You are on page 1of 2

Bola mata terdiri dari 3 komponen: (1) tiga lapisan (tunik) yang membentuk dinding

bola mata; (2) komponen optis yang menangkap dan memfokuskan cahaya; (3) komponen
saraf, yaitu retina dan saraf optik (Saladin, 2016).
Tiga tunik pembentuk dinding bola mata yaitu ada lapisan terluar yang merupakan
lapisan serat (tunica fibrosa), lapisan tengan yang merupakan lapisan pembuluh (tunica
vasculosa) dan lapisan dalam (tunica interna). Pada lapisan terluar terdapa sklera yang
berfungsi menyokong dan melindungi bola mata dan kornea yang berfungsi meneruskan dan
membiaskan cahaya. Pada lapisan tengah terdapat koroid yang berfungsi sebagai penyuplai
darah ke bola mata, badan siliari yang berfungsi untuk menyokong lensa melalui ligamen
supensori dan menentukan ketebalan lensa serta sekresi aqueous humor, dan iris yang
berfungsi untuk meregulasi diameter pupil; regulasi jumlah cahaya yang masuk ke vitrous
humor. Pada lapisan tengah terdapat retina yang berfungsi sebagai penerima cahaya dan
meneruskan impuls (Fox, 2016).
Komponen optis terdiri dari :
a. Aqueous humor. Merupakan cairan yang dikeluarkan dari siliari ke ruang antara iris
dan lensa (posterior chamber). Cairan ini melewati pupil ke ruang antara kornea dan
iris (anterior chamber). Dari sana, cairan ini di reabsorbsi oleh kanal Schlemm.
Fungsi aqueous humor adalah untuk memperkokoh kedudukan bola mata.
b. Lensa. Terdiri dari serat lensa yang transparan, rata dan padat. Lensa tertahan di
belakang pupil oleh cincin berserat yang disebut dengan ligamen suspensori yang
menempel pada badan siliari. Fungsi lensa adalah untuk membiaskan cahaya dan
memfokuskannya pada fovea centralis.
c. Vitreous humor (vitreous body). Merupakan gel transparan yang memenuhi ruangan
yang disebut vitrous chamber di belakang lensa. Kanal hyaloid merupakan sisa arteri
hyaloid pada embrio. Fungsi vitreous humor adalah untuk menjaga bentuk bola mata
dan menahan retina pada bagian dalam chamber agar retina dapat memfokuskan
gambar (Saladin, 2016).
Komponen saraf terdiri dari :
a. Retina. Terdiri dari sel kerucut (konus) yang menerima rangsangan cahaya berwarna
dan terang, dan sel batang yang menerima cahaya redup. Retina merupakan membran
tipis transparan yang menempel pada optic disc dan ora serrata. Pada optic disc tidak

terdapat sel reseptor sehingga memproduksi bintik buta (blind spot) pada area visual
pada setiap mata.
b. Saraf optik. Berfungsi meneruskan impuls ke otak (Saladin, 2016).
Penglihatan manusia bisa mengalami gangguan yang disebabkan karena banyak faktor,
gangguan-gangguan tersebut diantaranya :

Glukoma. Merupakan kelainan yang biasanya ditandai dengan naiknya tekanan


intraokular dan berakhir pada kerusakan saraf optik. Terapi untuk glukoma adalah
obat yang bekerja dengan mengurangi tekanan intraokular, seperti beta-blocker
(timolol), analog prostaglandin (latanoprost), simpatomimetik (brimodin), dan miotik

(pilokarpin) (Bukhari, 2009).


Konjungtivitis. Dikenal juga dengan mata merah karena inflamasi pada konjungtiva.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (Streptococcus aureus, S.
pneumoniae, H. influenzae) yang dapat disembuhkan dengan azitromisin,
siprofloksasin, eritromisin; virus; maupun alergi yang dapat disembukan dengna

azelastin, emedastin, ketotifen (Wells, 2013).


Keratitis. Merupakan infeksi pada kornea yang ditandai dengan pembengkakan pada
kornea. Patogen yang paling umum pada keratitis adalah bakteri Pseudomonas.

Antibiotik yang digunakan adalah sefazolin, vancomisin, gentamisin (Wells, 2013).


Katarak. Merupakan pengapuran pada lensa yang disebabkan oleh serat lensa yang
menggelap karena umur atau adanya agregat kristalin pada lensa. Biasanya dilakukan

operasi pengangkatan lensa yang rusak dengan lensa buatan (Fox, 2016).
Trakhoma. Merupakan infeksi pada konjungtiva dan kornea berupa luka karena
Chlamydia trachomatis yang penularannya langsung dari tangan ke mata. Pengobatan
trachoma menggunakan tetrasiklin (Elliott, 2011).

Bukhari, N. 2009. Therapeutics FASTtrack. Grayslake: Pharmaceutical Press.


Elliott, T., et al. 2011. Medical Microbiology and Infection, 5th Edition. West Sussex:
Blackwell.
Fox, S.I. 2016. Human Physiology, 14th Edition. New York: McGraw-Hill Education.
Saladin, K.S. 2016. Human Anatomy, 5th Edition. New York: McGraw-Hill Education.
Wells, B.G., et al. 2013. Pharmacotherapy Principles & Practice, 3rd Edition. New York:
McGraw-Hill Education.

You might also like