You are on page 1of 4

BAB I

1. Faktor Kimia
a. Bahan-bahan kimia:
Fibrotik (Silika) :
Bahan kimia jika masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan

terbentuknya jaringan fibrotik.


Kabut (Kabut dalam penyemprotan cat) :
Sebaran partikel-partikel cair di udara, sebagai hasil proses
kondensasi/pengembunan dari bentuk uap atau gas, melalui proses
elektroplating, penyemprotan, dimana cairan akan tersebar, terpercik

atau menjadi partikel buih yang sangat kecil.


Debu ;
Debu merupakan suspensi partikel benda padat di udara. Debu dapat
timbul karena proses pekerjaan mekanisasi. Ukuran debu sangat
bervariasi mulai dari yang dapat dilihat dengan kasat mata sampai
dengan tidak yang tidak terlihat.

b. Efek-efek bahan kimia


Iritasi
Reaksi alergi
Asfiksia
Cancer
Efek sistemik: otak, peripheral nervous system, pembentukan sel darah,

ginjal, paru
Selain pengaruhnya terhadap kesehatan, juga dapat menyebabkan
resiko keselamatan kerja berupa kebakaran dan peledakan, akibat dari
bahan kimia yang mudah tebakar dan meledak seperti pelaruh organik
atau gas-gas yang kontak dengan sumber api.

c.

Pengukuran.
Pengukuran faktor kimia di udara mengunakan media, yaitu: gas
detektor yang prinsip kerjanya adalah detektor tersebut akan menghisap
bahan-bahan kimia di udara dan kemudian bereraksi dengan reagen
yang sudah tesedia di dalam tabung detektor sehingga dapat diketahui
nilai kualitas dan kuantitas.

Pengambilan sampel debu dilakukan secara impingmen, yaitu: filtrasi,


presipitasi, sedimentasi dan segala kombinasinya, alatnya disebut
imprengen, prinsip kerjanya adalah debu dihisap dan mengalami
imprengemen dan sejumlah debu dihitung di bawah mikroskop.

d.

Nilai ambang batas.


NAB faktor kimia diatur berdasarkan surat edaran No.SE 01/MEN/1997

tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja.


Kategori nilai ambang batas:
1. NAB rata-rata selama jam kerja.
2. NAB pemaparan singkat.
3. NAB tertinggi.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Faktor Bahaya Kimia
Secara umum dari hasil pengamatan :
a. Bahan kimia sebagai bahan dari proses pembersihan kapal dengan
menggunakan metode sandblasting, yaitu suatu proses untuk membersihkan
permukaan metal dimana menembakkan serbuk pasir (silica sand) tegak lurus
ke permukaan logam dengan tekanan tinggi sehingga membentuk permukaan
besi yang kasar dan rata.
b. Bahan kimia berupa kabut akibat dari pengecatan kapal dikhawatirkan terhirup
apabila tenaga kerja tidak memakai alat pelindung diri berupa masker dengan
benar.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

N
o

Unit Kerja

Permasalahan

Faktor Kimia
(metode
sandblastin
g)

Bahan kimia sebagai


bahan dari proses
pembersihan kapal
dengan
menggunakan
metode
sandblasting
dengan
menembakkan
serbuk pasir (silica
sand).

Tenaga kerja dalam


proses pengecatan
kapal dikhawatirkan
belum menggunakan
alat pelindug diri
dengan baik dan

Seharusnya
Mengganti
bahan untuk
metode
sandblasting
dengan
menggunakan
pasir
selain
silika seperti
steel grit.

Menyosialisasi
kan
dan
mengawasi
para
tenaga
kerja
agar
menggunakan
APD.

Saran
Penggantian
bahan
kimia
untuk
proses
pembersihan
besi
kapal
sebelum
dilakukan
pengecatan
dengan bahan
selain silika.

Memperhatikan
keselamatan
kerja
dengan
lebih baik lagi
agar
produktifitas
tetap terjaga.

dikhawatirkan akan
berefek dalam jangka
panjang kepada para
tenaga kerja.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

c. Faktor Kimia
Secara umum dari hasil pengamatan :
1. Bahan kimia sebagai bahan dari proses pembersihan kapal dengan menggunakan
metode sandblasting, yaitu suatu proses untuk membersihkan permukaan metal
dimana menembakkan serbuk pasir (silica sand) tegak lurus ke permukaan logam
dengan tekanan tinggi sehingga membentuk permukaan besi yang kasar dan rata.
2. Bahan kimia berupa kabut akibat dari pengecatan kapal dikhawatirkan terhirup
apabila tenaga kerja tidak memakai alat pelindung diri berupa masker dengan
benar.

You might also like