You are on page 1of 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang

semakin maju. Perkembangan tersebut perlu diimbangi dengan adanya sumber


daya manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi dengan
banyaknya persaingan. Persaingan dapat timbul baik di lingkungan masyarakat
ataupun dalam dunia kerja. Dampak positif dari perkembangan teknologi terlihat
pada bidang kesehatan, seperti perkembangan peralatan medik yang semakin
canggih dan memudahkan para tenaga medis untuk melakukan diagnosa,
perawatan, maupun pengobatan penyakit secara efektif dan efisien.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya
pada bidang kesehatan yang semakin modern, maka sangat dibutuhkan tenaga ahli
elektromedik

yang

professional,

baik

untuk

keperluan

pemasangan,

pengoperasian, pengkalibrasian, maupun perawatan dan perbaikan, sehingga


peralatan elektromedik dapat difungsikan secara tepat guna.
Dalam proses pengadaan tenaga ahli elektromedik seperti yang diharapkan
perlu penanganan, pembinaan, serta pengelolaan secara menyeluruh, terarah, dan
terpadu, hal tersebut perlu didukung upaya mahasiswa sebagai pelaku utama
untuk memajukan proses belajar mengajar. Salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah dengan memberikan pengalaman belajar di lapangan yang sesungguhnya

serta mandiri dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa
dalam bentuk nyata.
Untuk mengembangkan dan merealisasikan semua itu, Program Studi Teknik
Elektro konsentrasi Elektromedik, Fakultas Sains & Teknologi, Universitas
Respati Yogyakarta mewajibkan adanya Praktek Kerja Lapangan II bagi
mahasiswa agar mahasiswa mengerti dan mengetahui secara langsung bagaimana
dunia kerja, berbagai macam dan fungsi peralatan elektromedik serta penanganan
dalam perawatan dan perbaikan. Salah satu alat elektromedik yang dapat
dipelajari pada saat Praktek Kerja Lapangan II adalah Mobile X-Ray.
Alat sinar-X adalah alat yang menghasilkan gelombang elektromagnetik
frekuensi tinggi untuk digunakan dalam diagnostik atau terapi. Alat sinar-X
diagnostik digunakan untuk melihat organ bagian dalam tubuh seperti tulang,
paru-paru, jantung dan sebagainya. Alat jenis ini dapat mendeteksi adanya
keretakan tulang maupun tumor pada jaringan tubuh. Sedangkan Alat sinar-X
terapi digunakan untuk merusak jaringan kanker atau tumor. Alat sinar-X jenis ini
menggunakan tegangan tabung lebih besar dari alat jenis diagnostik yaitu berkisar
dari 400 kV hingga belasan MV.
Ada beberapa jenis alat sinar-X salah satu diantaranya adalah Mobile X-Ray.
Sesuai dengan namanya alat sinar-X mempunyai fleksibelitas yang tinggi karena
bisa dibawa mobile kemana-mana sesuai dengan keinginan dari user yang akan
menggunakan. Alat sinar-X ini biasanya terdapat di ruangan ICU dan UGD yang
membutuhkan diagnosa yang cepat untuk memberi penanganan pada pasien yang
sedang dalam keadaan darurat.

Sinar-X bisa dibagi menjadi 2 sesuai dengan proses terjadinya yaitu Sinar-X
karakteristik dan Sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X karakteristik terjadi jika
proyektil elektron berinteraksi dengan elektron lintasan terdalam atom target
kemudian terjadi ionisasi, atom elektron bagian dalam yang terionisasi tergantikan
elektron pada lintasan terluarnya sambil memancarkan sinar-X karakteristik.
Ketika proyektil elektron mengionisasi atom target pada lintasan K, sehingga
terjadi ketidaksetabilan atom target yang kemudian untuk mencapai kesetabilan
dengan cara mengisi kakosongan elektron pada kulit K yang terionisasi. Transisi
dari lintasan elektron terluar ke lintasan terdalam ini sambil mengemisikan sinarX karakteristik (Bushong, 2001). Sedangkan sinar-X bremsstrahlung ditimbulkan
setelah berkas elektron melintasi medan ini atom dan dipengaruhi oleh gaya tarik
coulom sehingga mengalami perlambatan, pada peristiwa perlambatan tersebut
disertai dengan pembentukan spektrum radiasi sinar-X yang bersifat kontinyu
(Bushong, 2001).

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:


a. Sistem kerja berdasarkan pengamatan pada alat Mobile X-ray ?

1.3.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalahnya yang dikaitkan dengan pengamatan yaitu:
a. Bagaimana menganalisis sistem kerja pada alat Mobile X-Ray HF 16.

1.4.

Tujuan
Tujuan Praktek Kerja Lapangan II dapat dijabarkan menjadi tujuan khusus

dan umum, yaitu :


a. Tujuan Khusus :
1. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan
mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti
mata kuliah Teknik Elektromedik dan sarana kesehatan secara lebih luas.
2. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, konkret, dan edukatif.
3. Menjadi lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan atau dunia kerja secara langsung.
4. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka untuk
mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.

b. Tujuan Umum :
1. Memahami lebih mendalam proses pemeliharaan peralatan Elektromedik
dan sarana kesehatan.
2. Memahami berbagai struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
3. Meningkatkan minat dan perhatian terhadap lapangan pekerjaan yang
harus dihadapi saat telah memasuki dunia kerja.
1.5.

Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan II ini yaitu :

1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang prinsip kerja alat


elektromedik.
2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang blok diagram serta cara kerja
alat elektromedik.
3. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi mahasiswa guna
mendalami masalah-masalah teknik.

1.6.

Metode Pemecahan Masalah


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan

tiga

metode, yaitu :
a. Metode Wawancara
Berdasarkan permasalahan yang diteliti , maka untuk mengumpulkan data
membutuhkan komunikasi (wawancara) oleh mahasiswa terhadap
pembimbing lapangan.

b. Metode Analisis
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara peninjauan
langsung pada alat yang akan diteliti. Peninjauan dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi dan pengamatan langsung pada alat yang
diamati.

c. Metode kearsipan
Metode kearsipan dibutuhkan sebagai pembanding dalam pada alat dari
tiap-tiap generasi yang telah digunakan.

