You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Provinsi Jawa Barat mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang cukup memadai untuk mendukung dikembangkannya
berbagai macam aktifitas usaha. Luas hutan yang ada di Jawa Barat adalah
ha yang terdiri dari Hutan Negara ha dan Hutan Milik/Hutan Rakyat mencapai
.. ha, Selaian dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dari kawasan hutan
tersebut dapat dimanfaatkan juga berbagai macam aneka usaha kehutanan
antara lain berupa jasa lingkungan, pemanfaatan sumber daya air, sumber daya
mineral, sumberdaya nabati dan hewani.
Potensi yang dimiliki oleh hutan dan hasil hutan saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal, baik kenaekaragaman pemanfaatannya maupun
rendahnya pemanfaatan ruang dan lahan yang ada, hal ini terjadi selain
disebabkan oleh keterbatasan keterampilan, informasi potensi dan pasar, serta
masih kurangnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan kegiatan
usahanya.
Lebah madu madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang
potensial untuk dikembangkan

dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan

karena sumber pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang
menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal
dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan. Produk
yang dihasilkan oleh lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
berkembangnya teknologi maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan
oleh lebah madu semakin meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau
obat-obatan, dan permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah
madu semakin tinggi.
Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan
pemanfaatan produk yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly,
tepung sari (bee polen), lilin, perekat (propolis) dan racun madu. Selain itu juga

Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu

budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat tidak langsung yaitu yang
berkaitan dengan pelestarian sumber daya hutan, peningkatan produktifitas
tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan antara tanaman dan
lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu
proses penyerbukan bunga tanaman.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan Provininsi Jawa Barat yang
bertugas menangani berbagai kegiatan di bidang kehutanan perlu memfasilitasi
kegiatan pengembangan budidaya lebah madu, baik dalam hal peningkatan
pengetahuan, penguatan modal usaha serta pemasaran hasil produksinya
sehingga diharapkan kegiatan budidaya lebah madu ini semakin berkembang
baik kualitas mapun kuantitasnya, yang pada akhirnya diharapkan kesejahteraan
para petani disekitar hutan semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan
hasil hutan semakin berkurang.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dibuatnya Petunjuk Teknis Budiaya Lebah Madu ini adalah
untuk memberikan pedoman bagi semua pihak dalam pelaksanaan budidaya
lebah madu, sedangkan tujuannya adalah agar lebih berkembangnya kegiatan
budidaya lebah madu baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga diharapkan
kesejakteraan masyarakat semakin meningkat dan tekanan terhadap hutan dan
hasil hutan semakin berkurang.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan Petunjuk Teknis Budidaya Lebah Madu ini
meliputi pengenalan lebah madu dan produk yang dihasilkannya, persyaratan
lahan

budidaya,

teknik

budidaya,

penanganan

pemasarannya, dan analisa usaha budidaya lebah madu.

pasca

panen

dan

BAB. II
MENGENAL LEBAH MADU

A. Sejarah Perkembangan Lebah Madu


Hasil penelitian para arkeologi menunjukan bahwa lebah madu
sudah ada sejak jaman tertier atau kira-kira 56 juta tahun yang lalu, dalam
mitologi hindu digambarkan bahwa Dewa Wisnu yang merupakan lambang
kehidupan dan perdamaian digambarkan dengan lebah madu

jantan

digambarkan sedang beristrirahat di atas bunga teratai. Kegiatan budidaya


lebah madu sudah dikenal oleh bangsa mesir kuno sejak 3000 tahun
sebelum masehi walaupun masih bersifat tradisional dan hanya berkembang
disekitar Sungai Nil.
Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal
sejak pelopori oleh Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841,
namun perkembangannya sangat jauh tertinggal apabila

dibandingkan

dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia, Jerman, Mexico,


India, Jepang dan China.
B. Anatomi dan Jenis Lebah Madu
Lebah madu termasuk kedalam kerajaan Animalia, Filum Arthropoda,
Kelas Insekta, Ordo Hymenoptera, Famili Apidae, Genus Apis dan species
Apis cerana, Apis melifera, Apis dorsata dan Apis florae. Secara umum tubuh
lebah madu dapat di klasifikasikan menjadi tiga bagian, terdiri dari :
1. Kepala (caput) dan peralatannya
a. Antena berfungsi sebagai radar
b. Mata
c. Mulut
2. Dada (thorax) dan peralatannya
a. Sayap, berjumlah 2 pasang
b. Kaki, berjumlah 3 pasang
3. Perut (abdomen)
a. Kantong madu/nectar
b. Kantong racun/bisa

C. Jenis Lebah Madu


Dari kegiatan budidayanya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Species yang telah dibudidayakan
a. Apis cerana
Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di
wilayah asia antara lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan
Indonesia, Lebah madu jenis Apis cerana dapat dibudidayakan secara
tradisional dalam glodok maupun secara modern yang dibudidayakan di
dalam kotak (stup) yang dapat dipindah-pindahkan. Apabila sumber
pakan dan air mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1
tahun dengan produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun. Lebah
madu jenis Apis cerana kurang potensial untuk dikembangkan karena
selain produksi madunya kecil dibanding lebah madu Apis mellifera juga
lebah madu ini relative masih ganas.
b. Apis mellifera
Apis mellifera

merupakan lebah madu yang berasal dari Italia,

tetapi lebah madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk
dikembangkan di Indonesia. Lebah madu jenis Apis mellifera memiliki
ukuan tubuh lebih besar apabila dibandingkan dengan Apis cerana,
memiliki temperamen yang tidak ganas dan sangat mudah untuk
dibudidayakan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu
jenis ini dapat memproduksi madu 35-40 kg per tahun per koloni.
2. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan
Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah Apis dorsata
dan Apis florea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena
masih bersifat liar, bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa
merekayasa tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah
madu ini tidak betah menetap pada sarangnya.
a. Apis Dorsata
Apis dorsata hanya berkembang di Asia antara lain di Negara India,
Philipina, Cina dan Indonesia, lebah madu jenis ini dikenal dengan nama
lebah madu alam atau lebah madu hutan. Di Indonesia jenis lebah madu
ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, Sulawesi Irian Jaya,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sarang Apis dorsata

