You are on page 1of 4

Asuhan keperawatan Plasenta Previa.

I.

Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada wanita yang mengalami plasenta previa serupa dengan pendekatan yang
digunakan pada wanita yang mengalami abortus spontan, yang telah dibahas pada bab ini.
Evaluasi awal pada klien oleh perawat harus meliputi pengkajian tanda-tanda vital dasar;
perdarahan; aktivitas dan kondisi uterus (ukuran, kontur, iritabilitas,dan relaksasi); nyeri atau
nyeri tekan, terutama pada abdomen; denyut jantung janin dan aktivitas; serta tingkat
kesadaran. Klien harus diperiksa golongan darah dan dicocoksilangkan sehingga tersedia
darah apabila dibutuhkan transfusi darah. Semua penbalut perineal harus disimpan dan
diperiksa jumlah kehilangan darah dengan cermat oleh perawat. Pembalut perineal juga
harus ditimbang untuk membantu memperkirakan jumlah darah yang hilang (1 g = 1 mL;
Schmidt, 1993). Klien juga harus diinstruksikan untuk melaporkan jika ia merasakan adanya
cairan yang mengalir keluar dari vagina. Sejak awal dan secara berkala, uterus harus
dipalpasi klien untuk mendeteksi adanya kontraksi uterus, yang dapat menunjukkan awitan
terjadinya persalinan.
Oleh karena pendarahan yang terjadi berasal dari desidua uterus , jumlah kehilangan
darah actual yang dapat terlihat dapat menyesatkan. Klien harus dikaji apakah ada tandatanda syok, seperti pucat, kedinginan dan takikardi, serta hipoksia janin sekunder akibat
oksigenisasi yang tidak adekuat. Evaluasi denyut jantung janin dan pola denyut jantung
janin dilakukan sejak awal dan kemudian dilanjutkan secara kontinu melalui pemasangan
system pemantauan eksternal. Hemoglobin dan hematokrin juga harus diukur setiap hari
untuk mengkaji adanya kehilangan darah. Selama masa pemantauan, pengukuran tinggi
fundus uterus serial (dengan menandai abdomen) mungkin bisa menunjukkan adanya
peningkatan distensi uterus sekunder akibat perdarahan mikroskopis dalam uterus.

II. Diagnosis Keperawatan


Berdasarkan pengkajian keperawatan, perawat dapat merumuskan diagnosis keperawatan
bagi wanita yang mengalami plasenta previa. Antara lain :
1. Kekurangan Volume Cairan yang berhubungan dengan: Kehilangan darah berlebihan
akibat implantasi plasenta yang abnormal
2. Kekurangan Volume Cairan yang berhubungan dengan: Risiko pemisahan akibat
pembukaan serviks
3. Gangguan Perfusi Jaringan: Perifer yang berhubungan dengan hipovolemia
4. Resiko Infeksi yang berhubungan dengan: Plasenta Previa
5. Cemas yang berhubungan dengan risiko terhadap kesejahteraan janin

6. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan regimen terapi


7. Gangguan penatalaksanaan pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan tirah baring
dan pembatasan aktivitas
8. Risiko gangguan pelekatan orang tua/bayi yang berhubungan dengan kemungkinan
terhadap kebutuhan perawatan khusus bagi bayi
9. Gangguan Harga Diri yang berhubungan dengan komplikasi pada kehamilan
III. Intervensi Keperawatan
Rencana intervensi keperawatan dapat beranekaragam, yang bergantung pada program
penatalaksanaan medis aktif atau penatalaksanaan konservatif yang akan diberikan.
Walaupun demikian, pemantauan ketat yang berkelanjutan terhadap status kesehatan ibu dan
bayi merupakan tindakan yang sangat penting.
Klien yang mendapatkan penatalaksanaan kesehatan di rumah atau klien yang telah
dipulangkan setelah episode pendarahan awal dapat membutuhkan sebuah rujukan untuk
mendapatkan bantuan layanan pemeliharaan rumah dan perawatan anak. Bantuan dalam
lingkup area ini akan memfasilitasi kepatuhan klien dengan tirah baring atau pembatasan
aktifitas.
Pengkajian yang berkelanjutan terhadap status maternal dan perinatal harus dilakukan oleh
perawat untuk mendeteksi perubahan. Setiap indikasi gangguan pada ibu dan janin harus
dilaporkan secepatnya. Perawat juga harus selalu waspada terhadap kemungkinan adanya
infeksi dan pendarahan yang berkelanjutansetelah persalinan. Penyuluhan klien harus
berfokus pada penyuluhan praoperasi yang bertujuan untuk mempersiapkan wanita akan
kemungkinan persalinan sesarea dan persiapan keluarga terhadap kemungkinan kelahiran
bayi premature yang membutuhkan perawatan khusus.
Klien yang mengalami kehilangan darah yang berlebihan sebelumnya atau selama pelahiran
sering kali membutuhkan penggantian kehilangan darah ini. packed red blood cells, plasma
beku segar, trombosit, dan kriopresipitat adalah produk darah yang paling sering digunakan.
Transfuse packed red blood cells meningkatkan sirkulasi oksigen dalam darah, sementara
pemberian plasma beku segar akan mengganti kekurangan factor pembekuan darah (dorman
1989). Sangatlah penting untuk memberikan oksigen guna mencegah terjadinya hipoksia
pada ibu dan janin.
Perawat harus membantu wanita yang dengan diagnosis plasenta previa untuk
mempertahankan harga dirinya dengan cara mendengarkan masalahnya dan memberikan
penjelasan yang jelas mengenai situasi dan pendekatan penatalaksanaan. Rasa takut terhadap

kesejahteraan janin, bahaya yang akan terjadi pada ibu, dan kemungkinan terjadinya
persalinan sesarea adalah hal alami yang akan terjadi pada wanita dan keluarganya.
IV. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1. Klien menyebutkan efek plasenta previa pada hasil akhir perinatal dan pengobatan untuk
2.
3.
4.
5.

mencegah komplikasi
Klien mengikuti protocol pengobatan yang telah diprogramkan
Klien mempertahankan perfusi jaringan dan oksigen yang adekuat untuk unit ibu janin
Klien melahirkan bayi yang sehat pada atau mendekati aterm
Klien kembali kepada status fungsi sebelumnya setelah pelahiran (pada umumnya
persalinan sesarea) tanpa ada komplikasi.

You might also like