Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
1.2.
Tujuan.
asuhan
keperawatan
dengan
hipertermi.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami landasan teori hipertermi
2. Dapat
melakukan
pengkajian
keperawatan
hipertermi
BAB II
LANDASA TEORI
2.1.
Pengertian
Hipertermi adalah Keadaan suhu tubuh seseorang yang
mekanisme
termorgulasi.
(ensiklopedia
keperawatan).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas
kisaran normal (NANDA International 2009-2011)
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat
melebihi suhu normal yaitu suhu tubuh mencapai sekitar 40 o
secara terus menerus.
Jadi hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang
yg meningkat di atas rentang normalnya karena faktor
eksternal atau akibat kehilangan mekanisme termorgulasi.
2.2.
a.
Pengeluaran
keringat
melalui
kulit
terjadi
peningkatan
pengeluaran
panas
oleh
pengeluaran
impuls
di
area
ke
seluruh
kulit
tubuh
kemudian
keringat,
yang
Kelenjar
merangsang
keringat
produksi
juga
dapat
termogenesis
kimia
dan
menggigil
simpatis
menyebabkan
otot
melalui
mekanisme
menggigil,
diproduksi
tubuh
menjadi
berbeda
pula.
itu,
rangsangan
saraf
simpatis
dapat
coklat
rangsangan
individu
saraf
yang
epineprin
adalah
dan
produksi
simpatis
ini
menyebabkan
norepineprin
panas.
Umumnya,
dipengaruhi
peningkatan
yang
stress
produksi
meningkatkan
metabolisme.
c.
Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat
menyebabkan
peningkatan
kecepatan
metabolisme
d.
Hormone tiroid
Fungsi tiroksin
adalah
meningkatkan
aktivitas
Hormone kelamin
Hormone kelamin
kecepatan
pria
metabolisme
dapat
basal
meningkatkan
kira-kira
10-15%
pada
laki-laki
karena
pengeluaran
hormone
Demam ( peradangan )
Proses
peradangan
dan
demam
dapat
Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan
kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi karena
di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian,
orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu
dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah
mengalami
hipotermia
karena
lemak
merupakan
Aktivitas
Aktivitas
selain
merangsang
peningkatan
laju
Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan
pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme
regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat
merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit
berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan
mekanisme
pengaturan
suhu
tubuh
terganggu.
j.
Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan
lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau
berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu
juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu
tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses
dimungkinkan
kehilangan
karena
panas
panas
melalui
diedarkan
kulit
melalui
arteriovenosa
yang
cukup
tinggi
(kadang
2.4.
a.
bentuk
gelombang
panas
inframerah.
tubuh.
Radiasi
merupakan
mekanisme
Konduksi
Konduksi
adalah
perpindahan
panas
akibat
yang
kecil
karena
dua
mekanisme,
yaitu
Evaporasi
air
yang
mengalami
evaporasi
akan
Pada
kondisi
individu
tidak
berkeringat,
lebih
tinggi
dari
suhu
tubuh,
tubuh
panas
adalah
melalui
evaporasi.
merupakan
suhu
yang
dihasilkan
dari
Usia
Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh
akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek
tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada neonatus
dan bayi, terdapat mekanisme pembentukan panas
melalui
pemecahan
(metabolisme)
lemak
coklat
2.6.
Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau
dari
degenerasi
jaringan
tubuh
dapat
lain.
(Julia,
2000).Menurut
Guyton
(1990)
atau
zat
toksik
yang
mempengaruhi
pusat
hiprtermi
selain
infeksi
juga
dapat
10
Pada
dasarnya
penyebab
untuk
hipertermi
penggambilan
pemeriksaan
diperlukan
riwayat
fisik,
mencapai
penyakit
observasi
ketepatan
antara
lain:
pasien,
perjalanan
diagnosis
ketelitian
pelaksanaan
penyakit
dan
2.7.
Patofisiologi
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan
normal.
Walaupun
demikian,
suhu
tubuh
kita
11
Termometer
ketiak
akan
memberikan
hasil
nilai
yang
digunakan
berpengaruh
dalam
peradangan
sehingga
gejala
demam
seringkali
pembuluh
darah
12
akan
menyempit
untuk
sehingga
terjadi
kegagalan
mekanisme
panas
pada
lingkungan
panas.