1.7.

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan II, sebagai

berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat,
metode pemecahan masalah, waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja
lapangan II dan sistematika penulisan

BAB II. TINJAUAN PERUSAHAAN


Menjelaskan secara umum sejarah singkat PT. Poly Jaya Medikal, devisi-devisi
yang ada, produk-produk yang dijual, visi misi perusahaan dan juga struktur
organisasi yang terdapat di perusahaan.

BAB III. SISTEM KERJA PADA ALAT MOBILE X-RAY HF 16


Berisi pengenalan alat, teori dasar, prinsip kerja, bagian-bagian alat,

blok

diagram, Standar Operasional Prosedur (SOP), dan pemeliharaan alat secara


umum.

BAB IV. PENUTUP


Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai praktek yang telah dilakukan di
PT. Poly Jaya Medikal

BAB II
PT. POLY JAYA MEDIKAL

2.1. Sejarah PT. Poly Jaya Medikal


PT. Poly Jaya Medikal merupakan salah satu perusahaan terkemuka swasta
nasional yang memproduksi peralatan rumah sakit, yang berdiri sejak tahun 2004,
tepatnya beralamat di Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. PT. Poly
Jaya Medikal memproduksi lebih dari 100 item peralatan rumah sakit. Sejak
berdiri tahun 2004 PT. Poly Jaya Medikal telah mendistribusikan peralatan rumah
sakit hampir di seluruh Indonesia. Peralatan yang telah di distribusikan antara lain
seperti furniture untuk rumah sakit, perlengkapan fasilitas rumah sakit dan juga
alat-alat rumah sakit seperti inkubator maupun alat radiologi selain memproduksi
alat sendiri PT. Poly Jaya Medikal juga mengimport beberapa jenis peralatan
rumah sakit seperti Ultrasonograph ( USG ), Sterilizator, Electro Surgery Unit
( ESU ) dan juga Anasthesi.
Selain memasarkan produk sendiri PT. Poly Jaya Medikal juga
bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang distributor alat
kesehatan, seperti PT. Rajawali. PT Poly Jaya Medikal juga memiliki ikatan
kerjasama dengan BUMN untuk distribusi alat kesehatan kepada rumah sakit
milik Negara. Produk dari PT. Poly Jaya Medikal juga telah tersedia dalam ECatalog peralatan rumah sakit sehingga untuk mengetahui harga dari berbagai alat

yang dijual lebih mudah dan juga untuk proses pemesanan bisa menjadi lebih
mudah dan efisien.
PT. Poly Jaya Medikal telah mendapatkan lisensi produksi dan izin dari
Manistry Of Departement Kesehatan Republik Indonesia. Dan system manajemen
mutu yang telah bersertifikat ISO 9001 dari Komite Akreditasi Nasional dan juga
menjadi satu-satunya perusahaan yang mengantongi izin dari BAPETEN untuk
memproduksi berbagai macam alat radiologi pertama di Indonesia sampai pada
saat ini.
PT. Poly Jaya Medikal memulai memproduksi peralatan beberapa
peralatan rumah sakit. Pada saat ini PT. Poly Jaya Medikal memiliki 5 devisi
antara lain adalah :
1. Hospital Furniture :
Devisi ini mempunyai tanggung jawab untuk memproduksi segala
jenis furniture rumah sakit seperti tempat tidur pasien, meja operasi pasien,
kitchen set, dan laundry set untuk rumah sakit dan juga menangani untuk
pemasangan dan instalasi langsung unutk kitchen set dan laundray set.

2. Fasility :
Devisi ini mempunyai tanggung jawab untuk memproduksi segala
jenis fasilitas penunjang medis rumah sakit seperti Oxygen Generator
yang berfungsi untuk supply untuk alat ventilator dan alat anasthesi,
Incenerator yang berfungsi untuk pembakaran limbah atau sampahsampah medis rumah sakit, dan Central Medical Gas yang biasanya

digunakan untuk mensupply alat yang membutuhkan gas seperti untuk


anasthesi yang membutuhkan gas N2O, udara tekan dan udara dengan
konsentrasi oksigen yang tinggi..

3. Radiologi :
Devisi radiologi atau indoray

ini mempunyai tanggung jawab

untuk proses produksi segala jenis alat radiologi. Alat yang di produksi
antara lain seperti IR 100 D, Mobile X-Ray HF 16, IRT (Indo Ray Table)
dan juga bertanggung jawab untuk pengembangan alat-alat radiologi
sesuai dengan kebutuhan pasar. Indoray juga adalah satu-satunya produsen
di Indonesia yang mempunyai izin untuk memproduksi pesawat sinar-X
dari BAPETEN.

4. Incubator :
Devisi ini mempunyai tanggung jawab untuk memproduksi
incubator. Alat yang di produksi antara lain Incubator Servo, Incubator
Digital Control, dan Incubator Transport.

5. Spesial devision :
Devisi ini mempunyai tanggung jawab untuk memproduksi alat
medis yang termasuk special di PT. Poly Jaya Medikal yaitu Hyperbaric
atau alat untuk terapi oksigen yang diberikan untuk pasien dengan tekanan
atmosphir tertentu sesuai dengan kebutuhan dosis pasien.