dibangun secara tunggal dengan satu sisiran sarang, sarang tersebut di


gantung pada cabang pohon dan tebing batuan, produksi madu yang
dihasilkan oleh jenis ini dapat mencapai 15-25 Kg per tahun per koloni.
b. Apis Florea
Lebah madu jenis Apis florea tersebar di Negara Oman, Iran, India
dan Indonesia. Dibeberapa tempat lebah madu jenis ini dapat hidup
bersama-sama dengan lebah madu jenis Apis cerana, Apis mellifera dan
Apis dorsata. Lebah madu jenis Apis florea dapat memproduksi madu
dalam satu tahun mencapai 1-3 kg per koloni.
D. Koloni dan Pembagian Tugas
Dalam hidupnya lebah madu mempunyai sifat gotong royong dan saling
ketergantungan antara satu strata dengan strata yang lainnya, dalam satu
koloni lebah madu terbagi kedalam tiga strata yaitu strata ratu lebah, lebah
pekerja dan lebah pejantan. Setiap strata mempunyai tugas pokok dan fungsi
yang berbeda, tugas pokok dan fungsi masing-masing strata tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Strata Ratu Lebah
Ratu

lebah

mempunyai

ukuran

panjang

lebih

besar

apabila

dibandingkan dengan lebah pekerja dan lebah pejantan, dalam satu koloni
lebah madu hanya mempunyai 1 ekor Ratu Lebah. Ratu lebah ini
mempunyai tugas untuk bertelur, kemampuan bertelur ratu lebah mencapai
1000 2000 butir per hari, umumnya ratu lebah dapat hidup antara 3 sampai
dengan 5 tahun.
2. Strata Lebah Pekerja
Strata lebah pekerja merupakan strata yang jumlahnya paling banyak
dalam satu koloni yaitu sekitar 20.000 90.000 ekor, untuk mempertahankan
hidupnya lebah pekerja mempunyai senjata berupa sengat berduri yang
menyerupai bentuk kail yang dilengkapi dengan kantong racun, Lebah
pekerja bisa berumur mencapai 35-42 hari tetapi apabila sengat berduri
tersebut digunakan maka lebah pekerja tersebut akan langsung mati walau
pun belum mencapai umur 35-42 hari.

Lebah Pekerja mempunyai tugas pokok sebagai berikut :


a. Mengumpulkan makanan untuk koloninya berupa nectar, tepungsari dan
air yang berasal dari berbagai macam tanaman yang menghasilkan
bunga;
b. Merawat Ratu, lebah jantan dan larva;
c. Membangun sel sarang
d. Menjaga sarang dari musuh-musuhnya
e. Membersihkan sarang, menyimpan madu dalam sel dan memperbaiki sel
sarang yang rusak
3. Strata Lebah Jantan
Strata lebah jantan merupakan strata kedua terbesar dalam koloni
lebah madu, jumlah lebah jantan dalam satu koloni rata-rata mencapai 100250 ekor. Tugas utama lebah jantan adalah mengawini ratu lebah, tetapi
yang berhak mengawini ratu lebah adalah lebah jantan yang paling kuat dan
sehat, perkawinan ini dilakukan dialam terbuka dan setelah melakukan
perkawinan lebah jantan ini akan mati, umur lebah jantan bisam mencapai
usia 75-90 hari.
E. Produk yang dihasilkan
1. Madu
Pada umumnya masyarakat mengenal produk yang dihasilkan dari
lebah adalah madu, madu adalah cairan manis yang berasal dari nectar
tanaman yang diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan tersimpan
dalam sel-sel sarang lebah. Madu mengandung berbagai macam komponen
yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, komposisi nutrisi yang
terkandung dalam madu dapat dilihat pada table di bawah ini :

Table 1. Komposisi nutrisi yang terkandung dalam madu


No.

Komposisi

Jumlah (%)

1.

Air Fruktosa

17,0

2.

Glukosa

38,5

3.

Maltosa

31,0

4.

Karbohidrat

7,2

5.

Sukrosa

4,2

6.

Enzim, Mineral dan


Vitamin

1,5

7.

Keterangan

0,5

Energi (kalori/100 grm


8.

29,4

2. Serbuk Sari (Bee Polen)


Serbuk Sari (Bee Polen) adalah serbuk sari bunga yang diambil
oleh lebah pekerja, disimpan pada kaki lebah (pollen basket) yang
digunakan lebah sebagai sumber protein. Bee polen sering kali disebut
sebagai intisari kehidupan karena kandungan nutrisinya sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel
tubuh yang rusak.
Bee polen mengandung 10 jenis asam amino; protein esensial;
asam lemak esensial; 10 jenis mineral, Vitamin (A,B,C,D,E); hormon
pertumbuhan, hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang berfungsi
melakukan stabilitasi metabolism sel dan untuk regenerasi /rehabilitasi sel.
3. Royal Jelly
Royal Jelly adalah cairan berupa jeli/cream/milk yang disekresikan
oleh lebah pekerja muda dari bahan baku pollen yang dipergunakan oleh
lebah sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu lebah dan larva lebah
pekerja.Royal Jelly bermanfaat untuk memelihara dan menjaga kebugaran
serta meningkatkan vitalitas tubuh. Adapun komposisi nutrisi yang
terkandung dalam royal jelly dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 2. Komposisi Nutrisi yang terkandung dalam Royal Jelly


No.

Komposisi

Jumlah

1.

Kadar Air

67,0 %

2.

Protein Kasar

12,5 %

3.

Gula Total

11,0 %

a.
b.
c.
d.

Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Lain-lain

4.

Asam Lemak Total

5.

Abu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

6.

