Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Elsa Anggrahini
P07120213016
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Diagnosa Medis Diabetes Mellitus Tipe
II disertai Hiperglikemi, Sepsis dan Ulkus Pedis Sinistra di Ruang HCU
dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
10 11 Mei 2016
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan
Pembimbing Lapangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala bekat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan Praktik Klinik Keperawatan yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny.S
Klaten,
Mei 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Pada Diabetes Melitus tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Penelitan juga sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor
eksternal yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh, hasil
penyelidikan yang menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat
memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
2. Dibetes Melitus tipe II
Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada Diabetes Melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan
proses terjadinya Diabetes Melitus tipe II. Faktor-faktor lain adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Ras
C. Manifestasi Klinis
1. Diabetes Tipe I
a. hiperglikemia berpuasa
b. glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. keletihan dan kelemahan
d. ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas
bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
a. lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b. gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal,
penglihatan kabur
c. komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular
perifer)
3. Ulkus Diabetikum
E. Penatalaksanaan
1. Tujuan :
a. Jangka panjang
: mencegah komplikasi
b. Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM
2. Penatalaksanaan DM
a. Diet
1) Syarat diet DM
a) Memperbaiki kesehatan umum penderita
b) Mengarahkan pada berat badan normal
c) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
d) Mempertahankan kadar KGD normal
e) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
f) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
g) Menarik dan mudah diberikan
2) Prinsip diet DM
a) Jumlah sesuai kebutuhan
b) Jadwal diet ketat
3) Jenis Diit DM
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
1) Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten
pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin
2) Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4) Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
6) Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
Pedoman umum latihan pada diabetes :
1) Gunakan alas kaki yang tepat
2) Hindari latihan dalam udara yang sangat panas atau dingin
3) Periksa kaki setiap hari, sesudah melakukan latihan
4) Hindari latihan pada saat pengendalian metabolik buruk. (American
3) Hemoglobin Glikosilasi
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang
disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur,
kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi,
anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri
perut, kramotot, gangguan tiduRasionalistirahat, haus-haus, pusingpusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada
pria.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
b. Riwayat ISK berulang
c. Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan
penoborbital.
d. Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Neuro sensori
e.
f.
g.
h.
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulkus.
i. Aspek psikososial
1) Stress, anxientas, depresi
2) Peka rangsangan
3) Tergantung pada orang lain.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi
insulin.
3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/ insulin dan elektrolit..
5. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
perubahan kimia darah: insufisensi insulin.
6. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/ progressif
yang tidak dapat diobati.
(Doenges, 2000).
C. Perencanaan Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik
Tujuan: Volume cairan terpenuhi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari, tanggal
: Selasa, 10 Mei 2016
Jam
: 15.00 WIB
Tempat
: Ruang HCU RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten
Oleh
: Elsa Anggrahini
Sumber data
: Pasien, keluarga pasien dan status pasien
Metode pengumpulan data : Observasi, anamnesa, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama
: Ny.S
Tanggal lahir
: 5 April 1960 (56 tahun)
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Kebangsaan/suku
: Indonesia/Jawa
Alamat
: Kraguman RT 14/7 Kraguman, Jogonalan
Diagnosa Medis
: DM tipe II dengan hiperglikemi, sepsis, ulkus
pedis sinistra
No RM
: 53.66.XX
Tanggal Masuk
: 10 Mei 2016 (11:00 WIB)
Tanggal pengkajian : 10 Mei 2016
Nama
Umur
: Tn.H
: 29 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SLTA
Alamat
: Kraguman RT 14/7 Kraguman, Jogonalan
Hubungan dengan klien
: Anak klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengeluh tubunya terasa
lemas sejak hari Senin, 9 Mei 2016 pukul 12.00 WIB. Keluarga juga
mengatakan bahwa klien memiliki riwayat penyakit DM sejak 10
tahun yang lalu dan dalam pengobatan. Selasa, 10 Mei 2016 pukul
11.00 WIB klien tidak sadarkan diri kemudian di bawa ke IGD
dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Saat di IGD nilai GCS klien E3M4V2
dan GDS 492 mg/dL pada pukul 11.00 WIB, kemudian dilakukan
pengecekan GDS kembali pada pukul 18.00 didapatkan hasil 118
mg/dL.
3) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien menyatakan mengetahui memiliki diabetes sejak tahun
2006. Sebelumnya, klien mengatakan belum pernah mengecek kadar
gula darah karena merasa tubuhnya baik-baik saja. Pada awal
serangan, klien mengalami lemas dan keringat dingin dengan kadar
gula darah 500 Mg/dL. Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit hipertensi dan klien tidak merokok.
Klien pernah mengalami hiperglikemia karena tidak
menyuntikkan insulin sesuai jadwal dan melanggar diit yang
dianjurkan. Klien mengatakan setelah dosis insulin diturunkan menjadi
8, badan menjadi lebih enak, sehingga klien mencoba untuk tidak
menyuntik insulin. Beberapa jam kemudian badan klien terasa lemas
dan perut terasa sebah dan penuh.
Klien beberapa kali mengalami hipoglikemi karena telat
makan. Namun, klien tidak dibawa ke rumah sakit karena kondisi klien
semakin membaik setelah makan.
v
Keterangan gambar
Ny. S
56 tahun
: perempuan
: laki-laki
: klien perempuan
: garis perkawinan
: garis keturunan
: tinggal serumah
b) Kesehatan keluarga
Selama sakit :
Klien mendapatkan diit yang disediakan rumah sakit berupa nasi lunak
dan lauk sebanyak 3 kali sehari. Klien mengatakan habis satu porsi
makan yang disediakan oleh rumah sakit. Klien mengatakan minum 5
7 gelas per hari. Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap
makanan maupun minuman tertentu.
2) Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Klien buang air kecil secara mandiri 3-5 kali sehari ( 150 cc setiap
berkemih). Warna kuning jernih, terasa lega setelah berkemih dan
tanpa nyeri. Klien b.a.b 1 kali sehari konsistensi padat berbentuk,
tanpa darah dan bau khas feses.
Selama sakit :
Kebutuhan b.a.k klien melalui dower chateter. Keluarga klien
mengatakan dalam satu hari klien b.a.k 500 750 cc. Selama dirawat
di rumah sakit sejak tanggal 10 Mei 2016 klien mengatakan belum bisa
b.a.b.
3) Pola Tidur
Sebelum sakit :
Keluarga mengatakan klien tidur malam 6 jam setiap harinya. Klien
mengatakan biasa tidur jam 22.00 WIB sampai 06.00 WIB. Klien
mengatakan jarang tidur siang.
Selama sakit :
Klien mengatakan selama dirawat lebih sering istirahat karena keadaan
kakinya yang masih sakit apabila digunakan untuk beraktivitas. Klien
juga mengatakan mudah lelah.
4) Pola Aktivitas dan Latihan :
Sebelum sakit
Pasien mandi 1 kali sehari tanpa bantuan keluarga, menggunakan
sabun. Keramas satu minggu 3 kali menggunakan shampo. Ganti baju
2 kali sehari dan gosok gigi 1 kali sehari dilakukan secara mandiri.
Kemampuan Perawatan diri
1 : Alat bantu
4 : Tergantung total
: Dibantu orang lain
Selama sakit :
Klien mandi dengan dilap menggunkan waslap dan air yang telah diber
Dettol pada pagi hari oleh perawat. Keluarga klien menyatakan selama
sakit klien dibantu untuk melakukan aktifitas sehari-hari seperti
makan, mandi, buang air kecil dan buang air besar. Keluarga klien
menyatakan aktifitasnya terbatas karena luka yang dideritanya.
Sehingga semua kegiatan klien dibantu oleh orang lain.
1 : Alat bantu
4 : Tergantung total
38
(1,55)2
= 15,83 (underweight)
HR
: 117 x/ menit
SaO2 : 100%
TD
: 109/63 mmHg
FO2 : 3 lpm
RR
: 19 x/ menit
S
: 36 oC
f) Pemeriksaan secara sistematik (sepalo-caudal)
2) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala mesocepal, pertumbuhan rambut merata
dan terlihat rapi.
