You are on page 1of 16

LAPORAN FISIKA EKSPERIMEN 2

TOMOGRAFI TAHANAN JENIS LISTRIK

Disusun Oleh :
Nama

: 1. ALFINA ROSIDA

H1E013047

2. IMAM AMARULLAH

H1E013051

3. DINDA MEIDIASYIH

H1E013052

Hari / Tanggal

: Rabu, 11 Mei 2016

Asisten

: Rapli

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PURWOKERTO
2016

TOMOGRAFI TAHANAN JENIS LISTRIK

Oleh
Alfina Rosida, Imam Amarullah, Dinda Meidiasyih
ABSTRAK
Praktikum tomografi tahanan jenis listrik bertujuan melakukan pengukuran tomografi
tahanan jenis listrik tanah dan batuan serta melakukan pemodelan untuk
menginterpretasi sebaran resistivitas struktur batuan bawah permukaan secara dua
dimensi. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan susunan elektroda
konfigurasi Wenner dengan jarak elektrodanya a diubah-ubah yaitu 2m, 4m, 6m, 8m,
dan 10m. Diperoleh data nilai beda potensial (V) dan arus listrik (I), data ini
kemudian diolah sehingga menghasilkan nilai resisitivitas semu (). Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan paket program RES2DINV dengan variabelnya yaitu
datum point, jarak antar elektroda, dan nilai resistivitas semu, dengan hasil
pengolahan berupa pemodelan struktur bawah permukaan di area belakang kampus
biologi . Jarak antar elektroda a, jika a nya semakin besar maka semakin dalam pula
resistivitas yang diukur di bawah permukaan. Dari pemodelan itu diketahui bahwa
dibawah permukaan terdapat 2 lapisan yaitu lapisan lempung dan lapisan tanah
penutup.
Kata kunci: tomografi tahanan jenis listrik, konfigurasi Wenner, RES2DIV
ABSTRACT
Practical electrical resistivity tomography aims to take measurements of electrical
resistivity tomography soil and rock as well as doing modeling to interpret the
resistivity distribution of subsurface rock structures in two dimensions. Practicum is
performed using the Wenner electrode arrangement configuration with a spacing of
the electrodes is altered 2m, 4m, 6m, 8m and 10m. Data obtained by the value of the
potential difference (V) and electric current (I), the data is then processed to
produce a pseudo resisitivitas value (). Data processing was performed using the
program package RES2DINV with variables that datum point, the distance between
the electrodes, and the apparent resistivity values, the processing results in the form
of modeling the subsurface structure in the area behind the campus biology. The
distance between the electrodes a, if its a bigger then getting in anyway resistivity is
measured below the surface. From modeling it is known that there are two layers
below the surface of the layer of clay and overburden.
Keywords: electrical resistivity tomography, Wenner configuration, RES2DIV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam bumi sangat banyak kandungan sumber daya alam yang diperlukan
oleh manusia seperti migas, geothermal, mineral, air tanah dan sebagainya. Untuk
mengetahui isi kandungan tersebut diperlukan metodologi dan alat ukur yang dapat
mengukur parameter-parameter fisika yang berasosiasi dengan keberadaan sumber
daya alam tersebut. Salah satu metode Geofisika adalah metode Geolistrik atau
resistivity. Prinsip dasar metode ini adalah mempelajari variasi harga resitivitas
batuan bawah permukaan yang berasosiasi dengan sumber daya alam. Parameter
resistivitas diperoleh dengan mengukur arus yang diinjeksikan ke dalam bumi dan
mengukur beda potensial yang ditimbulkannya. Geolistrik merupakan salah satu
metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana
cara mendeteksinya di dalam bumi dan bagaiman cara mendeteksinya di permukaan
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik
yang terjadi baik secara alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada
beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metoda potensial diri, arus telluric,
magnetotelluric, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lainlain.
Dalam praktikum kali ini, dibahas khusus metoda geolistrik tahanan jenis. Pada
metoda geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui
dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis
masing-masing lapisan dibawah titik ukur (sounding point).
1.2 Tujuan
1 Melakukan pengukuran tomografi tahanan jenis listrik terhadap sampel tanah
2