Mineral K
Mineral Mg
Mineral Na
Mineral Ca
Mineral Zn
Mineral Fe
Mineral Cu
Mineral Mu

Keterangan

6,2 %
4,2 %
0,3 %
5,0 %
1%
5,500 mg/gr
700 mg/gr
600 mg/gr
300 mg/gr
80 mg/gr
30 mg/gr
25 mg/gr
7 mg/gr

Bahan yang belum


teridentifikasi

3,5 %

4. Lem (Propolis)
Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan lebah
pekerja dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. pada sarang
lebah propolis digunakan untuk menutup celah-celah, mendempul retakanretakan, memperkecil dan menutup lubang.
Susunan kimia yang terkandung dalam propolis sangat komplek
antara lain mengandung zat aromatic, pewangi dan mineral. Dikarenakan
propolis mengandung zat antibiotic maka dalam ilmu farmasi propolis
banyak dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan untuk luka dan tambal
gigi.

5. Lilin Lebah (Malam, Beeswax)


Lilin lebah terbentuk dari hasil sekresi

kelencar lilin (wasxgrands)

yang terdapat pada bagian bawah perut lebah pekerja. Lilin lebah banyak
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lilin,

industry kosmetik,

industry farmasi serta sebagai bahan baku untuk pembuatan batik.


6. Racun Lebah (Bee Vonem)
Racun lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar racun dalam bentuk
cairan bening yang berbau menyengat, rasanya pahit dan pedas, aroma
sfesifik dan cepat kering yang terdapat pada lebah pekerja. Kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada Racun lebah antara lain : Triftopan,
kolin, gliserin, asam fospat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin,
apromin, petida, enzim, hystamin dan mellitin.
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan racun lebah
banyak digunakan untuk pengobatan yang dilakukan melalui sengatan
lebah, beberapa penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah
antara lain : penyakit neuritis, reumatik otot, asthma bronchial, penyakit
pembuluh darah kapiler dan impotensi.
F. Pakan Lebah Madu
Hampir semua tumbuhan berbunga dapat dijadikan sebagai pakan
lebah baik tanaman kehutanan, tanaman pertanian dan tanaman perkebunan.
Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan adalah tumbuhan
berbunga yang mengandung :
1.

Nektar
Nektar adalah suatu senyawa komplek

yang dihasilkan oleh kelenjar

necterifier tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang


bervariasi sesuai dengan jenis dan tempat tumbuh tanaman tersebut.
Komponen utama dari nectar tersebut adalah sukrosa, fruktosa dan
glukosa, tetapi juga nectar ini mengandung zat gula lainnya walaupun
jumlahnya sangat sedikit antara lain maltose, melibiosa, ratinosa turunan
karbohidrat lainnya, asam organisk, resin garam dan mineral. Nectar
dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber karbohidrat/energy, sumber air,
sumber vitamin dan mineral.

2.

Pollen (Tepung Sari).


Polen diperoleh

dari bunga yang dihasilkan oleh antenna sebagai sel

kelamin jantan tumbuhan, polen dimakan oleh lebah madu sebagai sumber
protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Satu koloni lebah memerlukan
pollen

sekitar 50 kg per tahun, dari jumlah tersebut separauhnya

dipergunakan sebagai sumber pakan bagi larva. Pollen dibutuhkan oleh


lebah sebagai

sumber protein untuk menjaga kesehatan lebah dan

pertumbuhan anakan lebah.


3.

Ekstrafloral
Ekstrafloral adalah cairan manis yang secara alami keluar dari pucuk daun
muda atau tangkai batang daun tanaman pakan lebah. Cairan tersebut
merupakan suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar
nectarizer tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasi bervariasi
sesuai dengan jenis tanaman dan tempat tumbuhnya. Komponen utama
yang terkandung dalam nectar adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa
Apabila sumber pakan yang berasal dari tumbuhan berkurang (kondisi

ini terjadi apabila musim kemarau), sebagai pakan lebah dapat diberikan
stimulan berupa cairan manis yang terbuat dari campuran gula dan air dengan
perbandingan 1 : 1, selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan pollen dapat
diganti dengan menggunakan dedak halus, tepung kacang ijo, dan aren.

BAB III
TEKNIK BUDIDAYA LEBAH MADU

A. Persiapan
1. Lokasi Budidaya
Kesesuaian

lokasi

budidaya

merupakan

salah

satu

penentu

keberhasilan budidaya lebah madu, hal-hal yang perlu diperhatian dalam


penentuan lokasi kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai
berikut :
a. Ketersediaan pakan, produksi madu yang dihasilkan oleh lebah
dipengaruhi oleh :
1) Jenis dan jumlah pakan, semakin tinggi potensi pakan maka semakin
tinggi pula produksi madu yang dihasilkan;
2) Jarak antara stup lebah dengan sumber pakan, dalam mencari pakan
lebah mempunyai daya jelajah maksimal 6 km, jarak yang paling ideal
antara stup madu dan sumber pakan maksimal 2 km, semakin jauh
jarak antara stup lebah dengan sumber pakan maka semakin sedikit
pula produksi madu yang dihasilkan.
3) Kesesuaian jumlah pakan dengan jumlah koloni lebah, produksi madu
tidak akan meningkat meskipun jumlah koloni lebah bertambah
apabila tidak dibarengi dengan penambahan sumber pakan.
Jenis tumbuhan sumber pakan yang ideal untuk budidaya lebah madu
adalah

tumbuhan

yang

menghasilkan

pollen

dan

nektar

yang

berkualitas/bernilai gizi tinggi dan disukai oleh lebah; serta tumbuhan yang
menghasilkan pollen dan nektar secara terus menerus.
b. Ketersediaan air, selain sumber pakan yang dibutuhkan oleh lebah madu
adalah air, sebaiknya penentuan lokasi budidaya lebah madu sebaiknya
ditempatkan pada lokasi yang mempunyai ketersediaan iar sepanjang
tahun.
c. Suhu dan Tofografi, suhu yang ideal untuk budidaya lebah madu adalah
diatas 20C, dengan ketinggian antara 200 1500 m di atas permukaan
laut.

