Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai laporan hasil perawatan pasien
penyakit mulut pada Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjajaran
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2016
JUDUL
: COATED TONGUE
NAMA
NPM
: FEBRIA ANGELINA P.
: 160110110031
Menyetujui :
Dosen pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
kasus ini sebagai syarat untuk memenuhi tugas ilmu penyakit mulut di fakultas
kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung. Laporan kasus ini berisi
tentang deskripsi hasil pemeriksaan, perawatan, serta hasil perawatan yang telah
dilakukan kepada salah satu pasien yang mengalami coated tongue.
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, mulai dari pemeriksaan pasien hingga kontrol pasien. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada T.S. sebagai pasien yang
sudah bersedia untuk mengikuti instruksi yang diberikan demi kesembuhan dan
sudah meluangkan waktu untuk kontrol kembali, drg. Wahyu Hidayat Sp. PM.
Selaku dosen pembimbing dalam pengisian status, diskusi kasus, dan pembuatan
laporan penyakit mulut, serta dosen penjaga klinik saat dilakukan kontrol terhadap
pasien.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa program
profesi, mahasiswa PPDGS, dokter gigi, dokter gigi spesialis, serta pihak lain
yang memerlukan dalam memahami dan mengatasi kasus RAS.
Maret, 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.1 Status Klinik IPM.......................................................................................3
2.1.1 Biodata Pasien...................................................................................3
2.1.2 Anamnesa..........................................................................................3
2.1.3 Riwayat Penyakit Sistemik................................................................4
2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu..............................................................5
2.1.5 Kondisi Umum..................................................................................5
2.1.6 Pemeriksaan Ekstra Oral..................................................................5
2.1.7 Pemeriksaan Intra Oral.....................................................................6
2.1.8 Status Geligi.....................................................................................7
2.1.9 Status Lesi........................................................................................7
2.1.10 Pemeriksaan Penunjang...................................................................8
2.1.11 Diagnosa...........................................................................................9
2.1.12 Rencana Perawatan dan Perawatan..................................................9
2.2 Laporan Kontrol 1......................................................................................9
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
Biodata Pasien..................................................................................9
Anamnesis......................................................................................10
Pemeriksaan Ekstra Oral................................................................10
Pemeriksaan Intra Oral...................................................................11
Status Lesi......................................................................................12
Hasil Pemeriksaan Penunjang........................................................12
Diagnosis........................................................................................12
Rencana Perawatan dan Perawatan................................................13
Biodata Pasien................................................................................13
Anamnesis......................................................................................13
Pemeriksaan Ekstra Oral................................................................14
Pemeriksaan Intra Oral...................................................................15
Status Lesi......................................................................................15
Hasil Pemeriksaan Penunjang........................................................16
Diagnosis........................................................................................16
Rencana Perawatan dan Perawatan................................................16
BAB III..................................................................................................................17
3.1 Lidah.........................................................................................................17
4
BAB I
PENDAHULUAN
perawatan tambahan lain yang perlu dilakukan sendiri di rumah sebagai bagian
dari pemeliharaan rutin, membersihkan lidah. Namun, juga dapat dengan
menggunakan sikat gigi untuk menyikat lidah bagian tengah dan belakang, yang
merupakan tempat utama berkumpulnya mikroba. Umumnya, orang mengabaikan
membersihkan lidah yang sebenarnya untuk self-cleansing. Pada makalah ini akan
disampaikan sebuah laporan kasus pasien yang didiagnosa coated tongue yang
datang pada bulan juli 2012. Pada pasien ini terlihat gambaran selaput putih
kekuningan pada dorsum lidah.
BAB II
LAPORAN KASUS
: 20 januari 2016
: T.S.
: Katholik
: 8886***
: Laki-laki
: 24 tahun
: Mahasiswa
: Jl. Soma No. 33, Kiaracondong, Bandung
: Belum menikah
: 2015-09***
2.1.2 Anamnesa
Pasien laki-laki 24 tahun datang dengan keluhan terdapat selaput keputihan
pada lidah sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu, terutama pada bagian belakang
hingga tengah lidah. Selaput keputihan tersebut sering muncul jika pasien tidak
menyikat lidah dan dapat hilang setelah disikat lidahnya. Pasien sering merasa
mulut dan bibir kerig, dan pasien sering tergigit pipinya. Pasien memiliki
kebiasaan
menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi sebelum sarapan dan malam sebelum
tidur, tetapi pasien mengaku sering lupa menyikat lidahnya. Pasien memiliki
kebiasaan merokok satu bungkus perhari dan minum kopi setiap hari. Pasien
mengaku tidak memiliki kelainan sistemik. Namun, pasien mengaku bahwa
pasien sedang tidak enak badan dan mengalami demam dua hari yang lalu. Pasien
tidak sedang meminum obat-obatan tertentu. Pasien mengaku sering kurang
minum air putih, kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Pasien juga tidak dalam keadaan stress.
