You are on page 1of 6

ARTI KEMUHAMMADIYAHAN

A.

1.

2.

Pengertian Pendidikan Kemuhammadiyahan


Pendidikan Kemuhammadiyahan adalah salah satu mata pelajaran pokok di semua lembaga
pendidikan Muhammadiyah. Dari pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi di bawah
persyarikatan Muhammadiyah.

B.
Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kemuhammadiyahan
Maksud Pendidikan Kemuhammadiyahan
pendidikan Kemuhammadiyah adalah sebagai sarana untuk penyampaian pendidikan
Muhammadiyah. Pentingnya pendidikan di masa depan menuntut Muhammadiyah untuk menjawab
ketertinggalannya selama ini di bidang pendidikan. Salah satunya dengan melakukan
penyempurnaan kurikulum Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Tujuan Pendidikan Kemuhammadiyahan
Kemuhammadiyahan dijadikan pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati,
dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik,DAN bersedia dengan suka rela mengamalkan
berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah.
Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa alasan antara lain
sebagai berikut:
a.
Muhammadiyah memerlukan Penerus Keyakinan, Cita-Cita dan Amal Usahanya
Muhammadiyah adalah gerakan Islam masyarakat luas dikenal sebagai organisasi Islam
yang bertaraf nasional.. Amal usaha Muhammadiyah meliputi bidang keagamaan, kemasyarakatan,
kesehatan dan pendidikan.. Oleh karena itu, salah satu fungsi lembaga pendidikan Muhammadiyah
adalah sebagai lembaga pembibitan kader.
Lembaga pendidkan Muhammadiyah juga berperan sebagai lembaga penyemai kader
Muhammadiyah disamping kader umat dan kader bangsa. Adapun cita-citanya yaitu li ilaai
kalimaatillaah, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam serta demi tercapainya Izzul
Islaam Wal Muslimiin.
b.

3.

Muhammadiyah perlu Dikenal oleh Angkatan Muda Muhammadiyah


mata pelajaran Kemuhammadiyahan, sekurang-kurangnya angkatan muda Indonesia dapat
mengenal apa Muhammadiyah. Terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan formal di
lembaga pendidikan Muhammadiyah. Selain itu mengenal peranannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Ruang Lingkup Pendidikan Kemuhammadiyahan


=) segala hal yang berhubungan dengan persyarikatan Muhammadiyah. Di dalamnya
memuat segala aspek tentang seluk beluk Muhammadiyah, yaitu aspek sejarah berdirinya,
organisasi, perjuangan, amal usaha dan tokoh pemimpinnya. Semua dipelajari secara bulat,
menyeluruh ddan integral tentang Muhammadiyah.
Ada 3 metode pendekatan yang digunakan untuk mempelajari Muhammadiyah dalam
pendidikan Kemuhammadiyahan, antara lain sebagai berikut:
a.

Pendekatan Historis
Aspek pertama yang digunakan dalam mempelajari Muhammadiyah melalui pendekatan
historis/sejarah. Pendekatan ini berarti mempelajari latar belakang berdirinya, sejarah
perkembangannya, berbagai amal usahanya dan hasil-hasil yang telah dicapai dan sekaligus
mempelajari cirri-ciri khas yang melekat pada jati diri Muhammadiyah. Ciri tersebut yang

membedakan dengan gerakan-gerakan lainnya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia maupun
yang ada di alam Islami (Dunia Islam).
b.

Pendekatan Ideologis
Aspek kedua adalah melalui pendekatan ideologis/dari segi keyakinan dan cita-citanya.
Pendekatan ini yang paling penting sebab melalui keyakinan akan dikenal hakikat jati diri
Muhammadiyah yang sebenar-benarnya. Dapat dikenal juga isi dan jiwa Muhamadiyah yang
sesungguhnya, dikenal watak dan kepribadiannya. Dikenal dorongan-dorongan yang menggerakkan
seluruh aktiivitas Muhammadiyah, dikenal juga apa yang menjadi pandangan/keyakinan hidupnya
serta cita-cita perjuangannya.
Dalam pendekatan ini ada 3 materi yang harus dikaji dan dibahas secara mendalam, yaitu
Kepribadian Muhammadiyah, Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan Keyakinan dan CitaCita Hidup Muhammadiyah.

c.

Pendekatan Struktural
Maksudnya adalah pendelatan dari segi susunan organisasinya. Mempelajari organisasi
Muhammadiyah untuk mengetahui bagaimana Muhammadiyah melancarkan amal usahanya dengan
system organisasi.
Bagaimana Muhammadiyah menyusun tenaga manusia yang ada di dalamnya mengatur
tugas, cara-cara pengerahan dan pengarahan aktivitasnya

C.