dan batuan.
Melakukan pemodelan untuk menginterpretasikan sebaran resistivitas struktur
batuan bawah permukaan secara dua dimensi.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika eksplorasi
yang cukup efektif untuk menginvestigasi keadaan struktur bawah permukaan secara
menyeluruh baik secara horizontal maupun vertical. Hal ini dapat diperoleh karena
semakin meningkatnya metode akuisisi dan metode interpretasi data. Kekurangan
dari metode geofisika adalah pengukurannya yang tidak langsung dan keterbatasan
parameter yang dapat diperoleh untuk setiap metode. Metode geolistrik selama ini
dianggap hanya potensial untuk mendeteksi karakter kelistrikan batuan beserta
kondisi internalnya. Untuk mengetahui sifat mekanik seperti kuat tegang, kuat regang
dan parameter elastis lainnya, harus menggunakan metode lain misalnya metode
seismik refraksi. Atau dengan kata lain untuk mendapatkan sebanyak mungkin
informasi yang diperlukan, umumnya dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu
metode. Menggunakan lebih dari satu metode dalam eksplorasi pada suatu objek yang
sama, tentu saja akan menyebabkan pekerjaan eksplorasi menjadi kurang efektif dan
tidak efesien dalam penggunaan 3 waktu, biaya dan peralatan( Ugwu , S. A 2010).
Dalam penelitian ini metode geolistrik yang selama ini umum digunakan untuk
menyelidiki sifat kelistrikan batuan bawah permukaan, ternyata dapat juga digunakan
untuk menentukan sifat elastis batuan. Parameter tersebut meliputi parameter Poisson
Ratio, Modulus Bulk, Modulus Young dan lain-lain. Untuk keperluan ini,
dikembangkan sebuah model transformasi matematika yang dapat menghubungkan
antara sifat listrik dan sifat mekanika batuan. Metode yang digunakan adalah suatu
model transformasi matematik yang memabangun fungsi yang hubungan antara
kecepatan propagasi gelombang dengan parameter resistivitas atau konduktivitas.
Model ini diperolah dengan mengembangkan hubungan antara kecepatan gelombang
dengan resistivitas /konduktivitas atau hubungan antara waktu propagasi persatuan
panjang dangan resistivitas maupun konduktivitas sehingga. Secara umum diperole
f(p) = g(R).
Pada metoda geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis
masing-masing lapisan dibawah titik ukur (sounding point).

Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yangsifatnya dangkal,
jarang memberikan informasi lapisan dikedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500
feet. Oleh karena itu metoda ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi
lebih banyakdigunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi
geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda potensial dan
elektroda-elektroda arus.
Dikenal pula beberapa konfigurasi pada metode tahanan jenis resistivitas antara
lain :
1.
Konfigurasi Schlumberger.
2.
Konfigurasi Wenner-wenner.
3.
Konfigurasi Wenner-Schlumberger.
4.
Konfigurasi Dipole-dipole.
5.
Konfigurasi Pole-pole.
6.
Konfigurasi Pole-dipole.
(Zakir Hossain and Alan J. Cohen 2012).
Dengan memanfaatkan nilai tahanan jenis ini maka aplikasi metoda geolistrik telah
digunakan pada berbagai bidang ilmu yaitu :
1
2

Regional Geology untuk mengetahui struktur, stratigrafi dan sedimentasi.


Hidrogeologi/Geohidrologi untuk mengetahui muka air tanah, akuifer,

stratigrafi , intrusi air laut.


Geologi Teknik untuk mengetahui struktur, startigrafi, permeabilitas dan

porositas batuan, batuan dasar ,


pondasi , kontruksi bangunan teknis.
Pertambangan untuk mengetahui endapan plaser, stratigrafi, struktur,

penyebaran endapan mineral.