3) Muka
5
4: pergerakan aktif, sedikit tahanan
3: pergerakan hanya melawan gravitasi
2: mengeliminasi gravitasi
1: kontraksi otot terlihat dengan palpasi
0: kontraksi otot tidak terdeteksi
6. Terapi
Hari/tanggal
Selasa,
10 Mei 2016
Obat
1. Ceftotaxime
2. Novorapid
I.V
S.C
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah lengkap : 10 Mei 2016
No
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Rute
Satuan
Hemoglobin
7,0
14,0 18,0
g/dL
Eritrosit
2.64
4,70 6,20
106/uL
Leukosit
9,2
4,80 10,8
103/uL
Trombosit
310
150 450
103/uL
Hematokrit
22,2
33 52
MCV
84,1
60,0 99,0
10
MCH
26,5
27 31
mmol/L
11
MCHC
31,5
33,0 37,0
mmol/L
DIFF COUNT
1
Neutrofil
82,0
50 70
Limfosit
12,2
20 40
RDW
50,0
35,0 45,0
%
g/dL
KIMIA KLINIK
1
Ureum
53,2
15,0 14,0
mg/dL
Kreatinin
0,47
0,60 0,9
mg/dL
BUN
24,8
7,0 18,0
mg/dL
PAKET ELEKTROLIT
1
Natrium
141,0
136 145
mmol/L
Kalium
3,80
3.5 5.1
mmol/L
Chlorida
9,80
mmol/L
No
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
pH
7,50
7,20 7,60
pCO2
39
30 50
mmHg
pO2
236
4,80 10,8
mmHg
BE
5,7
tCO2
30,4
33 52
mmol/L
HCO3
29,3
60,0 99,0
mmol/L
ELEKTROLIT
1
Na+
144
136 145
mmol/L
K+
2,8
3.5 5.1
mmol/L
Ca+
0,69
mmol/L
Data
Masalah
DO:
Risiko
- Kadar gula darah pada saat masuk
Ketidakseimbangan
IGD pukul 11.00 WIB = 492 mg/dL.
- Kadar gula darah pada pukul 18.00
Penyebab
Ketidakcukupan
insulin memenuhi
kebutuhan tubuh
Kelemahan fisik
DS:
Klien mengatakan pernah mengalami
hiperglikemia dan hipoglikemia.
DS :
-
besar.
Keluarga
klien
menyatakan
DS :
Kerusakan
- Klien mengatakan luka pada kaki kiri
kulit
tetapi lukanya sudah membaik.
- Keluarga
klien
mengatakan
menderita penyakit DM 10 tahun
yang lalu
integritasKondisi gangguan
metabolik
tipe II),
(DM
DO :
- Terdapat luka yang terbalit perban,
-
kiri klien
Balutan luka tidak berbau
DS :
Resiko tinggi infeksi
- Klien mengatakan ada luka di kaki
kirinya
DO :
-
Diagnosa keperawatan :
1. Risiko ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin memenuhi kebutuhan tubuh ditandai dengan :
DO:
- Kadar gula darah pada saat masuk IGD pukul 11.00 WIB = 492 mg/dL.
- Kadar gula darah pada pukul 18.00 WIB = 118 mg/dL.
DS: Klien mengatakan pernah mengalami hiperglikemia dan hipoglikemia.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan :
DS :
-
DO :
Kemampuan
Perawatan diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat
tidur
ROM
DO :
-
C. Perencanaan Keperawatan
Nama
: Ny.S
Tanggal lahir
: 5 April 1960
No.RM
: 53.66.XX
Dx. Medis
: DM tipe II
No
1.
