Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Genital Herpes
untuk memenuhi tugas Biologi Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
membantu untuk menyempurnakan makalah kami ini. Dan tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada pembaca makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya bagi para pembaca.
Tentu saja dalam penulisan makalah ini, kami masih banyak mengalami
kekurangan,untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun guna memperbaiki makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata bagaimana isi dan manfaat dari penulisan ini kami serahkan kepada
para pembaca, sekian terima kasih.
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
1
BAB 1
2
PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Herpes genitalis adalah suatu penyakit genital yang terutama disebabkan oleh
HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa
menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku)
dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). meskipun
begitu HSV-1 juga dapat menginfeksi kulit genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis
sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus.
Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli,
seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain
sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan mempunyai riwayat yang
berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus mengalami
masa laten atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus
dorman ini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks
fasial-oral rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan
ditemukan pada 25-40% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi.
Herpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri. Tetapi pada penderita
dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang
nyeri pada mulut dan esofagus. Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan
keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya
sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada
tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan
nyeri otot.
Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan
penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 35 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit
kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai
pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering
kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi
pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan
3
stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan
dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang
yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau
pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacad
permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana etiologi dari penyakit Genital Herpes ?
2. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Genital Herpes ?
3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Genital Herpes ?
4. Bagaimana patogenesis dari penyakit Genital Herpes ?
5. Bagaimana diagnosis dari penyakit Genital Herpes ?
6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari penyakit Genital Herpes ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit Genital Herpes
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Genital Herpes
3. Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit Genital Herpes
4. Untuk mengetahui patogenesis dari penyakit Genital Herpes
5. Untuk mengetahui diagnosis dari penyakit Genital Herpes
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan dari penyakit Genital Herpes
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
Genital
herpes
biasanya
kulit,
mucous
pada
saat
transmisi.
Menyembuhkan
luka-crust
dengan
yang paling umum. Hal ini disebabkan virus sudah mulai merusak jaringan kulit
yang ada di kelamin dan menyebabkan gatal-gatal atau seperti kesemutan.
Gejala mirip penyakit flu, seperti demam, kelelahan, pusing kepala, dan
genitalis yang menyerang daerah genital saja. Namun jika pembengkakan terjadi
daerah lain, bisa jadi berbeda jenis virus herpesnya.
2.3 Epidemiologi
Untuk herpes genitalis, alam beberapa tahun terakhir, herpes genital telah
menjadiinfeksimenularseksualmeningkat.Sejaktahun1970,prevalensiHSV2di
AmerikaSerikattelahmeningkatsebesar30%sebagaihasilnyasatudarilimaorang
dewasa terinfeksi. Perbandingan negaranegara berkembang, telah ada jauh lebih
tinggitingkatHSV2diAfrika,dimanaprevalensiorangdewasabervariasidari30%
sampai80%padawanitadan10%sampai50%padapriaakhirnyalebihdari80%
daripekerjaseksperempuanyangterinfeksi.DiAmerikaSelatan,datayangtersedia
terutamabagiperempuan,diantaranyaprevalensiHSV2berkisarantara20%dan
40%.PrevalensipadapopulasiumumnegaranegaraAsiamenunjukkannilaiyang
lebihrendahdari10%sampai30%.
PrevalensiHSV2umumnyalebihtinggidinegaraberkembangdibandingkandi
negara maju dan di perkotaan daripada di pedesaan. Prevalensi lebih tinggi di
AmerikaSerikat(22%padaorangdewasa)[Kroneetal,2000.]Dibandingkandengan
Eropa(umumnyakurangdari15%).Namun,tingkatsubstansiallebihtinggiterlihatdi
SubSaharaAfrikadanKaribia,denganprevalensipadaorangdewasasekitar50%di
banyak negara (Tabel 1). Secara keseluruhan, prevalensi lebih tinggi pada wanita
dibandingkandenganlakilaki,terutamadikalanganorangmuda[Kamalietal,1999;.
Flemingetal,1997;..Obasietal,1999],danhampir40%adalahdikalanganwanita
usia1519tahundiKisumu,Kenya[Weissetal,2001].Infeksitelahdikaitkandengan
usiayanglebihmudapadasekspertama[Austinetal.,1999],peningkatanaktivitas
seksual[Cowanetal.,1994],meningkatkanjumlahmitraseumurhidup[Austinetal,
1999,Cowanetal..,1994;Flemingetal,1997;.Kamalietal,1999;.Obasietal,
1999;..Waldetal,1997],kurangnyasunat(padapria)[Weiss]12.
Pusat Pengendalian Penyakit dan (CDC) Pencegahan statistik menunjukkan
sekitar17%darisegalausiaAmerika1449memilikivirusherpessimpleks2(HSV
2,biasanyadikaitkandenganherpeskelamin),tapidikalanganAfrikaAmerika,rate
duakalilipat.Perempuankulithitamsangatkeras,denganhampirsetengahdalam
penelitianinimenemukanbahwaHSV24.
Data tren Nasional Prevalensi HSV2 di antara mereka berusia 1449 tahun
dariTheNationalHealthandNutritionExaminationSurvey (NHANES)20052008
dibandingkandengansurveiNHANESdi Amerikaserikat tahun19881994dan
19992004.Prevalensimenurundari21%(95%CI:19,123,1)padatahun19881994
menjadi17,0%(95%CI:15,818,3)pada19992004dan16,2%(95%CI:14,617,9)
tahun20052008.Dataini,bersamadengandatadarisurveiNHANEStahun1976
1980,menunjukkanbahwaorangkulithitammemilikiprevalensilebihtinggidari
kulit putih untuk setiap periode survei dan kelompok umur. Selama 20052008,
persentase dari peserta survei NHANES berusia 2049 tahun yang melaporkan
diagnosis herpes kelamin adalah 18,9%. Meskipun HSV2 prevalensi menurun,
sebagianbesarorangdenganHSV2belummenerimadiagnosis.Peningkatanjumlah
kunjungan untuk herpes genital, seperti yang disarankan oleh NDTI data, dapat
menunjukkaninfeksipengakuanmeningkat.