Archeology untuk mengetahui dasar candi, candi terpendam, tanah galian

lama.
Panas bumi (geothermal) mengetahui kedalaman, penyebaran, low

resistivity daerah panas bumi.


Minyak untuk mengetahui struktur, minyak, air dan kontak air dan minyak
serta porositas , water content (well logging geophysic).

Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah


elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang

simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan
Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk
mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Metoda
geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metoda favorit yang banyak
digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan
biaya survei yang relatif murah.
Beberapa Konfigurasi Metode Geolistrik yang umum digunakan :

Gambar 2. 1 Jenis-jenis metode survei

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Tomografi Tahanan Jenis Listrik ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11
Mei 2016 pada pukul 08.00 10.00 WIB di area sekitar belakang kampus Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
3.2 Alat dan Bahan
Tabel 3. 1 Tabel alat dan bahan praktikum

2 buah MMD

2
3
4
5

Kebel Penghubung
Kotak kaca berukuran (1x 0.5x0.6) m
Elektroda besi 2
Elektroda tembaga 2

6
7
8
9

Power Supply
Sekop kecil dari besi
Statif kayu berskal
Perangkat Lunak RES2FDINV

3.3 Langkah Kerja


1. Menentukan panjang lintasan yang akan diukur dengan cara membentangkan
meteran sepanjang 32 meter.
2. Memasang elektroda besi dan tembaga menggunakan konfigurasi Wenner
dan menghubungkannya dengan NANIURA Model NRD 22 S seperti pada
gambar 1 dengan jarak antar elektrodanya a.
3. Menghidupkan power supply dan mengkalibrasi NANIURA supaya nilai
voltmeter menunjukkan angka 0000. Kalau belum 0000 maka

mengecek

kabel- kabel panghubung elektroda atau bisa juga dengan menancapkan


elektroda lebih dalam.
4. Mengukur dan mencatat beda potensial ( V) dan kuat arus (I).
5. Menggeser seluruh elektroda kearah kanan sebesar a, kemudian
dan mencatat kembali beda potensial (V) dan kuat arus

mengukur

(I).

6. Mengulangi langkah 5 secara berulang dengan menggeser lagi seluruh


elektroda kearah kanan sebesar a sedemikian hingga posisi elektroda
mencapai ujung lintasan bagian kanan.
7. Mengulangi langkah 3 hingga langkah 6, namun jarak antar elektrodanya
diubah menjadi 2a.
8. Mengulangi langkah 7 dengan jarak antar elektroda diubah menjadi

3a,

4a dan 5a dengan model perubahan jarak elektroda terlihat pada Gambar 3.1

Gambar 3. 1 Teknik pengukuran tomografi tahanan jenis listrik menggunakan konfigurasi


Wenner dan posisi datum point dalam citra dua dimensi (2D)

9. Menghitung nilai faktor geometri (K) dan resistivitas semu (a) berdasarkan
data beda potensial (V) dan kuat arus (I), kemudian

memasukkan

nilainya ke dalam tabel pengamatan.


10. Melakukan pemodelan struktur bawah permukaan menggunakan
lunak RES2DINV dengan input data: jarak antar elektroda,
datum point, dan nilai resistivitas semu.
11. Melakukan interpretasi terhadap model struktur bawah permukaan.
3.4 Diagram Alir

