You are on page 1of 14

ASMA BRONKIAL

DEFINISI
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif
jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik
tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan. (Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan Asma Di Indonesia )

ANAMNESA
Gejala batuk dan/atau mengi yang memburuk dengan progresif. Selain
keluhan batuk dijumpai sesak nafas dari ringan sampai berat. Pada serangan asma
gejala yang timbul bergantung pada derajat serangannya. Pada serangan ringan,
gejala yang timbul tidak terlalu berat. Pasien masih lancar berbicara dan
aktifitasnya tidak terganggu. Pada serangan sedang, gejala bertambah berat anak
sulit mengungkapkan kalimat. Pada serangan asma berat, gejala sesak dan sianosis
dapat dijumpai, pasien berbicara terputus-putus saat mengucapkan kata-kata.
(Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak;2005)

Riwayat penyakit / gejala :


Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :

Riwayat keluarga (atopi)

Riwayat alergi / atopi

Penyakit lain yang memberatkan

Perkembangan penyakit dan pengobatan. (Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan


Asma Di Indonesia )

PEMERIKSAAN FISIK
Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling sering ditemukan adalah mengi
pada auskultasi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar normal walaupun
pada pengukuran objektif (faal paru) telah terdapat penyempitan jalan napas. Pada
keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi dapat
menyumbat saluran napas; maka sebagai kompensasi penderita bernapas pada volume
paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran napas. Hal itu
meningkatkan kerja pernapasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak napas,
mengi dan hiperinflasi. Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu
ekspirasi paksa. Walaupun demikian mengi dapat tidak terdengar (silent chest) pada
serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis,
gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas.

(Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di Indonesia )


Gejala dan serangan asma pada anak tergantung pada derajat serangannya.
Pada serangan ringan anak masih aktif, dapat berbicara lancar, tidak dijumpai
adanya retraksi baik di sela iga maupun epigastrium. Frekuensi nafas masih dalam
batas normal. Pada serangan sedang dan berat dapat dijumpai adanya wheezing
terutama pada saat ekspirasi, retraksi, dan peningkatan frekuensi nafas dan denyut
nadi bahkan dapat dijumpai sianosis. Berbagai tanda atau manifestasi alergi,
seperti dermatitis atopi dapat ditemukan. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak;2005)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Faal Paru

Banyak parameter dan metode untuk menilai faal paru, tetapi yang telah diterima
secara luas (standar) dan mungkin dilakukan adalah pemeriksaan spirometri dan arus
puncak ekspirasi (APE). (Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di Indonesia )
o Spirometri
Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP 1) dan kapasiti vital paksa
(KVP) dilakukan dengan manuver ekspirasi paksa melalui prosedur yang standar.
Pemeriksaan itu sangat bergantung kepada kemampuan penderita sehingga
dibutuhkan instruksi operator yang jelas dan kooperasi penderita. Untuk mendapatkan
nilai yang akurat, diambil nilai tertinggi dari 2-3 nilai yang reproducible dan
acceptable. Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP 1/ KVP < 75% atau
VEP1 < 80% nilai prediksi. (Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di Indonesia )
o Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Nilai APE dapat diperoleh melalui pemeriksaan spirometri atau pemeriksaan yang
lebih sederhana yaitu dengan alat peak expiratory flow meter (PEF meter) yang relatif
sangat murah, mudah dibawa, terbuat dari plastik dan mungkin tersedia di berbagai
tingkat layanan kesehatan termasuk puskesmas ataupun instalasi gawat darurat. Alat
PEF meter relatif mudah digunakan/ dipahami baik oleh dokter maupun penderita,
sebaiknya digunakan penderita di rumah sehari-hari untuk memantau kondisi
asmanya. Manuver pemeriksaan APE dengan ekspirasi paksa membutuhkan koperasi
penderita dan instruksi yang jelas. (Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Asma Di
Indonesia )

Pada serangan asma berat, pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah


analisis gas darah (AGD) dan foto rontgen thoraks proyeksi antero-posterior. Pada
AGD dapat dijumpai adanya peningkatan PCO2 dan rendahnya PO2
(hipoksemia). (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak;2005)
Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan IgE dan eusinofil total dapat membantu
penegakan diagnosis asma. Peningkatan kadar IgE dan eusinofil total umum
dijumpai pada pasien asma. Untuk memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan
uji provokasi dengan histamin atau metakolin. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak;2005)

DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding asma antara lain sbb :
Dewasa

Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Bronkitis kronik

Gagal Jantung Kongestif

Batuk kronik akibat lain-lain

Disfungsi larings

Obstruksi mekanis (misal tumor)

Emboli Paru

Anak

Benda asing di saluran napas

Laringotrakeomalasia

Pembesaran kelenjar limfe

Tumor

Stenosis trakea

Bronkiolitis

PENATALAKSANAAN
EDUKASI
Edukasi yang baik akan menurunkan morbiditi dan mortaliti, menjaga
penderita agar tetap masuk sekolah/ kerja dan mengurangi biaya pengobatan karena
berkurangnya serangan akut terutama bila membutuhkan kunjungan ke unit gawat
darurat/ perawatan rumah sakit.