Respon
simpatis)
dan
kemampuan
kelenjar
itu
13
kelenjar
keringat
terhadap
stimulus
14
15
2.8.
Komplikasi
Penyakit hipertermia digolongkan dalam 3 kategori:
sebagai penuntun
16
dan
berat.Komplikasi
dapat
garam
biasanya
meliputi
tidak
kerusakan
diletakkan
pada
kulit,
lambung
dan
dihindari
suhu
badan.
karena
akan
Klorpromazin
mg
IV)
hipotensi.
f) Komplikasi
tetapi
dapat
rabdomiolisis
dan
dapat
menyebabkan
berlanjut,
meliputi
mioglobinuria
atau
bila
Manifestasi Klinis
a. Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C (1010F)
17
b. Taki kardia
c. Kulit kemerahan
d. Hangat pada sentuhan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Proses Terjadi
a. Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
5) Merasakan sensasi dingin
6) Dasar
kuku
mengalami
sianosis
karena
vasokontriksi
7) Rambut kulit berdiri
8) Pengeluaran keringat berlebihan
9) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase II: proses demam
1) Proses menggigil lenyap
2) Kulit terasa hangat / panas
3) Merasa tidak panas atau dingin
4) Peningkatan nadi dan laju pernafasan
5) Peningkatan rasa haus
6) Dehidrasi ringan hingga berat
18
nafsu
makan
jika
demam
memanjang )
c. Fase III: pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil
ringanKemungkinan
mengalami
dehidrasi
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi
dalam diri manusia bermanfaat sebagai proses imun. Pada
proses
ini,
terjadi
pelepasan
interleukin-1
yang
akan
timbul
(peningkatan
segera
suhu).
setelah
pembangkitan
Perubahan
anatomis
demam
kulit
dan
Komplikasi
Pengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak/ BBB
baik
secara
partial
maupun
komplit
dalam
19
acidosis
yang
mempercepat
kematian
neuron
mendapat
sirkulasi
kolateral
yang
cukup
aktif,
20
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol,
asetaminofen.
b.
Penatalaksanaan keperawatan
1) Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih
mudah dehidrasi pada waktu menderita panas.
Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan
mencegah dehidrasi.
2) Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas
yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.
3) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh,
seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEOROTIS
21
3.1.
Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang
diperlukan
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien
saat pengkajian)
2) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit
yang diderita pasien saat masuk rumah sakit):
sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala
lain yang menyertai demam (misalnya: mual,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan
sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
3) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit
yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita
oleh pasien).
4) Riwayat kesehatan
keluarga
(riwayat
penyakit
c.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
Pemeriksaan persistem
1) Sistem persepsi sensori
2) Sistem persyarafan : kesadaran
3) Sistem pernafasan
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem gastrointestinal
6) Sistem integumen
7) Sistem perkemihan
Pada fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolisme
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perseptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
22
3.3.
Pemeriksaan penunjang
1) laboratorium
2) foto rontgent
3) USG
Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul
a. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit
b. Resiko
injury
berhubungan
dengan
infeksi
mikroorganisme
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
intake yang kurang dan diaporesisi
3.4.
Discharge Planning
a. ajarkan keluarga mengenal tanda-tanda kekambuhan
dan laporkan dokter atau perawat
b. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai
dengan dosis dan waktu
c. Ajarkan
bagaimana
mengukur
suhu
tubuh
dan
intervensi
d. Intruksikan untuk kontrol ulang
e. Jelaskan factor penyebab demam dan menghindari
factor pencetus.
3.5.
Rencana Keperawatan
Diagnosa
o.
Keperawatan
Hasil (NOC)
23
Intervensi (NIC)
1.
Hipertemia
Setelah
berhubungan
dengan
proses
penyakit.
