Terlepas

dari

Teori

Evolusi

Darwin,

sebenarnya

jauh

sebelum Darwin mencetuskan teorinya, ada tokoh lain yang telah


mencetuskan teori yang mirip dengan evolusi, seleksi alam, dan
adaptasi. Tokoh tersebut adalah Al-Jahiz. Al-Jahiz merupakan
seorang pakar biologi Irak yang hidup pada abad ke-9. Sederet
teori penting dalam biologi itu dipaparkannya dalam Kitab AlHayawan (Buku tentang Binatang) (Davies, 2008).
Dalam karyanya yang terdiri dari tujuh volume itu, Al-Jahiz
menguraikan dan mengupas lebih dari 350 jenis binatang. Dalam
karyanya itulah, Al-Jahiz menguraikan teori evolusi secara umum.
Teori

itu

didasarkan

pada

pengaruh

lingkungan

terhadap

binatang.

Selain

itu,

ia

juga

sudah

memikirkan

dampak

lingkungan terhadap keberlangsungan hidup binatang. Inilah


cikal bakal teori Struggle for Existence. Pada buku itu pula, AlJahiz menguraikan ide seleksi alam dan rantai makanan.
Binatang

terlibat

dalam

sebuah

perjuangan

untuk

mempertahankan hidupnya; mencari makanan, menghindar jadi


mangsa,

dan

berkembang

biak.

Faktor-faktor

lingkungan

memengaruhi organisme untuk mengembangkan karakteristik


baru

guna

menjamin

tetap

bertahan

hidup,

kemudian

bertransformasi menjadi spesies baru, demikian bunyi teori


Stuggle for Existence yang tertulis dalam Kitab al-Hayawan
(Gromov, 2011).
Dalam era saat ini, ada tiga kelompok manusia yang
terlibat dengan teori evolusi, yaitu sebagai berikut.
1) Kelompok yang pro evolusi dan tidak mempercayai adanya
kuasa Tuhan
2) Kelompok menolak dengan keras teori evolusi dengan latar
agama (kreasonis)
3) Kelompok yang menerima teori evolusi dan percaya terhadap
kuasa Tuhan dibalik kejadian evolusi.
DAFTAR RUJUKAN
Campbell, N. A., J. B. Reece dan L.G. Mitchell. (1999). Biology.
Fifth Edition. New York : Addison Wesley Longman, Inc.
Darwin, Charles. (2007). Penerjemah: Tim UNAS. The origin of
Species Asal-usul Spesies. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Etty Indriati. (2009). Warisan Budaya dan Manusia Purba
Indonesia Sangiran. Yogyakarta : P T Citra Aji Parama
Lewin, R. (1993). Human Evolution. New York: Blackwell Scientific
Publications

You might also like