You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum kita mengetahui bahwa Management is responsible for
establishing, maintaining and monitoring a well-balanced control environment
in the Corporation".
Mungkin banyak diantara kita sudah mengetahui bahwa pada Februari 1997,
ASB (Auditing Standards Board) mengeluarkan Statement on Auditing Standards
(SAS) Nomor 82 yang berjudul Consideration of Fraud in a Financial Statement
Audit. guna mengklarifikasi tanggung jawab auditor dalam mendeteksi dan
melaporkan kecurangan (fraud) yang terjadi dalam laporan keuangan.
Kongkritnya tampak pada kalimat berikut ini: Auditor bertanggungjawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna mendapatkan keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan
oleh kekeliruan maupun kecurangan. Kata kuncinya adalah keyakinan memadai.
Tingkat keyakinan ini jelas subjektif sifatnya namun apakah yang dimaksud
dengan Fraud itu pada tingkat minimal tertentu haruslah merupakan kesepakatan
bersama. Berikut ini adalah sedikit gambaran tentang Fraud. Fraud (kecurangan)
merupakan penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian
tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan
bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan
untuk

melakukan

penyelewengan

atau

dorongan

untuk

memanfaatkan

kesempatan yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap
tindakan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Indikator Kecurangan
Gaya hidup seseorang dapat berubaha, dokumen dapat hilang, buku besar
mungkin tidak seimbang, seseorang dapat berperilaku mencurigakan, perubahan
dalam hubungan analitis mungkin tidak masuk akal, atau seseorang mungkin
memberikan informasi bahwa kecurangan terjadi terjadi. Namun, tidak seperti
video perampokan atau tubuh korban pembunuhan, faktor-faktor ini hanya
indikator, bukan bukti koklusif terjadinya kecurangan. Mungkin aka nada
penjelasan lain terhadap adanya indikator ini. Perubahan penjelasan lain terhadap
adanya indikator ini. Perubahan gaya hidup mungkin terjadi karena adanya uang
warisan. Dokumen mungkin telah dinyatakan hilang.Buku besar mungkin tidak
seimbang karena terdapat kesalahan akuntansi yang tidak sengaja.Tindakan yang
mencurigakan mungkin dapat disebabkan persilisihan keluarga atau masalah
pribadi.Hubungan analitis yang tidak dapat dijelaskan mungkin merupakan hasil
dari perubahan yang belum dketahui dalam faktor-faktor ekonomi yang
mendasarinya. Informasi mungkin dimotivasi oleh balas dendam pegawai yang
iri atau tidak puas atau seseorang

diluar perusahaan yang inginmengambil

keuntungan.
Untuk mendeteksi kecurangan, manajer, auditor, pegawai, dan pemeriksa
harus menyadari adanya indikator kecurangan tersebut dan menginvestigasi
apakah indikator tersebut disebabkan oleh kecurangan yang benar-benar terjadi
atau disebabkan faktor-faktor lainnya. Sayangnya, banyak indikator kecurangan
tidak disadari, dan bahkan indikator yang tidak disadari tersebut seringkali tidak

dilanjutkan pencariannya.Banyak kecurangan dapat terdeteksi lebih dini jika


indikator kecurangan diinvestigasi.
Indikator-indikator kecurangan dapat dipisahkan menjadi enam kelompok: (1)
anomali akuntansi , (2) kelemahan pengendalian internal, (3) anomali analitis, (4)
gaya hidup yang berlebihan, (5) perilaku yang tidak wajar dan (6) informasi dan
pengaduan. Dalam bab ini kami akan membahas enam jenis indikator secara
terperinci akan tetapi, terlebih dahulu kami mengilustrasikan bagaimana
indikator-indikator ini dapat mengungkapkan kecurangan yang terjadi pada Elgin
Aircraft.
2.1.1 Kelemahan pengendalian internal
Pada pengendalian intenal yang signifikan

dicari oleh auditor

Elgin

Aircraft. Pertama, manajer, departemen pembayaran klime belum mengambil


liburan selama 10 tahun. Kedua, pegawai Elgin Aircraft tidak pernah menerima
konfirmasi pembayaran

