You are on page 1of 21

Sistem Peraga Digital

Digital vs Analog

• Diskrit •Kontinyu
• Menggunakan •Menggunakan
lampu indikator jarum meter
•Resolusi tinggi
• Resolusi terbatas
•Tidak harus linier
• Harus Linier
Sistem Digital
• Didasarkan pada dua keadaan : ON dan OFF
(biner : 1 dan 0)
• Diindikasikan dengan Nyala dan Mati nya
lampu.
• Memerlukan rangkaian gerbang logika
sebagai pengolah sinyal.
• Untuk pengukuran besaran analog,
diperlukan konverter analog ke digital (ADC)
Peraga Digital
• Lampu indikator : menggunakan komparator
(OpAmp)
• Seven Segment Display (peraga tujuh ruas):
menggunakan Digital Voltmeter (DVM) atau
Pencacah (Counter)
• Dot matrik : menggunakan mikrokontroler
• Layar monitor: berbasis komputer
Lampu Indikator
• Susunan lampu yang membentuk baris untuk
mendapatkan efek dot atau bar (contoh : VU
meter digital)
• Menggunakan komparator sbg pengubah
analog ke digital atau menggunakan IC
khusus
Seven Segment Display
• DVM dg peraga LED atau LCD : untuk
pengukuran besaran analog.
• Pencacah: untuk pengukuran jumlah,
frekwensi, kecepatan
DVM (Digital Voltmeter)
• pengukur tegangan berperaga digital
• Skala maksimum tergantung pada jumlah digit:
– 3.5 dan 4.5 = 2000 mV = 2 Volt
– 3, 4, 5 digit = 1000 mV = 1 Volt
Resolusi
• Tergantung jumlah cacahan:
3,5 digit = 1999 = 2000
4,5 digit = 19999 = 20000
5 digit = 99999 = 100000
8 digit = 99999999 = 1000000000
• Resolusi = skala maks/jumlah cacahan
Contoh:
1. DVM 4,5 digit digunakan untuk
mengukur tegangan dengan skala
maksimum 200 Volt. Tentukan resolusi
alat ukur tersebut.
Cacahan = 20000
Skala maksimum = 200 Volt
Resolusi = 200/20000 = 0,01 Volt
1. DVM 4 digit akan digunakan untuk
mengukur suhu dalam range 0 – 100
Celsius. Tentukan resolusinya!
Cacahan = 10000
Skala maksimum = 100 C
Resolusi = 100/10000 = 0,01 C
Pencacah (Counter)
• Mencacah pulsa digital : increment
• Jumlah cacahan tergantung jumlah digit
• Contoh penggunaan : Odometer, pengukur
kecepatan (spedometer), frekwensimeter,
kecepatan aliran, pengukur waktu, dsb.
Roda, keliling = 1 m
reedswitch

magnet

ODOMETER
IN

4 digit BCD Counter


RESET

Keliling roda = 1 meter, jumlah magnet = 1, berarti


setiap putaran menghasilkan satu pulsa shg
menghasilkan satu cacahan. Jadi resolusinya = 1
meter.
• Jika magnet sebanyak 10 buah dipasang
secara merata ke seluruh lingkaran roda
pada contoh di atas, berapa jadinya resolusi
odometer?
Satu putaran roda = 1 meter menghasilkan 10 pulsa,
sehingga 1 cacahan menunjukkan 1/10 meter = 10
cm.
• Jika roda berputar dengan kecepatan 30
putaran per menit (30 RPM), berapa jumlah
cacahan setiap detik ?
Dalam 1 menit menghasilkan 30 x 10 pulsa = 300
cacahan, berarti dalam 1 detik = 300/60 = 5
cacahan.
Pengukuran frekwensi
• Frekwensi = jumlah cacahan per satuan
waktu
• Dibutuhkan rangkaian pewaktu untuk
membatasi masukan dan mereset
• Aplikasi : pengukuran kecepatan, RPM,
mengukur besaran analog melalui V/f
konverter
Input frekwensi
IN

4 digit BCD Counter


Pewaktu RESET

t detik

pw1

pw2

Gerbang AND akan menghalangi input frekwensi ketika input pw1


berlogika 0.
Ketika pw1 berlogika 1 selama t detik frekwensi akan masuk ke
input pencacah, dan pencacahan berlangsung dimulai dari 0
setelah direset oleh pw2.
Hasil cacahan harus kurang dari 9999 agar tidak kembali ke 0
Frekwensi terukur = cacahan/t dalam satuan Hz.
Untuk t = 1 detik, maka hasil cacahan langsung menunjukkan nilai
dalam satuan Hz.
Contoh:
• Roda mobil memiliki keliling 150 cm, terpasang sensor
yang menghasilkan pulsa sebanyak 15 buah setiap satu
putaran. Buat rangkaian pencacah dan pewaktu agar dapat
menampilkan kecepatan mobil dalam satuan km/jam !

Setiap pulsa = 150/15 = 10 cm


1 km/jam = 100000 cm/jam = 10000 pulsa/jam = 10000/3600 pulsa/det
= 1 pulsa /0.36 detik
Jadi besarnya t dari pewaktu pw1 adalah 0,36 detik.
Misalnya dalam waktu 0,36 detik tersebut tercatat hasil cacahan 25 berarti
ada 25 pulsa = 250/0,36 cm/det = 25 km/jam (sesuai!).
• Anemometer digital
V, m/s Kel = 2 π r

Lampu

LDR
Piringan
R

LDR

Input frekwensi
IN

LDR 4 digit BCD Counter


Pewaktu RESET

t detik

pw1

pw2
• Jika keliling = 50 cm, tentukan jumlah lubang pada
piringan agar pencacah dapat menampilkan nilai kecepatan
angin dalam satuan m/s pada pewaktu t = 0,1 detik.
– Dalam 0,1 detik harus ada 1 pulsa.
– Karena keliling = 50 cm, maka jarak 1 meter diperoleh dari dua kali
putaran. Untuk kecepatan angin 1 m/s didapat 2 putaran per detik.
– Karena pewaktu = 0,1 detik maka harus ada sebuah pulsa, sehingga 1
pulsa per 0,1 detik = 10 pulsa/detik = 10 pulsa per 2 putaran = 5
pulsa/putaran
– Jadi jumlah lubang = 5 buah yang dipasang dengan interval 90o.
– Misalnya terbaca 13, berarti dalam 0,1 detik ada 13 pulsa, berarti dalam
1 detik ada 130 pulsa yang identik dengan 130/5 = 26 putaran per detik;
karena keliling = 0,5 m ; maka 26 putaran per detik identik dengan 13
m/detik (sesuai !)
Pengukuran besaran analog
• Diperlukan pengubah analog ke frekwensi menggunakan
rangkaian multivibrator astabil.

Vcc
R1 4 8
7
6 3 Input frekwensi
R2 NE555 IN

2
4 digit BCD Counter
Pewaktu RESET
C 5 1
t detik

pw1

pw2

T = th + tl
= 0,6931(R1+2R2)C
f = 1/T
• Contoh penerapan:
– Pengukuran suhu dg NTC (perubahan R)
– Pengukuran RH, kadar air, tinggi permukaan air dengan
prinsip kapasitansi (perubahan C)

You might also like