d. Predator, pada lokasi budidaya terbebas dari predator yang merusak


koloni dan madu yang dihasilkan seperti ngengat lilin, tungau/acarina dan
semut.
2. Peralatan
Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu
dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Peralatan Utama
Peralatan utama dalam budidaya lebah madu adalah tempat hidup
berkembang biak koloni, tempat dan berkembang biak koloni ini dapat
berupa Stup atau Glodok, tetapi yang dianjurkan dalam kegiatan usaha
budidaya lebah madu adalah stup, karena memiliki banyak kentungan
antara lain :
Keadaan
sarangnya.

koloni

lebah

dapat

diperiksa

tanpa

merusak

Pemanenan dapat dilakukan secara selektif, sehingga tidak merusak


sarang yang berisi anakan.
Kotak/Stup koloni lebah terdiri dari :
1) Tutup Atas, berfungsi untuk melindungi kotak lebah dari sinar matahari
dan hujan, terbuat dari kayu yang dilapisi seng.
2) Tutu Pengaman (Kasa), berfungsi sebagai penyangga antara tutup luar
dan kotak lebah serta

untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam

kotak lebah, terbuat dari triplek yang bagian tengahnya dipasang ram.
3) Kotak Super, berfungsi sebagai tempat penyimpanan madu pada
sisiran, sehingga memudahkan dalam pemanenan.
4) Sekat Ratu, terbuat dari kayu dan triplek serta kawat atau jari-jari
sepeda yang disusun seperti kerai, berbentuk segi empat dengan kayu
dan triplek sebagai bingkainya, jarak antar kawat sekitar 3-4 mm,
sehingga hanya bisa dilalui oleh lebah pekerja..
5) Bingkai Stimulasi, terbuta dari kayu dan triplek berupa bejana persegi
empat sebagai penyimpanan stimulasi pakan lebah, dalam pengesian
stimulant hendaknya tidak diisi penuh, selain stimulant pada bingkai
stimulant

dimasukan

juga

ranting-ranting

kecil

sebagai

tempat

bertenggernya lebah, selain sebagai tempat stimulant bingkai ini juga

berfungsi sebagai penyekat yang dapat meningkatkan temperatur


dalam kotak lebah.
6) Kotak Lebah/Eram, berfungsi sebagai tempat hidup dan berkembang
biak lebah.
Secara umum bentuk dan ukuran stup koloni lebah dapat dilihat pada tabel
dan gambar dibawah ini :
Gambar 1. Kotak/Stup Koloni Lebah

Table 3. Perbandingan ukuran kotak eram Apis cerana dan Apis melifera
No

Uraian

1.

Tutup Luar

2.

Tutup Pengaman
Kasa

3.

Badan Kotak

4.

Alas
Pelipit

5.

Pintu

6.

Sketsa Badan Kotak

Ukuran (cm)

Bahan

Apis Ceranam

Apis Mellifera

42 x 38
35,2 x30,5
25 x20

50,5x50,5
50,5x45,5
25x20

Papan dan seng


Triplek, kasa

31,2x30,5
36x30,5
2 x1
36x1 (2 bh)
30,5 x1 (1 bh)

46,5x36,5
52,5x40,5
52,5x40,5

Papan 2 cm

Lihat gambar

Kayu+triplek

Lihat gambar

Papan 2cm &


1cm

Lihat gambar

b. Peralatan Pelengkap
Peralatan pelengkap sangat diperlukan untuk mempermudah kegiatan
budidaya lebah madu, sehingga dalam pelaksanaannya dapat efektif dan
efisien, peralatan pelengkap terdiri dari :
1) Fondasi sarang (comb foundation), berguna untuk mempercepat
pembangunan sarang.
2) Sekat Ratu (queen excluder), berguna untuk menahan gerak lebah
ratu agar tidak naik ke kotak super.
3) Kurungan Ratu (queen cell), digunakan untuk membuat calon ratu dan
mengamankan ratu lebah supaya tidak kabur pada waktu pemindahan
koloni.
4) Bingkai stimulasi (feeder prame), berguna sebagai wadah pakan
tambahan bagi lebah madu.
5) Penyangga Stup, berfungsi untuk menghindari serangan rayap, ular
atau binatang lainnya, tinggi penyangga stup dari permukaan tanah
berkisar antara 50-100 cm, agar lebih kuat dan awet penyangga stup
ini dapat dibuat menggunakan besi.
c. Perlengkapan Petugas
Perlengkapan yang dibutuhkan oleh petugas dalam pelaksanaan budidaya
lebah madu adalah sebagai berikut :

1) Pengasap (smoker), digunakan untuk menjinakan lebah pada waktu


pemeliharaan atau pemanenen.
2) Penutup muka (masker), berfungsi untuk melindungi muka dari
sengatan lebah.
3) Pengungkit (Hive Tool), membantu mengangkat sisiran yang melekat
pada kotak lebah.
4) Pakaian lapangan, warna pakain lapangan di anjurkan berwarna putih
untuk menghindari serangan lebah.
5) Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari sengatan
lebah.
6) Sikat Lebah (bee brush), membantu untuk menghalau lebah dari
sisiran.
Bentuk perlengkapan petugas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
3.

Sumber Daya Manusia


Lebah madu merupakan mahluk hidup yang berasal dari alam tergolong
kedalam satwa liar sehingga mempunyai karakteristik yang khas, kegiatan
budidaya lebah madu harus didukung oleh sumber daya manusia yang
mempunyai keahlian baik dalam teknik budidaya, teknik produksi serta
teknik penanganan pasca panen. Sebagian besar kegagalan budidaya
lebah madu disebabkan karena factor manusia.

B. Pemindahan Lebah Madu


Koloni lebah madu yang dibudidayakan dapat bersumber dari alam atau
dari koloni hasil budidaya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemindahan
koloni lebah kedalam stup adalah :
1.

Persiapan peralatan kerja seperti baju lapangan, masker, sarung tangan


dan smoker agar terhindar dari sengatan lebah.

2.

Pemindahan koloni sebaiknya dilakukan pada malam hari atau sebelum


matahari terbit, karena kalau siang hari lebah akan semakin agresif/mudah
menyerang.

3.

Untuk mengusir lebah pekerja yang melindungi ratu lebah, maka koloni
lebah diberi asap dengan mempergunakan smoker.

