You are on page 1of 8

ANALISA BANGUNANAN

TATANAN MASSA
Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu site,yang ditata
berdasarkan zona dan tuntutan lain yang menunjang Tata letak massa bangunan ini disamping
berdasarkan zonasi, juga harus dibuat berdasarkan alur sirkulasi yang saling terkait. Massa
sebagai
elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk bangunan dan vegetasi; kedua duanya baik
secara individual maupun kelompok menjadi unsur pembentuk ruang out door.

Denah, Konsep dan Gubahan Massa Desain Renovasi Rumah Bapak Susanto,
Kalimanah, Purbalingga

Berdasarkan data-data yang kami dapat di lapangan, data-data dari bapak Santo dan analisa
desain, berikut adalah Konsep Desain Renovasi Rumah yang kami tetapkan :
1. Aspek Lingkungan
Yang di maksud aspek lingkungan adalah : pedoman/pijakan atau dasar dalam desain rumah
sehingga adanya penyesuaian dalam berbagai segi terhadap lingkungan tapak dalam
melokasikan bangunan rumah ini. Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan, maka dapat
diambil sebagai
dasar-dasar sebagai berikut :

Memanfaatkan ruang-ruang jalur sirkulasi kendaraan yang merupakan jalur utama ke


arah Purbalingga sebagai arah orientasi utama bangunan rumah.

Mengakomodasi bentuk desain rumah yang menyesuaikan dengan bangunanbangunan di sekitarnya. Dan, bangunan pengembangan Klinik Bersalin yang akan
datang menjadi 'vocal point' dikarenakan lokasi lahan sangat strategis dari sisi bidang
usaha.

2. Aspek Tapak
a. Orientasi Bangunan
Dalam menentukan desain rumah, orientasi bangunan ini berpijak pada pemikiran-

pemikiran :

Menghindari orientasi bangunan ke arah matahari terbenam, yaitu ke arah Barat


karena kurangnya sehat efek sinar matahari terbenam terhadap penghuni. Ini terlihat
dengan sedikitnya bukaan-bukaan (jendela) ke arah Barat.

Orientasi bangunan untuk ruang-ruang private seperti ruang tidur adalah ke arah
Timur, karena sinar matahari terbit adalah sehat untuk penghuni rumah. Akan tetapi
ketika siang hari yaitu jam 11.00 ke atas akan terasa panas, hal ini sudah di antisipasi
dangan adanya pohon-pohon rindang pada sisi Timur tapak.

Mengutamakan orientasi bangunan rumah ke arah ruang-ruang terbuka, untuk


mendapatkan pandangan yang bagus baik dari tapak atau menuju tapak, yaitu ke arah
Timur dan Utara.

Berusaha membuat orientasi bangunan rumah yang ke arah depan memberi kesan
"selamat datang" (menerima) yang kesan tersebut juga dimiliki oleh rumah-rumah
sekitar.

b. Pencapaian, Sirkulasi dan Zoning dalam Tapak.


Dasar-dasar desainnya adalah :

Memisahkan sirkulasi antara tamu dan penghuni, dengan adanya pintu masuk ruang
tamu dan pintu masuk samping dan pintu garasi.

Begitu pula pengembangan yang akan datang dengan adanya Klinik Bersalin,
menjadikan area klinik sebagai area publik.

Memisahkan sirkulasi untuk service (kegiatan pelayanan) di sisi Utara dan sirkulasi
penghuni di sisi tengah ruang rumah yang terpusat di ruang-ruang semi publik seperti
ruang keluarga, ruang makan dan pada bagian lantai atas rumah.

Zoning dalam tapak terbagi menjadi beberapa area ; Zoning Publik pada sisi depan
(timur) tapak yang memang merupakan area akses dari depan (jalan) oleh publik.

Zoning Private yaitu terletak di area Ruang Tidur Utama dan Ruang Tidur Anak pada
sisi selatan rumah dan lantai atas. Zoning Service adalah pada sisi Utara dan Selatan
seperti pada ruang-ruang Garasi, Dapur, Kamar Mandi, Ruang Cuci, Ruang Setrika
dan Area Jemur. Zoning Semi Publik seperti Ruang Makan, Ruang Keluarga, dan
Teras Dalam yang menghadap ke taman. Zoning Pengembangan Klinik di area Utara
dan Timur sesuai permintaan Bapak Santo.

3. Aspek Bangunan
a. Bentuk Bangunan

Berusaha mengekspresikan citra penghuni sejauh yang kami kenal.

Sesuai dengan fungsi-fungsi di dalam bangunan rumah, yang dibagi menjadi :

* Ruang-ruang Private dan Semi Publik seperti Ruang Tidur, Ruang keluarga, dsbnya
orientasi lebih banyak ke dalam tetapi tidak menutup kemungkinan bentuk yang
berorientasi keluar untuk mendapatkan pandangan yang menyenangkan dan udara yang
menyegarkan.
* Ruang-ruang Service (Pelayanan) lebih banyak berorientasi ke dalam.
* Ruang-ruang Publik seperti Ruang Tamu berorientasi ke area umum yaitu ke arah jalan.

b. Komposisi / Gubahan Massa

Berusaha menyesuaikan bentuk bangunan dengan lingkungan sekitar bersamaan pula


memberikan karakter khusus pada bentuk bangunan rumah.

Untuk ruang-ruang Private dan Service dengan bentuk kemiringan atap yang
mengarah ke Timur - Barat yang memberi respon terhadap arah tersebut yang
dipengaruhi oleh orientasi jalur edar matahari.