perangkat
posisi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah terdiri dari campuran partake-partikel berbentuk padat, cair ataupun gas
yang membentuk lapisan-lapisan tanah memiliki tahanan jenis yang berbeda-beda.
Perubahan tahanan jenis tanah untuk berbagai komposisi tanah tidaklah sama, karena
komposisi tanah bervariasi baik vertikal mupun horizontal sehingga pada lapisan
tanah dapat diperoleh dua atau lebih jenis tanah. Pengamatan secara langsung yang
dilakukan pada area kampus Unsoed sangat penting untuk menentukan komposisi
umum tanah dan mentukan hal-hal penting mengenai sifat homongen tanah. Biasanya
untuk memeriksa struktur tanah dilakukan penggalian pada area yang akan diamati,
dimana sistem pembumian akan ditempatkan. Percobaan dan pemeriksaan geologi
dapat memberikan informasi penting mengenai adanya bermacam-macam lapisan
tanah dan material di dalam tanah. Suatu tanah memiliki nilai tahanan jenis yang
bervariasi tergantung pada jenis tanah, kelembapan, komposisi garam-garam mineral
di dalam tanah, dan suhu. Saat sebuah elektroda dilalui oleh arus maka arus akan
menyebar ke segala arah dan dapat menghasilkan data berupa arus dan dan tegangan.
Dari dua input yang dihasilkan, dapat diketahui nilai tahanan jenis () pada daerah
yang diamati. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada lahan belakang kampus
Biologi Universitas Jenderal Soedirman, didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Hasil pengamatan pada daerah belakang kampus biologi

C1

P1

P2

C2

0
0

2
4

4
8

0
2
4

1
0
4
8

1
2
1
6
2
0
6
1
2
1

6
1
2
1
8
2
4
3
0
8
1
6
2

1
5

1.054
41.9

1.054
8.38

12.56637 13.24495
25.13274 210.6124

3
6

DEPT
H
(m)
-1.038
-2.076

0.8

0.2

37.69911 7.539822

-3.114

10

3.8

0.38

50.26548 19.10088

12

-4.152

10

3.8

0.38

62.83185 23.8761

15

-5.19

10

6.3
1

346
8.6

54.92063
8.6

12.56637 690.1531
25.13274 216.1416

5
10

-1.038
-2.076

2
4

0.8

37.69911 188.4956

15

-3.114

I
(mA)

V
(mV)

R
(Ohm)

RHO
(Ohm-m)

DP

a
(m)
2
4

8
4
8
1
2
1
6
6
1
2
8
1
6
1
0
2
0
1
2
1
4
1
6
1
8
2
0
2
2
2
4
2
6

2
1
6
6

8
2
4
8

1
2
1
8
2
4
8

1
6
2
4
3
2
1
0
2
0
1
2
2
4
1
4
2
8
1
6
1
8
2
0
2
2
2
4
2
6
2
8
3
0

1
6
1
0
2
0
1
2
2
4
1
4
1
6
1
8
2
0
2
2
2
4
2
6
2
8

4
3
2
1
0
2
0
3
0
3
8
1
2
2
4
1
4
2
8
1
6
3
2
1
8
2
0
2
2
2
4
2
6
2
8
3
0
3
2

13

0.3

0.023077

50.26548 1.159973

20

-4.152

0.557

5.385996

12.56637 67.68243

-1.038

14

76.5

5.464286

25.13274 137.3325

14

-2.076

157

15.8

0.100637

37.69911 3.793923

21

-3.114

15

5.4

0.36

50.26548 18.09557

28

-4.152

67.1

11.18333

12.56637 140.5339

-1.038

82.7

9.188889

25.13274 230.942

18

-2.076

117.5

58.75

12.56637 738.2743

11

-1.038

13

75.6

5.815385

25.13274 146.1566

22

-2.076

210.7

26.3375

12.56637 330.9668

13

-1.038

70

104.8

1.497143

25.13274 37.6273

26

-2.076

239.4

29.925

12.56637 376.0486

15

-1.038

268.5

67.125

12.56637 843.5176

17

-1.038

17

193.9

11.40588

12.56637 143.3305

19

-1.038

18

27.6

1.533333

12.56637 19.26843

21

-1.038

19

9.3

0.489474

12.56637 6.150908

23

-1.038

21

218

10.38095

12.56637 130.4509

25

-1.038

32

209.9

6.559375

12.56637 82.42754

27

-1.038

24

233.2

9.716667

12.56637 122.1032

29

-1.038

Setelah data tersebut didapatkan dan diolah dalam bentuk table, maka langkah
selanjutnya adalah mengolah data menggunakan software res2div. pengolahan ini
bertujuan untuk pendugaan lapisan-lapisan yang ada dalam daerah yang diamati. Dan
didapatkan hasil pengolahan data sebagagai berikut :