4.

Cari ratu lebah, ambil dan masukan kedalam pengamanan ratu lebah lalu
tempatkan kedalam stup.

5.

Pilihlah sisiran sarang yang didalamnya terdapat telur, larva, pupa,


tepungsari bunga dan sedikit madu,

6.

Sisiran sarang tersebut disayat dan dilekatkan pada bingkai sisiran dengan
diikat menggunakan tali rapia, kemudikan masukan kedalam stup yang
didalamnya terdapat ratu lebah.

7.

Masukan semua koloni lebah kedalam stup, tutup pintunya dan taruhlah
pada tempat yang sudah dipersiapkan.

8.

Apabila koloni lebah sudah tenang makan pintu pada kotak ratu lebah dapat
dibuka.

9.

Stup lebah dapat di pindahkan ke tempat lain apabila sarang lebah sudah
melekat pada sisiran sarang dan tali rapia terlepas sendiri digihit oleh lebah
pekerja.

10. Sebaiknya stup lebah madu ditempatkan mengarah pada matahari terbit.
C. Pemeliharaan
Tindakan yang perlu diambil dalam kegiatan pemeliharaan stup dan
koloni lebah adalah :
1.

Pemeriksaan bagian dalam dan luar stup lebah, pemeriksaan kondisi koloni
diperlukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan koloni, sehingga
dengan mengetahui kondisi koloni dapat diketahui pula tindakan-tindakan
yang perlu diambil agar koloni dapat berkembang dengan baik. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian dalam koloni lebah adalah :
a. kondisi lebah baik lebah pekerja, ratu lebah maupun lebah pejantan;
b. kondisi anakan lebah (telur, larva dan pupa);
c. serta kondisi sisiran sarang.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan bagian luar
adalah :
a. Kegiatan lebah pekerja dalam mencari pakan hal ini diperlukan untuk
mengetahui ketersediaan sumber pakan apakah ketersediaannya masih
memadai atau tidak;
b. Kesibukan lebah berdasarkan intensitas suara;
c. Kegiatan lebah perampok
d. Kondisi bangkai di luar kotak;

e. serta kondisi lilin lebah dan kotoran yang berada di bagian bawah dan
bagian atas kotak lebah, apabila terdapat kotoran maka kotoran tersebut
harus segera dibersihkan.
Agar kondisi lebah dan tindakan penanganan segera diketahui disarankan
pemeriksaan ini dilakukan secara rutin setiap 2 minggu sekali.
2.

Penambahan sisiran baru,penambahan sisiran baru perlu dilakukan apabila


bingkai yang teredia sudah penuh, sebaiknya penambahan sisiran dilakukan
pada bagian tengah bingkai terpasang tetapi apabila kondisi koloni lebah
sedang lemah sebaiknya penambahan bingkai dilakukan pada bagian tepi
bingkai terpasang. Setelah 3 hari, posisi bingkai yang baru di pasang harus
dibalikan agar pembuatan sarangnya merata.

3.

Penggabungan Koloni, dilakukan untuk mempertahankan kondisi koloni


yang lemah, hal ini sering terjadi jika kondisi cuaca sedang tidak baik
terutama pada saat intensitas hujan cukup tinggi.

4.

Pemecahan Koloni, bertujuan untuk memperbanyak jumlah koloni dengan


bertambahnya koloni maka produksi produk yang dihasilkan oleh lebah
akan semakin meningkat. Pemecahan koloni ini perlu dilakukan seiring
dengan terbentuknya ratu lebah baru, karena apabila sudah terbentuk ratu
lebah baru maka ratu lebah yang lama akan memisahkan diri dengan diikuti
sebagian dari anggota koloni.
Selain hal tersebut di atas, kondisi yang perlu diperhatikan dalam

kegiatan pemeliharaan lebah adalah :


1.

Masa Paceklik, yaitu kondisi dimana tanaman sumber pakan sedang tidak
berbunga (tidak tersedianya pakan lebah secara alami), untuk itu perlu
penanganan melalui penambahan sumber pakan buatan/stimulant.

2.

Perampokan, keadaan dimana terjadinya pengambilan madu oleh anggota


koloni lebah lain yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan pakan.

3.

Tersesat, keadaan dimana lebah tidak menemukan koloninya, hal ini


biasanya terjadi ketika ada angin kencang atau hujan secara tiba-tiba.

4.

Hijrah

(absconding),

yaitu

kondisi

dimana

semua

anggota

lebah

meninggalkan sarangnya, hal ini biasa terjadi disebabkan oleh penggunaan


insektisida

yang intensif disekitar lokasi budidaya; tidak mencukupinya

sumber pakan;
lingkungan.

gangguan

hama

penyakit

dan

perubahan

kondisi

D. Penangkaran Ratu
Penangkaran ratu perlu dilakukan untuk mempercepat terbentuknya
ratu baru, karena dengan terbentuknya ratu baru maka akan terbentuk pula
koloni lebah yang baru, dengan demikian diharapkan produksi produk yang
dihasilkan oleh lebah akan meningkat. Penangkaran lebah baru hendaknya
berasal dari bibit lebah yang memiliki keuanggulan antara lain koloni lebah yang
sehat dan kuat, ratu lebah produktif, produksi madu tinggi, tidak mudah diserang
hama dan penyakit, serta tidak terlalu agresif/jinak. Sebaiknya budidaya ratu
lebah dilakukan saat musim bunga/ketersediaan pakan dan pejantan cukup
memadai.
Penangkaran ratu lebah dilakukan antara laian dengan cara :
1. Cara Alami
Dilakukan dengan cara memecah koloni menjadi dua bagian, sebagai koloni
yang ada ratunya dipisahkan ketempat lain dengan jarak 400 m dari tempat
koloni awal, lalu ambil sel calon ratu lebah kemudian ditempatkan di bagian
bawah sisiran sarang anakan yang tidak ada ratunya untuk diperkenalkan
pada koloni lebah yang telah dipersiapkan.
2. Cara Buatan Metode Sederhana
Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode
sederhana dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pilih koloni lebah yang kuat dan sehat
b. Ambil sisiran yang belum ada telurnya
c. Kerat sisiran tersebut sehingga membentuk beberapa segitiga yang
menghadap kebagian atas.
d. Kemudian letakan sisiran tersebut di koloni bagian tengah
e. Biarkan beberapa hari sampai pada keratan tersebut akan sel-sel calon
ratu lebah.
f. Pilih sel ratu yang baik dan biarkan, sehingga siap untuk dipindahkan ke
calon koloni baru.
3. Cara Buatan Metoda Mangkokan Ratu
Tahapan kegiatan penangkaran ratu lebah dengan cara buatan metode
mangkokan ratu dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pilih koloni yang kaut dan baik.

