You are on page 1of 37

TATAP MUKA 12

KOMPETENSI DASAR :
Menjelaskan tatanan geologi

INDIKATOR PENCAPAIAN :
Prinsip dasar stratigrafi
Waktu dalam geologi
Peta dan penampang geologi

PRINSIP DASAR STRATIGRAFI


Gambaran tentang bermacam jenis batuan dan
strukturnya adalah mengikuti aturan atau pengertian
mengenai hubungan dan kejadian geologinya. Dalam hal
ini adalah letak antara tubuh batuan, dan sifat
hubungannya yang menyangkut umur, urutan kejadian,
dan sejarah pembentukannya.
BEBARAPA PRINSIP DASAR STRATIGRAFI YANG
PENTING :
a. HUKUM STENO :
SUPERPOSISI
HORISONTALITAS/KEDATARAN
KESINAMBUNGAN
b. UNIFORMITARIANISME
c. FASIES
d. HUKUM WALTHER

1. HUKUM-HUKUM STENO
(1669)
a. SUPERPOSISI
Modified statement :
Law of Superposition : The younger strata at the top in an
undisturbed sequence of sedimentary rocks (Anthony, 1955)
DALAM KEADAAN NORMAL, SUATU LAPISAN BATUAN YANG
LETAKNYA DIATAS SATUAN LAPISAN YANG LAIN, SELALU
BERUMUR LEBIH MUDA DARIPADA LAPISAN BATUAN
DIBAWAHNYA .
Penekanan pada :
waktu diterjemahkan hubungan yang bersifat fisik, antar
perlapisan
strata/lapisan, bukan batuan
kondisi normal, belum mengalami gangguan

Pada dasarnya lapisan


sedimen diendapkan
secara horisontal, kecuali
pada lingkungan dimana
posisi sedimen terhadap
cekungan mempunyai
kemiringan asal (initial
dip).

Pada kedudukan lapisan


yang sudah terganggu
(karena tektonik), miring,
terlipat dan terbalik,
prinsip ini dapat
diterapkan apabila dapat
diketahui bagian atas dan
bagian bawah lapisan (top
& bottom), dengan
mempelajari struktur
sedimennya.

b. HORISONTALITAS / KEDATARAN
Modified statement :
Law of Horizontality : Sedimentary strata are
laid
down nearly horizontally and are essentially
paralel to the surface upon which they
acummulate
(Anthony, 1955)
Lapisan-lapisan sedimen diendapkan
mendekati
horisontal dan pada dasarnya sejajar dengan
bidang permukaan dimana lapisan sedimen
tersebut diendapkan.
Akumulasi lapisan-lapisan sedimen adalah
secara
vertikal.

c.
KESINAMBUNGAN
Modified statement :
Law of Original continuity : The original continuity of water-laid
sedimentary strata is terminated only by pincing out againts the
basin of deposition, at the time of their deposition (Anthony,
1955)
Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan
bersinambungan (continuity), sampai batas cekungan
sedimentasinya
Lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba,
dan berubah menjadi batuan lain dalam keadaan normal
Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang
perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat mata
Pemancungan : Ketidakselarasan, erosi, morfologi

2. UNIFORMITARIANISM (HUTTON, 1785)


JAMES HUTTON (1785).
Original statement :
In examining things present, we have data from which to reason with
regards to that which is to happen hereafter. Therefore, upon the
superposision that the operations on nature are equable and steady, we find,
in natural appearences, means for concluding a certain portion of time to
have necesserily elapsed in the production of yhese events of which we see
the effects (Hutton, p.217)
Modified statement :

The Present is the Key to the Past


Keterangan:
Walaupun kita ketahui bahwa setiap zaman mempunyai ciri yang tertentu,
misalnya ZAMAN PERM : umumnya beriklim panas, dan ini berbeda dengan
iklim zaman sebelumnya yaitu ZAMAN KARBON : dimana mempunyai iklim
lebih bersifat lembab, namun proses-proses yang membentuk semua gejala
Geologi dapat dikatakan sama.
Proses di bumi terjadi secara berulang-ulang, membentuk suatu SIKLUS.

3. F A C I E S ( Greesly, 1836 )
Pada tahun 1836 seorang ahli dari SWISS bernama A. GREESLY
menyebutkan caranya sendiri dalam mempelajari batuan.
Modified statement :
The term facies designates the differences, whatever they
may be between formations of the same age; the differences may be
either in petrographic composition, resulting the nature of the
substances deposited, or paleontologic differences, resulting from
the living conditions of the animal and plant fossils .
FACIES are then difinitely the different kinds of deposite,
sedimentary or other, which can be produced simultaneously, at a
given geological moment, just as is the case at the present time. One
then speaks of the various facies of a formation as one would speak
of the different deposits of modern times .
Keterangan :
Greesly mulai melihat fosil sebagai bagian batuan, tidak berdiri
sendiri sebagaimana peneliti sebelumnya.

depositional environments (facies)

4. WALTHER LAW ( Walther, 1894


)
Modified statement :
In other words facies that occur in a conformable vertical core
sequence were formed in laterally adjacent depositional environment .
Note :
It is specially important to note as MIDDELTON (1973) pointed out,
that Walthers Law applies only to successions without major erosional or
non depositional breaks. There it is extreemely important to recognize such
erosional or non depositional breaks in a vertical sequence .
Keterangan :
FASIES yang pada dasarnya berarti perbedaan ciri paleontologi dan
batuan pada umur yang sama, namun dalam praktek pengenalannya di
lapangan sulit dikerjakan pada daerah tropis. Hal ini karena terbatasnya
bentang singkapan. Oleh karena itu pemakaian Hukum Walther ini menolong
kita dalam menafsirkan perubahan fasies yang bersifat lateral dan perubahan
ciri paleontologi dan batuan dalam susunan vertikal. Tetapi pengertian bahwa
perubahan vertikal adalah sama dengan perubahan fasies adalah pengertian
yang salah, karena susunan vertikal menunjukkan urutan waktu yang berbeda
(superposisi), yang tidak sesuai dengan pengertian facies menurut GREESLY.

HUKUM PENEROBOSAN
( THE LAW OF CROSS CUTING)
Dikatakan bahwa batuan yang
menerobos berumur lebih muda
daripada batuan yang diterobos.

KESELARASAN & BUKAN KESELARASAN


Suatu urutan beberapa satuan batuan sedimen dikatakan
mempunyai hubungan SELARAS (CONFORMITY) apabila pada
pembentukannya, urutan satuan-satuan tersebut secara vertikal
merupakan hasil pengendapan yang menerus tanpa adanya
selang dalam pengendapan.
Adanya selang waktu yang tidak terwakili oleh satuan sedimentasi
(time gap), dan berhentinya sedimentasi/pengendapan, karena
adanya gangguan (proses geologi lain) disebut sebagai adanya
KETIDAK SELARASAN (UNCONFORMITY) dalam suatu urutan
satuan batuan
Adanya ketidak selarasan mempunyai arti penting dalam proses
kejadian, karena berhentinya pengendapan menyangkut kejadian
pengangkatan, perlipatan, pengikisan (erosi) dan pengendapan kembali
diatas batuan tersebut.
Pada umumnya bidang ketidak selarasan dicirikan oleh suatu batas
hasil erosi, dengan endapan lingkungan darat (misal konglomerat dasar)

MACAM-MACAM KETIDAKSELARASAN
A.
B.
C.
D.

ANGULAR UNCONFORMITY
DISCONFORMITY
NON CONFORMITY
PARACONFORMITY

Angular Unconformity

Correlation and Disconformities

tahapan pembentukan
ketidakselarasan

Proses geologi untuk


pembentukan ketidak selarasan

Nonconformity or
Heterolitic
unconformity

NON-CONFORMITY
BATUAN SEDIMEN

BATUAN BEKU

KOMPLEKS GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN

BAGAIMANA URUTAN ATAU SEJARAH

1. Pengendapan batuan sedimen

2. Urut-urutan Pengendapan di
Laut

3. Diterobos batuan beku


(Intrusi)

4. Pengangkat & Erosi

5. Penurunan & pengendapan


endapan yang baru

6.Batuan yang terbentuk sebagian


hilang karena erosi

7. Sebelum tererosi diterobos dahulu


oleh batuan beku dalam bentuk
Dike

8. Tererosi dan tersingkap


kepermukaan

9. Penurunan dan diikuti


pengendapan kembali

10. Terangkat kembali dan terjadi pengendapan


aktivitas sungai (Fluvial Deposite)

11. Erosi terus berjalan hingga membentuk


lembah yang dalam, karena juga diikuti
proses pengankatan yang berlangsung
perlahan.

Folding & Erosion

Intrusion

You might also like