Janji Pelajar Muhammadiyah


Ada 6 janji pelajar Muhammadiyah yang harus dijunjung dan diamalkan. Adapun isi janji
pelajar Muhammadiyah sebagai berikut:
Asyhadu An Laa Ilaaha illallaahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullaahu
Kami Pelajar Muhammadiyah berjanji:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Perintah Agama Islam.


Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru.
Bersih Lahir, Batin dan Teguh Hati.
Rajin Belajar dan Giat Bekerja serta Beramal.
Berguna Bagi Masyarakat dan Negara.
Sanggup Melangsungkan Amal Usaha Muhammadiyah.
Arti Terminologis ( istilah )
Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam , Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar ,
berdasarkan asas Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunah yang didirikan oleh
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan nama K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah
1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912 M di Kampung Kauman Yogyakarta.
Gagasan Yang Melatar belakangi Berdirinya Muhammadiyah
Umat Islam sebelum terbentuknya Muhammadiyah masih percaya pada hal- hal yang mistik,
seperti pemberian sesajen pada benda-benda atau tempat yang dianggap keramat. Bahkan sampai
sekarang hal- hal seperti itu masih ada, seperti yang kita lihat didaerah Lombok, ada seorang
yang menganggap bahwa foto Tuan Guru dapat membantunya terlepas dari nasib buruk. Dan
banyak sekali ajaran-ajaran yang dicampur dengan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan
agama, seperti yang kita lihat di dalam Film Sang Pencerah. Sebuah keluarga yang memberikan
sesajen ke pohon besar
Kitab hukum pidana

Kata 'Indonesian' di masukkan dg asumsi bahwa dokumen hukum yg dimaksud berbicara mengenai
KUHP dan KUHPer Indonesia.
Tinggal disesuaikan saja kalau KUHP/Per yg dimaksud adalah KUHP/Per negara lain.
Ref.:
KUHP = Kitab Undang-undang Hukum Pidana = Criminal Code
KUHPer = Kitab Undang-undang Hukum Perdata = Civil Code
Sejarah
KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil di Indonesia. KUHP yang sekarang
diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari hukum kolonial Belanda, yakni Wetboek van

Strafrecht voor Nederlandsch-Indie.


Pengesahannya dilakukan melalui Staatsblad Tahun 1915 nomor 732 dan mulai berlaku sejak
tanggal 1 Januari 1918. Setelah kemerdekaan, KUHP tetap diberlakukan disertai penyelarasan
kondisi berupa pencabutan pasal-pasal yang tidak lagi relevan.
Hal ini berdasarkan pada Ketentuan Peralihan Pasal II UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
"Segala badan negara dan peraturan yang masih ada langsung diberlakukan selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini." Ketentuan tersebutlah yang kemudian
menjadi dasar hukum pemberlakuan semua peraturan perundang-undangan pada masa kolonial di
masa kemerdekaan.
Untuk menegaskan kembali pemberlakuan hukum pidana pada masa kolonial tersebut, pada
tanggal 26 Februari 1946, pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Undang-undang inilah yang kemudian dijadikan dasar hukum perubahan Wetboek van Strafrecht

voor Netherlands Indie menjadi Wetboek van Strafrecht (WvS), yang kemudian dikenal dengan
nama Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Meskipun demikian, dalam Pasal XVII UU Nomor 2 Tahun 1946 juga terdapat ketentuan yang
menyatakan bahwa: Undang-undang ini mulai berlaku buat pulau Jawa dan Madura pada hari
diumumkannya dan buat daerah lain pada hari yang akan ditetapkan oleh Presiden. Dengan
demikian, pemberlakuan Wetboek van Strafrecht voor Netherlands Indie menjadi Wetboek van

Strafrecht hanya terbatas pada wilayah jawa dan Madura.


Pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di seluruh wilayah Republik Indonesia baru
dilakukan pada tanggal 20 September 1958, dengan diundangkannya UU No. 73 Tahun 1958
tentang Menyatakan Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Republik Indonesia tentang
Peraturan Hukum Pidana Untuk Seluruh Wilayah Republik Indonesia dan Mengubah Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 1 UU No. 7 Tahun 1958 yang berbunyi: UndangUndang No. 1 tahun 1946 Republik Indonesia tentang Peraturan Hukum Pidana dinyatakan berlaku
untuk seluruh wilayah Republik Indonesia. Jadi, per tanggal 1 Januari 2013, KUHP tersebut
sudah berlaku selama 95 (sembilan puluh lima) tahun.
Meskipun Kitab Undang-Undang Hukum Pidana telah diberlakukan secara nasional tidak berarti
bahwa upaya untuk membuat sistem hukum pidana yang baru terhenti. Upaya melakukan
pembaruan hukum pidana terus berjalan semenjak tahun 1958 dengan berdirinya Lembaga
Pembinaan Hukum Nasional sebagai upaya untuk membentuk KUHP Nasional yang baru. Seminar
Hukum Nasional I yang diadakan pada tahun 1963 telah menghasilkan berbagai resolusi yang
antara lain adanya desakan untuk menyelesaikan KUHP Nasional dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Sebenarnya sudah beberapa kali ada usaha perbaikan KUHP dengan pembuatan
Rancangan KUHP. Rancangan tersebut antara lain:
1.