10

Sebagai bagian dari kepedulian PT. Poly Jaya Medikal untuk lingkungan
sekitar pabrik dan masyarakat. PT. Poly Jaya Medikal menbangun sekolah
menengah kejuruan dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang kurang
mampu. Selain mendapat beasiswa nantinya lulusan dari sekolah menengah
kejuruan tersebut juga bisa langsung bekerja pada PT. Poly Jaya Medikal
langsung setelah lulus.
2.2. Produk-produk di PT. Poly Jaya Medikal
Berikut adalah produk-produk yang terdapat pada PT. Poly Jaya Medikal
yaitu sebagai berikut :
a. Furniture Rumah Sakit :
1. Hospital Bed
2. Instrumen Cabinate
3. Operating table
4. Food Trolly
5. Linen Trolly
6. Laundray Trolly
7. Tiang infus
8. Oxygen trolly.
9. Gin chair
10. Blue light/phototherapy
11. UV lamp
12. Bed Site Cabinet

11

13. ICU Bed


14. Manual Operating Table
15. Instalasi ruang radiologi
16. Kitchen Set
17. Laundray Set
18. Scub Station
19. X-Ray Barrier
20. Film Dryer.
b. Fasilitas Rumah Sakit :
1. Incenerator
2. Incenerator Portable
3. Oxygen generator
4. Central Medical Gas
c. Alat Kesehatan :
1. Mobile X-ray HF 16
2. IR 100 D
3. IRT ( Indo Ray Table)
4. Incubator cervo
5. Incubator transport
6. Incubator Digital Control
7. Incubator Thermostart
8. Hyperbaric
d. Produk yang di produksi PT. Poly Jaya Medikal telah dilengkapi :

12

1. Register dari Departemen Kesehatan RI


2. Ijin Produksi dan Publikasi
3. Meker dagang Poly Medikal
4. Sertifikasi ISO 9001/2008
5. MUTU Sertification Internacional

2.3. Visi dan Misi PT. Poly Jaya Medikal


Adapun visi dari PT. Poly Jaya Medikal adalah menjadi produsen
peralatan kesehatan kebanggaan Indonesia.
Adapun misi dari PT. Poly Jaya Medikal adalah sebagai berikut :
1. Memproduksi peralatan kesehatan yang berkualitas
2. Memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan
3. Memberdayakan karyawan sebagai aset berharga

2.4. Struktur Organisasi PT. Poly Jaya Medikal


Gambar 2.1. merupakan struktur organisasi yang terdapat pada PT. Poly
Jaya Medikal. CEO adalah pemimpin tertinggi perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab kepada seluruh kegiatan yang berlangsung di perusaaan dari
mulai produksi, pemasaran dan juga untuk penggembangan alat, CEO Poly Jaya
Medikal membawahi beberapa bidang dan devisi antara lain adalah Managing
Director, Deputy Derictor, Admin & Finansial Director, Technical Director,
Marketing Director,

General Affair & HRD,

13

Hospital Furnitur Division,

Radiology

Division, Hospital Fasility Division, Incubator Division, Special

Product Devision.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi


Keterangan tugas-tugas struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Managing Director
Mempunyai tugas untuk bertanggung jawab dengan kegiatan
sehari-hari yang tejadi di dalam lingkungan pabrik juga mengawasi
kegiatan yang di dalam pabrik agar berjalan sesuai dengan prospek
kerja.
2. Deputy Managing Director
Mempunyai tugas untuk membantu tugas dari Managing Director
untuk mengontrol kegiatan di dalam pabrik dan juga menjadi
penanggung jawab jika managing director tidan berada di tempat.
3. Admin & Finansial Director

14

Mempunyai tugan sebagai administrasi segala bentuk berkasberkas yang masuk ke perusahaan seperti order peralatan dan juga
bertanggung jawab untuk finasnsial atau uang yang dihabiskan untuk
biaya produksi atau biaya operasional perusahaan.
4. Techical Director
Mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan peralatanperalatan dan bahan baku alat untuk di produksi agar selalu tersedia
sehingga proses produksi alat tidak mengalami keterlambatan.
5. General Affair & HRD
General Affair mempunyai tugas untuk mengurusi segala bentuk
inventaris yang ada di perusahaan seperti memberi izin untuk
mengeluarkan kendaraan dinas dan juga mempunyai tanggung jawab
untuk memelihara keadaan bangunan perusahaan sedangkan HRD
mempunyai tugas lebih condong ke SDM dari perusahaan yang
mengurusi kariawan baik itu untuk penerimaan kariawan baru maupun
untuk pemberhentian kariwan dan juga kesejahteraan kariawan.
6. Marketing Director
Mempunyai tugas untuk pemasaran produk, seperti melakukan
presentasi produk ke rumah sakit tertentu untuk memberikan
pengetahuan keunggulan produk yang dibuat atau di produksi di
perusahaan. Marketing juga menjadi jembatan pertama antara
konsumen ( Rumah Sakit ) dan juga produsen ( Perusahaan ).untuk
proses pemesanan alat.

15

7. Hospitality Furniture Divison


Mempunyai tugas untuk memastikan produksi berbagai macam
furniture rumah sakit seperti tempat tidur pasien, meja operasi pasien,
kitchen set, dan laundry set dapat di produksi dengan lancar sesuai
dengan target produksi dari perusahaan dan sesuai dengan kualitas
standard yang ada.
8. Hospitality Fasility Division
Mempunyai tugas untuk memastikan proses produksi fasilitas
rumah sakit seperti incinerator dan central medical gas dapat
diproduksi dengan baik sesuai dengan standard dan juga sesuai
dengan target produksi dari perusahaan.
9. Radiology Devision
Mempunyai tugas untuk memastikan proses produksi semua
peralatan radiologi yang diproduksi seperti indoray table, IR 100 D
dan juga IRM HF 16 bisa diproduksi dengan baik dan sesuai dengan
kualitas standard serta sesuai dengan target produksi dan juga tanggug
jawab untuk proses pengemangan dari berbagai alat radiologi sesuai
dengan permintaan pasar.
10. Incubator Devision

16

Mempunyai tugas untuk memastikan proses produksi segala jenis


incubator yang diproduksi dapat selesai dengan standard yang bagus
dan juga sesuia dengan target produksi perusahaan.

11. Special Devision


Mempunyai tugas unutk memastikan proses produksi Hyperbaric
bisa sesuai dengan kualitas standard dan juga dapat menyelesaikan
target produksi dari perusahaan serta juga bertanggung jawab unutk
pengembangan alat.