Edukasi harus dilakukan terus menerus, dapat dilakukan secara perorangan


maupun berkelompok dengan berbagai metode. Pada prinsipnya edukasi diberikan
pada :

Kunjungan awal (I)

Kunjungan kemudian (II) yaitu 1-2 minggu kemudian dari kunjungan pertama

Kunjungan berikut (III)

Kunjungan-kunjungan berikutnya

Tabel 1. Waktu dan bahan edukasi , saat kunjungan berobat


Waktu berkunjung
Kunjungan awal

Kunjungan pertama
(First follow-up)

Kunjungan ke dua (second


follow-up)

Bahan Edukasi

Demonstrasi

Apa itu asma


Diagnosis asma
Identifikasi dan mengontrol
pencetus
Dua tipe pengobatan asma
(pengontrol & pelega)
Tujuan pengobatan
Kualiti hidup

Penggunaan obat inhalasi/


spacer
Monitor asma sendiri melalui :

Identifikasi & mengontrol


pencetus
Penilaian berat asma
Medikasi (apa yang dipakai,
bagaimana & kapan, adakah
masalah dengan pengobatan tsb.)
Penanganan serangan asma di
rumah

Penderita menunjukkan cara


menggunakan obat inhalasi/
spacer, koreksi oleh dokter bila
perlu
Penggunaan peak flow meter
Monitor asma & tindakan apa
yang dapat dilakukan (idem di
atas)

Identifikasi & mengontrol


pencetus
Penanganan serangan asma di
rumah
Medikasi
Monitor asma (gejala & faal
paru/ APE)

Penderita menunjukkan cara


menggunakan obat inhalasi &
koreksi bila perlu
Demonstrasi penggunaan peak
flow meter (oleh penderita/
dokter)

Strategi mengontrol pencetus


Medikasi
Monitoring asma.

Obat inhalasi
Peak flow meter

1. mengenali intensiti & frekuensi


gejala
2. tanda perburukan asma untuk
reevaluasi pengobatan
-asma malam
-kebutuhan obat meningkat
-toleransi aktiviti menurun

Setiap kunjungan berikut

MEDIKASI
Medikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi
jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.
Pengontrol (Controllers)
Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol asma,
diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma
terkontrol pada asma persisten.

Tabel 2 . Sediaan dan dosis obat pengontrol asma


Medikasi

Sediaan
obat

Dosis dewasa

Dosis anak

Keterangan

Metilprednisolon

Tablet
4 , 8, 16
mg

4-40 mg/ hari,


dosis tunggal atau
terbagi

0,25 2 mg/
kg BB/ hari,
dosis tunggal
atau terbagi

Pemakaian jangka panjang


dosis 4-5mg/ hari atau 8-10
mg selang sehari untuk
mengontrol asma , atau
sebagai pengganti steroid
inhalasi pada kasus yang
tidak dapat/ mampu
menggunakan steroid
inhalasi

Prednison

Tablet 5
mg

Short-course :
20-40 mg /hari
dosis tunggal atau
terbagi selama 310 hari

Short-course :
1-2 mg /kgBB/
hari
Maks. 40
mg/hari,
selama 3-10
hari

Kromolin

IDT
5mg/
semprot

1-2 semprot,
3-4 x/ hari

1 semprot,
3-4x / hari

- Sebagai alternatif
antiinflamasi

Nedokromil

IDT

2 semprot

2 semprot

- Sebelum exercise atau

Kortikosteroid
sistemik

Kromolin &
Nedokromil

2 mg/
semprot

2-4 x/ hari

2-4 x/ hari

pajanan alergen, profilaksis


efektif dalam 1-2 jam

Salmeterol

IDT 25
mcg/
semprot
Rotadisk
50 mcg

2 4 semprot,
2 x / hari

1-2 semprot,
2 x/ hari

Digunakan bersama/
kombinasi dengan steroid
inhalasi untuk mengontrol
asma

Bambuterol

Tablet
10mg

1 X 10 mg / hari,
malam

--

Prokaterol

Tablet 25,
50 mcg
Sirup 5
mcg/ ml

2 x 50 mcg/hari
2 x 5 ml/hari

2 x 25
mcg/hari
2 x 2,5 ml/hari

IDT 4,5 ; 9
mcg/sempr
ot

4,5 9 mcg
1-2x/ hari

2x1 semprot
(>12 tahun)

Agonis beta-2 kerja


lama

Formoterol

Tidak dianjurkan untuk


mengatasi gejala pada
eksaserbasi
Kecuali formoterol yang
mempunyai onset kerja
cepat dan berlangsung
lama, sehingga dapat
digunakan mengatasi gejala
pada eksaserbasi

Tabel 3 . Sediaan dan dosis obat pengontrol asma (lanjutan)


Medikasi
Metilxantin

Sediaan obat

Dosis dewasa

Dosis anak

Keterangan

Aminofilin lepas

Tablet 225 mg

2 x 1 tablet

-1 tablet,

Atur dosis sampai mencapai

2 x125 300 mg

2 x/ hari

kadar obat

(> 12 tahun)

dalam serum 5-15 mcg/ ml.

lambat

Teofilin lepas

Tablet

200-400 mg

2 x 125 mg

Sebaiknya monitoring kadar

Lambat

125, 250, 300

1x/ hari

(> 6 tahun)

obat dalam

mg 2 x/ hari;

serum dilakukan rutin,

400 mg

mengingat sangat
bervariasinya metabolic
clearance dari teofilin,
sehingga mencegah efek
samping

Antileukotrin
Zafirlukast

Tablet 20 mg

2 x 20mg/ hari

---

Pemberian bersama makanan


mengurangi bioavailabiliti.
Sebaiknya diberikan 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah
makan

Steroid inhalasi
Flutikason

IDT 50, 125

125 500 mcg/

50-125 mcg/

Dosis bergantung kepada

propionat

mcg/ semprot

hari

hari

derajat berat asma

Turbuhaler

100 800

100 200

Sebaiknya diberikan dengan

100, 200, 400

mcg/ hari

mcg/ hari

spacer

IDT ,
Budesonide

mcg
Beklometason

IDT, rotacap,

100 800

100-200

dipropionat

rotahaler,

mcg/ hari

mcg/ hari

rotadisk

Keterangan
IDT : Inhalasi dosis terukur = Metered dose Inhaler / MDI , dapat digunakan bersama
dengan spacer
Solutio: larutan untuk penggunaan nebulisasi dengan nebulizer
Oral : dapat berbentuk sirup, tablet
Injeksi : dapat untuk pengggunaan subkutan, im dan iv

Pelega
Tabel 4. Sediaan dan dosis obat pelega untuk mengatasi gejala asma
Medikasi
Agonis beta-2 kerja

Sediaan obat

Dosis dewasa

Dosis anak

Keterangan

IDT 0,25 mg/

0,25-0,5 mg,

Inhalasi

Penggunaan obat

semprot

3-4 x/ hari

0,25 mg

pelega sesuai

Turbuhaler

oral 1,5 2,5

3-4 x/ hari

kebutuhan, bila

0,25 mg ; 0,5

mg,

(> 12 tahun)

perlu.

mg/ hirup

3- 4 x/ hari

oral

singkat
Terbutalin

Respule/

0,05 mg/ kg BB/ x,

solutio 5 mg/

3-4 x/hari

2ml
Tablet 2,5 mg
Sirup 1,5 ; 2,5
mg/ 5ml
Salbutamol

IDT 100

inhalasi

100 mcg

Untuk mengatasi

mcg/semprot

200 mcg

3-4x/ hari

eksaserbasi , dosis

Nebules/

3-4 x/ hari

0,05 mg/ kg BB/ x,

pemeliharaan

solutio

oral 1- 2 mg,

3-4x/ hari

berkisar 3-4x/

2,5 mg/2ml,

3-4 x/ hari

hari

5mg/ml
Tablet 2mg, 4
mg
Sirup 1mg,
2mg/ 5ml
Fenoterol

IDT 100, 200

200 mcg

100 mcg,

mcg/ semprot

3-4 x/ hari

3-4x/ hari

Solutio 100

10-20 mcg,

10 mcg,

IDT 10 mcg/

2-4 x/ hari

2 x/ hari

semprot

2 x 50 mcg/hari

2 x 25 mcg/hari

Tablet 25, 50

2 x 5 ml/hari

2 x 2,5 ml/hari

mcg/ ml
Prokaterol

mcg
Sirup 5 mcg/
ml
Antikolinergik
Ipratropium

IDT 20 mcg/

40 mcg,

20 mcg,

Diberikan

bromide

semprot

3-4 x/ hari

3-4x/ hari

kombinasi dengan

Solutio 0,25

0,25 mg, setiap

0,25 0,5 mg tiap 6

agonis beta-2

mg/ ml

6 jam

jam

kerja singkat,

(0,025%)

untuk mengatasi

(nebulisasi)

serangan
Kombinasi
dengan agonis
beta-2 pada
pengobatan
jangka panjang,
tidak ada manfaat
tambahan