sehingga mereka tidak dapat mengetahui

apakah

kleim medis yang dibayar atas nama mereka dikeluarkan oleh mereka atau
tidak. Ketiga, pembayran ke dokter baru tidak pernah di investigasih atau
dijelaskan ke peusahaan.
Pegawai yang diijinkan khususnya pegawai bagian akuntansi untuk tidak
mengambil waktu liburan mereka merupakan kelemahan pengendalian yang
selalu dipertanyakan. Implementasi sistem pengecekan independen adalah salah
satu cara yang paling efektif untk mencegah kecurangan.. Transfer pegawai,
audit, dan liburan wajib adalah berbagai cara untuk melakukan pengecekan
independen terhadap pegawai. Office of the controller

of the currency

mengharuskan semua pegawai bank si amerika mengambil setidaknya satu


minggu liburan setiap tahun.

Anomali analitis adalah hubungan dalam data keuangan dan data non
keuangan yang tidak masuk akal, seperti perubahan yang tidak masuk akal
dalam folume,campuran, atau harga. Dalam kasus Elgin Aircraft, beberapa
indicator analiitis seharusnya membuat pihak yang lain waspada mengenai
adanya kecurangan
2.1.2 Anomali akuntansi
Indikator kecurangan berupa anomali akuntansi

yang umumnya terjadi

melibatkan permasalahan dengan dokumen sumber, entri jurnal yang salah dan
ketidakauratan dalam buku besar.
Penyimpangan dalam dokumen sumber
Indikator kecurangan umumnya melibatkan dokumen sumber (baik kertas
maupun elektronik)- seperti cek, faktur penjualan, pesanan pembelian, daftar
permintaan pembelian, dan laporan penerimaan meliputu hal-hal berikut.

Dokumen yang hilang.


Stale item dalam rekonsiliasi bank.
Kekosaongan dan kredit yang berlebihan.
Nama atau alamat pembayaran atau pelanggan.
Penambahan akun yang melewati jatuh tempo.
Penambahan akun rekonsiliasi.
Perubahan pada dokumen.
Pendupllikasian pembayaran.
Pengesahan kedua pada cek.
Urutan dokumen yang tidak wajar.
Tulisan tangnan pada dokumen yang petut dipertanyakan.
Salinan dokumen

Kesalahan Ayat Jurnal


Akuntansi adalah bahasa, sepertinya bahasa inggris dan bahasa jepang.
Perhatikan contoh ayat jurnal berikut.
Biaya Hukum5.000
Kas5.000
Dalam bahasa inggris, ayat ini berbunyi, pengacara dibayar $5.000 secara
tunai. Dalam bahasa akuntansi ayat ini berbunyi,Mendebit Biaya Hokum;
mengkredit kas. Orang yang bicara dalam bahasa akuntansi dan bahasa
inggris akan menyadari bahwa pernyataan ini sebenarnya sama.
Pemasalahannya, bahasa akuntansi tidak dapat dimanipulasi untuk
mengatakan kebohongan, tidak seperti bahasa inggris atau bahasa jepang atau
bahasa lainya. Contohnya, dengan ayat diatas bagamana anda tahu bahwa
pengacar

benar-benar dibayar

$5.000? malahan mungki pegawai

menggelapkan uang tunnai sebesar $5.000 dan berusaha menyembunyikan


kecurangan yang terjadi dengan mencatat jumlah pencurian sebagai biaya
hokum. Pihak yang melekukan penggelapan yang cerdas terkadang
menyembunyikan tindakan mereka dengan cara ini, menyadari bahwa biaya
hukum yang curang akan di tutup ke laba di tahan pada akhir periode
akuntansi, yang membuat jejak audit sult di lacak. Juka pegawai yang curang
secara rutuin membayar biaya hukum dalam jumlah yang besar, kecurangan
kecil ini tidak akan mudah diketahui. Untuk mengetahui apakah ayat jurnal
menunjukan kebenaran atau fiktif, anda harus belajar mengenali indikator
kecurangan ayat jurnal.
Pihak yang melakukan penggelapan biasanya mencuri asset, seperti uang
atau persediaan. (Tidak ada yang mencuri liabilitas) untuk menyembunyikan
pencurian, pihak yang melakukan pengelapan harus mencari cara untuk

