Professional Documents
Culture Documents
260110140095
MODUL 2
Bola mata terdiri dari 3 komponen: (1) tiga lapisan (tunik) yang
membentuk dinding bola mata; (2) komponen optis yang menangkap dan
memfokuskan cahaya; (3) komponen saraf, yaitu retina dan saraf optik (Saladin,
2016).
Fisiologi mata
Alis, yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi
mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
Bulu Mata, yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata.
Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.
Kelenjar Air Mata, Kelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak
mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut
air mata. Air Mata berguna untuk mencaga bola mata agar tetap basah.
Selain itu air mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing
yang masuk kemata sehingga mata tetap bersih.
Iris atau Selaput pelangi adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang
dibatasi oleh pupil dan sklera (bagian putih dari mata). Iris mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran
pupilnya.
b. Anatomi Telinga
1. Bagian luar
a. Daun telinga (aurikula, pinna). Terdiri dari kartilago elastis yang
dilapisi oleh kulit tipis. Concha merupakan bagian daun telinga
yang terdepresi, sedangkan helix merupakan bagian yang
meninggi. Bagian non-kartilago yang disebut lobul terdiri dari
jaringan serat, lemak, dan pembuluh darah. Fungsi daun telinga
adalah menangkap getaran bunyi.
b. External acoustic meatus (kanal). Berfungsi meneruskan suara ke
membran timfani (gendang telinga). Di sepanjang kanal ini
2. Bagian tengah
a. Membran timfani. Membran ini menutupi ujung dalam kanal
pendengaran dan memisahkannya dari bagian tengah telinga.
Berfungsi menerima getaran bunyi.
b. Rongga timfani. Rongga ini diisi oleh udara yang masuk melalui
tabung pendengaran (tabung eustachius), sebuah saluran ke
nasofaring. Tabung eustachius berfungsi menjaga keseimbangan
tekanan udara pada kedua sisi membran timfani, memungkinkan
membran timfani untuk bergetar bebas. (Saladin, 2016).
c. Tulang pendengaran (ossicles). Terdiri dari tulang maleus
(martil), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi). Maleus
menempel pada membran timfani sehingga getaran dari membran
timfani diteruskan dari maleus, incus, lalu ke stapes. Stapes
menempel pada membran pada koklea yang disebut dengan oval
window yang bergetar sebagai respon dari getaran membran
timfani.
Ketiga
tulang
pendengaran
ini
berfungsi
untuk
3. Bagian dalam
a. Labirin tulang. Merupakan kumpulan rongga (koklea, vestibula,
dan kanal semisirkular). Koklea merupakan rongga berbentuk
seperti rumah siput yang di dalamnya terdapat korti (organ spiral)
yang berfungsi menerima getaran bunyi. Vestibula merupakan
posterior,
lateral)
mempunyai
bagian
yang
saraf
koklear
mengantarkan
impuls
dan
saraf
vestibular.
ke
otak
sehingga
Saraf-saraf
seseorang
ini
dapat
Glukoma
Merupakan kelainan yang biasanya ditandai dengan naiknya tekanan
intraokular dan berakhir pada kerusakan saraf optik. Terapi untuk glukoma
adalah obat yang bekerja dengan mengurangi tekanan intraokular, seperti
beta-blocker (timolol), analog prostaglandin (latanoprost), simpatomimetik
(brimodin), dan miotik (pilokarpin) (Bukhari, 2009).
Konjungtivitis
Dikenal juga dengan mata merah karena inflamasi pada konjungtiva.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri (Streptococcus
aureus, S. pneumoniae, H. influenzae) yang dapat disembuhkan dengan
azitromisin, siprofloksasin, eritromisin; virus; maupun alergi yang dapat
disembukan dengna azelastin, emedastin, ketotifen (Wells, 2013).
Keratitis
Merupakan infeksi pada kornea yang ditandai dengan pembengkakan pada
kornea. Patogen yang paling umum pada keratitis adalah bakteri
Katarak
Merupakan pengapuran pada lensa yang disebabkan oleh serat lensa yang
menggelap karena umur atau adanya agregat kristalin pada lensa. Biasanya
dilakukan operasi pengangkatan lensa yang rusak dengan lensa buatan
(Fox, 2016).
