You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN

POST PARTUM BLUES


A. Pengkajian
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh
perawat perinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons perilaku
yang diharapkan dari gangguan tertentu. Rencana individu didasarkan pada
karakteristik wanita dan keadaannya yang spesifik. Suami atau pasangan wanita
tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional akibat perilaku wanita
tersebut. Pengkajian klien post-partum blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat
dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang baru. Pengkajiannya
meliputi :
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record, dan lain-lain.
2. Dampak pengalaman melahirkan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses
kelahiran itu sendiri dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil
dalam upaya retropeksi diri (Kondrat, 1987). Selama hamil ibu dan
pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang
kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran pervaginam dan
beberapa intervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan
sangat berbeda dari yang diharapkan (misalnya induksi, anastesi epidural,
kelahiran sesar), orang tua bisa merasa kecewa karena tidak bisa mencapai
yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan orang tua
tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi
mereka untuk menjadi orang tua.
3. Citra diri ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri. Citra tubuh dan
seksualitas ibu. Bagaimana perasaan ibu baru tentang diri dan tubuhnya
selama masa nifas dapat mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam
menjadi orangtua. Konsep diri dan citra tubuh ibu juga dapat

mempengaruhi seksualitasnya. Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan


penyesuaian

perilaku

seksual

setelah

seringkali

menimbulkan

kekahwatiran pada orang tua baru. Ibu yang melahirkan bisa merasa
enggan untuk memulai hubungan seksual karena merasa takut nyeri atau
takut bahwa hubungan seksual akan menganggu penyembuhan jaringan
perineum.
4. Interaksi Orang Tua Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh meliputi evvaluasi
interaksi orang tua dengan bayi baru. Respon orang tua terhadap kelahiran
anak meliputi perilaku adaptif dan perilaku maladaptive. Baik ibu maupun
ayah menunjukan kedua jenis perilaku. Banyak orang tua baru mengalami
kesulitan untuk menjadi orang tua sampai akhirnya keterampilan mereka
membaik. Kualitas keibuan ataau kebapaan pada perilaku orang tua
membantu

perawatan

dan

perlindungan

anak.

Tanda-tanda

yang

menunjukan ada atau tidaknya kualitas ini, terlihat segera setelah ibu
melahirkan, saat orang tua bereaksi terhadap bayi baru lahir dan
melanjutkan proses untuk menegakkan hubungan mereka.
5. Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua
terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dengan keterbatasan
kemampuan

mereka,

respon

social

yang

tidak

matur,

dan

ketidakberdayaannya. Orang tua menunjukan perilaku yang adaptif ketika


mereka merasakan suka cita karena kehadiran bayinya dank arena tugastugas yang diselesaikan untuk dan bersama anaknya, saat mereka
memahami yang dikatakan bayinya melalui ekspresi emosi yang
diperlihatkan bayi dan kemudian menenangkan bayinya dan ketika mereka
dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasa tingkat kelelahan bayi.
Perilaku maladaptif terlihat ketika respon orangtua tidak sesuai dengan
kebutuhan bayinya. Mereka tidak dapat merasakan kesenangan dari kontak
fisik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini cendrung akan dapat diperlakukan
kasar. Orang tua tidak merasa tertarik untuk melihat anaknya. Tugas

merawat anak seperti memandikan atau menganti pakaian dipandang


sebagai sesuatu yang menyebalkan. Orang tua tidak mampu membedakan
cara berespon terhadap tanda yang disampaikan oleh bayi, seperti rasa
lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk dipeluk dan
melakukan kontak mata, tampaknya sukar bagi mereka untuk menerima
anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
6. Struktur dan Fungsi Keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pasa pasien post aprtum blues
ialah melihat komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita
terhadap perannya sebagai ibu sangat dipengaruhi oleh hubungannya
dengan pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan anak-anak lain.
Perawat/bidan dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang akan
pulang dengan mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara
anggota keluarga dan membantu ibu merencanakan strategi untuk
mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari rumah sakit.
Sedangkan pengkajian dasar data klien menurut Marlynn E.Doeges (2001)
adalah :
1. Aktivitas / istirahat insomnia mungkin teramati.
2. Sirkulasi : episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
3. Integritas Ego : peka rangsang, takut/menangis (sering terlihat kira-kira 3
hari setelah kelahiran).
4. Eliminasi : dieresis diantara hari ke-2 dan ke-5.
5. Makanan / cairan : kehilangan nafsu makam mungkin dikeluhkan hari-hari
ke-3.
6. Nyeri / ketidaknyamanan : nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi
diantara hari ke-3 sampai ke-5 pascapartum.
7. Seksualitas : uterus 1 cm diatas umbilicus pada 12 jam pertama setelah
kelahiran, menurun kira-kira 1 lebar jari setiap harinya. Lokhea rubra
berlanjut sampai hari ke-2 dan ke-3 berlanjut menjadi lokhea serosa
dengan aliran tergantung pada posisi (misalnya rekumben versus ambulasi
berdiri) dan aktivitas (misalnya menyusui). Payudara ; produksi kolostrum

48 jam pertama, berlanjut pada susu matur biasanya pada hari ke-3,
mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien post partum blues diantaranya adalah :
1. Resiko gangguan proses menyusui berhubungan dengan tingkat
pengetahuan, pengalaman sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat
dukungan, struktur / karakteristik fisik payudara ibu.
2. Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan
dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan
psikologis

(sangat

gembira,

ansietas,

kegirangan),

nyeri

ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.


4. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan

dengan

kurang

paparan

informasi,

kesalahan

interprestasi, tidak mengenal sumber-sumber.


5. Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga berhubungan dengan
kecukupan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu dan tugas-tugas
adaptif memungkinkan tujuan aktualisasi diri muncul ke permukaan.
C. Rencana Keperawatan
No.
1.

Diagnosa

Tujuan

Keperawatan
Menyusui

Setelah

Intervensi

melakukan 1. Kaji

Rasional

pengetahuan

berhubungan dengan asuhan keperawatan

dan

tingkat pengetahuan, selama 3 x 24 jam

klien

pengalaman

menyusui

dan

sebelumnya

mengembangkan

sebelumnya,

diharapkan

pasien

usia dapat :

pengalaman

1. Membantu dalam

tentang

mengidentifikasi
kebutuhan saat ini

gestasi bayi, tingkat Krieria hasil :

rencana

dukungan,

perawatan.

1. Mengungkapkan

struktur/karakteristik

pemahaman

2. Tentukan

sistem

fisik payudara ibu.

tentang

pendukung

proses/situasi

tersedia pada klien,

yang

2. Mempunyai
dukungan
cukup

yang

menyusui,
2. Mendemonstrasi
kan

dan sikap pasangan /

meningkatkan

keluarga.

kesempatan untuk

teknik

efektif

pengalaman

dari

menyusui dengan

menyusui

berhasil.

3. Menunjukkan

3. Berikan

informasi,

3. Membantu

kepuasan

verbal dan tertulis,

menjamin

regimen

mengenai

susu

menyusui

satu

sama lain.

dan

fisiologi

supli
adekuat,

keuntungan

mencegah putting

menyusui, perawatan

pecah dan luka,

putting

memberikan

dan

payudara, kebutuhan

kenyamanan, dan

diet

membuat

khusus,

dan

faktorfaktor

yang

memudahkan

atau

peran

ibu menyusui.

mengganggu
keberhasilan
menyusui.
4. Demonstrasikan dan
tinjau ulang teknik
teknik menyusui

4. Posisi yang tepat


biasanya
mencegah
putting,

luka
tanpa

memperhatikan
lamanya
menyusu.
5. Identifikasi sumber-

2.

Risiko tinggi terhadap Setelah


perubahan

5. Pelayanan

sumber yang tersedia

mendukung

di masyarakat sesuai

pemberian

indikasi ; misalnya ;

melalui

progam

pendidikan

Kesehatan

ini
ASI
klien

dan nutrisional.
Ibu dan Anak (KIA).
melakukan 1. Kaji
kekuatan, 1. Mengidentifikasi

peran asuhan keperawatan

kelemahan,

usia,

faktor

faktor

menjadi

orang

tua selama 3 x 24 jam

berhubungan dengan diharapkan

pasien

status

perkawinan,

risiko potensial dan

ketersediaan sumber

sumber-sumber

pengaruh komplikasi dapat :

pendukung dan latar

pendukung,

fisik dan emosional

belakang budaya.

mempengaruhi

Krieria hasil :
1. Mengungkapkan
masalah

kemampuan

dan

klien/pasangan

pertanyaan

untuk

tentang

tantangan

menjadi

orang tua

menerima
peran

menjadi orang tua.

2. Mendiskusikan
peran

yang

2. Kemampuan klien

menjadi 2. Perhatikan

respons

untuk

beradaptasi

orang tua secara

klien/pasangan

secara positif untuk

realistis

terhadap

menjadi orang tua

3. Secara

aktif

mulai melakukan
tugas

kelahiran

dan peran menjadi

mungkin

orang tua.

dipengaruhi

perawatan

reaksi ayah dengan

bayi baru lahir

kuat.

dengan tepat
4. Mengidentifikasi
sumber-sumber.

oleh

3. Evaluasi sifat dari


menjadi
secara
fisik

orangtua
emosi

yang

dan

pernah

dialami
klien/pengalaman
selama kanak-kanak.

3. Peran

menjadi

orang

tua

dipelajari,

dan

individu memakai
peran

orang

mereka

sendiri

menjadi

model

peran.
4. Persalinan

4. Tinjau ulang catatan

tua

dan

sulit,

lama
dapat

intrapartum terhadap

secara

sementara

lamanya persalinan,

menurunkan energi

adanya

komplikasi,

fisik dan emosional

dan peran pasangan

yang perlu untuk

pada persalinan.

mempelajari peran
menjadi ibu dan

dapat

secara

negatif
mempengaruhi
menyusui.
seperti
5. Evaluasi status fisik 5. Kejadian
persalinan praterm,
masa lalu dan saat
ini

dan

kejadian

hemoragi, infeksi,

komplikasi pranatal,

atau

intranatal,

komplikasi

atau

adanya
ibu

dapat

pascapartal.

mempengaruhi
kondisi psikologis
klien.
6. Evaluasi

kondisi 6. Ibu

bayi

komunikasikan

mengalami
kesedihan

dengan
perawatan

sering
karena

staf

mendapati bayinya

sesuai

tidak seperti bayi

indikasi.
7. Pantau

yang diharapkan.
dan

dokumentasikan
interaksi
klien/pasangan
dengan bayi

7. Beberapa ibu atau


ayah

mengalami

kasih

sayang

bermakna
pertama

pada
kali

selanjutnya,
mereka dikenalkan
pada bayi secara
bertahap.

8. Anjurkan
pasangan/sibling
untuk
dan

mengunjungi
menggendong

8. Membantu
meningkatkan
ikatan

dan

mencegah perasaan
putus asa.

bayi

dan

berpartisipasi
terhadap

aktifitas

perawatan

bayi

sesuai izin.

9. Perilaku

9. Kolaborasi

dalam

orang

merujuk

untuk

negatif

konseling

bila

koping

melakukan

individual asuhan keperawatan

yang
dan

ketidakefektifan

beresiko

koping

tinggi

terhadap

memerlukan

masalah

menjadi

perbaikan melalui

orang tua atau bila

konseling,

ikatan

pemeliharaan atau

positif

bahkan psikoterapi

klien/pasangan
Risiko tidak efektif Setelah

tua

keluarga

diantara

3.

menjadi

dan

yang lama.

bayi tidak terjadi.


1. Kaji
respon 1. Terhadap
klien

hubungan langsung

berhubungan dengan selama 3 x 24 jam

selama pranatal dan

antara penerimaan

krisis

dan

periode

yang positif akan

dan

peran feminin dan

maturasional diharapkan

pasien

emosional

dari

dapat :

intrapartum

kehamilan/mengasuh

Krieria hasil :

persepsi

anak dan melakukan

1. Mengungkapka

klien

keunikan

tentang

feminin

serta
yang

peran ibu dan menjadi

n ansietas dan

penampilannya

adaptasi

orang

(atau

respon

selama persalinan

positif

untuk

emosional

tua

melepaskan
adopsi),

kerentanan

2. Mengidentifikas
kekuatan

ketidakadekuatan

individu

sistem

kemampuan

oleh

koping pribadi

pasangan

dan

3. Mencari
sumber-sumber
yang

tepat

anak,

menjadi ibu, dan

persepsi tidak realistis

terhadap

kelahiran

personal,
pendukung,

fungsi

menyusui.
diskusi 2. Membantu klien /
pasangan bekerja
klien
/

2. Anjurkan

tentang

melalui proses dan

persepsi

memperjelas

pengalaman

realitas
pengalaman

dari

sesuai
kebuuhan.

kelahiran.

fantasi.

3. Kaji

terhadap

gejala depresi yang


fana

("

perasaan

sedih

"

pascapartum) pada
hari ke-2 sampai
ke-3

3. Sebanyak 80 % ibu
ibu mengalami
depresi sementara
atau

perasaan

emosi

kecewa

setelah melahirkan.

pascapartum

(misalnya

ansietas, menangis,
kesedihan,
konsentrasi

yang

buruk, dan depresi


ringan atau berat).
4. Evaluasi

4. Membantu
mengkaji
kemampuan

kemampuan koping

untuk

masa

stres.

lalu

latar

klien

mengatasi

belakang

budaya,
pendukung,
rencana

klien,

dalam

sistem
dan
untuk

bantuan

domestik 5. Keterampilan
pada saat pulang.
menjadi ibu / orang
5. Berikan dukungan
tua bukan secara
emosional

dan

bimbingan

insting tetapi harus


dipelajari.

antisipasi

untuk

membantu

klien

mempelajari peran
baru dan strategi
untuk

koping

terhadap bayi baru 6. Membantu


lahir.
pasangan

6. Anjurkan

mengevaluasi

pengungkapan rasa

kekuatan dan area

bersalah, kegagalan

masalah

secara

pribadi, atau keragu

realistis

dan

raguan tentang

mengenali

kemampuan

kebutuhan terhadap

menjadi orang tua

bantuan
profesional

yang

tepat.
7. Kira kira 40 %
wanita
7. Kolaborasi

dalam

dengan

depresi

merujuk

pascapartum ringan

klien/pasangan

mempunyai gejala

pada

kelompok

gejala

yang

pendukungan

menetap sampai 1

menjadi orang tua,

tahun

pelayanan

memerlukan

sosial,

kelompok
komunitas,

dan

dapat

evaluasi lanjut.
atau

pelayanan perawat
4.

Gangguan pola tidur Setelah

berkunjung.
melakukan 1. Kaji
tingkat 1. Persalinan

berhubungan dengan asuhan keperawatan

kelelahan

Respon hormonal dan selama 3 x 24 jam

kebutuhan

psikologis

istirahat.

gembira,

(sangat diharapkan

pasien

dan
untuk

penilaian

dan

mengakomodasi

bila

perubahan

mempengaruhi

dengan

malam,

tingkat kelelahan.

n, proses persalinan

diperlukan

sulit,

meningkatkan

nyeri/ketidaknyamana 1. Mengidentifikasi

melelahkan.

dan
terjadi

Krieria hasil :

kelahiran

kelahiran yang lam


khususnya bila ini

ansietas, dapat :

kegirangan),

atau

untuk 2. Kaji
yang

factor-faktor,
ada

istirahat.

yang

2. Membantu
meningkatkan
istirahat, tidur dan
relaksasi

dan

kebutuhan

menurunkan

terhadap anggota
keluarga baru
2. Melaporkan
peningkatan rasa
sejahtera

dan

istirahat.

3. Berikan

informasi

tentang

kebutuhan

untuk tidur/istirahat
setelah kembali ke
rumah.

rangsang.
3. Rencana

yang

kreatif

yang

membolehkan
untuk tidur dengan
bayi

lebih

awal

serta

tidur

siang

membantu

untuk

memenuhi
kebutuhan tubuh.
4. Berikan

informasi 4. Kelelahan
dapat
tentang
efek-efek
mempengaruhi
kelelahan
dan
penilaian
ansietas pada suplai

psikologis,

ASI.

ASI,

suplai
dan

penurunan refleks
5. Kaji

lingkungan

rumah,

bantuan

dirumah, dan adanya


sibling dan anggota
keluarga lain.

secara psikologis.
5. Multipara

dengan

anak

rumah

di

memerlukan
lebih

tidur
banyak

dirumah

sakit

untuk

mengatasi

kekurangan
dan
5.

Kurang pengetahuan Setelah

melakukan 1. Pastikan
klien

diri dan perawatan selama 3 x 24 jam

persalinan

dan

lama

bayi

kelahiran,

lama

dan

persalinan,

dan

dengan

kurang dapat :

pemajanan/mengingat
,

pasien

Krieria hasil :

kesalahan 1. Mengungkapkan

tingkat
klien.

memenuhi

kebutuhannya.
persepsi 1. Terhadap

mengenai perawatan asuhan keperawatan


berhubungan diharapkan

tidur

tentang

kelelahan

hubungan

untuk

antara

persalinan
kemampuan
melakukan

tanggung

jawab

tugas dan aktifitas-

interpretasi,

tidak

berhubungan

aktifitas perawatan

mengenal sumber

dengan

diri/perawatan

sumber.

pemahaman

bayi.

perubahan

2. Kaji kesiapan klien 2. Periode pascanatal

fisiologis,

dan motivasi untuk

dapat

kebutuhan

belajar.

pengalaman positif

individu,

hasil

bila

yang diharapkan

merupakan
penyuluhan

yang tepat untuk

2. Melakukan

membantu

aktivitas

prosedur

yang

perlu
3. Menjelaskan
alasan-alasan
untuk tindakan.

3. Berikan

informasi

tentang

perawatan

diri,

termasuk

perawatan

perineal

dan

higiene,

perubahan fisiologis.

pertumbuhan

ibu,

maturasi,

dan

kompetensi.
3. Membantu
mencegah infeksi,
mempercepat
pemulihan

dan

penyembuhan, dan
berperan

pada

adaptasi

yang

positif

dari

perubahan fisik dan


emosional.

4. Diskusikan

4. Pasangan mungkin

kebutuhan
seksualitas
rencana
kontrasepsi.

dan
untuk

memerlukan
kejelasan mengenai
ketersediaan
metoda kontrasepsi
dan

kenyataan

bahwa

kehamilan

dapat
bahkan

terjadi
sebelum

kunjungan sebelum
kunjungan minggu

6.

Potensial

terhadap Setelah

ke-6.
hubungan 1. Perawat

melakukan 1. Kaji

pertumbuhan koping asuhan keperawatan

anggota

keluarga berhubungan selama 3 x 24 jam

satu sama lain.

dengan

kecukupan diharapkan

keluarga

dapat

membantu
memberikan

pasien

pengalaman positif

pemenuhan

dapat :

di rumah sakit dan

kebutuhan-kebutuhan

Krieria hasil :

menyiapkan

individu dan tugas- 1. Mengungkapkan

keluarga

tugas

pertumbuhan

adaptif,

keinginan

untuk

terhadap

memungkinkan

melaksanakan

melalui

tujuan aktualisasi diri

tugas-tugas yang

tahap

muncul

mengarah

perkembangan.

permukaan.

ke

pada

kerja sama dari 2. Anjurkan partisipasi


anggota keluarga

seimbang dari orang

baru

tua pada perawatan

2. Mengekspresikan

bayi.

2. Fleksibilitas

dan

sensitifitasi
terhadap kebutuhan
keluarga membantu

perasaan percaya

mengembangkan

diri dan kepuasan

harga diri dan rasa

dengan
terbentuknya
kemajuan

tahap

dan

kompeten

dalam

perawatan

bayi

baru lahir setelah

adaptasi.
3. Berikan

bimbingan

pulang.

antisipasi mengenai 3. Membantu


menyiapkan
perubahan
emosi
normal

berkenaan

dengan

periode

pasangan

untuk

kemungkinan
perubahan

pascapartum.

mereka

yang
alami,

menurunkan

stres

dan meningkatkan
4. Berikan
tertulis
buku-buku

informasi
mengenai
yang

koping positif.
4. Membantu

anak

mengidentifikasi

dianjurkan

untuk

anak-anak

(sibling)

tetang bayi baru.

dan

mengatasi

perasaan

akan

kemungkinan
penggantian

atau

penolakan.
5. Kolaborasi

dalam

merujuk
klien/pasangan pada
kelompok orang tua
pascapartum
komunitas.

di

5. Meningkatkan
pengetahuan orang
tua

tentang

membesarkan anak
dan perkembangan
anak.

You might also like