mengulangi liabilitas ataupun ekuitas organisasi yang menjadi korban


kecurangan. Sebaliknya, catatn akuntansi tidak akan seimbang , dan pihak
yang melakukan penggelapan akan segera terdeteksi. Pihak yang melakukan
pengelapan dengan cara yang cerdas memahami bahwa mengurangi liabilitas
bukanlah metode penyembunyian yang baik. Dengan mengurangi utang,
jumlah yang dipinjam akan dihapus dari pembukuan. Menipulasi catatn
akuntansi ini akan disadari ketika pemasokan tidak menerima pembayaran
untuk jumlah yang menjadi utang mereka. Ketika liabilitas menjadi
tunggakan, mereka akan memberitahu perusahaan. Investigasi lebihlanjut
biasanya akan mengunkapkan adanya kecurangan. Pihak yang cerdas dalam
melakukan penggelapanya juga menyadari bahwa sebagian besar akun ekuitas
seharusnya tidak diubah. Saldo ekuitas pemilik dikurangi dengan pembayran
dividen dan biaya dan ditingkatkan dengan penjualan saham dan pendapatan.
Mencatat beban untuk menyemmbunyikan kecurangan melibatkan
pembuatan ayat jurnal fiktif. Pemeriksa kecurangan harus dapat mengenali
indikator bahwa ayat jurnal mungkin telah dibuat untuk menyembunyikan
kecurangan. Memanipulasi akun beben juga memiliki keuntungan, yaitu
beban ditutup atau saldonya menjadi nol pada akhir tahun,sehingga akan
menyamarkan jejak audit. Berkut ini merupakan indicator kecurangan ayat
jurnal yang umum terjadi.

Ayat jurnal tanpa dokumen komunikasih.


Penyesuaian yang tidak dapat dijelaskan untuk piutang,utang

pendapatan atau biaya.


Ayat jurnal yang tidak seimbang.
Ayat jurnal yang dibuat oleh individu yang biasanya tidak akan

membuat ayat jurnal tersebut.


Ayat jurnal yang dibuat menjelang akhir periode akuntansi.

Ketidak akuratan dalam buku besar

Defenisi buku besar adalah pembukuan akun. Dengakn kata lain, semua
transaksi terkait akun secara khusus, seperti kas atau persediaan,dirangkum dalam
buku besar. Akurasi saldo akun dalam buku besar sering kali dibuktikan dengan
memastikan bahwa total semua akun aset sama dengan total semua akun libilitas
dan ekuitas, atau jika pendapatan dan beban belum ditutup, total semua saldo
debit sama engan total dengan semua saldo kredit. Banyak kecurangan melibatkan
manipulasi piutang dari pelanggan atau utang pada pemasok. Sebaiman
perusahaan memiliki akun piutang dagang dan akun utang dagang ( pengendalian)
yang utama, nilainya seharusnya sama dengan nilai semua saldo akun pelanggan
dan pemasok. Dua indikator kecurangan yang umumnya terjadi terkait buku besar
adalah:
1. Buku besar yang tidak seimbang,yaitu total saldo debit tidak sama dengan
total saldo kredit.
2. Saldo akun ( pengendalian) yang utama nilainya tidak sama dengan saldo
akun pelanggan atau pemasok.
Indikator pertama adalah indikasi kecurangan karena catatan akuntansi tidak
ditutup secara lengkap. Sebagai contoh, pelaku mungkin menggelapkan persedian
( aset), tetapi tidak mereflesikan pengurangan persediaan dalam catatan akuntansi.
Indikator buku besar kedua adalah indikasi manipulasi saldo akun pelanggan atau
pemasok tanpa mengganti akun piutang atau utang yang yang utama dalam buku
besar.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kecurangan terjadi karena terdapat
kombinasi antara tekanan yang dirasakan,peluang/kesempatan yang dimiliki, dan
rasionalisasi.banyak individu dan organisasi mengalami adanya tekanan. Semua
orang

berasionalisasi.