Trakhoma
Merupakan infeksi pada konjungtiva dan kornea berupa luka karena
Chlamydia trachomatis yang penularannya langsung dari tangan ke mata.
Pengobatan trachoma menggunakan tetrasiklin (Elliott, 2011).
b. Gangguan Pendengaran
-
Otitis media
Merupakan infeksi telinga bagian tengah karena bakteri (S. pneumoniae,
H. influenzae) yang umumnya terjadi pada anak-anak, di mana cairan
masuk ke dalam rongga timfani dan jika tidak ditangani dapat
mengakibatkan meningitis. Cairan pada rongga timfani dapat diambil
dengan alat timpanostomi.
Tuli
Disebut juga dengan kehilangan pendengaran. Conduction deafness adalah
tuli yang disebabkan karena transmisi getaran ke telinga bagian dalam
yang lemah. Sensorineural (nerve) deafness disebabkan oleh matinya sel
rambut atau komponen saraf lainnya yang berhubungan dengan
pendengaran.
Otosklerosis
Terjadi ketika adanya tulang yang tumbuh di atas oval window dan
menyebabkan stapes tidak dapat bergetar. Dapat dilakukan operasi
pengangkatan tulang tersebut (Saladin, 2016).
3. Sebutkan
klasifikasi
fungsi
pendengaran
lengkap
dengan
(Susatya, 2012).
Uji Barany (salah satu teknik vestibulometri) untuk evaluasi fungsi kanal
semisirkular dan reseptor equilibrium dinamis (Allen, 2011).
Audiometer adalah alat berupa headphone pada sebuah analog kontrol yang
menghasilkan bunyi dengan berbagai frekuensi yang tingkat kenyaringannya bisa
ditingkatkan dan berfungsi sebagai alat pada teknik audiometri. Brain stemevoked response audiometry (BERA) adalah teknik audiometri yang berguna pada
evaluasi tingkat ambang pendengaran pada bayi. Pada BERA, elektroda
ditempelkan pada berbagai area di kepala dan bunyi dengan berbagai frekuensi
diprojeksikan ke telinga lewat headphone, lalu potensial dari otak diamati
(Balasubramanian, 2006).
5. Tentukan lokasi reseptor pada lidah untuk rasa manis, asam, pahit
dan gurih!
Daftar Pustaka
Alberti P.W. 1997. Noise and the ear Dalam : Scott Browns Otolaryngology.
Sixth edition, Edited by Alan G Kerr. London : Butterworth-Heinemann.
Allen, C. dan Valerie Harper. 2011. Laboratory Manual for Anatomy and
Physiology, 4th Edition. United States: John Wiley & Sons.
Balasubramanian. 2006. Foundation Otorhinolaryngology for Nursing. New
Delhi: B.I. Publications Pvt.
Bukhari, N. 2009. Therapeutics FASTtrack. Grayslake: Pharmaceutical Press.
Elliott, T., et al. 2011. Medical Microbiology and Infection, 5th Edition. West
Sussex:Blackwell.
Fox, S.I. 2016. Human Physiology, 14th Edition. New York: McGraw-Hill
Education.
Moore, K.L., et al. 2015. Essentials Clinical Anatomy, 5th Edition. Baltimore:
Lippincott Williams & Wilkins.
Saladin, K.S. 2016. Human Anatomy, 5th Edition. New York: McGraw-Hill
Education.
Shrivastav, R.P. 2014. An Illustrated Textbook: Ear, Nose & Throat and Head &
Neck Surgery, 2nd Edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical.
Susatya, E.K.W.A. 2012. Aplikasi Gelombang Ultrasonik. Available online at
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/599/2/T1_192007008_Ful
l%20text.pdf [diakses tanggal 15 Maret 2016].
Wells, B.G., et al. 2013. Pharmacotherapy Principles & Practice, 3rd Edition.
New York : McGraw-Hill Education.