Untuk Ruang Publik kemiringan atap ke arah jalan untuk memberi kesan "menerima",
terkhusus pada bentuk atap Teras Depan yang kemiringan terbuka ke depan lebih
memberi kesan "selamat datang". Bentuk ini mengadopsi sedikit gaya arsitektur
'minimalis Bali' , yang mudah-mudahan ini mencerminkan karakter penghuni.

Di samping Utara Teras Samping terdapat bentuk massa yang agak menjulang sebagai
"sclupture" batu alam. Bentuk ini diharapkan sebagai "point of interest" atau "vocal
point" yang menjadi pusat komposisi bentuk-bentuk massa bangunan yang lainnya.

Bentuk massa kotak pada ruang Kamar Mandi di sisi Timur adalah bentuk yang
menyeimbangkan dengan bentuk massa menjulang di sisi Utara tersebut di atas.

c. Struktur, Konstruksi dan Bahan Bangunan.

Sistem Struktur dan Konstruksi yang dipakai adalah sistem struktur keumuman
masyarakat Indonesia dalam membuat rumah yaitu sistim rangka kaku beton
bertulang, pondasi lajur, dan rangka atap miring 35 derajat. Terkhusus area-area
tertentu dengan kemiringan atap 10 derajat.

Bahan Bangunan

* Mencerminkan suasana alam Tropis Indonesia, seperti batu alam, genteng, dsbnya
* Tahan terhadap cuaca dan pemeliharaan yang mudah dan murah, disamping mudah di
dapat walau di pelosok daerah.
* Mencerminkan karakter penghuninya.
* Memperhatikan faktor-faktor kenyamanan dan kenikmatan bagi penghuni.

Modul

Memakai modul 3 meter antar kolom struktur untuk mendapatkan bentang struktur yang
optimal.

4. Aspek Ruang
a. Ruang Dalam
Dasar-dasar desain ruang dalam rumah :

Kesatuan organisasi kegiatan.

Mempermudah hubungan antar kelompok kegiatan yang terdiri dari Publik, Semi
Publik, Private dn Service (Pelayanan).

Adanya saling keterkaitan antar kelompok kegiatan sehingga terjadi saling


menunjang, memperkuat dan memperlancar dari fungsi-fungsi kegiatan tersebut.

Berusaha memberi ukuran dan standar ruangan yang layak, tanpa mengindahkan
masalah-masalah psikologis, privacy dan karakternya.

b. Ruang Luar

dibagi 2 macam :

Yang terbentuk karena komposisi massa bangunan, yaitu meletakkan massa bangunan
di sisi Selatan Barat tapak sesuai letak bangunan lama, sehingga ruang luar lama
masih terjaga keberadaannya.

Yang terbentuk karena pola penghijauan (landscaping), yaitu :

* Memberi suasana teduh atau kesegaran dan alam tropis Indonesia.


* Merupakan faktor atau elemen pengikat massa bangunan.
* Sebagai pemisah atau pembatas sirkulasi yang sifatnya mengarahkan tanpa disadari.

5. Hal-hal Khusus
Ada beberapa hal khusus yang ingin kami sampaikan di sini, antara lain :

Desain kamar mandi yang kompak dan efisien dengan perlengkapan shower
(pancuran air) tanpa bak untuk mandi. Desain ini adalah dengan tujuan penghematan
air dan tidak repot setiap waktu untuk menguras bak kamar mandi.

Desain Kamar Mandi Utama dapat diakses melalui Ruang Tidur Utama yaitu ada dua
di lantai bawah dan atas. Desain ini kami usulkan untuk lebih terjaganya privacy
pemilik rumah sebagai suami - istri. Dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan untuk
diketahui anak-anak berkaitan dengan muamalah suami istri.

Adanya Teras Dalam di depan Ruang Keluarga adalah usulan kami, kami memandang
bahwa sangat di sayangkan tapak yang begitu luas hijau menyegarkan bila tidak dapat
di nikmati oleh penghuni rumah. Dengan adanya teras ini, sangat nikmat bila kita
duduk-duduk di teras ini sambil menikmati pandangan ke arah Taman dan Kebun
ditemanin secangkir kopi atau teh hangat sambil bercengkrama bersama keluarga.Tapi
kalau bapak tidak setuju, kamipun siap meniadakan.

Area Pengembangan untuk Klinik Bersalin, kami rencanakan tampak bangunan


dengan orientasi tepat menghadap ke jalan. Pertimbangannya adalah, agar merespon

posisi jalan karena memang fungsi bangunan merupakan usaha jasa pelayanan yang
akan memberi kesan menerima dan siap melayani

Adanya Void (lubang) antara Ruang-ruang Lantai Atas dan Ruang-ruang Lantai
Bawah yang terletak di pusat rumah, sebagai wahana ruang komunikasi secara visual
dan suara antara Atas dan Bawah. Sehingga, tidak ada sekat pemisah secara psikologis
antara Atas dan Bawah.

Void ini juga menimbulkan kesan luas di dalam ruangan, memudahkan orientasi view
(pandangan) ke arah ruang taman terbuka di sisi Utara yang akan memasukkan
suasana segar ke

ruang-ruang di dalam rumah.

Adanya ventilasi atas di atas lorong antara Ruang-rang tidur di lantai bawah, agar
sirkulasi udara lancar di area tersebut. Ventilasi tersebut juga sebagai masuknya
cahaya, sebagai ganti jendela lama ke arah ruang jemur yang sekarang sudah tertutup
Ruang tidur yang digeser ke arah Selatan, karena dikhawatirkan area ini menjadi
gelap.

Ruang Tangga akan dilengkapi dengan jendela-jendela artistik dengan orientasi ke


Utara dan Timur, dimana ketika menuruni tangga sambil menikmati pemandangan
luar dan void dalam yang menjadi pusat rumah.

You might also like