17

BAB III
X-RAY MOBILE HF 16

3.1. Landasan Teori


3.1.1. Sejarah Sinar X.
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan
jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu
Roentgen bekerja menggunakan tabung Crookes di laboratotiumnya di
Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung.
Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas
hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat.
Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yangdapat lewa.
Roentgen menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang
dapat menembus kertas hitam tersebut.

18

Gambar 3.1. Wilhelm C.Roentgen


Pada saat Rontgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian
sinar katoda beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar
yang terbuat dari barium platino cyanide yang kebetulan berada di dekatnya.
Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendarpun menghilang. Roentgen
segera menyadari bahwa sejenis sinar tak kelihatan telah muncul dari dalam
tabung sinar katoda. Karena sebelumnya sinar tersebut tak pernah dikenal maka
sinar tersebbut diberi nama sinar-X. namun untuk menghargai jasa beliau dalam
menemukan sinar tersebut maka sinar-X juga biasa disebut dengan Roentgen.
Pada saat penelitian nyala cahaya hijau yang dilihat oleh Roentgen
akhirnya diketahui bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang
dipancarkan oleh dinding kaca pada tabung sewaktu electron menabrak dinding
tersebut, sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih
tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan electron itu merangsang atom
pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang

19

gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar-X. sejak saat itu para ahli
fisika telah mengetahui bahwa sinar0x dapat dihasilkan apabila electron dengan
kecepatanyang sangat tinggi menabrak atom.
Dari penemuan yang tidak sengaja tersebut, Roentgen melakukan
penelitian lebih lanjut. Dari penelitian itu beliau mendapatkan bahwa sinar-X
dapan memendar pada berbagai jenis bahan kimia. Sinar-X juga dapat
menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar tampak yang
sudah dikenal pada saat itu. Di samping iti. Roentgen juga bisa melihat bayanga
tulang tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan
tangannya diantara tabung sinar katoda dan layar. Dari hasil penyelidikan
berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini merambat menempuh perjalanan lurus
tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun medan mangnet. Atas jasa-jasa
Roentgen dalam menemukan dan mempelajari sinar-X ini, maka pada tahun
1901 beliau dianugrahi hadiah Nobel dibidang fisika yang untu pertama kalinya
diberikan dalam bidang ini. Penemuan sinar-X ternyata mampu mengantarkan ke
perubahan dasar dalam bidang kedokteran. Dalam kegiatan medik, sinar-X dapat
dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Dengan penemuan sinar-X ini,
informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu
melakukan operasi bedah.

3.1.2. Pengertian Sinar-X

20

Sinar-X adalah bentuk radiasi elektromagnetik yang didefinisikan sebagai


suatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnet.
Sinar-X memiliki panjang gelombang dalam kisaran 10 hingga 0,01 nanometer,
sesuai dengan frekuensi di kisaran 30 petahertz ke 30 exahertz (3 1016 Hz
sampai 3 1019 Hz) dan energi di kisaran 120 eV sampai 120 keV, lebih pendek
panjang gelombang dari sinar Ultra Violet (UV).
Sinar-X tinggi dapat menembus benda padat, dan penggunaan terbesar
digunakan untuk mengambil Gambar bagian dalam obyek dalam radiografi
diagnostik dan kristalografi. Sebaliknya, sinar-X rendah hampir tidak dapat
dikatakan menembus materi sama sekali; misalnya, sinar-X dengan panjang
redaman dari 600 eV (~2 nm) dalam air lebih rendah dibandingkan sinar-X
kurang dari 1 um. Sinar-X adalah bentuk radiasi, dan paparan pengion tersebut
bisa menjadi bahaya bagi kesehatan. Ukuran kemampuan sinar-X pengion
disebut eksposi:
a. Coulomb per kilogram (C/kg) adalah satuan Standar Internasional (SI)
dari paparan radiasi pengion, dan itu adalah jumlah radiasi yang
dibutuhkan untuk membuat satu coulomb muatan masing-masing
polaritas dalam satu kilogram materi.
b. Rontgen (R) adalah satuan lama dari eksposi, yang mewakili jumlah
radiasi yang diperlukan untuk membuat satu unit muatan elektrostatis.

21

3.1.3. Jenis-Jenis Pesawat Sinar-X


Alat sinar-X diagnostik berfungsi untuk mendapatkan citra organ untuk
keperluan diagnosa. Alat sinar-X diagnostik berdasarkan cara penempatannya
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Alat Sinar-X Fixed
Alat sinar-X fixed adalah alat sinar-X yang tidak dapat dipindah
pindahkan. Alat sinar-X jenis ini dapat dipasang pada lantai (floor) atau pada
langit-langit (ceiling). Contoh alat sinar-X fixed ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Alat Sinar-X Fixed


2. Alat Sinar-X Mobile
Alat sinar-X mobile adalah alat sinar-X diagnostik yang dapat dipindahpindahkan. Alat ini biasanya berukuran kecil. Salah satu alat sinar-X mobile
adalah IRM 16 HF yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.

22

Gambar 3.3. Alat Sinar-X IRM 16 HF


Alat sinar-X mobile adalah alat sinar-X yang dilengkapi dengan baterai
charger atau tersambung langsung dengan catu daya listrik, dan roda sehingga
mudah digerakan untuk dibawa ke ruang pemeriksaan pasien. Alat ini
dibutuhkan di ruang atau tempat yang tidak memungkinkan pasien untuk
dibawa ke ruang radiologi. Biasanya alat ini dibutuhkan di ruang Instalasi
Gawat Darurat (IGD), agar apabila sewaktu-waktu dibutuhkan pasien tidak
perlu dibawa ke ruang radiologi.