Tujuan
Risiko ketidakseimbangan kadar gulaSelasa, 10 Mei 2016
Perencanaan
Intervensi
Selasa, 10 Mei 2016
darah
Diagnosa Keperawatan
berhubungan
ketidakcukupan
insulin
Rasional
memenuhiSetelah dilakukan asuhana. Observasi TTV, KUa. Tekanan darah dan nadi yang
meningkat
DO:
sebelum makan
mengindikasikan
- Kadar gula darah pada saat masuk IGDgula darah klien terkontrol
dapat
adanya
dan muntah
b. Hasil
pemeriksaan
dan muntah
hipoglikemi/hiperglikemi
vitalc. Kelola
keseimbangan
kadar
gula
sesuai
darah
Keluarga
setelah
akan
kooperatif
mengetahui
proses
penyakit
proses penyakit
toleransi
Elsa
Elsa
2.
dengan
kelemahan
fisik
dengan :
DS :
-
klien
melakukan
dibantu
aktifitas
untuk
sehari-hari
pagi
memandirikan klien
berpartisipasi pada
makan, mandi,
berpakaian dan
eliminasi (mampu
memandirikan klien
- Periksa kebersihan
berpakaian dan
eliminasi dengan
bantuan terbatas)
Mandi
Elsa
Elsa
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat
tidur
ROM
3.
memandirikan klien
pemenuhan kebutuhan
makan, minum,
DO :
Kemampuan
Perawatan diri
Setelah
DS :
tindakan
cenderung
karena
perubahan
rusak
kapiler,
sirkulasi
terjadi
perluasan
tetapi lukanya sudah membaik.
- Keluarga klien mengatakan menderita
kerusakan integritas kulit,
penyakit DM 10 tahun yang lalu
dengan kriteria:
kemerahan,
ketidakmampuan
pembengkakan
merasakan
DO :
- Terdapat luka yang terbalit perban, tidak
adanya
ulkus
perifer,
untuk
toleran,
imobilisasi,
gangguan
pengaturan suhu
adanyab. Daerah ini cenderung terkena
radang dan infeksi dan
pembengkakan,
b. Catat
2. Ulkus mengering
klien
- Balutan luka tidak berbau
keperawatan
biasanya
terdapat
jaringan granulasi.
4. Kapilari refill< 2 detik
Elsa
kemerahan,
drainase
adanya
pada
luka
merupakan
rute
bagi
mikroorganisme patologis
klien
d. Meningkatkan sirkulasi pada
melakukan perubahan
posisi
sesering
mungkin di tempat
daerah
tulang
yang
tidur
menonjol
d. Bersihkan
dane. Menstrimulasi
keringkan
kulit
khususnya
daerah-
oksigenasi
daerah
dengan
meningkatkan
kelembaban tinggi
e. Anjurkan
pasien
untuk
terus
meningkatkan nutrisi
sel atau organisasi sel
dan
untuk
meningkatkan
kesehatan jaringan
Elsa
4.
sirkulasi,
jaringan
sel
dan
untuk
kesehatan
Kadar gula darah tinggi, dan adanya port Pukul 15.00 WIB
Setelah
DS :
kirinya
DO :
- GDS pukul 11.00 : 492 mg/dL
- AL : 9,2 103/uL
HCU
infeksi
dan
peradangan
seperti
demam,
sputum
Kriteria hasil :
urine
luka
c. Tidak ada rembesan
pada balutan luka
d. Tidak ada iaringan
yang nekrotik
kemerahan,
ketoasidosis
keadaan
atau
dapat
purulent,
warna
merah
b. Tingkatkan
upaya
pencegahan
dengan
melakukan
cuci
orang
berhubungan
Elsa
mencetuskan
pasien
termasuk
pasien sendiri.
lebih lanjut
yang
menempatkan
pasien
c. Lakukan
perawatan
pada
resiko
terjadinya
tehnik
septik
dan
aseptik
d. Berikan
perawatan
sungguh-
sungguh,
masase
jaga
kulit
dan
tetap
(tidak
berkerut)
e. Kelola
pemberian
antibiotik cefotaxime
antibiotik
penanganan
yang
terbaik.
awal
membantu
timbulnya sepsis
dapat
mencegah
1 gr/12 jam
Elsa
Nama
No.RM
: Ny.S
: 53.66.XX
Tanggal lahir
Dx. Medis
: 5 April 1960
: DM tipe II
No.