Pasien ingin selaput putih pada lidahnya dihilangkan.
: Disangkal
Hipertensi
: Disangkal
Diabetes Mellitus
: Disangkal
Asma/alergi
: Disangkal
Penyakit hepar
: Disangkal
Kelainan GIT
: Disangkal
Penyakit Ginjal
: Disangkal
Kelainan Darah
: Disangkal
Hamil
: Disangkal
Kontrasespsi
: Disangkal
Lain-lain
: Disangkal
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Suhu
: Afebris
Tensi
: 110/70 mmHg
Pernafasan
: 16x/menit
Nadi
: 72x/menit
2.1.6
1. Kelenjar Limfe
Submandibula : kiri
kanan
Submental
: kiri
kanan
Servikal
: kiri
kanan
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
2. Mata
Pupil
: isokhorik
Sklera
: non ikterik
Konjungtiva
: non anemis
3. TMJ
: kliking kanan
4. Bibir
5. Wajah
: Simetri/Asimetri
2.1.7
Kebersihan Mulut
: baik/sedang/buruk
Kalkulus +/-
Gingiva
Mukosa Bukal
Mukosa Labial
: Normal
Palatum Durum
Palatum Mole
Frenulum
Lidah
: Lesi plak berupa selaput keputihan pada 1/3 posterior dorsal lidah
yang dapat diangkat, tidak berdarah dan tidak sakit saat diangkat.
Dasar Mulut
2.1.8
Status Geligi
18
48
CS
CS
CS
17
47
16
46
15
45
14
44
13
43
12
42
11
41
21
31
22
32
23
33
24
34
25
35
26
36
CS
27
37
28
38
CS CS UE
CS
UE
2.1.9
Status Lesi
Jenis lesi
: plak
Warna
: putih kekuningan
Lokasi
Dapat
diangkat
Gambar 2.1 selaput keputihan (plak) pada
2/3 dorsal
lidah
Tidak berdarah dan tidak sakit saat
diangkat.
Jenis lesi
: makula
Difus, kecoklatan
Jenis lesi
: papula
Difus, kecoklatan
: tidak dilakukan
Darah
: tidak dilakukan
Patologi Anatomi
: tidak dilakukan
Mikrobiologi
: tidak dilakukan
2.1.11 Diagnosa
1. D/ coated tongue
DD/ oral candidiasis, hairy tongue
2. D/ smoker melanosis
3. D/ Cheekbiting a/r bukal sinistra dan bukal dextra
DD/ Linea alba
4. D/ Fordyce granule
2.1.12 Rencana Perawatan dan Perawatan
Non-farmakologis:
1) OHI untuk menyikat lidah menggunakan tongue scraper secara rutin 2x sehari.
2) KIE: menjelaskan diagnosis, edukasi nutrisi, minum air putih lebih dari
delapan gelas per hari, makan buah-buahan dan sayuran, kontrol 1 minggu,
mengurangi konsumsi rokok, menghindari kebiasaan menggigit pipi.
2.2 Laporan Kontrol 1
2.2.1
Biodata Pasien
Tanggal
: 27 Januari 2016
Nama
: T.S.
Agama
: Katholik
Telepon
: 8886***
: 24 tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
Status
: Belum menikah
NRM
: 2015-09***
2.2.2
Anamnesis
Pasien datang pada kunjungan kedua, yaitu satu minggu setelah kunjungan
10
2.2.3
1. Kelenjar Limfe
Submandibula :
Submental
Servikal
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
2. Bibir
3. Wajah
: Simetri/Asimetri
4. Sirkum Oral
5. Lain-lain
Kalkulus Indeks
OHI-S
16
0
11
1
26
0
16
0
11
0
26
0
Sedang
46
2
31
1
36
2
46
0
31
0
46
0
Stain (+)
Debris Indeks
= 5/6
O HI-S = DI+CI = 5/6 + 0 = 0,8334 (baik)
11
Mukosa bukal
Mukosa labial
Palatum durum
Palatum mole
Frenulum
8. Lidah
9. Dasar mulut
2.2.5 Status Lesi
Selaput
keputihan
posterior
dorsal
pada
lidah
1/3
(tidak
Diagnosis
D/ coated tongue
DD/ oral candidiasis, hairy tongue
2.