Konsep Rancangan Buku I KUHP tahun 1968.

2. Konsep Rancangan Buku I KUHP tahun 1971.


3. Konsep Tim Harris, Basaroeddin, dan Situmorang tahun 1981.
4. Konsep RKUHP tahun 1981/1982 yan diketuai oleh Prof. Soedarto.
5. Konsep RKUHP tahun 1982/1983.
6. Konsep RKUHP tahun 1982/1983 yang mengalami perbaikan.
7. Konsep RKUHP tahun 1982/1983 yang merupakan hasil penyempurnaan tim sampai 27
April 1987 dan disempurnakan lagi sampai pada November 1987.
8. Konsep RKUHP tahun 1991/1992 yan diketuai oleh Prof. Marjono Reksodiputro.
Ketentuan Terkait

Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1951

Undang Undang Nomor 73 Tahun 1958

Undang Undang Nomor 1 Tahun 1960

PERPU No. 16 Tahun 1960

PERPU No. 18 Tahun 1960

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1961

Undang Undang Nomor 7 Tahun 1974

Undang Undang Nomor 4 Tahun 1976

Undang Undang Nomor 27 Tahun 1999

== Pasal-Pasal pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang sering dipakai oleh ahli
hukum, sering disebut dalam pemberitaan, dan atau diketahui KUHP yang Populer == Berikut
adalah secara umum oleh masyarakat:

Pasal 1 Ayat (1) - Asas legalitas

Pasal 12 - Batasan lamanya pidana penjara

Pasal 18 - Batasan lamanya pidana kurungan

Pasal 48 - Overmacht

Pasal 49 - Noodweer

Pasal 76 - Nebis in idem

Pasal 244 - Pemalsuan mata uang

Pasal 263 - Pemalsuan surat

Pasal 284 - Perzinahan

Pasal 285 - Pemerkosaan

Pasal 297 - Human trafficking

Pasal 303 - Perjudian

Pasal 310 - Pencemaran nama baik

Pasal 338 - Pembunuhan

Pasal 340 - Pembunuhan berencana

Pasal 341 - Penelantaran bayi

Pasal 346 - Aborsi

Pasal 351 - Penganiayaan

Pasal 359 - Kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal

Pasal 362 - Pencurian

Kitab Undang-undang Hukum Perdata


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hukum perdata di Indonesia pada dasarnya bersumber pada Hukum Napoleon kemudian
berdasarkan Staatsblaad nomor 23 tahun 1847 tentang burgerlijk wetboek voor Indonesie
(disingkat BW) atau disebut sebagai KUH Perdata. BW sebenarnya merupakan suatu aturan
hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yang ditujukan bagi kaum golongan
warganegara bukan asli yaitu dari Eropa, Tionghoa dan juga timur asing. Namun berdasarkan
kepada pasal 2 aturan peralihan Undang-undang Dasar 1945, seluruh peraturan yang dibuat oleh
pemerintah Hindia-Belanda berlaku bagi warga negara Indonesia (azas konkordasi). Beberapa
ketentuan yang terdapat di dalam BW pada saat ini telah diatur secara terpisah/tersendiri oleh
berbagai peraturan perundang-undangan. Misalnya berkaitan tentang tanah, hak tanggungan dan
fidusia.
Kodifikasi KUH Perdata Indonesia diumumkan pada tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No.
23 dan berlaku Januari 1848.
Setelah Indonesia Merdeka, berdasarkan aturan Pasal 2 aturan peralihan Undang-Undang Dasar
1945, KUH Perdata Hindia Belanda tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan UndangUndang baru berdasarkan UndangUndang Dasar ini. BW Hindia Belanda merupakan induk hukum
perdata Indonesia.
Isi KUH Perdata
KUH Perdata terdiri atas empat 4 bagian, yaitu:
1.

Buku 1 tentang Orang / Van Personnenrecht

2. Buku 2 tentang Benda


3. Buku 3 tentang Perikatan / Verbintenessenrecht
4. Buku 4 tentang Daluwarsa dan Pembuktian / Verjaring en Bewijs

You might also like