b. Siapkan

mangkokan

ratu

sebanyak

10-20

buah

dengan

mempergunakan bahan yang berasal dari lilin lebah, dengan diameter +


6 mm, lalu mangkokan lilin lebah tersebut di tempatkan pada sisiran.
c. Untuk memperkenalkan calon ratu lebah sisiran lebah yang sudah
dipasang mangkokan ratu dimasukan kedalam koloni lebah selama 1
hari.
d. Setelah itu mangkokan ratu tersebut dikeluarkan untuk dimasukan telur
atau larva yang berumur 1-3 hari dengan mempergunakan kuas, setelah
itu mangkokan ratu dimasukan kembali kedalam koloni.
e. Biarkan calon ratu lebah dirawat di dalam koloni selama 5-10 hari.
f.

1-2 hari sebelum ratu lebah dimasukan, terlebih dahulu harus disiapkan
koloni yang mempunyai pejantan cukup banyak serta didalamnya
terdapat madu, pollen dan anakan dengan jumlah minimal 3 sisir,

g. Calon ratu lebah dicangkokan kedalam koloni yang telah dipersiapkan 12 hari sebelum ratu lebah menetas (periode mulai dari mulai bertelur
sampai dengan menetas memerlukan waktu selama 16 hari).
h. Empat hari setelah menetas, lebah ratu tersebut harus diperiksa untuk
memastikan apakah lebah tersebut sudah meletakan telut atau belum,
apabila belum ratu lebah harus dimatikan untuk diganti dengan ratu
lebah yang baru.
E.

Hama dan Penyakit.


Jenis hama yang sering menyerang koloni lebah antara lain :
1. Ngengat Lilin, bentuknya seperti kupu-kupa biasa menyerang pada malam
hari dengan meletakan telur pada stup, kemudian setelah menetas ulatnya
akan menyerang lilin sarang lebah sehingga sisiran sarang menjadi rusak.
2. Tungau (akarina), menyerang dengan menghisap cairan tubuh lebah mulai
dari larva sampai tingkat dewasa, sehingga mengakibatkan pertumbuhan
lebah tidak sempurna bahkan mati.
3. Semut, menyerang koloni dengan memakan anakan, pollen atau madu.
4. Tabuhan Vespa, sejenis kumbang menyerang dengan memakan lebah.
Jenis penyakit yang sering menyerang koloni lebah madu diantaranya :
1. Busuk Larva, disebabkan oleh kekurangan pangan, cuaca yang buruk, dan
terserangnya bakteri, untuk menanggulangi serangan busuk larva perlu

diambil langkah-langkah sebagai berikut : kuatkan koloni; berikan stimulasi


pollen;

berikan

stimulasi

gula

yang

dicampur

terramycin

serta

memusnahkan sisiran yang sudah diserang.


2. Keracunan, terjadi diakibatkan karena penggunaan insektisida disekitar
lokasi apiary, biasanya ditandai dengan matinya lebah disekitar pintu atau
dibawah kotak. Untuk menanggulangi serangan keacunan ini perlu diambil
langkah-langkah sebagai berikut : melakukan koordinasi dengan pertani
yang menggunakan insektisida disekitar lokasi apiary; apabila disekitar
lokasi ada penggunaan insektisida pintu lebah harus ditutup selama 2-3
hari, tetapi sebelumnya

pada koloni lebah terlebih dahulu disiapkan

stimulant gula.
3. Mencret,sebagai gejala awal dapat diketahui dari adanya kotoran cair yang
sudah membeku berwarna putih kekuningan, serangan ini disebabkan oleh
cuaca buruk; berkurangnya sumber pollen; koloni lebah terlalu banyak
diberikan stimulasi gula. Cara-cara penanggulangannya antar lain berikan
stimulasi pollen; kurangi pemberian stimulasi gula dan stimulasi gula
konsentratnya dipertinggi.

BAB IV.
PENGELOLAAN PASCA PANEN

A. Koloni Lebah Siap Panen


Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya bahwa produk yang
dihasilkan oleh lebah madu diantaranya madu sebagai produk utama, serbuk
sar (bee pollen), Royal Jelly, lem (propolis), lilin lebah dan racun lebah (bee
vonem). Secara umum ciri-ciri koloni lebah madu yang siap dilakukan
pemanenan adalah sebagai berikut :
1. Pada kaki lebah pekerja terdapat cairan madu yang berwarna kuning.
2. Ukuran lebah lebih besar dibandingkan dengan ukuran biasanya.
3. Tumbuhan yang ada disekitar stup lebah bunganya sedang mekar.
4. Kotak koloni lebah lebih berat apabila dibandingkan dengan waktu
penempatan awal.
B. Peralatan Pemanenen
Peralatan yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pemanenan madu
diantaranya :
1.

Pisau pengupas madu

2.

Kain kasa

3.

Pencepit Kayu

4.

Saringan Madu

5.

Ekstraktor

6.

Ember

7.

Botol kemasan

C. Tata Cara Pemanenan


1. Pemanenan madu dari Kotak Eram, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemanenan madu dari kotak eram adalah sebagai berikut :
a. Madu yang berasal dari kotak eram dapat dipanen apabila sisiran yang
berisi madu telah tertutup oleh lili.
b. Apabila sisiran belum menggunakan pondasi sarang, maka terlebih
dahulu dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu.

c. Pisau yang digunakan untuk mengupas sisiran madu terlebih dahulu


harus direndam dalam air panas.
d. Sisiran yang berisi anakan harus dimasukan kembalikan kedalam
sarang
e. Pengambilan madu yang berasal dari sisiran yang belum menggunakan
pondasi dilakukan dengan diperas menggunakan kain kasa dan
penjepit kayu, sedangkan apabila sudah menggunakan pondasi sarang
pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor madu.
f.

