You are on page 1of 24

Moral Hidup

PENDALAMAN IMAN ASRAMA MAHASISWI


SYANTIKARA.

Ivan Mahendra MSF

Sejak awal keberadaannya sampai


dengan kematian yang dikehendaki
Tuhan, hidup setiap manusia harus
dibela, dipelihara, dan
dikembangkan, dengan usaha-usaha
dan cara-cara yang wajar. Walaupun
demikian hidup jasmani tidaklah
selalu merupakan nilai yang tertinggi
dan karenanya boleh dikorbankan
demi nilai yang lebih luhur.

Sejak awal keberadaannya, hidup manusia adalah


berharga, maka harus dibela, dipelihara dan
dikembangkan.

Intinya adalah hidup manusia adalah hak asasi


yang paling mendasar.

Walaupun demikian, hidup itu bisa dikurbankan


demi nilai yang lebih luhur. Dasarnya adalah

Dasarnya: Tidak ada cinta yang lebih besar


daripada cinta orang yang menyerahkan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 5:13).

Catatan: nilai yang lebih luhur adalah cinta pada


Tuhan dan sesama.

Hidup manusia adalah Hak Asasi Manusia


(HAM) yang paling mendasar, sebab HAM yang
lain seperti: berbicara, berpendapat,
beragama, hanya berlaku bila manusia hidup.
Semua HAM itu tidak berguna bila manusia
mati.

Hidup manusia memang harus dibela, sebab


hidup itu memang sudah ada. Hanya saja yang
sering menjadi masalah adalah:

Kapan persisnya hidup manusia itu ada?

Atau sejak kapan awal mula keberadaan


manusia itu?

Sejak awal
keberadaannya

Ada beberapa pendapat seputar awal hidup manusia :

Pendapat pertama mengatakan bahwa secara biologis hidup manusia ada sejak
pembuahan. Artinya, hidup manusia terjadi setelah empat belas hari pembuahan,
tepatnya pada saat nidasi. Sebelum nidasi, hidup manusia belum ada.

Alasannya:

Karena, sebelum nidasi masih bisa terjadi kemungkinan bayi kembar. Karena bisa
kembar, maka dia bukanlah persona, bukan individu. Individu berasal dari in + dividere :
tak terbagi. Karena itu, sampai usia ke-14 hari, belum terjadi individu, sehingga belum
bisa dikatakan ada hidup.

Catatan Kritis:

Benar, bahwa embrio masih bisa membelah, tetapi itu adalah potensi. Membelah
menjadi kembar adalah suatu kemungkinan dan belum tentu bahwa itu akan terjadi.
Bukti yang lebih jelas lagi adalah bahwa kemungkinan pembelahan itu hanya satu
dibandingkan 270. Dengan demikian, persentasi kemungkinan menjadi kembar identik
itu sangat kecil tidak sampai 0,5 %.

Pendapat ini merupakan generalisasi yang terlalu dipaksakan dan bukan argumen yang
valid.

Pendapat kedua dikenal sebagai


Parthenogenesis.

Parthenogenesis adalah terjadinya pembuahan


di luar rahim manusia dengan bantuan alat-alat
tertentu. Grobstein melakukan percobaan
dengan mempertemukan sel sperma dan ovum
di dalam cawan patri, ternyata setelah diberi
rangsangan listrik, pembuahan dapat terjadi.
Oleh karena itu ia berpendapat, oleh karena
pembuahan itu dapat dilakukan di luar tubuh
manusia maka sel pembuahan itu tidak
memiliki hak untuk dilindungi dan dihormati
seperti pada manusia pada umumnya, sebab
sel hasil pembuahan di luar rahim itu bukanlah
manusia.

Pendapat

ketiga adalah Heterogenesis.

Heterogenesis

mendukung pendapat
pre-embrio karena sebelum umur 14
hari belum terjadi manusia. Alasannya
adalah, sebelum umur 14 hari, kita tidak
tahu persis bagian mana yang akan
menjadi janin dan bagian mana yang
akan menjadi placenta. Maka, manusia
itu belum ada.

Pendapat keempat adalah Late


Animation.

Late animation mengusung persoalan,


ada saat di mana jiwa belum masuk ke
dalam badan atau ada waktu tertentu di
mana badan belum berjiwa. Pendapat
seperti ini dipengaruhi oleh embriologi
Aristotelian. Aristoteles berpendapat,
jiwa baru masuk ke dalam janin laki-laki
pada umur 40 hari, sedangkan umur 90
hari untuk janin perempuan.