Ketika

pengendalian

internal

dikesampingkan, resiko kecurangan menjadi semakin besar.

tidak

ada

atau

Indikator kecurangan pengendalian internal yang umumnya terjadi antara lain:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kurangnya pemisahan tugas


Kurangnya penjagaan fisik.
Kurangnya pengecekan independen
Kurangnya otorisasi yang sesuai
Kurangnya dokumentasi dan pencatatan yang sesuai
Pengesampingan pengendalian yang ada
Sistem akuntansi yang tidak memadai
Ada tiga prosedur sederhana yang harus dilakukan sendiri oleh pemilik

bisnis kecil ketika mereka tidak memiliki pegawai untuk menjamin


pembagian tugas yang efektif. Yang pertama adalah mereka harus selalu
membuka laporan bank mereka, dan jika memungkinkan,rekonsiliasi laporan
akun nasabah tersebut. Kedua, mereka harus membayar semuanya dengan
cek, ssehingga ada catatannya.ketiga, mereka harus menandatangani sendiri
setiap cek yang tidak menyerahkan penandatanganganan tersebut kepada
orang lain. Jika dilakukan secara tepat waktu, prosedur sederhana ini akan
mencegah banyak kecurangan.
2.1.2 Indikator analisis kecuranagan
Indikator analisis kecurangan adalah prosedur atau hubungan yang sangat
tidak wajar atau sangat tidak yang realistik. Indikator-indikaotor meliputi
transaksi atau kejadian yang terjadi pada waktu dan tempat yang tidak biasa
yang dilakukan oleh; atau melibatkan orang yang biasanya tidak akan
berpartisipasi; atau yang menggunakan prosedur, kebijakan, atau praktik yang
tidak biasa. Indikator-indikator tersebut juga meliputi transaski dan jumlah
yang terlalu besar atau terlalu kecil, yangh dilakukan atau terjadi terlalu sering
atau terlalu jarang,yang nilainya terlalu tinggi atau terlalu rendah,atau yang
menghasilkan sesuatu yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Pada dasarnya,
indikator analitis merupakan sesuatu yang diluar kebiasaan. Indikator analitis
tidak terprediksi. Beberapa contoh umum inikator analitis adalah:

1. Kekurangan atau penyesuaian persediaan yang tidak dapat dijelaskan


2. Penyimpangan dari spesifikasi
3. Peningkatan nilai sisa
4. Kelebihan pembelian
5. Terlalu banyak memo debit dan kredit
6. Peningkatan atau penurunan saldo akun, rasio, atau hubungan.
7. Keabnormalan fisik
8. Kekurangan atau kelebihan kas
9. Kelebihan biaya untuk keterlambatan
10. Biaya atau pengembalian yang tidak wajar
11. Rotasi eksekutif yang berlebihan
Hubungan laporan laporan keuangan yang tidak wajar seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Meningkatanya pendapatan dan menurunnya persediaan


Meningkatnya pendapatan dengan menurunnya piutang
Meningkatnya pendapatan dengan menurunnya arus kas
Meningkatnya persediaan dengan menurunnya utang
Meningkatnya volume dengan meningkatnya biaya perunit
Meingkatnya volume dengan menurunnya nilai sisa
Meningkatnya persediaan dengan meniurunnya biaya penyimpanan di
gudang.

Terkadang, bukan hubungan yang tidak wajar yang mengingindikasikan


adanya kecurangan, tetapi transaksi atau kejadian yang tidak masuk
akal.hubungan antara dalam laporan keuangan juga dapat diperidiksi.untuk
individu

yang

benar-benar

memahami

akuntansi,

laporan

keuangan

menceritakan sebuah cerita. Elemen-elemen cerita harus konsisten secara


internal.banyak kecurangan besar laporan keuangan dapat ditemukan lebih dini
jika pembuat laporan keuangan,auditor,analis,dan pihak lain telah memahami
angka-angka dakam laporan keuangan sebaimana pengambilan tiket tersebut
memahami angka-angkanya.