Diagnosa
Risiko
ketidakseimbangan
kadar gula darah
b.d
ketidakcukupan
Implementasi
Evaluasi Hasil
Pukul 14.00
Pukul 20.00
O:
-
teratasi sebagian
Elsa
P : lanjutkan intervensi
hiperglikemi
Elsa
Pukul 06.00
Pukul 07.00
hiperglikemi
Melakukan pencatatan TTV
Elsa -
Pukul 20.00
S: Pasien mengatakan akan makan lebih banyak agar tidak sedang bertugas
lemas
O:
O:
- Pasien habis 2/3 porsi makanan yang diberikan dari RS
- Urine bag telah dikosongkan, volume urine 400 cc
Elsa
05.00 WIB
Pukul 07.00
S:
S: -
O:
O:
secara mandiri
- Klien belum mandi
- Rambut klien tampak rapi
hangat
Biarkan klien untuk berpartisipasi dalam
S: O:
perawatan diri
Elsa
tempat tidur
- Tidak ada secret di kantus mata, hidung mapun telinga,
feses pasien telah dibersihkan dengan konsistensi lunak,
bau khas feses, rambut pasien diikat rapi, pasien tidak
bau badan,
- Pasien habis 1/2 porsi diet yang diberikan dari RS
Elsa
3. Kerusakan
integritas kulit b.d
kondisi gangguan
Pukul 15.00
Pukul 20.00
metabolic (DM
tipe II)
sekitar luka
- Klien mengatakan lukany aidak terasa nyeri
- Mengobservasi kapilari refill
- Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan daerah- Keluarga mengatakan luka pada kaki klien sudah
kemerahan
luka
S : Klien mengataka lukanya tidak terasa nyeri
O:
-
O:
- Kondisi balutan luka tampak bersih dan rapi tidak
ada rembesan
- Kulit disekitar ulkus tampak lembab
Elsa
Pukul 20.00
Pukul 07.00
Pukul 20.00
S:
O:
- Keluarga tsangat kooperatif saat diberikan penjelasan
kemerahan
O:
ada rembesan
Elsa- Kulit disekitar ulkus tampak lembab
- Luka sudah bergranulasi
- Tidak ada nekrosis pada jaringan sekitar
Pukul 07.00
A : Kerusakan integritas kulit b.d kondisi gangguan
- Mengobservasi kapilari refill
metabolic (DM tipe II) teratasi sebagian
- Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan daerah
luka
S:
O:
-
P : lanjutkan intervensi
Lakukan dressing luka apabila balutan kotor,
ada rembesan, mapun berbau
Elsa
Elsa
4. Resiko tinggi
infeksi b.d kadar
gula darah tinggi,
Pukul 18.00
Pukul 20.00
- AL : 9,2 103/Ul
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- S : 36,50C
O:
-
Pukul 22.00
Pukul 07.00
- Memantau TD dan S
- Memberikan inj. Antibiotic cefotaxoime 1gr/12 jam
O:
- Inj. Cefotaxime 1 gr disuntikkan secara IV melalui IV
line
- TD : 118/68 mmHg
- S : 36,30C
Elsa
O:
- TD : 120/68 mmHg
- S : 36,30C
Elsa
BAB IV
PENUTUP
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein
(Askandar,2000).
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh
ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas sel terhadap insulin (Corwin, 2001).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan
kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman
saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan
salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer
(Andyagreeni, 2010).
Asuhan keperawatan pada Ny.S laporan Praktik Klinik Keperawatan yang
berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Diagnosa Medis Diabetes
Mellitus Tipe II disertai Hiperglikemi, Sepsis dan Ulkus Pedis Sinistra di Ruang
HCU dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 12
Mei 2016 memunculkan diagnosa keperawatan antara lain :
1. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin dalam mencukupi kebuthan tubuh
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan kondisi gangguan
metabolic (DM tipe II
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah dan
adanya port de entry
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E. , 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC.