You are on page 1of 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Genital Herpes
untuk memenuhi tugas Biologi Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
membantu untuk menyempurnakan makalah kami ini. Dan tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada pembaca makalah ini, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya bagi para pembaca.
Tentu saja dalam penulisan makalah ini, kami masih banyak mengalami
kekurangan,untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca yang
sifatnya membangun guna memperbaiki makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata bagaimana isi dan manfaat dari penulisan ini kami serahkan kepada
para pembaca, sekian terima kasih.

Surabaya, 7 Oktober 2014

TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI
1

Kata Pengantar ......1


Daftar Isi ...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengantar 3
1.2 Rumusan Masalah ..........4
1.3 Tujuan .4
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Etiologi....5
2.2 Tanda dan Gejala.6
2.3 Epidemiologi9
2.4 Pathogenesis ..10
2.5 Diagnosis .......11
2.6 Pengobatan dan Pencegahan .....12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...17
Daftar Pustaka 18

BAB 1
2

PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Herpes genitalis adalah suatu penyakit genital yang terutama disebabkan oleh
HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa
menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku)
dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). meskipun
begitu HSV-1 juga dapat menginfeksi kulit genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis
sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus.
Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli,
seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain
sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan mempunyai riwayat yang
berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus mengalami
masa laten atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus
dorman ini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks
fasial-oral rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan
ditemukan pada 25-40% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi.
Herpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri. Tetapi pada penderita
dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang
nyeri pada mulut dan esofagus. Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan
keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya
sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada
tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan
nyeri otot.
Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan
penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 35 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit
kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai
pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering
kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi
pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan
3

stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan
dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang
yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau
pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacad
permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana etiologi dari penyakit Genital Herpes ?
2. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Genital Herpes ?
3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Genital Herpes ?
4. Bagaimana patogenesis dari penyakit Genital Herpes ?
5. Bagaimana diagnosis dari penyakit Genital Herpes ?
6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan dari penyakit Genital Herpes ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit Genital Herpes
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Genital Herpes
3. Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit Genital Herpes
4. Untuk mengetahui patogenesis dari penyakit Genital Herpes
5. Untuk mengetahui diagnosis dari penyakit Genital Herpes
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan dari penyakit Genital Herpes

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Etiologi

Herpes genital merupakan salah satu penyakit menular seksual yang


sering ditemuidan telah berhasil mempengaruhi kehidupan jutaan pasien beserta
pasangannya. Kebanyakan i n d i v i d u m e n g a l a m i g a n g g u a n p s i k o l o g i d a n
p s i k o s o s i a l s e b a g a i a k i b a t d a r i n y e r i y a n g timbul serta gejala lain
yang menyertai ketika terjadi infeksi aktif. Oleh karena penyakit h e r p e s
genital tidak dapat disembuhkan serta bersifat kambuh-kambuhan,
m a k a t e r a p i sekarang difokuskan untuk meringankan gejala yang timbul,
menjarangkan kekambuhan,serta menekan angka penularan sehingga diharapkan
kualitas hidup dari pasien menjadi lebih baik setelah dilakukan penanganan dengan
tepat.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia.
Serupadengan herpes zoster, herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat
sakit pada kulit.Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli,
diikuti dengan lepuh yangmembuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat
dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu namun tibatiba infeksi menjadi aktif kembali. Herpes dapat aktif tanpa gejala.
V ir u s h e r p e s s i m p l e k s t i p e 1 ( H S V-1 ) a d a l a h p e n y e b a b u m u m
untuk luka-lukademam (cold sore) di sekeliling mulut (80-90%).
H S V-2 b i a s a n y a m e n y e b a b k a n h e r p e s kelamin (70-90%). Namun HSV1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan
daerah mulut melalui hubungan seks

2.2 Tanda dan Gejala


2.2.1 Tanda Penyakit Genital Herpes

Genital

herpes

biasanya

menyebabkan sakit, benjolan


pada

kulit,

mucous

membranes (misalnya mulut


atau bibir), atau alat kelamin. Lokasi ini tergantung pada tempat kontak
dilakukan

pada

saat

transmisi.

Menyembuhkan

luka-crust

dengan

pembentukan berkeropeng, yang menunjukan dari herpes. Banyak orang


dengan penyakit berulang sakit di daerah infeksi bahkan sebelum blisters atau
ulcers dapat dilihat. Sakit ini disebabkan oleh iritasi dan peradangan pada saraf
yang mengarah ke daerah kulit yang terkena. Ini adalah tanda bahwa penyakit
untuk memulai. Seseorang pada saat ini sangat menular, meskipun kulit masih
tampak normal.
Walaupun beberapa orang menyadari bahwa mereka memiliki herpes
kelamin, banyak juga tidak. Diperkirakan satu dari lima orang di AS memiliki
herpes kelamin; namun hampir 90% tidak mengetahui bahwa mereka memiliki
virus itu. Hal ini terjadi karena banyak orang hanya mengalami gejala yang
ringan, yang tidak dikaitkan dengan herpes atau disalahtafsirkan sebagai
penyakit lain. Beberapa orang tidak mengalami gejala sama sekali. Karena
tanda begitu berbeda-beda, kita disarankan periksa ke dokter untuk dites bila
kita mengalami luka apa pun. Luka tersebut dapat diseka untuk tes biakan atau
tes peka lain.
Tanda dan gejala herpes kelamin dapat berbeda-beda antara orang.
Tanda dan gejala dapat ringan untuk satu orang dan berat untuk orang lain.

Tanda Herpes kelamin, peristiwa pertama:

Pada awal fase reaktivasi (kambuhan, jangkitan), banyak orang


mengalami rasa gatal, geli atau nyeri pada daerah di mana lesi kambuhan akan
berkembang. Bila kita didiagnosis dengan herpes kelamin dalam beberapa hari
terakhir ini, kita mungkin mengalami sejumlah gejala yang tidak nyaman atau
nyeri. Atau, mungkin gejala agak ringan, hampir tidak diperhatikan, dan
serupa dengan gigitan serangga atau ruam. Peristiwa pertama umumnya terjadi
dalam dua minggu pertama setelah kita terinfeksi. Waktu kita pertama kali
terinfeksi herpes kelamin atau herpes oral, tanggapan kekebalan tidak
berkembang dengan baik, dan virus tersebut mampu menggandakan diri secara
cepat dan di lebih banyak tempat dibandingkan yang berikut. Oleh karena itu,
tanda dan gejala dapat cukup jelas. Dari sisi lain, banyak orang mengalami
peristiwa pertama yang begitu ringan sehingga tidak diperhatikan; sebaliknya
peristiwa kemudian, atau reaktivasi yang pertama diperhatikan, mungkin
beberapa bulan bahkan tahun kemudian.

2.3.2 Gejala Penyakit Herpes


Gejala herpes genitalis seringkali tidak dirasakan oleh sebagian
penderita infeksi herpes genital. Hal ini disebabkan terkadang gejalanya sama
dengan penyakit umum lainnya. Gejala yang tidak dirasakan inimah yang
menjadi pemicu menyebarnya penyakit herpes genitalis. Karena para penderita
herpes genitalis melakukan hubungan seksual dengan tidak menggunakan
kondom, padahal mereka sudah terinfeksi virus herpes genitalis.
Penyakit herpes genital atau disebut juga dengan herpes simplex virus
2 (HSV-2) adalah penyakit menular seksual yang menyerang daerah alat
kelamin dan area genital penderita. Setelah seseorang terinfeksi, maka virus
ini akan berada di dalam tubuh dalam waktu yang lama, kecuali disembuhkan.
Infeksi pada kulit yang disebabkan virus ini dapat menyebabkan kekambuhan,
jika imun tubuh jelek, bahkan bisa sampai dua atau tiga kali dalam sebulan.
Merupakan suatu hal ini penting bagi pria maupun wanita untuk
mengetahui gejala herpes genitalis. Walaupun mungkin sebagian dari Anda
sudah pernah mendengar tentang gejalanya. Karena penyakit herpes genitalis
bisa juga dengan diobati dan penderita dapat hidup normal. Terlebih lagi jika

penderita dapat mengidentifikasi penyakit dan mendapatkan pengobatan yang


tepat.
Pada pria, gejala herpes genitalis terkadang berbeda satu sama lain,
bahkan banyak penderita herpes genitalis tidak menunjukkan gejala sama
sekali. Namun, jika seorang pria telah terinfeksi herpes genitalis, ada tanda
dan gejala umum yang biasa terjadi, diantaranya adalah :

Kesemutan dan gatal-gatal di daerah alat kelamin


Kesemutan dan gatal di daerah kelamin merupakan gejala herpes genitalis

yang paling umum. Hal ini disebabkan virus sudah mulai merusak jaringan kulit
yang ada di kelamin dan menyebabkan gatal-gatal atau seperti kesemutan.

Timbulnya benjolan berisi cairan pada penis atau daerah genital.

Benjolan ini bisa sekecil jerawat namun banyak.


Benjolan ini jika pecah dapat menyebabkan luka
perih pada kulit. Luka ini akan menyebabkan luka
kering seperti koreng setelah beberapa hari.

Gejala mirip penyakit flu, seperti demam, kelelahan, pusing kepala, dan

anggota badan terasa sakit dan linu.


Gejala herpes genitalis yang satu ini, menyebabkan para penderitanya tidak
menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi virus herpes. Karena gejalanya hampir
sama dengan gejala penyakit flu. Setelah sembuh dari gejala ini, biasanya
penderita melakukan hal-hal yang dapat menularkan virus herpes genitalis. Hal
inilah yang membuat penyakit herpes genitalis menyebar.

Pembengkakan kelenjar getah bening yang berada di selangkangan


Terjadinya pembengkakan pada daerah selangkangan disebabkan virus herpes

genitalis yang menyerang daerah genital saja. Namun jika pembengkakan terjadi
daerah lain, bisa jadi berbeda jenis virus herpesnya.

Nyeri atau terasa seperti terbakar saat buang air kecil


Tanda dan gejala juga dapat ditemukan:
pada penis dan vulva,
dekat dubur,
di bokong, atau
8

di sekitar daerah kelamin

2.3 Epidemiologi
Untuk herpes genitalis, alam beberapa tahun terakhir, herpes genital telah
menjadiinfeksimenularseksualmeningkat.Sejaktahun1970,prevalensiHSV2di
AmerikaSerikattelahmeningkatsebesar30%sebagaihasilnyasatudarilimaorang
dewasa terinfeksi. Perbandingan negaranegara berkembang, telah ada jauh lebih
tinggitingkatHSV2diAfrika,dimanaprevalensiorangdewasabervariasidari30%
sampai80%padawanitadan10%sampai50%padapriaakhirnyalebihdari80%
daripekerjaseksperempuanyangterinfeksi.DiAmerikaSelatan,datayangtersedia
terutamabagiperempuan,diantaranyaprevalensiHSV2berkisarantara20%dan
40%.PrevalensipadapopulasiumumnegaranegaraAsiamenunjukkannilaiyang
lebihrendahdari10%sampai30%.
PrevalensiHSV2umumnyalebihtinggidinegaraberkembangdibandingkandi
negara maju dan di perkotaan daripada di pedesaan. Prevalensi lebih tinggi di
AmerikaSerikat(22%padaorangdewasa)[Kroneetal,2000.]Dibandingkandengan
Eropa(umumnyakurangdari15%).Namun,tingkatsubstansiallebihtinggiterlihatdi
SubSaharaAfrikadanKaribia,denganprevalensipadaorangdewasasekitar50%di
banyak negara (Tabel 1). Secara keseluruhan, prevalensi lebih tinggi pada wanita
dibandingkandenganlakilaki,terutamadikalanganorangmuda[Kamalietal,1999;.
Flemingetal,1997;..Obasietal,1999],danhampir40%adalahdikalanganwanita
usia1519tahundiKisumu,Kenya[Weissetal,2001].Infeksitelahdikaitkandengan
usiayanglebihmudapadasekspertama[Austinetal.,1999],peningkatanaktivitas
seksual[Cowanetal.,1994],meningkatkanjumlahmitraseumurhidup[Austinetal,
1999,Cowanetal..,1994;Flemingetal,1997;.Kamalietal,1999;.Obasietal,
1999;..Waldetal,1997],kurangnyasunat(padapria)[Weiss]12.
Pusat Pengendalian Penyakit dan (CDC) Pencegahan statistik menunjukkan
sekitar17%darisegalausiaAmerika1449memilikivirusherpessimpleks2(HSV
2,biasanyadikaitkandenganherpeskelamin),tapidikalanganAfrikaAmerika,rate
duakalilipat.Perempuankulithitamsangatkeras,denganhampirsetengahdalam
penelitianinimenemukanbahwaHSV24.

Data tren Nasional Prevalensi HSV2 di antara mereka berusia 1449 tahun
dariTheNationalHealthandNutritionExaminationSurvey (NHANES)20052008
dibandingkandengansurveiNHANESdi Amerikaserikat tahun19881994dan
19992004.Prevalensimenurundari21%(95%CI:19,123,1)padatahun19881994
menjadi17,0%(95%CI:15,818,3)pada19992004dan16,2%(95%CI:14,617,9)
tahun20052008.Dataini,bersamadengandatadarisurveiNHANEStahun1976
1980,menunjukkanbahwaorangkulithitammemilikiprevalensilebihtinggidari
kulit putih untuk setiap periode survei dan kelompok umur. Selama 20052008,
persentase dari peserta survei NHANES berusia 2049 tahun yang melaporkan
diagnosis herpes kelamin adalah 18,9%. Meskipun HSV2 prevalensi menurun,
sebagianbesarorangdenganHSV2belummenerimadiagnosis.Peningkatanjumlah
kunjungan untuk herpes genital, seperti yang disarankan oleh NDTI data, dapat
menunjukkaninfeksipengakuanmeningkat.

2.4 Patogenesis

Infeksi

ini

terjadi

melalui inokulasi virus pada


permukaan

mukosa

yang

rentan. Virus akan melekat


pada sel epitel kemudian
masuk

dengan

cara

meleburkan diri di dalam


membran. Sekali di dalam
sel, terjadi replikasi yang menghasilkan lebih banyak virion yang menyebabkan
kematian sel. Virus juga memasuki ujung saraf sensorik. Virion kemudian
ditransportasi ke inti sel neuron di ganglia sensorik. Virion dalam neuron yang
terinfeksi akan bereplikasi menghasilkan progeny atau virus akan memasuki keadaan
laten tak bereplikasi . Neuron yang terinfeksi akan mengirim balik virus progeni ke
lokasi kulit tempat dilepaskannya virion sebelumnya dan menginfeksi sel epitel yang
berdekatan dengan ujung saraf sehingga terjadi penyebaran virus yang jelas sel infeksi
oleh HSV-1 dan HSV-2 akan menginduksi glikoprotein antigenik untuk menghasilkan
10

respon imun. Respon imun dapat membatasi treplikasi virus sehingga infeksi akut
dapat membaik. Respon ini tidak dapat mengeliminasi infeksi laten yang menetap
dalam ganglia seumur hidup pejamu. Latensi semata tidak menimbulkan penyakit,
namun infeksi laten dapat mengalami reaktivasi sehingga menghasilkan virion yang
bila dilepas dari ujung saraf dapat menginfeksi sel

epitel di dekatnya untuk

menghasilkan lesi kulit rekurens atau pelepasan virus asimtomatik. Reaktivasi HSV-1
sering terjadi dari ganglion trigeminus, sedangkan HSV-2 dari ganglion sakralis.
Faktor pemicu terjaadinya reaktivasi dapat berupa demam, kelelahan, sinar
ultra violet, trauma mekanik, bahan kimia, hormone, menstruasi, hubungan seksual,
stress emosional dan keadan imunokompromais.
Penularan lesi orobial terjadi melalui droplet dan kontak langsung dengan lesi
atau saliva yang mengandung virus. Penularan lesi genital dimulai bila sel epitel
mukosa saluran genital pejamu yang rentan terpajan virus yang terdapat dalam lesi
atau secret genital orang yang terinfeksi. Walaupun herpes orolabialis paling sering
disebabkan oleh HSV-1 dan herpes genitalis terutama disebabkan oleh HSV-2, kadang
kadang HSV-2 dapat mengakibatkan lesi lesi oral, demikian pula HSV-1 dapat
menyebabkan lesi genital. Hal ini dikaitkan dengan aktivas seksual secara orogenital.
Semua individu seropositive HSV-2 secara intermiten akan mereaktivasi HSV di
saluran genitourin selama hidupnya, baik sebagai infeksi simtomatik, infeksi
simtomatik namun tidak dikenal sebagai herpes atau sebagi infeksi subklinis.

2.5 Diagnosis
Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan
dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika
gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat
menolong meskipun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, namun tak
selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan
menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang
dicurigai sebagai herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang
lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain,
11

termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui


mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit
herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi
anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan
abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin
terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit,
ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis.
Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan
gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia
dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit
HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan
lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital

2.6 Pengobatan dan Pencegahan


2.6.1 Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis,
tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.
Jumlah

serangan

bisa

dikurangi

dengan

terus

menerus

mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan


efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah
timbulnya gejala.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk
sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka
sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa
meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada
serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi
herpes

genitalis,

namun

pengobatan

secara

umum

perlu

diperhatikan, seperti :
menjaga kebersihan lokal
menghindari trauma atau faktor pencetus.

12

Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal


sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat
bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek
samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat,
maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)
Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan
kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani
gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan
mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obatobatan untuk menangani herpes genital adalah :
Asiklovir (Zovirus)
Famsiklovir
Valasiklovir (Valtres)
Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg
BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama
10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol)
dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta
mempercepat penyembuhan.(4,5)
Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat
dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan
meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu
dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam
darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg
telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari
untuk terapi herpes genitalis episode awal.
Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif
menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir,
pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase
menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan
asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada

13

asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu


kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi
pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.
Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat
penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro serta penelitian in
vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan
virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari
povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.

CDC

(Center

For

Disease

Control

and

Prevention),

merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk


orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.
Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara
sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita
infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban
pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian
asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.

2.6.2 Pencegahan
Beberapa usaha pencegahan yang bisa anda lakukan untuk menghindarkan diri
anda agar tidak tertular herpes genitalis antara lain :

Usahakan hanya memiliki satu pasangan (monogamy) dan mengetahui status

penyakit IMS pasangan anda dan sehingga anda dapat mengetahui dan
meminimalisir dari penularan herpes genitalia

Menggunakan kondom lateks secara konsisten dan benar ketika berhubungan

untuk mengurangi risiko penularan herpes.

Setiap tanda gejala outbreak/serangan wabah adalah merupakan tanda untuk

berhenti berhubungan seksual.

Jika seseorang telah didiagnosis dan diobati sebagai penderita herpes, dia

harus menghubungi semua pasangannya untuk melakukan konsultasi dengan


dokter atau tempat pelayanan kesehatan.

Dengan tidak melakukan hubungan adalah cara paling aman dan pasti untuk

menghindari penularan atau tertularnya infeksi herpes..


14

pencegahan herpes genitalis :

Penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual.


Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dapat menjadi

pencegahan herpes genitalis yang paling sederhana dan mudah. Hal ini karena
herpes genitalis ditularkan melalui alat kelamin.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan kondom secara
konsisten memiliki risiko 30% lebih rendah tertular penyakit herpes genitalis
dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan kondom saat
berhubungan seksual. Karena virus herpes simplex tipe 2 ini tidak dapat menembus
kondom yang terbuat dari bahan lateks.
Namun, kondom tidak bisa 100% efektif dalam pencegahan herpes genitalis, karena
kondom tidak menutupi semua daerah kulit individu yang terinfeksi dan individu
yang tidak terinfeksi. Penelitian menemukan bahwa kulit di sekitar skrotum individu
yang terinfeksi seperti kulit pada anus, bokong atau paha atas juga dapat menularkan
penyakit herpes genitalis. Sedangkan kondom tidak menutupi daerah tersebut.

Tindakan pencegahan herpes genitalis lainnya adalah dengan melindungi diri

dari kontak kulit secara langsung dengan daerah lain pada kulit individu yang
terinfeksi selama terjadi hubungan seksual.
Salah satu contohnya adalah dengan mengenakan pakaian atau pakaian dalam
seperti yanag digunakan seorang petinju. Sehingga dapat membantu untuk
melindungi daerah yang rentan terjadinya kontak kulit namun masih
memungkinkan akses terjadinya hubungan seksual yang melalui lubang kecil pada
pakaian dalam. Jenis pencegahan herpes genitalis ini bisa lebih efektif dalam
membantu mencegah penularan infeksi, tetapi tentu saja tidak 100% dapat
diandalkan.

Gunakan dental dam


Selain menggunakan kondom, sebagai pencegahan terjadinya kontak kulit

dengan penderita herpes genitalis, ada juga kondom dalam bentuk lain yang biasa
disebut dental dam. Dental dam digunakan di mulut agar tidak terjadi kontak kulit
antara penderita herpes genitalis ke mulut individu lain yang tidak terinfeksi.

Gunakan obat antivirus


15

Beberapa obat antivirus bisa menjadi pencegah herpes genitalis menulari


seseorang. Penggunaan obat antivirus ini dibarengi dengan menggunakan kondom
dan dental dam secara bersama-sama. Hal ini dapat membantu mengurangi
kemungkinan terjadinya penularan virus herpes simplex tipe 2 dari satu individu
yang terinfeksi penyakit herpes genitalis kepada individu lain yang tidak
terinfeksi. Penggunaan kondom telah terbukti mengurangi risiko penularan sekitar
50%, namun hal ini ternyata lebih efektif dalam mencegah penularan penyakit
herpes genitalis dari laki-laki kepada wanita, dibandingkan dari wanita kepada
laki-laki.
Pencegahan Herpes Genitalis dari Ibu Kepada Bayinya :
Virus herpes simpleks tipe 2 terbukti dapat menular dari ibu yang terinfeksi VHS-2
kepada bayinya saat melahirkan. Risiko ini akan lebih meningkat jika ibu hamil
terinfeksi dengan penyakit herpes genitalis pada waktu persalinan anak. Jika seorang
ibu baru terinfeksi virus herpes simplek tipe 2, risiko penularan penyakit ini selama
persalinan bisa sampai 30 60%. Risiko ini menurun drastis sampai 1 3% jika
infeksi herpes genital berulang dan jika tidak ada gejala sakit panas dingin atau
timbulnya lesi pada saat kelahiran.
Risiko penularan penyakit herpes genitalis dari ibu kepada bayinya dapat dicegah
jika ibu tidak melakukan hubungan seksual dengan individu yang terinfeksi selama
trimester terakhir masa kehamilannya. Ibu yang terinfeksi herpes genitalis juga harus
menghindari proses melahirkan yang dapat menyebabkan luka atau trauma pada bayi
saat dilahirkan.

16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Herpes genital merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
sering ditemuidan telah berhasil mempengaruhi kehidupan jutaan pasien
beserta pasangannya.
2. Gejala yang timbul :

Kesemutan dan gatal-gatal di daerah alat kelamin


Timbulnya benjolan berisi cairan pada penis atau daerah genital.
Gejala mirip penyakit flu, seperti demam, kelelahan, pusing kepala,
dan anggota badan terasa sakit dan linu.
Tanda dan gejala juga dapat ditemukan:

pada penis dan vulva,


dekat dubur,
di bokong, atau
di sekitar daerah kelamin
3. Untukherpesgenitalis,alambeberapatahunterakhir,herpesgenitaltelah
4.

menjadiinfeksimenularseksualmeningkat.
Infeksi ini terjadi melalui inokulasi virus pada permukaan mukosa yang
rentan. Virus akan melekat pada sel epitel kemudian masuk dengan cara

meleburkan diri di dalam membran.


5. Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren.
6. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah :
Asiklovir (Zovirus)
Famsiklovir
Valasiklovir (Valtres)
Pencegahan yang bisa dilakukan :

Gunakan dental dam

Gunakan obat antivirus

DAFTAR PUSTAKA

17

Brooks, G., et al, 1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20,Jakarta; EGC

Penerbit Buku Kedokteran


Jawetz, E.,et al, 1984, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan edisi 16, Jakarta;

EGC Penerbit Buku Kedokteran


Oswari, E., 1995, Penyakit dan Penanggulangannya, Jakarta; PT Gramedia

Pustaka Utama
http://spiritia.or.id/cst/dok/c1099.pdf diakses pada tanggal 7 Oktober 2014
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=penyakit+herpes%2Cpdf
diakses

pada tanggal 7 Oktober 2014

18

You might also like