3.1.4. Jenis- jenis Sinar-X


Sinar-X dapat di bagi menjadi 2 sesuai dengan proses terbentuknya
yaitu sinar-X karakteristik dan sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X karakteristik
terjadi ketika elektron proyektil dengan energi kinetik yang tinggi berinterkasi

23

dengan elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil ini harus
mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk melepaskan elektron pada
kulit atom tertentu dari orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari
orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit yang lebih dalam.
Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal dengan photon sinar-X
karakteristik. Energi photon sinar-X karakteristik ini bergantung pada besarnya
energi elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan elektron dari kulit
atom tertentu dan bergantung pada selisih energi ikat dari elektron transisi
dengan energi ikat elektron yang terlepas tersebut. Sinar-X Karakteristik.
Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron dengan energi kinetik
yang terjadi berinteraksi dengan medan energi pada inti atom. Karena inti atom
ini mempunyai energi positif dan elektron mempunyai energi negatif, maka
terjadi hubungan tarik- menarik antara inti atom dengan elektron. Ketika
elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti atom mempunyai medan
energi yang cukup besar untuk ditembus oleh elektron proyektil, maka medan
energi pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron proyektil.
Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini akan mengakibatkan elektron
proyektil kehilangan energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari elektron
proyektil ini dikenal dengan photon sinar X bremstrahlung.
3.1.5. Sifat-sifat Sinar-X
Sinar-X mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran,
penyerapan, efek fotografik, flouresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu

24

sinar-X tidak dapad dilihat dengan mata, bergerak lurus dimana pergerakannya
sama dengan kecepatan cahaya, tidak bisa difraksikan bersama lensa atau prisma
tetapi bisa difraksikan dengan kisi Kristal. Bisa diserap oleh timah hitam, dapat
dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, memiliki frekuensi
gelombang tinggi.
1. Daya tembus
Sinar x bisa menembus bahan atau massa yang padat bersama daya
tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Semakin tinggi tegangan
tabung ( besarnya KV) yang dipakai, semakin besar daya tembusnya.
Semakin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, semakin besar daya
tembusnya.

2.

Pertebaran
Apabila berkas sinar x melewati suatu bahan atau suatu zat, maka
berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi
sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilewati. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak
pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi dampak radiasi
hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang
tipis.

3. Penyerapan

25

Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau
berat atomnya makin besar penyerapannya
4. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat
atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2
jenis yaitu :
a. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar
x saja.
b. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa
saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after glow).
5. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat
dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
6. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan.
Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

3.1.6. Efek Radiasi Sinar-X


Sinar-X Selain mempunyai dampak baik di ilmu kesehatan untuk
mempermudah proses mendiagnosa pasien yang mengalami penyakit dalam
sehingga tidak diperlukan melakukan operasi terlebih dahulu untuk mengetahui

26

jenis penyakit yang di derita pasien, sinar-X juga memiliki beberapa efek
samping yang merugikan bagi pasien.
Ketika radiasi mengenai tubuh manusia, akan terjadi 2 kemungkinan
yang dapat terjadi : radiasi akan berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya
akan melewati tubuh saja. Jika berinteraksi, radiasi akan dapat mengionisasi atau
dapat meneksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan
kehilangan sebagian energinya. Energy radiasi akan menghilang dan akan
menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang
berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energy yang
terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningktan
vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan
kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan.
Satuan paling dasar dari jaringan bilogis adalah sel. Sel mempunyai inti
sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20 %
senyawa biologis yang kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan,
maka dapat terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal
bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hydrogen. Secara
kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul
penting dalam sel.
DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang
terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta
menggandakan dirinya sendiri. Setidaknya terdapat dua cara bagaimana radiasi
dapat mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi

27

langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi DNA. Kedua,


perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA
berinteraksi dendan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada
DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan
efek biologis yang merugikan misalnya timbulnya penyakit kangker maupun
kelainan genetik yang terjadi pada DNA.
Pada dosis terendah, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat
cepat. Pada dosis yang lebih tinggi (hingga 1Sv), akan terjadi kemungkinan sel
tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan
permanen atau bahkan sel akan mati. Sel yang mati relative tidak akan
berbahaya bagi tubuh karena sel yang mati tersebut akan digantikan lagi oleh sel
yang baru. Namun , sel yang mengalami rusak permanen nantinya akan
menghasilkan sel yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri.
Sel yang abnormal tersebutlah nantinya akan meningkatkan resiko terjadinya
kangker pada manusia akibat radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia tergantung pada seberapa banyak
dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara
akut ( dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit).
Efek radiasi juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu efek deterministik dan efek
stokastik.
Efek deterministik terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat dari
paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang dan pada umumnya timbul dengan

28

waktu tunda yang relatif singkat dibandingkan dengan efek stokastik. Keparahan
efek ini akan meningkat apabila dosis yang diterima semakin besar. Dosis radiasi
yang masih rendah dari pada dosis ambang tidak akan menyebabkan efek
deterministik, sedangkan bila dosisnya di atas ambang maka akan terjadinya
efek ini.
Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama
setelah terkena radiasi, dan pada umumnya tidak akan berakibat fatal. Sebagai
contohnya, katarak dan kerusakan kulit akan terjadi pada beberapa minggu
setelah terkena radiasi 5 Sv atau lebih.
Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema atau kulit akan
menjadi merah, pelepuhan dan akan terkelupas, katarak pada lensa mata,
peradangan akut pari-paru, gangguan proses pembentukan sel sperma, bahkan
sampai sterilitas, gangguan pembentukan sel-sel darah merah, dan gangguan
perkembangan janin dalam kandungan.
Jika dosis radiasi rendah atau diberikan dalam jangka waktu yang lama
(tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel dalam tubuh yang terkena radiasi
akan dapat memperbaiki dirinya-sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan
tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh
sebenarnya mengalami kerusakan dan akibat kerusakan tersebut baru muncul
dalam jangka waktu yang sangat lama ( mungkin bertahun-tahun kemudian) efek
radiasi yang tidak langsung terlihat inilah yang disebut dengan Efek Stokastik.
Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan risiko kanker dan efek
pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak

29

secara serta merta terkait dengan paparan individu. Berdasarkan studi


epidemiologi, kanker kulit di daerah wajah banyak dijumpai pada para
penambang uranium akibat paparan radiasi dari debu uranium yang menempel
pada wajah. Selain itu, karena selama melakukan aktivitasnya para pekerja
tambang juga menghirup gas radon sebagai hasil luruh dari uranium, banyak
pula yang mengalami kanker paru. Kanker tulang banyak terjadi pada pekerja
pabrik jam sebagai akibat dari penggunaan bahan berpendar. Berdasarkan
pengamatan pada para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, leukemia
merupakan efek stokastik tertunda pertama yang terjadi setelah paparan radiasi
seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dengan puncaknya setelah 6-7
tahun. Perubahan kode genetik yang terjadi akibat paparan radiasi akan
diwariskan pada keturunan individu terpapar. Penelitian pada hewan dan
tumbuhan menunjukkan bahwa efek pewarisan dapat terjadi bervariasi dari
ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan
kematian prematur.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas
terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan
dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu
pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang
terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat
berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan
efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.

30

3.2.

X-Ray Mobile HF 16
Alat Mobile X-Ray IRM HF 16 adalah pesawat roentgen yang dibuat di

Indonesia mulai dengan desain dibuat seutuhnya oleh orang-orang Indonesia dan
juga pembuatan kerangka sampai perakitan.

Gambar 3.4. IRM HF 16


3.2.1. Spesifikasi
a. Lingkungan
Tempertur lingkungan
Relatif Humudity
Atmosfire pressure
b. Supply
Tegangan
Frekuensi
c. Generator
Max Power output
kV Range
mAS Range

d. X-Ray Tube
Focal spot

: +10C - +40C
: 30% - 75%
: 86 kPa - 106 kPa
: 220 Volt
: 50 Hz 1%
: 16 kW
: 40 125 kV
: 320 mAS

: 1.0/2.0
31

Target Angle
: 160
Anode Heat Capacity
: 140 KHU
e. User Interface
Display
: 10-Inch
Resolution
: 800 x 600 pixels
APR
: 16 pos, programmable.
f. Serial
Model
: IRM 16 HF
Serial Number
: IRM-16-HF - 1515
3.2.2. Bagian-bagian Alat
1. Power Switch
Sebagai tombol ON/OFF, saklar yang memutus dan menyambung
supply dari PLN ke alat.
2. Hand Switch
Gambar 3.5 Adalah tombol untuk preparasion dan expose alat setelah
mensetting kV, mA, Waktu, Focus, Bucky, AEC, Body Part Selection.
Bagian ini terdapat dua penekanan, untuk tekanan pertama maka rotating
anoda akan bekerja baru kemudian alat bisa di ekspose dengan penekanan
kedua.

Gambar 3.5. Hand Switch


3. Display

32

Display adalah bagian alat untuk menampilkan menu untuk mensetting


kV, mA, Waktu, Focus, Bucky, AEC, Body Part Selection seperti yang
ditunjukkan Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Display Alat


Keterangan :
1. Tombol on/off
2. Layar display kV
3. Layar display mA
4. Layar display mS/mAs error
5. Tombol kV minus (-)
6. Tombol kV plus (+)
7. Tombol mA minus (-)
8. Tombol mA plus (+)
9. Tombol mS/mAs minus (-)
10. Tombol mS/mAs plus
11. Tombol simpan data
12. Tombol fungsi
13. Tombol pilihan posisi/display
14. Tombol pilihan tube tidak dipakai
15. Tombol pilihan focus
16. Tombol pilihan filter
17. Tombol AEC aktif/Off
18. Tombol pilihan posisi AEC
19. Tombol ekspose
4. Hand Switch
33

Gambar 3.7 adalah tombol untuk preparasion dan expose alat setelah
mensetting kV, mA, Waktu, Focus, Bucky, AEC, Body Part Selection.
Bagian ini terdapat dua penekanan, untuk tekanan pertama maka rotating
anoda akan bekerja baru kemudian alat bisa di ekspose dengan penekanan
kedua.

Gambar 3.7. Hand Switch


5. Tube
Gambar 3.8 Adalah bagian Mobile X- Ray dimana terdapat anoda
dan katoda dan tempat terjadinya sinar x yang diakibatkan oleh perbedaan
potensial antara anoda dengan katoda.
Gambar 3.8. Tube

34

6. High Voltage Cable + & High Voltage Cable adalah kabel penghubung tegangan tinggi yang
dihasilkan generator yang akan digunakan untuk proses terjadinya sinar-X
pada tabung. Terdapat dua buah kabel high voltage yaitu kabel untuk anoda
dan kabel untuk katoda sepertidi tunjukkan Gambar 3.9.
(a) Kabel Anoda (+)
(b) Kabel Katoda (-)
Gambar 3.9. High Voltage Cable + & 7. Kolimator

Gambar 3.10 adalah kolimator yang merupakan salah satu bagian


dari pesawat sinar-X yang memiliki fungsi untuk pengaturan besarnya

35

ukuran lapangan radiasi. Kolimator memiliki beberapa komponen yaitu


lampu kolimator, plat timbal pembentuk lapangan, meteran untuk mengukur
jarak dari fokus ke detektor atau ke film, tombol untuk menghidupkan
lampu.
Gambar 3.10. Kolimator
8. Generator

Generator adalah bagian terpenting dari alat mobile x-ray yang


mempunyai fungsi untuk memberikan supply tegangan untuk tabung anoda
dan juga katoda sehingga bisa terjadinya proses pembentukan sinar-X
seperti ditunjukkan Gambar 3.12.

36

Gambar 3.11. Generator


3.2.3. Blok Diagram Alat
Blok diagram alat Mobile X-Ray 16 HF dapat dilihat pada Gambar 3.13
dibawah ini :

Gambar 3.12. Blok Diagram

Keterangan pada Gambar 3.12 :


1. PLN adalah sumber tegangan yang digunakan oleh alat
2. Power supply untuk membagi tegangan ke bagian-bagian alat
3. Mikrokontroler adalah bagian alat yang berfungsi untuk memberi perintah
kebagian lain alat untuk berkerja sesuai dengan settingan user
4. Main contactor adalah bagian alat yang berfungsi untuk mengalirkan
tegangan ke bagian-bagian alat
5. Handswitch adalah bagian alat yang digunakan untuk expose

37

6. Console/display adalah bagian alat yang menampilkan informasi alat dan


juga untuk setting alat sebelum digunakan
7. Filament adalah bagian alat yang berfungsi untuk meneruskan tegangan ke
bagian katoda dari tube
8. Motor driver adalah bagian yang berfungsi untuk mengatur putaran rotor
9. Rotor adalah bagian alat yang berputar di dalam tube yang akan
menyebabkan anoda berputar
10. Filter adalah bagian alat yang berfungsi untuk menyaring noise-noise
tegangan sebelum masuk ke bagian inferter
11. Inferter AC/DC adalah bagian alat yang berfungsi untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC sehingga bisa tersimpan di kapasitor
12. Capasitor adalah komponen alat yang berfungsi unutk menyimpan
tegangan DC yang akan digunakan untuk menghasilkan sinar-X
13. DC contactor adalah bagian alat yang berfungsi unuk meloloskan tegangan
DC setelah handswitch tekanan kedua ditekan
14. Inferter DC/AC adalah bagian unuk merubah Tegangan DC menjadi
tegangan AC frekuensi tinggi yang nantinya akan dikirim ke anoda
15. Tube adalah tempat terjadinya sinar-X yang diakibatkan oleh beda
potensial antara anoda dengan katoda
Penjelasan Blok Diagram pada Gambar 3.12 :

38

Ketika pesawat di on-kan , maka tegangan PLN akan masuk ke Power


supply dan akan menuju ke filter untuk disaring noise-noise dari tegangan PLN
kemudian akan menuju ke inferter untuk diubah yang tadinya tegangan AC
menjadi tegangan DC untuk penggisian kapasitor sebesar 670 volt dalam waktu
60 detik. pada proses pengisian display belum bisa digunakan dan display akan
tertampil seperti pada Gambar 3.13
Gambar 3.13. Display
Setelah selesai maka, user bisa mengatur tegangan kV dan mAs sesuai
dengan kebutuhan kemudian sinyal dari display/console akan di kirim menuju ke
mikrokontroler yang nantinya akan pemerintahkan main kontaktor untuk
meloloskan tegangan ke anoda dan katoda (filament) pada saat penekanan
pertama handswitch maka mikro akan memerintahkan main contactor untuk
meloloskan tegangan menuju ke filament sehingga filament akan menyala dan
akan menimbulkan awan-awan elektron. selain itu main kontactor juga akan
meloloskan tegangan menuju ke motor driver sehingga rotor akan berputar
sekaligus akan memutar anoda dalam tabung setelah filament dan rotating anoda

39

bekerja maka mikro akan mengirimkan sinyal untuk di tampilkan di display


untuk memberi isyarat bahwa penekanan handswith kedua sudah dapat dilakukan.
ketika penekanan handswitch kedua maka mikro akan memerintahkan main
kontactor meloloskan tegangan ke DC kontactor sehingga, tegangan DC yang
sudah tersimpan di dalam kapasitor akan mengalir menuju ke inferter kembali
untuk diubah dari DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi tinggi selanjutnya
akan menuju ke HTT atau trafo tegangan tinggi untuk dikuatkan tegangannya
kemudian tegangan akan disearahkan kembali menjadi tegangan DC dan menuju
ke Rotating Anoda yang nantinya akan menyebabkan perbedaan potensial antara
filament dengan rotating anoda sehingga akan terjadi penarikan elektron-elektron
dari filament menuju ke rotating anoda dan akan mengakibatkan sinar-X terjadi.
3.2.4. Pengoperasian Alat
Berikut ini adalah beberapa langkah untuk mengoperasikan alat Mobile XRay 16 HF :
1. Menekan tombol switch on yang ditunjukkan oleh anak panah merah pada
Gambar 3.14 dibawah ini

Gambar 3.14. Display awal

40

2. Mengatur kV, mA, dan juga mAs

Gambar 3.15. Setting


Pengaturan kV
Klik tombol kV plus atau tombol kV minus , untuk merubah nilai
setting kV , perubahan per-step adalah 1 kV. Tekan dan tahan tombol
minus atau plus akan merubah nilai setting kV secara cepat. Rentang
pengaturan nilai kV antara 40 120 kV.
Pengaturan mA
Klik tombol mA plus atau tombol mA minus , akan merubah nilai
mA bertambah atau berkurang, nilai mA setiap step sudah di setting
sebelumnya pada saat setting generator. Tekan dan tahan mA plus atau

41

minus akan merubah nilai mA secara cepat. Rentang pengaturan nilai mA


adalah sebagai berikut :
a. Presetting

arus

tabung

mA

pada

Fokus

kecil

pada

fokus

besar

1620253240506380
b. Presetting

arus

tabung

mA

100125160200
Pengaturan mAs
Klik mAs terlebih dahulu unuk mengubah ke settingan mAs.
Perubahan nilai mA adalah 1 mA/step. setiap parameter telah diisikan
didalam generator ,click tombol mAs minus akan mengurangi nilai
mAs . Tekan tombol dan tahan untuk merubah nilai mAs secara cepat.
Rentang pemilihan nilai mAs adalah sebagai berikut :0.5, 1, 1.2, 1.6, 2,
2.5, 3.2, 4, 5, 6.3, 8, 10, 12, 16, 20, 25, 32, 40, 50, 63, 80, 100, 125, 160,
200, 250, 320
Agar operator dapat secara cepat melakukan setting parameter , telah
disediakan sistem APR ( automatic programable Radiography ) dapat disimpan
48 setting parameter radiography . Terdapat 12 kombinasi posisi radiography
yang dapat membentuk 48 nilai setting APR. Berikut ini adalah langkah-langkah
untuk memilih APR :
1.

Klik POS terdiri dari 2 pilihan yaitu Lat ( lateral ) atau AP (anterior
posterior) untuk arah radiography.