2.1.2 Gaya Hidup yang berlebihan


Sebagian besar orang melakukan kecurangan mengalami tekanan keuangan.
Terkadang tekanan tersebut nyata; terkadang tekanan tersebut hanya merupakan
keserakahan. Setelah pelaku memenuhi kebutuhan keuangan mereka, mereka
biasanya terus melakukan pencurian dan menggunakan dana tersebut untuk
meningkatkan gaya hidup mereka. Sering kali, mereka membeli mobil baru
mereka terkadang membeli barang-barang mahal lainnya, pergi berlibur,
membangun kembali rumah mereka atau pindah ke rumah yang lebih mahal,
atau hanya menghabiskan lebih banyak uang untuk makanan dan biaya hidup
sehari-hari. Sangat sedikit pelaku yang menyimpan uang curian mereka. Tentu
saja, sebagian besar pelaku segera menghabiskan semua yang mereka curi. Saat
mereka menjadi percaya diri dalam skema kecurangan mereka, mereka mencuri
dan menghabiskan hasil curian dalam jumlah yang lebih besar. Segera setelah
itu, mereka memiliki gaya hidup yang lebih tinggi dari kemampuan mereka
yang sebenarnya.

Untuk mengilustrasikan perubahan gaya hidup seseorang ketika mereka


melakukan penggelapan.

GAMBAR 12.2INDIKATOR PERILAKU PELAKU KECURANGAN

Pihak yang melakukan pengelapan adalah orang yang mengambil


keuntungan agar terlihat sukses. Sangat sedikit pelaku kriminal yang
menyimpan uang mereka, setidaknya hal itu yang dituturkan oleh para pelaku
kriminal yang sudah tertangkap. Motivasi yang sama untuk mencuri
tampaknya juga memaksa mereka untuk mencari gratifikasi secepatnya.
Orang yang dapat menunda gratifikasi dan mengeluarkan sedikit lebih banyak
untuk hal tersebut memiliki motivasi untuk kembali bertindak tidak jujur.
Perubahan gaya hidup sering kali menjadi indikator yang paling mudah
terdeteksi, perubahan tersebut sering kali sangat membantu dalam mendeteksi
kecurangan terhadap organisasi yang dilakukan oleh pegawai dan pihak-pihak
lain, tetapi tidak membantu dalam mendeteksi kecurangan yang dilakuka atas
nama perusahaan, seperti kecurangan manajemen. Jika manajer, rekan kerja,
dan pihak lain memerhatikan, mereka akan menyadari gaya hidup pihak yang
melakukan penggelapan yang tidak sesuai dengan pendapatan mereka.

Walaupun indikator gaya hidup hany memberikan bukti kecurangan secara


tidak langsung, bukti tersebut mudah dikuatkan. Informasi mengenai catatn
bank, catatan investasi, dan pemgembalian pajak sulit diakses; tetapi catatan
properti dokumen Uniform Commercial Code (UCC), dan catatan lainnya
mudah dicek kebenarannya untuk menentukan apakah aset telah dibeli atau
hak gadai telah dicabut atau dialihkan.
Perilaku yang Tidak biasa
Penelitian dalam psikologi mengungkapkan bahwa ketika seseorang
(biasanya pelaku yang baru pertama kali melakukan kecurangan) melakukan
tindakan kriminal, ia akan diliputi oleh emosi ketakutan dan perasaan
bersalah. Emosi tersebut merupakan ekspresi adanya suatu tekanan. Individu
sering menunjukan pola perilaku yang tidak biasa dan dapat dikenali untuk
mengatasi tekanan yang mereka rasakan, seperti yang di tunjukan pada
Gambar 12.2.
Tidak ada pelaku khusus yang dapat menunjukan adanya kecurangan;
namun, perubahan perilakumerupakan indikasi terjadinya kecurangan. Orang
yang biasanya baik mungkin akan melakukan intimidasi dan menjadi mudah
marah. Orang yang biasnya mudah marah mungkin tiba-tiba menjadi baik.
2.1.4 Informasi dan Pengaduan
Auditor sering dikritik karena tidak mendeteksi lebih banyak kecurangan.
Namun, karena sifat dasar dari kecurangan, auditor sering berada dalam posisi
terburuk untuk mendeteksi terjadinya kecurangan. Seperti yang telah kita
bahas sebelumnya, faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan digambarkan
dalam

segitiga

kecurangan.

Faktor-faktor

ini

terdiri

dari

tekanan,kesempatan,dan rasionalisasi. Seperti yang dapat anda ingat, elemen


kecurangan dapat diilustrasikan seperti yang ditunjukan dalam gambar 12.3

Tindakan pencurian merupakan tindakan yang benar-benar mengambil kas,


persediaan, informasi, atau aset lainnya. Pencurian dapat terjadi secara
manual, dengan komputer, atau melalui telepon. Penyembunyian merupakan
langkah-langkah yang

diambil oleh

pelaku

untuk menyembunyikan

kecurangan dari orang lain. Penyembunyian dapat berupa penggantian catatan


keuangan, kesalahan perhitungan kas atau persediaan, atau penghancuran
bukti. Konversi merupakan penjualan aset curian atau mentransfernya dalam
bentuk uang tunai dan kemudian menghabiskan uang tersebut. Jika aset yang
di ambil adalah kas, konversi berarti hanya menghabiskan seluruh uang hasil
curian. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, hampir semua pelaku
menghabiskan dana yang mereka curi.
Kecurangan dapat dideteksi dalam tiga elemen. Pertama, dalam tindakan
pencurian, seseorang dapat menyaksikan seseorang yang mengambil kas atau
aset lainnya. Kedua, dalam penyembunyian, catatan yang diubah atau
kesalahan menghitung kas atau persediaan dapat diketahui. Ketiga, dalam
konversi, perubahan gaya hidup yang hampir tidak dapat dikesampinhkan
ketika mereka mengonversi uang yang mereka gelapkan dapat terlihat
semakin jelas.
Pegawai Perusahaan Memiliki Kemungkinan Terbesar untuk Mendeteksi
Kecurangan

Dalam organisasi, siapa yang kemungkinan besar mengalami kecurangan


dalam elemen ini? Tentu saja, untuk tindakan pencurian, bukanlah
auditor.auditor tidak selalu ada ketika pencurian atau kecurangan terjadi.
Sebaliknya, mereka menghabiskan bebberapa minggu untuk melalukan audit
secara periodik, dan pencurian biasanya berhenti selama periode

audit.

Namun, rekan kerja, manajer, dan pegawai lainnya biasanya paling mungkin
untuk mendeteksi kecurangan pada tahap tindakan pencurian.
Dalam penyembunyian, auditor tidak memiliki kesempatan untuk
mendeteksi kecurangan. Jika sampel audit mecakup dokumen yang diganti,
kesalahan perhitungan, atau usaha penyembunyian lainnya, auditor mungkin
medeteksi

kecurangan.

Sama

halnya,

mereka

mungkin

kelemahan

pengendalian internal atau hubungan analitis yang tidak wajar. Akuntan


perusahaan dan bahkan rekan lebih mungkin untuk mendeteksi kecurangan
dalam penyembunyian mereka lebih sering berinteraksi dengan pelaku
kecurangan, sementara auditor hanya melihat sampel aktivitas yang melibat
adanya upaya penyembunyian.
Pada tahap konversi, auditor tentu saja memiliki kemungkinan kecil untuk
mendeteksi kecurangan. Contohnya, tidak ada cara bagi auditor untuk dapat
mengenali perubahan tertentu, seperti pegawai yang biasanya menggunakan
Ford dan sekarang mengendarai BMW atau Lexus. Begitu juga, auditor tidak
akan mengenai aktivitas pelaku yang tidak biasa, seperti memakai setelan atau
kaus kaki desainer, mengambil liburan yang mahal, membeli

perhiasan

mahal, atau membeli rumah baru dengan uang hasil curian. Auditor tidak
dapat melihat perubahan gaya tersebut. Sekali lagi, yang harus mendeteksi
kecuranngan dalam konversi adalah rekan kerja, teman, dan manajer.
Meskipun rekan kerja dan manajerr paling mungkin mendeteksi
kecurangan, mereka biasanya kurang terlatih untuk mengenali kecurangan

atau bahkann menyadari bahwa kecurangan dapat terjadi. Bahkan, banyak


kecurangan terdeteksi ketika pegawai, teman, manajer, pelanggan, atau orang
lain yang tidak terlatih memberikan informasi atau pengaduan bahwa ada
sesuatu yang salah. Misalnya, salah satu perusahaan yang mencakup lebih
dari kecurangan tersebut terungkap berdasarkan pengaduan pelanggan atau
informasi dari pegawai.

2.1.5 Informasi dan Pengaduan Merupakan Indikator Kecurangan


Informasi dan pengadauan dikategorikan sebagai indikator kecurangan, bukan
sebagai bukti kecurangan yang sebenarnya karena banyak informasi dan
pengaduan yang tidak dapat dibenarkan. Sering kali, sulit unutk mengetahui
apa yang memotivassi seseorang memberikan informasi dan pengaduan.
Pelanggan, misalnya, mungkin mengeluh karena mereka merasa bahwa ada
yang mengambil keunntungan atas mereka. Informasi pegawai mungkin
termotivasi oleh kedengkian, permasalahan pribadi, atau kecemburuan.
Informasi dari suami/istri dan temannya mungkin temotivasi oleh kemarahan,
perceraian, atau fitnah. Kapanpun informasi atau pengaduan diterima, mereka
harus diperlakukan dengan hati-hati dan dipertimbangkan hanya sebagai
indikator kecurangan. Individu seharusnya selalu dianggap tak bersalah
hingga benar-benar terbukti bersalah dan tidak boleh dicurigai atau dituduh
secara tidak adil. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana informasi
tersebut mungkin saja tidak benar.
Ada

beberapa

alasan

mengapa

orang

menjadi

ragu-ragu

untuk

mengungkapkan informasi adanya dugaan kecurangan. Alasan-alasan tersebut


antara lain:

1. Biasanya tidak mungkin mengetahui dengan pastti bahwa kecurangan


terjadi.
2. Mereka merasa takut terjadi pembalasan dendam karena menjadi
whistle blower.
3. Mereka sering terintimidasi oleh pelaku.
4. Mereka sering berpikir bahwa menuduh seseorang tidak dapat
dibenarkan.
5. Tidak mudah untuk memberikan informasi dalam banyak organisasi.

Sebagai besar organisasi, rekan kerja, dan pihak lain yang mengetahui atau
mencurigai terjadinya kecurangan, tetapi lebih memilih tidak memberitahukan
informasi tersebut. Ada beberapa alasan untuk hal ini. Pertama, mengetahui
secara pasti bahwa kecurigaan terjadi biasanya tidak mungkin. Karena tidak
ada jasad atau rekaman video kejahatan, semua yang dilihat informan hanya
merupakan indikator. Mereka mungking melihat seseorang berubah gaya
hidupnya, berperilaku aneh,atau menyembunyikan persediaan perusahaan
dalam garasi. Karena mereka mengakui bahwa mereka hanya melihat
indikator, mereka tidak ingin salah menuduh seseorang. Bahkan, ketika
kecurigaan mereka kuat, terdapat kemungkinan bahwa ada alasan yang
merasionalisasi untuk indikator tersebut.
Kedua, informan mungkin enggan untuk memberitahukan karena mereka
sering kali membaca atau menndengar cerita horor mengenai apa yang terjadi
pada whistle blower. Meskipun laporan biasanya anomali dan sering kali
dilebih-lebihkan, orang sering kali takut mereka akan menderita atau akan
mendapat pembalasan jika mereka menjadi informan. Hukum perlindungan
whistle blower yang baru yang dimandatkan oleh Sarbanes-Oxley Act, dan
dibahas sebelumnya, berusaha untuk menghilangkan kekuatan ini dan
memberikan perlindungan kepada whistle blower.

Ketiga, pegawai dan pihak lain sering terintimidasi oleh pelaku. Terutama
ketika pelaku merupakan atasan, bawahan takut untuk memberitahukan
kecurigaan mereka. Contohnya, suatu kecurangan telah berlangsung selama
enam tahun, meskipun tujuh rekan kerjanya mengetahui hal tersebut. Pelaku
meemiliki kepribadian dominan yang membuat orang lain takut kepadanya,
dan ia segera memecat orang yang mempertanyakan integritasnya.

Keempat, banyak dari kita telah terbiasa sejak masih muda untuk
menyakini bahwa tidak baik mengadukan orang lain, bahkan ketika mereka
melakukan suatu kesalahan. Teknisnya, seseorang tidak akan memberitahu
orang lain bahwa secara etnologi merupakan pembohong. Tidak mengadukan
merupakan keyakinann Mafia. Sebagai ilustrassi dari keengganan sebagai
besar orang untuk menjadi informan, perhatikan kejadian berikut.
Alasan kelima bahwa sebagaian besar pegawai dan pihak lain biasanya
tidak memberitahukan kecurigaan mereka atau pengetahuan mereka mengenai
kecurangan

karena

organisasi

tidak

mempermudah

mereka

untuk

melakukannya. Pada sebagian besar organisasi, pegawai tidak tahu kepada


siapa mereka harus berbicara jika mereka mencurigai terjadinya kecurangan,
bagaimana cara penyampaian informasi, atau apa konsekuensinya jika mereka
memberitahukan kecurangan mereka. Selain itu, mereka tidak tahu apakah
informasi yang mereka sampaikan akan tetap anonim atau apakah pengaduan
mereka akan siekspos.
Hukum Baru yang Melindungi Whistle Blower dan Mendorong
Pendeteksian Kecurangan

Hukum whistle blower yang baru telah membantu dalam membuat


informasi dan pengaduan menjadi lebih efektif, terutama untuk perusahaan
publik, dengan memrintahkan setiap perusahaan publik menerapkan sistem
whistle blower dan menginformasikannya kepada para pegawai dan yang
lainnya.

Hukum

whistle

blower

yang

baru

ini

dapat

membantu

mengungkapkan banyak kecurang yang tidak akan terdeteksi sebelumnya.

Bahkan, sebelum hukum ini disahkan, beberapa organisasi menemukan


bahwa mendorong pemberian informasi dan berusaha menyikapinya dapat
menimbulkan sejumlah perbedaan. Mereka menemukan bahwa dengan
memberikan prosedur yang lebih mudah kepada para pegawai untuk whistle
blower, mereka menemukan kecurangan dan permasalahan lainnya dalam
organisasi. Contohnya, selama bertahun-tahunDominos Pizza memiliki
saluran pengaduan yang dapat digunaka sopir ketika manajer mengirim
mereka keluar dengan waktu yang sangat terbatas, sehingga mereka harus
mengantarkan pizza dengan cepat dalam 30 menit. Anonimitas harus
sepenuhnya dijamin. Perusahhaan lain memasukan kecurangan dalam daftar
tindakan

kejahatan

sebagaimana

penggunaan

obat-obatan

terlarang,

pekanggaran keamanan, diskriminasi, dan juga gangguan. Hal itu akan


melatih seluruh pegwai untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan jika
mereka melihat aktivitas-aktivitas ini. Dalam perusahaan ini, pelatihan
diberikan dalam bentuk seminar bagi pegawai baru, poster dan pengingat
lainnyayang dilakukan pegawai jika mereka menyaksikan pelanggaran, dan
rekaman video yang ditunjukan secara berkala. Pegawai diberi tahu, dan
mereka diberi sebuah kartu kecil untuk menguatkan informasi tersebut, yang

berisi lima opsi jika mereka mencurigai adanya permasalahan dalam sa;ah
satu bagian berikut: (1) mereka dapat memberi tahu manajer mereka atau
manajer dari manajer mereka, (2) merekadapat menghubungi keamanan
perusahaan pada nomor tertentu, (3) mereka dapat menghubungi audit inernal
pada nomor tertentu; (4) mereka dapat menghubungi ombudsman
perusahaaan, yang akan meneruskan informasi dan pegaduan, atau (5) mereka
dapat menghubungi nomor saluran panduan 800, yang terhunbung dengan
layanan pengawasan yang sifatnya independen, yang akan menyaring
informasi dan pengaduan, menjamin anonimitas, dan meneruskan informasi
ke personil dari pihak perusahaan yang dianggap relevan menangani
permasalahan tersebut.
Sistem whistle blower

seharusnya tidak dipertimbangkan sebagai

pengganti dari tindakan pengelolaan lingkungann yang terbukan yang


memungkinkan pegawai merasa nyaman untuk melaporkan aktivitas
kecurangan. Pegawai harusnya didorong untuk melaporkan aktivitas tersebut
sebagai tindakan yang pertama kali dilakukan kepada penasihat hukum.
Namun, mereka harus menyadari adanya opsi saluran pengaduan dan
didorong untuk menggunakan jika mereka tidak nyaman dengan opsi yang
lain.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

You might also like