Sisa lilin yang berasal dari hasil pemanenan madu jangan dibuang
sembarangan karena dapat dimanfaatkan kembali.

g. Sisiran yang mengandung madu jangan dipanen semuanya, sebaiknya


di sisakan satu buah sisiran.
h.

Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah


dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat
dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau.

2. Pemanenan madu dari Kotak Super, system pensuperan adalah suatu cara
budidaya lebah madu agar madu yang dihasilkan dari sisiran terbebas dari
anakan, dilakukan dengan cara menyusun stup menjadi dua tingkatan atau
lebih. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan madu yang
berasal dari kotak pensuperan adalah sebagai berikut :
a. Agar volume madu dalam sisiran merata maka harus dilakukan
pemindahan posisi antara sisiran madu bagian atas dan sisiran madu
bagian bawah.
b. Antara kotak bagian atas dan bagian bawah harus harus dipisah
dengan sekat.
c. Pemanenan dapat dilakukan apabila sisiran sudah dipenuhi oleh madu.
d. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan ekstraktor atau
apabila menghendaki madu dalam bentuk sisiran, maka sisiran tersebut
dapat dipotong langsung dengan ukuran 10 x 10 cm.
e.

Untuk menghindari pencemaran pada madu, maka madu yang telah


dipanen harus segera dimasukan kedalam wadah, tutup dengan rapat
dan simpan pada tempat yang kering dan tidak berbau.

D. Kualitas Madu
Kualitas madu yang dihasilkan oleh koloni lebah dipangaruhi oleh
sumber pakan, teknik budidaya dan teknik pengelolaan pasca panen, oleh
sebab itu maka pada hakekatnya

teknik pengelolaan pasca panen

dilaksanakan agar produk madu yang dihasilkan dapat menghasilkan madu


yang berkualitas tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah telah
menetapkan standar mutu madu melalui SNI 01-3545-1994. Adapun
kandungan komposisi madu yang disyaratkan dalam Standar Mutu
Indonesia SNI 01-3545-1994 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Kandungan madu sesuai SNI 01-3545-1994

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Uraian
Kadar Air Madu
Kadar Abu
Keasaman
Padatan tak larut dalam air
HMF (Hidroxymethil Furfural)
Aktifitas enzim diastase
Gula pereduksi
Sukrosa
Cemaran logam
- Pb
- Cu
Cemaran arsen

Jumlah yang
dipersyaratkan
Max 22 %
Mak 0,5%
Max 40 ml/kg
Max 0,5 %
Max 40 mg/kg
Min 3 DN
Min 60%
Mak 10%
1 mg/kg
5 mg/kg
0,5 mg/kg

BAB V
ANALISA USAHA
A. Biaya

Modal yang diperlukan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu

dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :


1. Modal Investasi
Modal Investasi adalah modal tetap yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan yang habis dalam periode waktu tertentu, sehingga
dalam analisa usaha yang diperhitungkan hanyalah tingkat penyusutannya
saja. Dalam usaha budidaya lebah madu yang termasuk kedalam modal
investasi antara lain :
a. Stup Lebah
b. Standar Stup yang terbuat dari besi
c. Koloni lebah/Bibit lebah
d. Alat pembuat mangkokan ratu, terdiri dari : lilin, cetakan mangkokan,
panci, bingkai dan alat pemanas/kompor
e. Alat pembuat kurungan ratu (queen cage) terdiri dari : paralon, benang,
pistol plastik dan lem.
f.

Sikat Lebah

g. Pisau pengupas sel madu


h. Smoker
i.

Ekstraktor

j.

Ember

k. Koloni lebah
l.

Jliken

m. Kain kasa
n. Saringan madu
o. Penjepit kayu
p. Perlengkapan petugas (masker, pakaian lapangan, topi pengaman)
2. Modal Kerja
Modal kerja adalah biaya variable yang dibutuhkan dalam periode tertentu
dan sifatnya habis dalam periode tersebut.
a. Makanan stimulasi

b. Transportasi (biaya sewa angkutan, bongkar dan muat)


c. Biaya hidup selama penggembalaan
Adapun rincian biaya, perhitungan produksi dan keuntungan kegiatan
usaha budidaya lebah madu dapat dilihat di bawah ini :
Asumsi-asumsi :
1. Waktu analisa usaha

: 1 tahun

2. Jenis lebah

: Apis mellifera

3. Kekuatan peralatan produksi

: 3 tahun

4. Rata-rata produksi madu

: 20 kg/stup/tahun

5. Rata-rata produksi lilin

: 20 % dari produksi madu

6. Rata-rata produksi bee pollen

: 2 kg/stup/tahun

7. Harga jual madu

: Rp. 40.000,- per kg

8. Harga jual bee pollen

: Rp. 100.000,- per kg

9. Harga jual lilin

: Rp. 40.000,- per kg

10. Pendapatan yang berasal dari


Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran

: tidak diperhitungkan

11. Lama penggembalaan lebah

: 3 bulan per tahun

12. Jumlah periode panen dalam 1 tahun

: 4 kali

13. Penyusutan alat produksi

: 30 % tahun

1) Biaya Tetap, terdiri dari :


a) Koloni Lebah, 100 unit x @ Rp. 750.000,-

= Rp. 75.000.000,-

b) Kotak Lebah, 100 Unit x @ Rp. 150.000,-

= Rp. 15.000.000,-

c) Dudukan stup (terbuat dari besi)


100 bh x @ Rp. 75.000,-

= Rp. 7.500.000,-

d) Alat pengaman ratu (Paralon, benang, pistol plastic


dan lem), 4 pkt x 150.000,-

= Rp.