2.

Klik FORM terdiri dari 4 pilihan yaitu gemuk, sedang, kurus dan anakanak

42

3.

Klik PART terdiri dari 6 pilihan yaitu head, chest belly, butt, hand dan
leg. Tombol yang telah dipilih operator nantinya akan menyala lebih
terang. tampilan consule kondisi eksposi APR. diperlihatkan pada Gambar
3.16.

Gambar 3.16. APR


3.2.5. Pemeliharaan
1.

Ruang mesin harus bersih,


kering dan berventilasi untuk bernapas bebas, menghindari suhu

2.

tinggi, peralatan harus menghindari sinar matahari langsung.


Kaca pada Tabung X-ray
rapuh, dan mahal, harus sangat berhati-hati dalam proses operasi,
lindungi dari benturan

3.

Silicon Gel di soket tegangan


tinggi harus diganti secara berkala, dan silicon gell dalam
menghubungkan komponen harus diganti setidaknya dalam 2 tahun
sekali, dan Silicon Gel pada sisi X-ray tube komponen harus diganti
tidak lebih dari setengah tahun sekali, atau lebih sering pada musim

43

panas, harap memperhatikan untuk pemeriksaan dan mengganti


secara teratur.
4.

Panas dari komponen tabung


X-ray akan tinggi saat bekerja, minyak trafo akan menurun
fungsinya, sehingga dalam lima tahun harus diganti minyak
transformator dan bagian karet.

5.

Hindari
tangki minyak

membuka

tutup

tegangan dan katup ekspansi untuk mencegah

minyak transformator menjadi lembab atau debu, sehingga


mengurangi kinerja isolasi HV.; Jika terjaga dengan baik dan
keadaan normal maka minyak isolasi transformator bisa berumur > 5
tahun.
6.

Tidak menggunakan X-ray


tube dalam waktu yang lama, harus dikondisikan dengan benar
sebelum digunakan kembali.

7.

Memeriksa komponen listrik


dan sambungan-sambungan kabel secara teratur ( pada komponen
pembangkit dan tabung X-Ray kecuali bagian-bagian internal),

8.

kencangkanlah bagian-bagian yang longgar.


Memperhatikan

resitansi

power supply, ( drop tegangan catu daya ) apakah berubah, untuk


9.

memastikan peralatan memenuhi persyaratan pasokan listrik.


Memeriksa
perangkat
grounding secara teratur, pastikan kawat komponen grounding yang
aman dan dapat diandalkan.

44

10.

Saat

Power

on,

jangan

lakukan pembersihan-pembersihan . Sebelum membersihkan ,


matikan aliran listrik terlebih dahulu.

11.

Membersihkan bagian dalam


amati terlebih dahulu semua komponen utama dengan hati-hati,
periksalah apakah bisa menyebabkan korsleting atau menyebabkan
kendur. Bisa menggunakan sikat kering untuk membersihkan
internal jika terlalu banyak debu.

12.

Memeriksa

semua

sambungan sirkuit apakah aman, Socket longgar, dan periksa apakah


penutup kabel terkelupas atau tergores.

13.

memeriksa kondisi koneksi

kabel Grounding utama di dalam generator x-ray, gunakan phase


kecil dari multimeter untuk mengecek antara koneksi dengan ground.
Apakah sudah memenuhi persyaratan.

14.

Mengukur tegangan listrik,

dan periksa apakah memenuhi persyaratan kebutuhan pesawat sinarX

15.

Dengan

menggunakan

multimeter untuk mengukur antara + kV, - kV dan GND masingmasing, resistansi harus 12 k; Nilai resistansi antara-mA dan GND
harus 500 .

16.

Untuk tangki minyak periksa

dengan hati-hati dan pastikan hal-hal sebagai berikut:

Tidak ada kebocoran oli


45

Silicon Gel pada soket tegangan tinggi harus sangat bersih;


Pengunci kabel tegangan tinggi masih dalam keadaan baik.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di PT. Poly Jaya Medikal dengan
mengambil pokok bahasan Alat Mobile X-Ray 16 Hf , dapat disimpulkan :
a. Mobile X-Ray 16 HF memiliki cara kerja dengan metode frekuensi tinggi
dimana tegangan listrik pertama-tama akan diubah menjadi tegangan DC
dan akan tersimpan di dalam kapasitor yang selanjutnya akan diubah
menjadi tegangan AC frekuensi tinggi dan dikuatkan oleh trafo tegangan
tinggi selanjutnya akan disearahkan kembali menjadi DC sehingga
menjadi sinar-X.
b. Mobile X-Ray 16 HF adalah alat radiologi yang kegunaanya sangat
fleksibel sehingga memudahkan untuk digunakan dan juga membutuhkan
daya yang relatif sedikit karena mengusung teknologi high frekuensi.
c. Alat sinar-X mobile merupakan alat kedokteran untuk keperluan
diagnostik yang menggunakan sinar-X.

46

d. Bagian pada alat Mobile X-Ray adalah

seperti micropcontroler,

pembangkit tegangan tinggi, tabung sinar-X, kolimator, keypad,


inferter dan handwitch.

4.2. Saran
Saran saran yang dapat disampaikan setelah Praktek Kerja Lapangan
(PKL) II di PT. Poly Jaya Medikal :
1. Pada saat melakukan PKL di suatu instansi hendaknya mahasiswa harus
bisa bekerja sama dengan baik antara satu dengan yang lainnya.
2. Dalam melakukan PKL kita harus benar-benar mempersiapkan alat-alat
keperluan penunjang untuk PKL agar pekerjaan yang di bebankan bisa
terlaksana dengan cepat serta efisien dan tidak sampai membuang-buang
waktu.
3. Bimbingan dari instruktur dan pembimbing PKL II merupakan hal yang
penting, karena instruktur dan pembimbing dengan berbagai pengalaman
kerja selama di lapangan dapat membantu mahasiswa menambah ilmu
pengetahuan dan motivasi untuk mahasiswa.

47

You might also like