Tabel 5. Sediaan dan dosis obat pelega untuk mengatasi gejala asma
Medikasi
Kortikosteroid
sistemik

Sediaan obat

Dosis dewasa

Dosis anak

Keterangan

Metilprednisolon

Tablet 4, 8,16
mg

Prednison

Tablet 5 mg

Short-course :
24-40 mg
/hari
dosis tunggal
atau terbagi
selama 3-10
hari

Short-course:
1-2 mg/ kg
BB/ hari,
maksimum
40mg/ hari
selama 3-10
hari

Short-course efektif
utk mengontrol asma pada
terapi awal, sampai tercapai
APE 80% terbaik atau gejala
mereda, umumnya
membutuhkan 3-10 hari

3-5 mg/ kg
BB/ kali, 34x/ hari

3-5mg/kgBB
kali, 3-4 x/
hari

Metilsantin
Teofilin
Aminofilin

Tablet 130,
150 mg
Tablet 200 mg

Kombinasi teofilin
/aminoflin dengan agonis
beta-2 kerja singkat
(masing-masing dosis
minimal), meningkatkan
efektiviti dengan efek
samping minimal

Tabel 6. Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis (Sebelum


Pengobatan)
Derajat Asma
Intermitten

Gejala
Bulanan
* Gejala <

Gejala Malam
* 2 kali

Faal paru
APE 80%
* VEP1 80% nilai prediksi

1x/minggu

sebulan

APE 80% nilai terbaik

* Tanpa gejala di

* Variabiliti APE < 20%

luar
serangan
II. Persisten Ringan

* Serangan singkat
Mingguan
* Gejala >

* > 2 kali sebulan

APE > 80%


* VEP1 80% nilai prediksi

1x/minggu,

APE 80% nilai terbaik

tetapi < 1x/ hari

* Variabiliti APE 20-30%

* Serangan dapat
mengganggu
aktiviti
III. Persisten Sedang

dan tidur
Harian
* Gejala setiap hari

* > 1x / seminggu

APE 60 80%
* VEP1 60-80% nilai prediksi

* Serangan

APE 60-80% nilai terbaik

mengganggu

* Variabiliti APE > 30%

aktiviti dan tidur


*Membutuhkan
bronkodilator
IV. Persisten Berat

setiap hari
Kontinyu
* Gejala terus

* Sering

APE 60%
* VEP1 60% nilai prediksi

menerus

APE 60% nilai terbaik

* Sering kambuh

* Variabiliti APE > 30%

* Aktiviti fisik
terbatas
Tabel 7. Penetuan Derajat Serangan Asma

Gejala dan
Tanda

Berat Serangan Akut


Sedang
Berat

Keadaan

Ringan

Sesak napas
Posisi

Berjalan
Dapat tidur

Berbicara
Duduk

Istirahat
Duduk

Cara

terlentang
Satu kalimat

Beberapa

membungkuk
Kata demi

berbicara
Kesadaran

Mungkin

kata
Gelisah

kata
Gelisah

Frekuensi

gelisah
<20/ menit

20-30/ menit

> 30/menit

napas
Nadi
Pulsus

< 100
-

100 120
+ / - 10 20

> 120
+

Bradikardia
-

paradoksus
Otot Bantu

10 mmHg
-

mmHg
+

> 25 mmHg
+

Kelelahan otot
Torakoabdominal

Mengancam jiwa

Mengantuk, gelisah,
kesadaran menurun

Napas dan

paradoksal

retraksi
suprasternal
Mengi

APE
PaO2
PaCO2
SaO2

Akhir

Akhir

Inspirasi dan

ekspirasi

ekspirasi

ekspirasi

paksa
> 80%
> 80 mHg
< 45 mmHg
> 95%

60 80%
80-60 mmHg
< 45 mmHg
91 95%

< 60%
< 60 mmHg
> 45 mmHg
< 90%

Silent Chest

Gambar 1. Algoritme penatalaksanaan asma di rumah

You might also like