600.000,-

e) Alat pembuat mangkokan ratu (lilin,cetakan mangkokan,


Alat pemanas, bingkai lebah), 2 pkt x Rp.500.000,-

= Rp.

1.000.000,-

f) Alat pemanenan (smoker, pisau, sikat lebah


Pengungkit) 2 pkt x @ Rp. 225.000,-

= Rp.

450.000,-

g) Alat pasca panen


Ekstraktor 2 unitx@Rp.1.500.000,-

= Rp. 3.000.000,-

Jliken, 20 bhx@Rp. 50.000,-

= Rp.

1.000.000,-

Ember, 5 bh x @Rp.40.000,-

= Rp.

200.000,-

Saringan Madu, 5bh x @ Rp.15.000,-

= Rp.

75.000,

= Rp.

420.000,-

h) Perlengkapan petugas (masker,topi pengaman


Baju lapangan) 2 unitx Rp. 210.000,-

---------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah 1

= Rp. 104.245.000,-

2) Biaya Operasional
a) Biaya opersional penggembalaan
90H x Rp.50.000,-

= Rp. 4.500.000,-

b) Biaya Transportasi (sewa kendaraan,


Upah bongkar muat) 2 paket x Rp.1.500.000,- = Rp. 3.000.000,c) Sewa lahan, 1 paket x Rp. 500.000,-

= Rp.

500.000,-

------------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah 2

= Rp. 9.000.000,-

3) Penyusutan biaya tetap/investasi 30% dari


Biaya Investasi

= Rp. 31.273.500,-

----------------------------------------------------------------------------------------------------

B.

Total Jumlah 1 + 2

= Rp. 113.245.000,-

Total jumlah 2 + 3

= Rp. 40.273.500,-

Perhitungan Produksi dan Keuntungan


Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh
lebah madu antara lain madu, bee pollen dan lilin dalam kurun waktu satu
tahun. Adapun rincian pendapatan yang dihasilkan dari budidaya lebah madu
adalah sebagai berikut :

1) Hasil penjualan madu, 200 kg x Rp. 40.000,-

= Rp. 80.000.000,-

2) Hasil penjualan lilin, 500 Kg x Rp. 40.000,-

= Rp. 20.000.000,-

3) Hasil penjualan bee pollen, 200 KgxRp.100.000,- = Rp. 20.000.000,-

----------------------------------Jumlah
Keuntungan

= Rp. 120..000.000,kotor

diperoleh

dari

selisih

penjualan

hasil

produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi


(satu tahun), sedangkan keuntungan bersih diperoleh dari selisih penjualan
hasil produksi/pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi (satu tahun) dikurangi dengan beban bunga pinjaman dari total
biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya lebah madu tersebut.
Adapun rincian keuntungan budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :
Keuntungan Kotor

= Pendapatan Biaya
= Rp. 120.000.000,- - Rp. 40.273.500,= Rp. 79.726.500,-

Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor Besarnya Bunga Pinjaman


= Rp. 79.726.500 (16% x Rp. 79.726.500,-)
= Rp. 79.726.500,- - Rp. 18.119.200,= Rp. 61.607.300,C.

Analisa Kelayakan
Analisa kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan pada usaha budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan
dapat diketahui dengan mengetahui tingkat break event point (BEP), benefit
cost ratio (BC ratio) dan return of investment (ROI).
1) Break event point (BEP).
BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga
produk rata-rata dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat
menutup semua biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan
keuntungan/titik inpas. BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan
nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu (madu, lilin dan bee
pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :

BEP volume produksi rata-rata


Harga rata-rata :

Total Biaya Produksi


= -------------------------------------------Rata-rata harga jual hasil produksi

Madu
Lilin
Bee pollen

= Rp. 40.000,- x 74%


= Rp. 40.000,- x 19 %
= Rp. 100.000,- x 7 %

Jadi harga rata-rata per kg adalah

= Rp. 29.600,= Rp. 7.600,= Rp. 7.000,----------------------= Rp. 44.200,-

Rp. 40.273.500,BEP, Volume produksi rata-rata = ---------------------Rp. 44.200,= 911 kg/tahun


Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas
apabila total produksi madu, bee pollen dan lilin dalam satu tahun
mencapai produksi rata-rata 911 kg per tahun, yang terdiri dari produksi
madu 674 kg, produksi lilin 173 kg dan produksi bee pollen 64 kg.

BEP harga produksi rata-rata

Total Biaya Produksi


= -----------------------------------Jumlah produksi rata-rata

Harga rata-rata :
Madu
= 2.000 kg,- x 74%
Lilin
= 500 kg,- x 19 %
Bee pollen
= 200 kg,- x 7 %
-----------------Jadi volume produksi rata-rata per tahun adalah

= 1.480 kg
=
95 kg
=
14 kg
= 1.589 kg

Rp. 40.273.500,BEP, Harga produksi rata-rata = ---------------------1589 kg


= Rp. 25.345,- per kg
Jadi usaha budidaya lebah madu akan kembali modal/mencapai titik inpas
apabila harga rata-rata madu, bee pollen dan lilin mencapai Rp. 25.345
per kg.
2) Benefit cost ratio (B/C ratio)
B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan
modal dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu.

B/C ratio pada

kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

B/C

Keuntungan
= --------------------------Biaya Produksi

Rp. 61.607.300,= ----------------------------Rp. 40.273.500


= 1,99
diketahui angka B/C ratio adalah 1,53 artinya biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan budidaya lebah madu sebesar Rp. 1.000,- akan
menghasilkan keuntungan mencapai Rp. 1.530,3) Return of investment (ROI)
Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian
modal yang dipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu,
adapun ROI kegiatan usaha budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :
ROI

Pendapatan
-------------------- x 100 %
Biaya Produksi

Rp. 120.000.000,---------------------- x 100 %


Rp. 40.273.500
= 298 %
=

Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan ROI tersebut di atas


dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian modal dalam Kegiatan usaha
budidaya lebah madu ini akan menghasilkan pendapatan mencapai 298 %
dari total biaya yang dikeluarkan.

You might also like