Gambar 4. 1 Hasil pengolahan data menggunakan software res2div

Resistivitas semu (apparent resisitivity) dipengaruhi oleh jenis batuan yang


berada di bawah permukaan. Apabila batuannya lebih berrongga maka nilai
resistivitasnya besar, sedangkan apabila batuan lebih kompak maka nilai
resistivitasnya akan lebih kecil. Batuan yang lebih kompak akan lebih mudah
mengalirkan arus daripada batuan berrongga, sehingga nilai resistivitas batuan
kompak akan lebih kecil. Resisitivitas terhadap kedalaman tidak dapat diperoleh
hubungan secara langsung, karena masih tergantung dari jenis batuan yang dikandung
di bawah permukaannya. Pada umumnya semakin ke dalam permukaan bumi maka
batuan akan semakin kompak. Oleh karena itu resisitivitasnya akan semakin kecil.
Berdasarkan Gambar 4.1 yang telah diperoleh menggunakan software
res2div berupa penampang resistivitas 2 dimensi (2D) yang menggambarkan struktur
bawah permukaan area yang diamati. Penampang resistivitas dari gambar di atas kita
mendapatkan berbagai nilai masing-masing nilai resistivitas dan kedalaman batuan.

Golongan warna dapat diklasifikasikan menjadi 3 warna utama, yaitu merah, hijau,
dan biru. Warna biru memiliki interval nilai resistivitas 1,61-22,6 m, warna hijau
84,6-1185 m, dan warna merah memiliki interval resistivitas 4436-16603 m. Dari
perbedaan warna tersebut dapat dikelompokkan bahwa warna merah masuk pada
kategori nilai resistivitas yang tinggi, warna hijau masuk pada nilai resistivitas yang
sedang, dan warna biru masuk pda nilai resistivitas yang rendah. Dari
pengelompokkan warna dan kategori nilai resistivitas dapat diinterpretasikan (diduga)
dengan mencocokkan nilai resistivitas daerah yang diamati dengan table resistivitas
batuan, pada resistivitas sedang, yaitu berwarna hijau dengan interval resistivitas
84,6-1185 m dengan kedalaman 0-4,8 m yaitu jenis tanah penutup sesuai dengan
tabel resistivitas batuan yang berada pada interval nilai resistivitas 250-1700 m.
Pada resistivitas rendah, yaitu berwarna biru dengan interval resistivitas 1,61-22,6
m dengan kedalaman 0-4,8 m yaitu jenis lempung (basah) sesuai dengan tabel
resistivitas batuan yang berada pada interval nilai resistivitas 1-100 m.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran tomografi tahanan jenis listrik tanah dan batuan dilakukan dengan
menggunakan metode konfigurasi Wenner, caranya dengan mengubah-ubah
jarak antar elektroda a, jika a nya semakin besar maka semakin dalam pula
resistivitas yang diukur di bawah permukaan daerah yang diamati.
2. Dari pemodelan diperoleh gambaran atau dugaan bahwa di bawah permukaan
belakang kampus fakultas biologi, terdapat 2 lapisan, yaitu lapisan lempung
dan lapisan tanah pentutup.
DAFTAR PUSTAKA

Ugwu , S. A 2010 Determination of depth to Bedrock in Afikpo Syncline of The


Benue Trough Nigeria Using Seismic refaction Methods World Journal of
Applied Science and Technology (WOJAST) vol.2 no.1 pp 19-24 (2010).
Zakir Hossain and Alan J. Cohen 2012 Relationship among porosity
,permeability,electrical and elastic properties SEG Las Vegas 2012.
LAMPIRAN

You might also like