Batasan karakeristik
o kenaikan
tubuh
suhu
diatas
rentang normal
o serangan/konvulsi
o
o
o
o
(kejang)
kulit kemerahan
pertambahan RR
takikardi
saat
disentuh
tangan
hangat
terasa
pasien
pada
paha,
lipat
tanda-
tanda hipertermi
o Tingkatkan
intake
cairan dan nutrisi
o Berikan
obat
antipiretik
sesuai
dengan kebutuhan
o Gunakan
matras
dingin
24
dan
mandi
air
hangat
untuk
mengatasi
atu
mengurangi
gangguan
suhu
tubuh
sesuai
dengan kebutuhan
o Lepasakan pakaian
yang
dan
berlebihan
tutupi
pasien
dengan
hanya
selembar pakaian.
o Vital
Sign
Monitoring
o Monitor TD,
Nadi,
Suhu, dan RR
o Catat
adanya
fluktuasi
darah
o Monitor
tekanan
vital
sign
dan
berbaring
o Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
o Monitor TD,
dan
RR
Nadi,
sebelum,
selama,
dan
sesudah aktivitas
o Monitor kualitas dari
nadi
o Monitor
frekuensi
dan
pernapasan
25
irama
kelembaban
kulit
o Monitor
sianosis
perifer
o Monitor
adanya
bradikardi,
peningkatan sistolik
(Chusing Triad)
o Identifikasi
penyebab
dari
perubahan
vital
Sign
2.
Resiko
injury
b/d Setelah
dilakukan o Sediakan
infeksi
tindakan keperawatan
mikroorganisme
selama x 24 jam,
pasien
tidak
mengalami injury.
lingkungan
Risk Injury
sesuai
Kriteria Hasil :
kondisi
fungsi
26
yang
pasien
dengan
fisik
dan
kognitif
terdahulu
pasien
cara o Menghindari
untuk
lingkungan
yang
injury
berbahaya misalnya
atau cedera
o mampu
memindahkan
perabotan
o
Memasang side rail
menjelaskan factor
faktor
resiko
lingkunga
dari
atau
perilaku personal
o Mampu
memodifikasi
hidup
gaya
untuk
mencegah injury
o Menggunakan
fasilitas kesehatan
tempat tidur
o Menyediakan
tempat tidur yang
nyaman dan bersih
o Meletakan
saklar
lampu
ditempat
yang
mudah
dijangkau pasien
o Membatasi
pengunjung
yang ada
o Memberikan
o Mampu mengenali
penerangan
yang
perubahan status
cukup
kesehatan
o Menganjurkan
keluarga
untuk
menemani pasien
o Mengontrol
lingkungan
dari
kebisingan
o Memindahkan
barang-barang
yang
dapat
membahayakan
o Berikan penjelasan
pada
pasien
keluarga
dan
atau
pengunjung adanya
perubahan
status
kesehatan
dan
penyebab penyakit.
3
Resiko
kekurangan Setelah
27
volume
mempengaruhi
kebutuhan
cairan
(hipermetabolik)
kriteria hasil :
o Mempertahankan
ban
membrane
mukosa,
nadi
dengan
adekuat,
tekanan
usia
dan
suhu
darah ortostatik)
o Monitor vital sign
asupan
darah, o Monitor
tubuh
makanan
cairan
dan
intake
hitung
kalori harian
tanda
dehidrasi, o Lakukan terapi IV
o Monitor
status
elastisitas
turgor
nutrisi
kulit
baik,
o Berikan cairan
membrane mukosa o Berikan cairan IV
lembab, tidak ada
rasa
haus
berlebihan.
yang
oral
o Berikan
penggantian
nasogastrik
output
o Dorong
untuk
sesuai
keluarga
membantu
pasien makan
o Anjurkan
minum
kurang
lebih
gelas
belimbing
perhari
o Kolaborasi
jika
28
7-8
tanda
dokter
cairan
berlebih
muncul
memburuk
o Atur kemungkinan
transfusi
http://gusriwahyudi.blogspot.co.id/2013/02/askephipertermi.html.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
29
di
atas
rentang
normalnya
karena
faktor
Saran
Dengan keterbatasan penyusun dalam membuat makalah ini penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Corpenito.1998.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada
Praktek Klinis.Jakarta.EGC
Doenges M.E.1999.Rencana Keperawatan Edisi 3. Jakarta.EGC
30
31