D/ smoker melanosis
3.
2.2.8
Non-farmakologis:
12
Biodata Pasien
Tanggal
: 3 Februari 2016
Nama
: T.S.
Agama
: Katholik
Telepon
: 8886***
: 24 tahun
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
Status
: Belum menikah
NRM
: 2015-09***
2.3.2
Anamnesis
Pasien datang kembali pada pertemuan ketiga, yaitu dua minggu setelah
kunjungan pertama. Pasien mengatakan selaput keputihan pada lidah pasien sudah
hilang sejak menggunakan sikat lidah secara rutin selama dua minggu ini. Pasien
mengaku sudah mematuhi instruksi yang sudah diberikan, yaitu minum air putih
13
delapan gelas perhari, makan makanan berserat dan bervitamin, serta mengurangi
konumsi rokok. Pasien merasa kondisinya sudah membaik.
2.3.3
1. Kelenjar Limfe
Submandibula :
Submental
Servikal
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
kiri
: teraba +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
lunak/kenyal/keras
sakit +/-
2. Bibir
3. Wajah
: Simetri/Asimetri
4. Sirkum Oral
5. Lain-lain
Kalkulus Indeks
OHI-S
14
16
0
11
0
26
0
16
0
11
0
26
0
baik
46
1
31
1
36
1
46
0
31
0
46
0
Stain (+)
Debris Indeks
= 3/6
Gingiva
Mukosa bukal
Mukosa labial
Palatum durum
Palatum mole
Frenulum
8. Lidah
9. Dasar mulut
2.3.5
Status Lesi
15
Diagnosis
D/ smoker melanosis
2.3.1
Non-farmakologis:
OHI untuk melanjutkan menyikat lidah menggunakan tongue scraper secara rutin
2x sehari.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lidah
Lidah adalah organ muscular yang berada pada dasar mulut dan terlibat
dalam proses mastikasi, perasa, menelan, dan artikulasi. Warna lidah yang sehat
adalah merah muda dengan permukaan yang tidak rata karena adanya papilla. Ada
empat jenis papilla pada dorsum lidah yaitu (Nirwanda, 2010):
1. Papilla Filiform adalah papilla terkecil dan mempunyai jumlah banyak pada
permukaan dorsal lidah antero posterior. Bentuk papilla panjang dan runcing
seperti konus, tampak seperti rambut dan diliputi oleh lapisan keratin,
panjangnya kurang lebih 2-3 mm, tidak mengandung papilla pengecap, epitel
keratin yang melapisi permukaanya memberikan warna abu-abu pada lidah
dan berfungsi untuk menjilat lalu mendorong makanan ke distal.
2. Papilla Fungiformis adalah papilla yang terletak pada dua pertiga anterior
lidah dengan jumlah lebih sedikit daripada papilla filiformis. Papilla ini
mempunyai kapiler darah yang banyak sehingga papilla ini terlihat seperti
bintik-bintik merah pada hamparan papilla filliformis. Bentuknya bulat atau
seperti jamur, tidak bertanduk, dan sedikit menonjol. Papilla ini berisi kuncupkuncup pengecap, kadang papilla fungiformis mengandung pigmen coklat,
terutama melanoderm.
16
17
3. Papilla sirkumvalata adalah papilla yang terletak pada pertemuan dua pertiga
anterior dan sepertiga posterior lidah. Papila tersebut berisi kuncup-kuncup
pengecap dan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi posterior
lidah dorsum lidah.
4. Papilla foliata terletak pada tepi lateral lidah posterior. Papilla tersebut berupa
tiga perempat lipatan vertikal pendek. Papila sirkumvalata dan papila foliata
dikelilingi oleh parit.
5.
6.
9.
18
(Danser et al., 2003). Pasien yang lebih tua memiliki prevalensi yang lebih sering
untuk Coated tongue dari pada pasien yang lebih muda. Perubahan pola diet,
ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene dengan baik, dan penurunan
jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari debris oral. Selain itu
dikatakan pula bahwa ketebalan Coated tongue akan semakin bertambah pada
pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit meningkat pada saliva pasien
dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi pada permukaan lidah
(Danser et al, 2003).
12.
3.2.2 Etiologi
13.
Secara
mikroskopis
pembentukan
Coated
tongue
19
23.
juga tidak
menimbulkan keluhan yang serius dari pasien. (Field and Longman, 2003).
20
27.
Gambar 3.2 Pewarnaan lidah ((1) merah muda, (2)
28.
30.
lidah (tongue coating) menurut beberapa sumber, yaitu (Sterer and Rosernberg,
2011).
31.
1. Miyazaki et al (1995) :
32. skor 0 : Tidak terlihat
33. skor 1 : <1/3 dorsum lidah tertutup permukaan
34. skor 2 : <2/3 dorsum lidah tertutup permukaan
35. skor 3 : >2/3 dorsum lidah tertutup permukaan
36.
2. Mantila Gomez (2001)
:
37.
Diskolorisasi : Skor 0 : Pink
38.
Skor 1 : Putih
39.
Skor 2 : Kuning/cokelat muda
40.
Skor 3 : Cokelat
41.
Skor 4 : Hitam
42.
Ketebalan : Skor 0 : Tidak ada selaput
43.
Skor 1 : Selaput Tipis Sedikit
44.
Skor 2 : Selaput Tebal Banyak
45.
3. Oho et al (2001) :
46.
Skor area X skor ketebalan = tongue coating (0-6)
47.
Area :
Skor 0 : Tidak terlihat
48. Skor 1 : <1/3 dorsum lidah tertutup permukaan
49. Skor 2 : <2/3 dorsum lidah tertutup permukaan
50. Skor 3 : >2/3 dorsum lidah tertutup permukaan
51.
Ketebalan
:
Skor 0 : Tidak ada selaput pada lidah
52.
Skor 1 : Selaput lidah tipis (papilla terlihat)
53.
Skor 2 : Selaput lidah tebal (papilla tidak terlihat)
54.
21
3.2.6
Diagnosis Banding
55.
1. Candidiasis Oral
56.
Candidiasis merupakan infeksi jamur yang paling biasa terjadi.
Candidiasis disebabkan oleh jamur Candida Albicans dan frekuensi kecil lainnya
disebabkan oleh jamur C. Glabrata, C. Krusei, C. Tropicalis, C. Parasibsis. Faktor
predisposisi terjadinya Candidiasis adalah dari faktor lokal berupa OH buruk,
xerostomia, pemakaian gigi tiruan, dan pemakaian obat kumur antibiotik dan
faktor sistemiknya berupa pemakaian antibiotik spektrum luas, steroid, radiasi,
HIV, dan penyakit endokrin. Infeksi jamur Lesi akibat candida sering ditemui
pada lidah, mukosa pipi dan palatum. Penyakit pada mukosa mulut yang
diakibatkan oleh jamur berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh. Pada
host immunocompromised, keberadaan jamur meningkat dengan cepat.
57.
Candida albicans terjadi pada lapisan terluar epithelium yang
memberikan gambaran plak berwarna putih, difus, bergumpal-gumpal. Plak ini
dapat dikerok dan meninggalkan permukaan merah, kasar, dan terkadang
berdarah. (Laskaris, 2006).
58.
Coated tongue tidak menimbulkan keluhan bagi penderitanya,
tetapi bila sudah terinvasi Candida sp. dapat menimbulkan beberapa gejala klinis
seperti rasa kecap terganggu, rasa pedih, rasa sakit, dan rasa seperti terbakar pada
lidah yang dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi dan penyembuhan yang
lambat.
22
59.
Gambar 3.3 Nodular Candidiasis (Laskaris, 2006)
61.
2. Oral Hairy Leukoplakia
60.
62.
biasanya terjadi pada permukaan lateral atau ventral lidah pada pasien
dengan imonodefiensi berat. Penyakit ini seringkali dihubungka degan
infeksi HIV. Epstein-Bar virus (EBV) merupakan agen kausatif pada Oral
Hairy Leukoplakia. Penyakit ini juga sering ditemui pada pasien
imunosupresif, seperti pasien transplantasi organ dan pasien dengan terapi
steroid berkepanjangan (Greenberg dan Glick, 2008)..
63.
Gambaran klinisnya biasanya terhadi pada tepi lateral lidah,
tetapi dapat meluas ke permukaan ventral atau dorsal liah. Lesinya
berombak dan mungkin dapat terlihat berambut atau tercabik, seperti
karena tongue chewing (Greenberg dan Glick, 2008). Oral Hairy
Leukoplakia kemungkinan dapat menimbulkan plak berkerut tebal dan
luas berwarna putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak hilang
bila dikerok (Langlais dan Miller, 1994)
64.