2.4 Patogenesis
Infeksi
ini
terjadi
mukosa
yang
dengan
cara
respon imun. Respon imun dapat membatasi treplikasi virus sehingga infeksi akut
dapat membaik. Respon ini tidak dapat mengeliminasi infeksi laten yang menetap
dalam ganglia seumur hidup pejamu. Latensi semata tidak menimbulkan penyakit,
namun infeksi laten dapat mengalami reaktivasi sehingga menghasilkan virion yang
bila dilepas dari ujung saraf dapat menginfeksi sel
menghasilkan lesi kulit rekurens atau pelepasan virus asimtomatik. Reaktivasi HSV-1
sering terjadi dari ganglion trigeminus, sedangkan HSV-2 dari ganglion sakralis.
Faktor pemicu terjaadinya reaktivasi dapat berupa demam, kelelahan, sinar
ultra violet, trauma mekanik, bahan kimia, hormone, menstruasi, hubungan seksual,
stress emosional dan keadan imunokompromais.
Penularan lesi orobial terjadi melalui droplet dan kontak langsung dengan lesi
atau saliva yang mengandung virus. Penularan lesi genital dimulai bila sel epitel
mukosa saluran genital pejamu yang rentan terpajan virus yang terdapat dalam lesi
atau secret genital orang yang terinfeksi. Walaupun herpes orolabialis paling sering
disebabkan oleh HSV-1 dan herpes genitalis terutama disebabkan oleh HSV-2, kadang
kadang HSV-2 dapat mengakibatkan lesi lesi oral, demikian pula HSV-1 dapat
menyebabkan lesi genital. Hal ini dikaitkan dengan aktivas seksual secara orogenital.
Semua individu seropositive HSV-2 secara intermiten akan mereaktivasi HSV di
saluran genitourin selama hidupnya, baik sebagai infeksi simtomatik, infeksi
simtomatik namun tidak dikenal sebagai herpes atau sebagi infeksi subklinis.
2.5 Diagnosis
Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan
dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika
gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat
menolong meskipun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, namun tak
selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan
menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang
dicurigai sebagai herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang
lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain,
11
serangan
bisa
dikurangi
dengan
terus
menerus
genitalis,
namun
pengobatan
secara
umum
perlu
diperhatikan, seperti :
menjaga kebersihan lokal
menghindari trauma atau faktor pencetus.
12
13
CDC
(Center
For
Disease
Control
and
Prevention),
2.6.2 Pencegahan
Beberapa usaha pencegahan yang bisa anda lakukan untuk menghindarkan diri
anda agar tidak tertular herpes genitalis antara lain :
penyakit IMS pasangan anda dan sehingga anda dapat mengetahui dan
meminimalisir dari penularan herpes genitalia
Jika seseorang telah didiagnosis dan diobati sebagai penderita herpes, dia
Dengan tidak melakukan hubungan adalah cara paling aman dan pasti untuk
pencegahan herpes genitalis yang paling sederhana dan mudah. Hal ini karena
herpes genitalis ditularkan melalui alat kelamin.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan kondom secara
konsisten memiliki risiko 30% lebih rendah tertular penyakit herpes genitalis
dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan kondom saat
berhubungan seksual. Karena virus herpes simplex tipe 2 ini tidak dapat menembus
kondom yang terbuat dari bahan lateks.
Namun, kondom tidak bisa 100% efektif dalam pencegahan herpes genitalis, karena
kondom tidak menutupi semua daerah kulit individu yang terinfeksi dan individu
yang tidak terinfeksi. Penelitian menemukan bahwa kulit di sekitar skrotum individu
yang terinfeksi seperti kulit pada anus, bokong atau paha atas juga dapat menularkan
penyakit herpes genitalis. Sedangkan kondom tidak menutupi daerah tersebut.
dari kontak kulit secara langsung dengan daerah lain pada kulit individu yang
terinfeksi selama terjadi hubungan seksual.
Salah satu contohnya adalah dengan mengenakan pakaian atau pakaian dalam
seperti yanag digunakan seorang petinju. Sehingga dapat membantu untuk
melindungi daerah yang rentan terjadinya kontak kulit namun masih
memungkinkan akses terjadinya hubungan seksual yang melalui lubang kecil pada
pakaian dalam. Jenis pencegahan herpes genitalis ini bisa lebih efektif dalam
membantu mencegah penularan infeksi, tetapi tentu saja tidak 100% dapat
diandalkan.
dengan penderita herpes genitalis, ada juga kondom dalam bentuk lain yang biasa
disebut dental dam. Dental dam digunakan di mulut agar tidak terjadi kontak kulit
antara penderita herpes genitalis ke mulut individu lain yang tidak terinfeksi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Herpes genital merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
sering ditemuidan telah berhasil mempengaruhi kehidupan jutaan pasien
beserta pasangannya.
2. Gejala yang timbul :
menjadiinfeksimenularseksualmeningkat.
Infeksi ini terjadi melalui inokulasi virus pada permukaan mukosa yang
rentan. Virus akan melekat pada sel epitel kemudian masuk dengan cara
DAFTAR PUSTAKA
17
Pustaka Utama
http://spiritia.or.id/cst/dok/c1099.pdf diakses pada tanggal 7 Oktober 2014
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=penyakit+herpes%2Cpdf
diakses
18