Keempat pendapat di atas mempunyai efek yang


sangat besar terhadap hidup manusia. Sebab, bila tidak
memenuhi kriteria yang mereka ajukan, maka itu
bukanlah manusia sehingga bisa dihilangkan / dibunuh /
dilakukan aborsi.

Embriologi modern membantah keempat pendapat di


atas. Dengan menunjukkan data-data ilmiah, embriologi
modern sampai pada kesimpulan bahwa hidup
manusia sudah ada sejak selesainya pembuahan.
Mereka menegaskan, dilihat dari DNA, di dalam
zigot itu ternyata sudah tersimpan semua
informasi genetis untuk menjadi manusia utuh.
Logika sederhananya, kalau janin itu bukan
manusia, ia tidak akan pernah menjadi manusia.
Jadi tunggu saja, apakah dia akan menjadi
manusia atau tidak.

hidup setiap manusia harus dibela,


dipelihara, dan dikembangkan,
dengan usaha-usaha dan cara-cara
Pendapat
inilah yang ditegaskan dalam
yang
wajar
pengantar Donum Vitae, bahwa hidup manusia
sudah ada sejak pembuahan, dan harus dibela,
dan dihormati serta dibantu menuju sang
Pencipta (from the moment of conception, the
life of every human being is to be respected in
an absolute way)

Hidup manusia memang harus dipertahankan


dengan cara-cara yang wajar. Dalam
mempertahankan hidup ada dua sarana, yaitu:
ordinary dan extraordinary.

Sebuah sarana dikatakan ordinary


secara medis apabila: 1) sudah teruji
secara alamiah, 2) tersedia secara
memadai, dan 3) berhasil secara
statistik. Di luar kriteria itu, sarana
sudah menjadi extraordinary. Sedangkan
sarana dikatakan extraordinary, bila: 1)
secara moral menguntungkan, 2)
pertimbangan ekonomi / biaya, dan 3)
perlu informed consent. Maka, selama
manusia hidup, ia harus
mempertahankan dan mengusahakan
hidupnya dengan cara-cara yang wajar.

kematian yang
dikehendaki Tuhan

Kematian yang dikehendaki Tuhan mengacu pada


otoritas Allah yang mempunyai kehidupan.
Dengan kata lain, kehidupan itu bukan milik
manusia, maka ia tidak berhak mengambil apa
yang bukan miliknya. Ada beberapa alasan
bahwa hidup itu bukan mutlak milik Allah.

Dari Kej 2:7. Dikatakan bahwa Allah


menghembuskan nafas hidup ke hidung manusia,
maka ia hidup. Nafas itu adalah Allah sendiri. Dari
kisah ini, kelihatan sekali oleh karena diberikan
nafas oleh Allah, maka ia hidup. Dengan kata lain,
kehidupan itu bukan mutlak milik manusia sebab
kehidupan itu diberikan oleh Allah sendiri.

Perintah Allah yang Kelima memberi larangan tegas untuk


jangan membunuh. Dari kitab suci, kita bisa melacak perintah
ini. Pembunuhan pertama yang tercatat dalam kitab suci adalah
pembunuhan Habel oleh Kain (Kej 4:1-16). Dikisahkan setelah
membunuh Habel, Kain ditanyai oleh Tuhan, apa yang
kauperbuat terhadap saudaramu? Darahnya berteriak pada-Ku!
Rupanya darah adalah kehidupan. Pesan dari teks ini adalah
Tuhan tidak memperkenankan manusia membunuh sesamanya.
Evangelium Vitae memberikan penafsiran teologis yang lebih
luas tentang teks ini. Pada EV no. 8 dikatakan, Saudara
membunuh saudara, seperti pembunuhan saudara pertama.
EV mau mengatakan bahwa larangan untuk membunuh itu
berlaku universal dan bisa diterima semua pihak, karena
pembunuhan itu pada prinsipnya menghilangkan kehidupan.
Kiranya inilah yang disetujui oleh semua orang, bahkan yang
tidak beriman sekalipun, bahwa menghilangkan kehidupan atau
membunuh dari esensinya sudah berlawanan dengan esensi dari
hidup itu sendiri, yakni bahwa hidup harus dipertahankan.

Meskipun hidup itu adalah berharga dan harus


dipertahankan, tetapi hidup jasmani itu
bukanlah mutlak. Karena itu, hidup bisa
dikorbankan demi hal-hal yang lebih luhur.
Dalam 2 Kor 5:1, Santo Paulus menjelaskan
bahwa ada kediaman abadi di surga. Dengan
kata lain, dalam hidup kristiani yang terpenting
adalah hidup di surga bukan di dunia ini. Dari
teks ini saja, bisa disimpulkan bahwa hidup
jasmani bisa dikorbankan demi nilai yang lebih
luhur. Namun, apakah itu nilai luhur?

Yoh 15:13 mengatakan, tidak ada kasih yang lebih


besar daripada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Jadi, nilai yang
luhur, salah satunya adalah mengorbankan diri untuk
sahabatnya. Dalam sejarah Gereja, kemartiran
menjadi contoh yang sangat jelas dari pengorbanan
diri ini. Tetapi ada beberapa catatan seputar
pengorbanan diri ini, yaitu:

Kematian bukanlah tujuan utama, melainkan


konsekuensi terakhir dari pembelaan terhadap nilai
luhur.

Harus ada persetujuan bebas dari orang yang mau


mengorbankan diri (informed consent).

Dalam kasus donasi organ, pemberian organ itu


bukanlah yang vital (jika pendonor masih hidup) dan
bukan pertama-tama karena alasan ekonomi.

Maka dalam kasus orang yang


meledakkan diri demi membela
keyakinan imannya, tidak bisa
dikatakan sebagai pengorbanan diri
sejati / martir. Sebab tujuan utamanya
adlaah untuk mati. Apalagi kalau
peledakan diri itu membawa korban
manusia, hal ini tidak bisa dibenarkan
lagi. Mau mengorbankan diri / menjadi
martir kok malah menghilangkan
nyawa orang lain.

Tesis ini berkaitan langsung dengan kasus-kasus konkrit


seperti aborsi, bunuh diri, euthanasia, perang, dll. Memang
tiap kasus harus dinilai sendiri-sendiri sesuai dengan
permasalahannya. Namun sebagai prinsip dasar yang bisa
dipakai adalah sebagai berikut:

ABORSI

Aborsi yang diperkenankan adalah aborsi terapeutik. Aborsi


(menggugurkan janin) hanya diperkenankan bila janin itu terkait
langsung dengan tindakan medis yang dilakukan untuk mengobati
si ibu.

Jadi tidak pertama-tama untuk mengangkat janin itu, tetapi untuk


tindakan medis tertentu. Contoh paling konkrit adalah ibu hamil,
penderita kanker rahim yang ganas.

Dengan demikian, pengangkatan rahim bukanlah tujuan untuk


mengaborsi, tetapi untuk menyelamatkan nyawa ibu, soal di
dalam rahim ada janin, itu soal lain, sebab bukan itu tujuan
utamanya. Dalam kasus ini prinsip double effect bisa diterapkan.

Oleh karena itu, hidup manusia sudah ada sejak pembuahan,


maka aborsi yang dilakukan atas janin adalah pembunuhan.

EUTHANASIA

Prinsip utama, dikatakan euthanasia apabila:


berbuat atau tidak berbuat, dengan tujuan
menghilangkan hidup, supaya penderitaan
hilang adalah Euthanasia.

BUNUH DIRI

Hidup adalah anugerahAllah, manusia hanya


administrator, maka menghilangkan hidup
sendiri atas keinginan pribadi berlawanan
dengan kehendak sang pemberi hidup.

PEMBELAAN DIRI / PERANG

Dalam membela diri, janganlah membela


dengan tujuan untuk membunuh. Namun, kalau
dalam membela itu jalan satu-satunya adalah
membunuh (sebab kalau tidak membunuh akan
dibunuh, maka diperkenankan)

KEMATIAN

Definisi kematian paling modern adalah


kematian batang otak / total brain death.
Selama otak masih bekerja (walau nafas
dibantu alat) hidup harus tetap dipertahankan.
Total brain death harus dikeluarkan oleh 3
dokter ahli yang bersangkutan.

KB
A

Siklus Perempuan

3 hari

Mens. 1

Fertile 24 jam

14 hari

2 hari

Mens. 2

You might also like