You are on page 1of 3

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan

lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang
digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan
ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.
Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin:
salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah
manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah
dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti
Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan
obat aspirin. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut
dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam
salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
Sifat-sifat fisik dari asam salisilat
1

Penampakan

Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan dengan bau kenari

pahit
2 Titik lebur
1-2 0C
3 Titik didih
197 0C
4 Kerapatan
4,2
5 Tekanan uap
1 mmHg pada 33 0C
6 Daya ledak
1,146 g/cm3
7 Titik nyala
76 0C
Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:
1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada sauran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
Sifat asam salisilat

Secara kimia asam salisilat disintesis pada tahun 1860 dan telah di
gunakan
secara luas dalam terapi dermotologis sebagai suatu agen keratolitik. Digunakan
pada bagian luar tubun yang pada kulit sebagai antiseptik lemah serta
keratolitikun (melarutkan sel-sel kulit mati). Agen ini berupa bubuk berwarna
putih yang mudah larut dalam alkohol tetapi sukar larut dalam air. Asam salisilat
merupakan zat anti akne sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal.
Penggunaanya dalam kosmetik anti akne atau karatolitik merupakan usaha untuk
meningkatkan kemampuan kosmetika tersebut umpamanya dalam kosmetika
perawatan kulit yang berjerawat.
Asam salisilat berkhasiat keratolotis dan sering digunakan sebagai obat
ampu terhadap kutil kulit, yang berciri penebalan eidermis setempat dan
disebabkan oleh infeksi dengan virus papova. Asam salisilat sangat iritatif,
sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Derifatnya yang dapat dipakai secara
sistemik adalah ester salisilat dan asam organik dengan subtitusi pada gugus
hidroksil misalnya asetosal.
Kegunaan asam salisilat
Asam salisilat dapat digunakan untuk efek keratolitik yaitu akan mengurangi
ketebalan interseluler dalam selaput tanduk dengan cara melarutkan semen
interseluler dan menyebabkan desintegrasi dan pengelupasana kulit. Asam organis
ini berkhasiat fungisit terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep.
Di samping itu, zat ini juga bekerja keratolitis, yaitu dapat melarutkan lapisan
tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%.
Toksisitas asam salisilat
Salisilat sering digunakan untuk mengobati segala keluhan ringan dan tidak
berarti sehingga banyak terjadi penggunasalahan atau penyalahgunaan obat bebas
ini. Keracunan salisilat yang berat dapat menyebabkan kematian, tetapi umumnya
keracunan salisilat bersifat ringan. Gejala saluran cerna lebih menonjol pada
intoksikasi asam salisilat. Efek terhadap saluran cerna, perdarahan lambung yang

berat dapat terjadi pada dosis besar dan pemberian contoh kronik. Salisilisme dan
kematian terjadi setelah pemakaian secara topikal. Gejala keracunan sistemik
akut dapat terjadi setelah penggunaan berlebihan asam salisilat di daerah yang
luas pada kulit, bahkan sudah terjadi beberapa kematian.
Pemakaian asam salisilat secara topikal pada konsetrasi tinggi juga sering
mengakibatkan iritasi lokal, peradangan akut, bahkan ulserasi. Untuk mengurangi
absorpsinya pada penggunaan topikal maka asam salisilat tidak digunakan dalam
penggunaan jangka lama dalam konsentrasi tinggi, pada daerah yang luas pada
kulit dan pada kulit rusak.

You might also like