23
tanda dari adanya akumulasi keratin pada papilla filiformis dari lidah yang
menghasilkan gambaran seperti pola yang mirip rambut.Terdapat
pemanjangan dari papilla filiformis dan warnanya dapat keputihan atau
agak coklat dan hitam. Penyebabnya belum diketahui, faktor predisposisi
terjadinya Hairy Tongue adalah oral hygiene yang buruk, pemakaian obat
kumur, antibiotik, merokok berlebih, terapi radiasi, stress, infeksi spesies
bakteri dan Candida lainnya (Laskaris, 2006).
69.
68.
Gambar 3.5 Hairy tongue (Laskaris, 2006).
70.
24
dihilangkan. Minum banyak air putih, makan buah-buahan, dan sayuran dapat
membantu melepaskan debris putih dari lidah.
2. Meningkatkan oral hygiene
3. Membersihkan lidah
74. Metode membersihkan lidah dapat dilakukan dengan menggunakan alat
tongue scraping yang terbuat dari bahan plastik atau sebagai alternatif dapat
digunakan bagian cekung dari sendok. Selain itu, membersihkan lidah dengan
sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat
mengurangi rasa mual saat membersihkan lidah. Berikut ini adalah tahaptahap membersihkan lidah dengan tongue scraper (Danser et al, 2003):
1. Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya
2. Perhatikan daerah dengan akumulasi debris pada lidah, debris biasanya
terletak pada daerah paling posterior pada dorsum lidah
3. Letakkan tongue scraper seposterior mungkin pada dorsum lidah
4. Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah
5. Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan
6.
7.
8.
9.
perlahan-lahan
Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir
Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi
Bersihkan dan keringkan tongue scraper
Gunakan peroxide atau asam ascorbic sebagai obat kumur
75.
76.
77.
78. BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kunjungan pertama, pasien datang dengan keluhan terdapat selaput
keputihan pada lidah sejak kurang lebih tiga tahun yang lalu, terutama pada
bagian belakang hingga tengah lidah. Selaput keputihan tersebut sering muncul
jika pasien tidak menyikat lidah dan dapat hilang setelah disikat lidahnya. Pasien
sering merasa mulut dan bibir kering, dan pasien sering tergigit pipinya. Pasien
memiliki kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi sebelum sarapan dan
malam sebelum tidur, tetapi pasien mengaku sering lupa menyikat lidahnya.
Pasien memiliki kebiasaan merokok satu bungkus perhari dan minum kopi setiap
hari. Pasien mengaku tidak memiliki kelainan sistemik. Namun, pasien mengaku
bahwa pasien sedang tidak enak badan dan mengalami demam dua hari yang lalu.
Pasien tidak sedang meminum obat-obatan tertentu. Pasien mengaku sering
kurang minum air putih, kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Pasien juga tidak dalam keadaan
stress. Pasien ingin selaput putih pada lidahnya dihilangkan.
Hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien menunjukkan bahwa pasien
mengalami coated tongue. Hal ini dapat dilihat dari selaput keputihan berupa esi
plak yang terdapat pada lidah pasien dapat diangkat. Saat diangkat, lesi tersebut
tidak menimbulkan eritem dan tidak berdarah. Hal ini yang membedakan dengan
kandidiasis oral. Kondisi pasien juga tidak menunjukkan anda klinis hairy tongue
25
26
27
28
berserat, serta asupan cairan yang cukup, yaitu air putih delapan gelas perhari.
Pasien juga diminta untuk mengurangi konsumsi rokok dan kopi, serta anjuran
untuk kontrol kembali satu minggu setelah kunjungan pertama. Tujuan dari terapi
ini adalah untuk meningkatkan kebersihan mulut pasien dan menghilangkan factor
predisposisi pasien, seperti kebiasaan minum kopi dan rokok.
Pasien datang hari ke-8 untuk kontrol pertama. Kondisi lidah pasien sudah
lebih membaik dibandingkan saat kunjungan pertama. Namun, masih terdapat
selaput putih tipis pada 1/3 posterior dorsal lidah. Hal ini dikarenakan pasien
merasa agak kesulitan untuk membersihkan lidah bagian belakang dan seringkali
merasa mual saat tongue scraper menyentuh lidah bagian paling belakang.
Penyebabnya diduga karena pemilihan tongue scraper pasien kurang tepat, yaitu
terlalu besar. Karena kondisi lidah pasien yang belum sembuh, pasien dianjurkan
untuk melakukan kontrol kedua. Pasien diinstruksikan untuk mengunakan tongue
scraper yang lebih kecil dan melanjutkan penggunaan tongue scraper secara
teratur, mengurangi konsumsi rokok dan kopi, makan makanan berserat, dan
minum air putih delapan gelas perhari.
Pasien datang kembali 15 hari setelah kunjungan pertama untuk
melakukan kontrol kedua. Pasien merasa kondisi lidahnya sudah membaik dan
tidak ada selaput keputihan lagi. Pasien mengatakan sudah menggunakan sikat
lidah secara rutin selama dua minggu ini. Pasien mengaku sudah mematuhi
instruksi yang sudah diberikan, yaitu minum air putih delapan gelas perhari,
makan makanan berserat dan bervitamin, serta mengurangi konumsi rokok. Pasien
29
disarankan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya dan menyikat lidah secara
teratur.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, pasien didiagnosis
menderita Coated tongue. Coated tongue adalah lapisan berwarna putih, kuning,
atau kecoklatan di atas permukaan lidah, yang disebabkan oleh adanya akumulasi
dari bakteri, debris makanan, leukosit dari poket periodontal, dan deskuamasi sel
epitel. Coated tongue yang dialami pasien berasal dari kurangnya kebersihan
mulut pasien. Pasien seringkali lupa unuk menyikat lidahnya dan kesulitan untuk
menyikat lidah karena refleks muntah pasien yang cukup besar. Selain itu, hal ini
didukung dari kondisi pasien yang sedang demam dan kurangnya konsumsi air
putih, sayuran, kebiasaan meminum minuman yang panas, yaitu kopi dan
mengkonsumsi rokok setiap harinya.
Terapi yang diberikan berupa oral hygiene instructions, instruksi
pemakaian tongue scrapper 2x sehari setelah menyikat gigi, instruksi konsumsi
sayuran dan air putih yang cukup, dan mengurangi kebiasaan mengkonsumsi kopi
dan rokok.
30
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Oral and Maxillofacial Pathology. 2005. Hairy/Coated tongue: patient
information.
Danser, M.M., Gomez, S.M., Weijden, G.A. 2003. Tongue coating and tongue
brushing:
a literature review. Int J Dent Hygiene 1: 151-158. [pdf].
Tersedai online di:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1034/j.1601- 5037.2003.00034.x/full (diakses
10 Maret 2016)
Field, A. and Longman, L. 2003. Tyldesleys Oral Medicine. 5th ed. Inggris: Oxford
University Press.
Greenberg, M.S. and M, Glick. 2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 10th
ed. United States: BC Decker Inc.
Langlais, Robert P. dan Miller, Craig S. 2000 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Jakarta: Hipokrates.
Laskaris, George. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease 2nd Ed. New York : Thieme.
Lynch, Malcom A., et al. Terj: Kurniawan, Sianita. 1994. Ilmu Penyakit Mulut: Diagnosis
dan Terapi, Edisi ke-delapanJilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Moore, K. L.; A. F. Dalley; and A. M. R. Agur. 2010. Clinically Oriented Anatomy.
International Edition. Sixth Edition. Philadelpia: Lippincott William and Wilkin, a
Wolters Kluwer Business.
Netter, Frank H. 2006. Atlas of Human Anatomy. Fourth Edition. Philadelpia:
Elsevier
Nirwanda, D. 2010. Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara
(Februari Maret 2010). Skripsi. Medan: USU
Sterer, N. and Rosenberg, M. 2011. Breath Odors of Oral Origin. Available
online at http://www.spiringer.com/978-3-642-19311-8 (diakses 28
November
2015Scully, Crispian. 2001. Handbook of Oral Diseases Diagnosis and Management.
New York :Thieme
Sunil, Anuradha, dkk. 2013. Common superficial tongue lesions. Indian Journal of
Clinical
Practice
23:9.
[pdf].
Tersedia
online
di:
http://medind.nic.in/iaa/t13/i2/iaat13i2p534.pdf (diakses 28 November
2015)
Wangko, Sunny. 2013. Papilla lidah dan kuncup kecap. Jurnal Biomedik (JBM) 5:3[pdf].
Tersedia online di:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4349/3878
(diakses 28 November 2015)
31